Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Hari/tanggal : Rabu, 11 Juli 2018

Pokok Bahasan : Peran serta keluarga pada klien dengan harga diri rendah

Pukul : 09.00-10.00 WIB

Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien di Ruang Kenari RS Jiwa Menur Surabaya.

Alokasi Waktu : 60 menit

Tempat : POLI Jiwa RS Jiwa Menur Surabaya.

1. Latar Belakang
Di dalam hidup di masyarakat manusia harus dapat mengembangkan dan
melaksanakan hubungan yang harmonis baik dengan individu lain maupun lingkungan
sosialnya. Tapi dalam kenyataannya individu sering mengalami hambatan bahkan
kegagalan yang menyebabkan individu tersebut sulit mempertahankan kestabilan dan
identitas diri, sehingga konsep diri menjadi negatif. Jika individu sering mengalami
kegagalan maka gangguan jiwa yang sering muncul adalah gangguan konsep diri misal
harga diri rendah.

2. Tujuan Umum
Pada akhir proses penyuluhan, peserta penyuluhan dapat mengetahui tentang peran
serta keluarga pada klien dengan harga diri rendah.

3. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan pengunjung di Ruang Poli Jiwa RSJ Menur
Surabaya dapat :
1) Menjelaskan tentang pengertian harga diri rendah.
2) Menjelaskan tentang tanda dan gejala harga diri rendah.
3) Menjelaskan tentang penyebab harga diri rendah.
4) Menjelaskan tentang cara meningkatkan harga diri.
5) Menjelaskan dampak tentang harga diri rendah
6) Menjelaskan tentang peran keluarga dalam meningkatkan harga diri.
7) Menjelaskan penatalaksanaan tentang harga diri rendah.

4. Materi
1) Pengertian harga diri rendah.
2) Tanda dan gejala harga diri rendah.
3) Penyebab harga diri rendah.
4) Cara meningkatkan harga diri.
5) Peran keluarga dalam meningkatkan harga diri.

6) Metode
1) Ceramah
2) Diskusi / tanya jawab

7) Media
1) Leaflet
2) Clip chart

8) Jadwal Pelaksanaan
KEGIATAN KEGIATAN
NO TAHAP WAKTU
PENYULUHAN PESERTA
1 Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam  Menjawab salam dan
 Memperkenalkan diri mendengarkan
 Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
 Melakukan kontrak
waktu
 Menyebutkan materi
penyuluhan yang akan
diberikan
2 Pelaksanaan 15 menit  Menjelaskan tentang  Mendengarkan dan
pengertian harga diri memperhatikan
rendah.  Bertanya tentang
 Menjelaskan tentang materi yang kurang
tanda dan gejala harga jelas
diri rendah.
 Menjelaskan tentang
penyebab harga diri
rendah.
 Menjelaskan tentang
cara meningkatkan
harga diri.
 Menjelaskan tentang
peran keluarga dalam
meningkatkan harga
diri.
3 Evaluasi 5 menit  Menanyakan pada  Menjawab dan
keluarga pasien tentang menjelaskan
materi yang diberikan pertanyaan
dan reinforcement
kepada keluarga pasien
bila dapat menjawab
dan menjelaskan
kembali pertanyaan /
materi.
4 Penutup 5 menit  Mengucapkan terima  Menjawab salam
kasih
 Mengucapkan salam
9) Pengorganisasian.
Pembimbing :
Fasilitator : Reynelda Melvry Dayan
Siska Fatima
Dhora Linggar A
Moderator : Kinanthi Ratri Arimambi
Penyaji : Emilia Sabu Kelen
Observer : Muhamad Wahyu Mahardika
Musni Manafe
Aulia Damas Triwidia.

`````` Keterangan :

: Penyaji

: Audien
10) Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Kenari RS Jiwa Menur
Suraba
b. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2) Evaluasi Proses
a. Keluarga memperhatikan terhadap materi penyuluhan.
b. Keluarga bertanya tentang materi penyuluhan.
c. Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3) Evaluasi Hasil
a. Keluarga dapat menjawab pertanyaan yang diajukan tentang harga diri rendah.
MATERI PENYULUHAN

HARGA DIRI RANDAH

1. Pengertian
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara kronik, yaitu perasaan
negatif terhadap diri telah berlangsung lama. Gangguan harga diri rendah merupakan
masalah bagi banyak orang dan diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang
sampai berat. Umumnya disertai oleh evaluasi diri yang negatif, membenci diri sendiri dan
menolak diri sendiri (Keliat, 1998).

2. Tanda dan Gejala


a. Perasaan malu pada diri sendiri
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri misalnya menyalahkan dan mengejek diri sendiri.
c. Merendahkan martabat misalnya, saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya memang
bodoh dan tidak tahu apa – apa.
d. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tak mau bertemu orang lain, lebih
suka menyendiri.
e. Percaya diri kurang, klien sukar mengambil keputusan yang suram mungkin memilih
alternatif tindakan.
f. Mencederai diri dan akibat HDR disertai dengan harapan yang suram mungin klien
ingin mengakhiri kehidupan.
g. Produktivitas menurun.
h. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.
i. Pandangan hidup yang pesimis.
j. Penyalahgunaan obat.
k. Depersonalisasi adalah perasaan tidak realita dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan, serta tidak dapat meredakan dirinya
dengan orang lain.
3. Penyebab
a. Penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis.
b. Dikucilkan dari teman/ masyarakat.
c. Harapan atau cita-cita yang tidak realistis tidak sesuai dengan kemampuan diri.
d. Trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah,
putus hubugan kerja,sering mengalami kegagalan dalam usaha dll.

4. Cara Meningkatkan Harga Diri


a. Ungkapkan pikiran dan perasaan kepada orang lain seperti keluarga, teman untuk
membantu mengatasinya
b. Menggali potensi diri yang dapat dikembangkan untuk mencapai kesuksesan
c. Buat rencana kegiatan yang realistis untuk mencegah resiko kegagalan
d. Yakinkan diri bahwa kegagalan yang pernah dialami adalah kesuksesan yang tertunda
e. Lakukan kegiatan yang telah direncanakan dengan tekun
f. Jika mengalami masalah selama melakukan kembali kegiatan, mintalah bantuan orang
lain khususnya keluarga

5. Dampak dari harga diri rendah


Harga diri rendah dapat diakibatkan oleh rendahnya cita-cita seseorang. Hal ini
mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan yang rendah
menyebabkan upaya yang rendah. Selajutnya hal ini menyebutkan penampilan seseorang
yang tidak optimal. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan
menuntut lebih dari kemampuanya. Ketika seseorang mengalami harga diri rendah,maka
akan berdampak pada orang tersebut mengisolasi diri dari kelompoknya. Dia akan cenderung
menyendiri dan menarik diri.( Eko P,2014).
Harga diri rendah dapat berisiko terjadi isolasi sosial yaitu menarik diri. Isolasi sosial
menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku yang
maladaptive, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial.( DEPKES,2003)
6. Peran keluarga dalam meningkatkan harga diri
a. Tingkatkan kesadaran diri pasien dengan menjalalin hubungan yang baik, memberikan
dan membimbing melakukan peker-jaan yang sesuai dengan kemampuan pasien.
b. Menggali kelebihan pasien dengan mendorong pasien mengungkapkan pikiran dan
perasaannnya, mengidentifikasi kemampuan positif yang dimiliki pasien.
c. Mengevaluasi diri pasien dengan memotivasi pasien menungkapkan upaya yang biasa
dilakukan bila menghadapi masalah, dengarkan setiap keluhan pasien dan bantu memcari
alternative pemecahan yang lebih baik.
d. Bantu pasien menetapkan tujuan yang realistis dengan berdiskusi dengan pasien tentang
berbagai rencana kegiatan yang akan dilakukan, utamakan pekerjaan yang sesuai dan
mampu diselesaikan dengan baik.
e. Buatkan jadual kegiatan harian pasien dan berikan pujian jika dapat melakukan dengan
baik.
f. Bila pasien mengalami kegagalan selama melakukan berbagai pekerjaan jangan
menyalahkan tetapi bimbing untuk melaku-kannya dengan baik.
g. Secara bertahap bantu pasien melakukan kegiatan bersama orang lain/masyarakat.
h. Fasilitasi dan pantau penggunaan obat.

7. Penatalaksanaan dari harga diri rendah


1. Penatalaksanaan Keperawatan
Keliat ( 2005 ) menguraikan empat cara untuk meningkatkan harga diri yaitu :
 Memberi kesempatan untuk berhasil
 Menanamkan gagaasan
 Mendorong aspirasi
 Membantu membentuk koping
2. Penatalaksanaan Medis
1) Chlorpromazine ( CPZ ) : 3 x100 mg
 Indikasi
Untuk sindrom psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai realitas,
kesadaran diri terganggu, daya nilai norma sosial dan tilik diri terganggu, berdaya
berat dalam fungsi-fungsi mental : waham, halusinasi, gangguan perasaan dan
perilaku yang aneh atau tidak terkendali, berdaya berat dalam fungsi kehidupan
sehari-hari, tidak mampu bekerja, hubungan sosial dam melakukan kegiatan rutin.
 Cara kerja
Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinap di otak khususnya sistem ekstra
piramidal.
 Kontra indikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris, ketergantungan
obat, penyakit SSP, gangguan kesadaran yang disebabkan CNS Depresi.
 Efek samping
 Sedasi
Gangguan otonomik (hypotensi, antikolinergik / parasimpatik, mulut kering,
kesulitan dalam miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan
intra okuler meninggi, gangguan irama jantung).
 Gangguan ekstra piramidal ( distonia akut, akatshia, sindrom
parkinsontremor, bradikinesia rigiditas ).
 Gangguan endokrin ( amenorhoe, ginekomasti ).
 Metabolik ( Jaundice )
 Hematologik, agranulosis, biasanya untuk pemakaian jangka panjang
2) Halloperidol ( HP ) : 3 x 5 mg
 Indikasi
Penatalasanaan psikosis kronik dan akut, gejala demensia pada lansia,
pengendalian hiperaktivitas dan masalah perilaku berat pada anak-anak.
 Cara kerja
Halloperidol merupakan derifat butirofenon yang bekerja sebagai antipsikosis
kuat dan efektif untuk fase mania, penyebab maniak depresif, skizofrenia dan
sindrom paranoid. Di samping itu halloperidol juga mempunyai daya anti emetik
yaitu dengan menghambat sistem dopamine dan hipotalamus. Pada pemberian
oral halloperidol diserap kurang lebih 60–70%, kadar puncak dalam plasma
dicapai dalam waktu 2-6 jam dan menetap 2-4 jam. Halloperidol ditimbun dalam
hati dan ekskresi berlangsung lambat, sebagian besar diekskresikan bersama urine
dan sebagian kecil melalui empedu.
 Kontra indikasi
Parkinsonisme, depresi endogen tanpa agitasi, penderita yang hipersensitif
terhadap halloperidol, dan keadaan koma.
 Efek samping
Pemberian dosis tinggi terutama pada usia muda dapat terjadi reaksi
ekstapiramidal seperti hipertonia otot atau gemetar. Kadang-kadang terjadi
gangguan percernaan dan perubahan hematologik ringan, akatsia, dystosia,
takikardi, hipertensi, EKG berubah, hipotensi ortostatik, gangguan fungsi hati,
reaksi alergi, pusing, mengantuk, depresi, oedem, retensio urine, hiperpireksia,
gangguan akomodasi.
3) Trihexypenidil ( THP ) : 3 x 2 mg
 Indikasi
Semua bentuk parkinson (terapi penunjang), gejala ekstra piramidal berkaitan
dengan obat-obatan antipsikotik.
 Cara kerja
Kerja obat-obat ini ditujukan untuk pemulihan keseimbangan kedua
neurotransmiter mayor secara alamiah yang terdapat di susunan saraf pusat
asetilkolin dan dopamin, ketidakseimbangan defisiensi dopamin dan kelebihan
asetilkolamin dalam korpus striatum. Reseptor asetilkolin disekat pada sinaps
untuk mengurangi efek kolinergik berlebih.
 Kontra indikasi
Hipersensitivitas terhadap obat ini atau antikolonergik lain, glaukoma, ulkus
peptik stenosis, hipertrofi prostat atau obstruksi leher kandung kemih, anak di
bawah 3 tahun, kolitis ulseratif.
 Efek samping
Pada susunan saraf pusat seperti mengantuk, pusing, penglihatan kabur,
disorientasi, konfusi, hilang memori, kegugupan, delirium, kelemahan, amnesia,
sakit kepala. Pada kardiovaskuler seperti hipotensi ortostatik, hipertensi, takikardi,
palpitasi. Pada kulit seperti ruam kulit, urtikaria, dermatitis lain. Pada
gastrointestinal seperti mulut kering, mual, muntah, distres epigastrik, konstipasi,
dilatasi kolon, ileus paralitik, parotitis supuratif. Pada perkemihan seperti retensi
urine, hestitansi urine, disuria, kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi.
Pada psikologis seperti depresi, delusu, halusinasi, dan paranoid.
3. Terapi okupasi / rehabilitasi
Terapi yang terarah bagi pasien, fisik maupun mental dengan menggunakan aktivitas
terpilih sebagai media. Aktivitas tersebut berupa kegiatan yang direncanakan sesuai
tujuan ( Seraquel, 2004 )
4. Psikoterapi
Psikoterapi yang dapat membantu penderita adalah psikoterapi suportif dan individual
atau kelompok serta bimbingan yang praktis dengan maksud untuk mengembalikan
penderita ke masyarakat ( Seraquel, 2004 )
5. Terapi psikososial
Kaplan and Sadock ( 1997 ), rewncana pengobatan untuk skizofrenia harus ditujukan
padaa kemampuan daan kekurangan pasien. Selain itu juga perlu dikembangkan terapi
berorientasi keluarga, yang diarahkan untuk strategi penurunan stress dan mengatasi
masalah dan perlibatan kembali pasien kedalam aktivitas.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A. 1998. Peran Serta Keluarga dalam Perawatan Klien dengan Gangguan Jiwa.
Jakarta: EGC.

Danz, 2012. SAP Harga Diri Rendah. http://danz1309.blogspot.com/p/askep-jiwa-hdr.html


diunduh tanggal 20 November 2013 jam 08.30.

Herman, 2013. Laporan Pendahuluan Harga Diri Rendah.


http://hermankampus.blogspot.com/2013/04/laporan-pendahuluan-harga-diri-rendah.html.
diunduh tanggal 20 November 2013 jam 08.30.

Anda mungkin juga menyukai