GEJALA :GEJALA Takikardia Mengingat letargi dan rasa lesu bagi sebagian besar wanita
hamil dianggap biasa maka gejala yang terkait dengan anemia dalam kehamilan jarang
muncul Vasodilatasi perifer selama kehamilan menyebabkan wanita hamil yang menderita
anemia tidak nampak pucat Pemeriksaan kadar hemoglobin secara teratur pada wanita hamil
menurunkan angka kejadian wanita hamil inpartu yang mengalami anemia.
Slide 11:Kehamilan adalah situasi dimana kebutuhan zat besi meningkat dan diperkirakan
selama 40 minggu kehamilan kebutuhan zat besi wanita hamil adalah 750 mg yang terdiri
dari : 425 mg untuk ibu 300 mg untuk janin 25 mg untuk plasenta Sepanjang masa
kehamilan, kebutuhan zat besi tidak selalu sama dan hal itu mempengaruhi derajat absorbsi
zat besi oleh tubuh wanita hamil. Pada minggu ke 30, absorbsi sekitar 30% asupan zat besi
yang ada ; pada minggu ke 36 , absorbsi sekitar 66% asupan zat besi yang ada ( 9 kali lipat
aborbsi pada minggu ke 16 )
Kebutuhan Zat Besi selama Kehamilan :Kebutuhan Zat Besi selama Kehamilan
Slide 13:Catatan Kebutuhan maternal total dihitung dari: Kehilangan zat besi dari epitel yang
mati 1 mg/hari Kenaikan masa eritrosit dan perkembangan otot 1.6 mg/hari Simpanan akibat
amenorea 0.6 mg/hari Kebutuhan harian 2.0 mg / hari Anggapan penggunaan harian adalah
20 – 25% dari asupan zat besi dasar
DIAGNOSIS :DIAGNOSIS Bila Hb < 11 g/dL atau hematorit < 33% , harus dilakukan
investigasi yang baik untuk menghindari tranfusi darah kelak. Sebagian besar AG adalah
akibat defisiensi zat besi, tetapi di belahan dunia lain dapat pula disebabkan oleh thalassemia
atau “sickle cell†anaemia Pada anemia yang berat ( kurang dari 65 g/L ) hal ini
mungkin disebabkan oleh anemia megaloblastik. Pemeriksaan hemoglobin dilakukan pada
kunjungan ANC pertama, minggu ke 30 dan minggu ke 36 . Jenis tes bervariasi tergantung
pada kondisi lokal. Bila anemia terdeteksi secara klinis ( Hb < 10 g/L) maka MCV dan serum
ferritin harus diperiksa.
DEFISIENSI ZAT BESI :DEFISIENSI ZAT BESI Perubahan adaptatif selama kehamilan :
hemodilusi menyebabkan penurunan kadar hemoglobin. Kadar Hb normal selama kehamilan
> 110 g/L Anemia hipokromik mikrositer Terapi : Pencegahan : 100 mg Zat Besi dan Asam
Folat 400 mcg/hari Bila asupan per oral dalam dosis besar tidak dapat dilaksanakan –
alternatif pemberian zat besi parenteral
TEMUAN KLINIK DEFISIENSI ASAM FOLAT :Tergantung pada derajat defisiensi yang
terjadi Dapat tanpa gejala atau kadar Hb yang agak rendah Defisiensi asam folat dan zat besi
sering terdapat bersamaan Terapi anemia dengan zat besi saja seringkali hanya meningkatkan
sedikit kadar hemoglobin TEMUAN KLINIK DEFISIENSI ASAM FOLAT
ANEMIA APLASTIK :Kegagalan sumsung tulang yang menyebabkan anemia jarang terjadi
selama kehamilan. Kejadian ini dapat berlangsung secara sekunder akibat bahan-bahan :
kloramfenikol, fenilbutazone, mepheyntoin , kemoterapeutika atau insektisida. Pada
kehamilan biasanya sembuh spontan dan diperkirakan merupakan reaksi imunologis yang
terjadi selama kehamilan. ANEMIA APLASTIK
ANEMIA APLASTIK :ANEMIA APLASTIK Terapi : Hindari faktor – faktor penyebab
Prednisolone 10 – 20 mg qid Tranfusi PRC-packed red cell dan trombosit (terminasi
kehamilan) Transplantasi sumsum tulang
Gambaran Klinik :Gambaran Klinik Terjadi penurunan aktivitas G6PD pada 1/3 pasien
kehamilan trimester III sehingga mengalami episode hemolisis. 2/3 pasien memilki
hematokrit < 30% Sering terjadi komplikasi UTI – urinary tract infection Pemakaian
sulfonamide sering merupakan pencetus hemolisis Janin yang mengalami defisiensi G6PD
bila terpapar dengan ibu yang menggunakan sulfonamide dapat mengalami hemolisis, hidrop
fetalis dan IUFD.
“ SICKLE CELL†ANEMIA :Kelainan genetik yang hampir selalu terjadi pada pasien
kulit hitam. Ditandai dengan adanya kelainan molekul hemoglobin yang disebut hemoglobin
S sehingga bentuk eritrosit seperti bulan sabit. “ SICKLE CELL†ANEMIA
Gambaran Klinik : :Gambaran Klinik : Ditandai dengan anemia hemolitik kronis dengan
krisis berulang Sering menderita UTI – urinary tract infection Sel eritrosit cenderung
berubah bentuk saat terjadi hipoksia
Gejala dan Tanda :Gejala dan Tanda Anemia kronis Eritrosit berubah bentuk seperti bulan
sabit Krisis perdarahan Manisfestasi lain : Kepekaan terhadap infeksi bakteri meningkat
Pneumonia Bronchopneumonia Infark paru Kerusakan ginjal Gangguan SSP Gangguan Mata
HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN_2006
HIPERTENSI dalam KEHAMILAN :HIPERTENSI dalam KEHAMILAN Bambang
Widjanarko Bagian Obstetri Ginekologi Fak. Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta
Slide 2:HDK penyebab kematian utama ibu hamil setelah perdarahan dan infeksi.
Kehamilan dapat menginduksi atau memperberat hipertensi MENGAPA ? Angka kejadian
kira-kira 3.7 % seluruh kehamilan.
DIAGNOSIS :Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah istirahat ≥ 140/90
mmHg. Menentukan tekanan diastolik adalah dengan korotkoff phase V. Kriteria edema pada
PE sudah tidak digunakan lagi oleh karena selain bersifat subjektif dan juga tidak
mempengaruhi “out-come” perinatal. DIAGNOSIS
Derajat pre-eklampsia :Pemisahan PE ringan dan PE Berat secara tegas dapat menimbulkan
kesulitan oleh karena penyakit ringan dapat dengan cepat berubah menjadi penyakit yang
berat. Perlu diperhatikan bahwa tingginya tekanan darah bukan merupakan penentu utama
klasifikasi berat atau ringannya pre-eklampsia. Derajat pre-eklampsia
EKLAMPSIA :Kejang yang terjadi pada penderita pre-eklampsia dan tidak disebabkan oleh
faktor-faktor lain disebut sebagai EKLAMPSIA. Kejang bersifat GENERALISATA dan dapat
terjadi sebelum, selama atau sesudah persalinan. Pada nulipara, kejang kadang-kadang dapat
terjadi sampai 48 jam Pasca Persalinan. Chames dkk (2002) : dengan memperbaiki kualitas
perawatan prenatal, sejumlah kasus eklampsia intrapartum atau antepartum dapat dicegah.
EKLAMPSIA
ANGKA KEJADIAN dan FAKTOR RESIKO :Angka kejadian HDK pada umumnya
sekitar 5% dari seluruh kehamilan. Faktor resiko : Usia HG sering terjadi pada pasien
nullipara dan usia “tua” (> 35 tahun) Kehamilan kembar Paritas Ras : sering terjadi pada
afro-america Predisposisi genetik Faktor lingkungan : kebiasaan hidup ANGKA KEJADIAN
dan FAKTOR RESIKO
ETIOLOGI :Teori yang dianggap dapat menjelaskan etiologi dan patofisiologi pre-
eklampsia harus melibatkan kenyataan bahwa HDK seringkali terjadi pada : Mereka yang
terpapar pada villi chorialis untuk pertama kalinya (pada nulipara) Mereka yang terpapar
dengan villi chorialis yang berlimpah (pada kehamilan kembar atau mola ) Mereka yang
sudah menderita penyakit vaskular sebelum kehamilan. Penderita dengan predisposisi genetik
HDK. ETIOLOGI
Etiologi ? :Invasi trofoblastik abnormal kedalam vasa uterina. Intoleransi imonologi antara
maternal dengan jaringan feto-maternal . Mal-adaptasi maternal terhadap perubahan kardio-
vaskular atau inflamasi selama kehamilan. Defisiensi bahan makanan tertentu ( nutrisi).
Pengaruh genetik Etiologi ?
Slide 17:Terlihat proliferasi trofoblas ekstravillous membentuk kolom sel didekat “anchoring
villous” Trofoblas ekstravilous melakukan invasi desidua dan kearah bawah kedalam arteri
spiralis. Akibatnya, terjadi penggantian endotel dan dinding otot dari pembuluh darah serta
pembesaran dari pembuluh darah Implantasi plasenta yang normal
PATOGENESIS :Perubahan utama yang terjadi pada HDK adalah : VASOSPASME dan
AKTIVASI SEL ENDOTHELIUM PATOGENESIS
GINJAL :Selama kehamilan normal, terjadi peningkatan GFR dan RBF. Pada PE terjadi
perubahan anatomi dan patofisiologi, sehingga perfusi renal dan filtrasi glomerulos menurun.
PE berkaitan dengan penurunan produksi urine dan eksresi kalsium akibat peningkatan
resorbsi tubuler. Pemberian Dopamine i.v pada penderita PE dapat meningkatkan produksi
urine. Pemberian cairan i.v pada penderita PE dengan oliguria tidak perlu dikerjakan.
GINJAL
GINJAL :Perubahan anatomi pada ginjal Ukuran glomerulos membesar 20%. Terjadi
glomerular capillary endotheliosis. Gagal ginjal akibat nekrosis tubuler akut sering terjadi
dengan gejala oliguria sampai anuria ( peningkatan kadar serum creatinine 1 mg/dL ).
Haddad dkk (2000) melaporkan bahwa 5% dari 183 penderita sindroma HELLP mengalami
ARF dan setengah diantaranya adalah penderita solusio plasenta dan perdarahan pasca
persalinan. Meskipun jarang, dapat terjadi nekrosis cortex ginjal yang ireversibel. GINJAL
HEPAR :Perdarahan periportal pada tepi hepar Ruptura hepar Perdarahan subkapsular
HEPAR
OTAK :Nyeri kepala dan Gangguan visus Sering terjadi pada PE dan eklampsia. Terdapat
dua perubahan PA pada cerebri: Perdarahan akibat pecahnya pembuluh arteri karena HT
Edema, hiperemia , iskemia, trombosis dan hemoragia yang kecil dan kadang-kadang
meliputi daerah yang luas OTAK
PREDIKSI dan PENCEGAHAN :PREDIKSI Sampai saat ini tidak ada tes skrining yang
realistis, valid dan ekonomis untuk meramalkan kejadian PE. Salah satu tujuan dari jaringan
Unit Feto-Maternal Medis adalah melakukan identifikasi faktor-faktor prediktor berikut ini :
PREDIKSI dan PENCEGAHAN
Slide 36:Roll over test Asam urat Fibronektin Aktivasi koagulasi Uterine artery Doppler
Velosimetri
PENATALAKSANAAN :Deteksi Prenatal Dini : Pada trimester IIII pasien dengan HT harus
diperiksa setiap 2 – 3 hari. Penderita dengan penyakit yang berat dan persisten harus dirawat
di RS dan bila perlu dilakukan terminasi kehamilan. Pasien dengan TD diastolik 81 – 89
mmHg dan disertai dengan kenaikan BB secara mendadak perlu diperiksa ulang 3 hari
kemudian, dan bila keadaan masih menetap maka harus dirawat di RS untuk pengamatan
selanjutnya. PENATALAKSANAAN
Indikasi terminasi kehamilan pada penderita Preklampsia :TD Diastolik > 110mmHg
Serum kreatinine meningkat Nyeri kepala hebat persisten Nyeri epigastrium LFT abnormal
Trombositopenia HELLP syndrome Eklampsia Edema paru Hasil pemantauan janin yang
abnormal SGA fetus dengan IUGR pada serial USG Indikasi terminasi kehamilan pada
penderita Preklampsia
PREEKLAMPSIA BERAT :Tujuan terapi pada PE: Mencegah kejang dan mencegah
perdarahan intrakranial Mengendalikan tekanan darah Mencegah kerusakan berat pada organ
vital Melahirkan janin yang sehat Terminasi kehamilan adalah terapi defintif pada kehamilan
> 36 minggu atau bila terbukti sudah adanya maturasi paru atau terdapat gawat janin.
Penatalaksanaan kasus PEB pada kehamilan preterm merupakan bahan kontroversi.
PREEKLAMPSIA BERAT
EKLAMPSIA :Eklampsia terjadi pada 0.2 – 0.5% persalinan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian sama dengan yang ada pada PE. Kadang-kadang E terjadi pada
kehamilan < 20 minggu. 75% kejang terjadi sebelum persalinan. 50% dari eklampsia pasca
persalinan terjadi dalam waktu 48 jam pasca persalinan. EKLAMPSIA
Temuan Klinik :Biasanya tak didahului dengan aura ; serangan kejang antara 2 – 4 kali
Terjadi hiperventilasi setelah serangan kejang tonik-klonik untuk kompensasi adanya asidosis
(lactic acid) respiratorik akibat fase apnea. Demam jarang terjadi, tetapi ini pertanda prognosa
yang buruk Komplikasi kejang : gigitan lidah, fraktura, trauma kapitis , aspirasi Edema paru
dan abruptio retina dapat terjadi pasca kejang Temuan Klinik
TERAPI :Terapi PRENATAL Pengendalian Kejang MgSO4 i.v dilanjutkan dengan Mg SO4
infuse atau i.m (sebagai “loading dose” ) dan diteruskan dengan pemberian berkala secara i.m
Pemberian antihipertensi secara berkala i.v atau per-oral bila TD diastolik > 110 mmHg
Hindari pemberian diuretik dan batasi pemberian cairan intravena kecuali bila perdarahan
hebat. Jangan berikan cairan hiperosmotik Akhiri kehamilan atau persalinan. TERAPI
TERAPI :Pengendalian Hipertensi Hidralazine Pemberian hidralazine i.v bila TD Diastolik >
100 mmHg atau TD Sistolik > 160 mmHg. Dosis: 5 mg i.v selang 20 menit sampai TD
Diastolik 90 – 100 mmHg Efek puncak 30 – 60 menit Duration of action 4 – 6 jam Efek
samping : nyeri kepala, pusing, palpitasi, angina. TERAPI
Terapi PASCA PERSALINAN :Setelah persalinan, pemilihan jenis obat anti HT menjadi
lebih bebas. Pemberian diuretik tidak lagi merupakan kontraindikasi. MgSO4 diberikan
sampai 24 jam pasca persalinan. Phenobarbital 120 mg/hari dapat diberikan pada pasien
dengan HT persisten dimana diuresis masih belum terjadi. Bila 24 jam pasca persalinan TD
Diastolik masih diatas 110 mmHg dapat diberikan obat anti HT lainnya a.l diuretik, calcium
channel blocker, ACE inhibitor , betta blocker dsbnya. Pemeriksaan TD dilakukan dalam
posisi berdiri untuk menghindari kesalahan pemeriksaan. Terapi PASCA PERSALINAN
HIPERTENSI KRONIS :Gejala dan Tanda Usia umumnya > 30 tahun. Obese. Multipara.
Umumnya disertai masalah medis lain : DM atau penyakit ginjal. Berhubungan dengan ras
dan bersifat familial. Tidak disertai dengan proteinuria. Diagnosa ditegakkan dengan adanya
riwayat HT sebelum kehamilan atau sebelum kehamilan < 20 minggu. Dan menetap sampai 6
minggu pasca persalinan. HIPERTENSI KRONIS