PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan masalah
1) Bagaimana osmoregulasi hewan akuatik dan masalah keseimbangan garam dan air
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui osmoregulasi hewan akuatik dan masalah keseimbangan garam
dan air
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
yang pernah terdapat di dalam sel.cairan jaringan,atau darah hewan,sedangkan eliminasi
ialah pelepasab sisa-sisa yang tidak diabsorpsi dari saluran pencernaan.
Berdasarkan kemapuannya menjaga tekanan osmotik tubuh, dikenal adanya hewan
osmoregulator dan osmokonformer.
1. Osmokonformer
2. Osmoregulator
4
INVERTEBRATA MARINE
Kebanyakan invertebrata marine ada dalam keseimbangan osmotik (isosmotik) dengan
air laut lingkunganya,dan kebanyakan sel pada hewan multiseluler juga isosmotik terhadap
cairan ekstraselulernya.invertebrata marine itu mempunyai permukaan tubuh yang permeabel
terhadap garam-garam dan air sehingga konsentrasi cairan tubuhnya naik atau turun dalam
konformitas dengan perubahan konsentrasi air laut,karena tidak mampu mengatur tekanan
osmotik cairan tubuhnya,hewan-hewan itu di sebut konformer osmotik atau osmokonformer.
Invertebrata yang hidup di laut terbuka jarang mengalami flektuasi osmotik
lingkungan,karena laut merupakan lingkungan yang sangat stabil.hewan-hewan itu mempunyai
kemampuan amat terbatas untuk bertahan terhadap kemampuan osmotik lingkunganya.apabila di
masukan ke dalam air laut yang di encerkan,hewan-hewan tersebut akan cepat mati,karena sel sel
tubuhnya tidak dapat toleran dengan pengenceran dan tidak dapat berdaya mencegahnya.hewan-
hewan tersebut dapat hidup terbatas pada rentangan salinitas yang sempit dan di sebut
stenohalin.mollusca marine merupakan osmokonformer dengan berbagai tingkatan
stenohalinitas.
Beberapa hewan marine dapat beradaptasi dan mampu hidup wajar dalam lingkungan
yang hipotonik.adaptasi itu dapat bersifat mengelak,seperti kerang yang hanya menutup
cangkangnya sehingga air laut yang encer tidak dapat masuk.hewan-hewan yang dapat
mengatur(meregulasi) konsentrasi osmotik dalam cairan tubuhnya dan menjaga agar konsentrasi
itu konstan.walaupun medium di luarnya mengalami flektuasi.hwan-hewan seperti itudi sebut
sebagai memiliki kemampuan osmoregulasi.
Sejenis kepiting (carcinus)merupakan contoh invertebrata marine yang menunujukan
suatu tingkatan osmoregulasi yang memungkinkan untuk hidup maupun di air laut maupun air
payau.di dalam air laut cairan tubuh kepiting itu dalam keseimbangan osmotik,tetapi dalam air
payau bersifat hipertonik terhadap medium sekitarnya.
5
1) HEWAN AIR TAWAR
Hewan air tawar harus menjaga agar konsentrasi garam dalam cairan tubuhnya selalu
lebih tinggi dari pada air.air masuk ke dalam tubuh hewan secara osmotik,dan garam keluar dari
tubuh dengan difusi.
Hewan air tawar seperti udang,larva serangga akuatik,dan yang lain juga merupakan
regulator hiperosmotik dan menghadapi resiko yang sama dengan ikan air tawar: hewan-hewan
itu cenderung untuk menerima terlalu banyak air dan mengeluarkan terlalu banyak garam.
6
2) IKAN MARINE
Ikan marine akan mempertahankan konsentrasi garam dalam cairan tubuhnya sekitar
sepertiga dari yang terdapat dalam air laut.jadi ikan marine adalah osmoregulator ialah regulator
hipoosmotik.
ikan bertulang keras yang hidup di laut sekarang adalah keturunan ikan bertulang keras
air tawar yang kembali ke laut sekitar 200 juta tahun yang silam.mungkin,karena keadaan iklim
daratan tidak menguntungkan dan habitat air tawar rusak.
7
asam urat,ialah senyawa tak beracun dan hampir tidak larut,ini memungkinkan hewan-hewan
tersebut mengekskresikan urine setengah padat sehingga mengulangi kehilangan air.
8
A. Sistem Ekskresi Invertebrata
9
c). Annelida – Cacing Tanah
Sistem ekskresi cacing tanah : metanefridium. Setiap segmen tubuh cacing tanah mengandung
sepasang nefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan satu segmen terakhir. Setiap
nefridium terdiri atas 3 bagian :
1. Nefrostoma : corong bersilia yang terdapat pada rongga tubuh semua (pseudoselom)
2. Saluran atau pipa halus yg berliku, disebut duktus ekskretorius. Bagian akhir dari saluran
ini membesar dan ujung akhir saluran ini berakhir pada nefridiopor (lubang nefridia)
3. Nefridiopor : lubang tempat muara sisa metabolisme, terletak pada permukaan ventral
tubuh cacing. Jumlahnya tiap segmen sepasang
Alat ekskresi belalang : pembuluh malpighi. Pembuluh malphigi berupa kumpulan benang
halus berwarna putih kekuningan dengan jumlah banyak dan pengkalnya melekat pada
pangkal dinding susu. Pembuluh ini melekat pada satu tau kedua ujung usus menuju rongga
tubuh ke segala arah. Saat cairan bergerak lewat bagian proksimal pembuluh Malpighi, bahan
yg mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat, sedangkan air & gram diserap
kembali secara osmosis & transpor aktif. Asam urat & sisa air masuk ke usus halus, & sisa
air diserap lagi, sehingga kotoran serangga berupa butiran-butiran padat mengandung kristal
asam urat. Disamping pembuluh malphigi, serangga juga memiliki sistem trakea untuk
mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi berupa CO2.
10
B. Sistem Ekskresi Vertebrata
a. Pisces – Ikan
b. Amfibi – Katak
Alat ekskresi katak : sepasang ginjal (opistonefros). Zat sisa ayng diambil oleh ginjal
akan disalurkan melalui ureter menuju ke kantong kemih yang merupakan kantong
berdinding tipis yang terbentuk dari tonjolan dinding kloaka. Fungsinya : untuk
menyimpan urin sementara
11
c. Reptil – Kadal
Sistem ekskresi reptil : ginjal, paru-paru, kulit, & kloaka. Kloaka merupakan satu-
satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme. Reptil yg hidup di
darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk
bahan setengah padat berwarna putih
d. Aves – Burung
Alat ekskresi burung : ginjal (metanefros), hati, paru-paru, dan kulit. Saluran ginjal,
saluran kelamin, & saluran pencernaan bermuara pada sebuah lubang yg disebut
kloaka. Saluran ekskresi terdiri dari sepasang ginjal berwarna coklat yang menyatu
dengan saluran kelamin pada bagian akhir usus (kloaka). Burung mengekskresikan
zat berupa asam urat & garam. Kelebihan kelarutan garam akan mengalir ke rongga
hidung dan keluar melalui nares
12
e. Mamalia – Manusia
Alat ekresi pada manusia, yaitu ginjal (ren), hati (hepar), paru-paru (pulmo), dan
kulit. Ginjal menyaring darah menghasilkan urin melalui proses filtrasi, reabsorbsi,
dan augmentasi
13
besar yang keluara dari tiap ginjal dan menuju ke posterior.pada beberapa golongan
hewan (katak,burung dsb) saluran ini bermuara di kloaka yang merupakan ruangan
bersama yang dilalui zat-zat yang berasal dari sistem pencernaan,ekskresi dan
reproduksi.Pada mamalia (yang tidak mempunyai kloaka) saluran terebut yang di sebut
ureter bermuara ke dlam kantung cacing.
Kapiler darah,kapsul,dan pipa nefrik pada nefron erat berhubungan satu sama lain
didalam ginjal vertebrata.zat-zat tidak lagi di ambili dari cairan tubuh pertukaran zat-zat
hampir seluruhnya berlangsung antara kapiler darah dengan nefron.
Darah sampai ginjal lewat arteria renalis ,ialah pembuluh darah pendek yang
menghubungkan aorta langsung dengan ginjal.arteria renalis masuk ke dalam ginjal pada
bagian lekukan tengah,kemudian bercabang cabang menjadi banyak cabang kecil-kecil
yang menjukur melewati bagian dalam ginjal (medula) menuju ke lapisan luar ginjal
(korteks).di korteks ini cabang-cabang lembut arteriola menembus masuk ke dalam
lekukan seperti mangkuk pada dinding kapsul bowman.didalam setiap kapsul,arteriola
bercabang cabang seberkas kapiler yang di sebut glomerulus.
2.5.1 Ultrafiltrasi
Pembentukan urine diawali dengan proses yang berlangsung di dalam
glomelurus.glomelurus bertindak sebagai filter mekanik khusus disana filtrat bebas protein yang
mirip plasma di dorog oleh tekanan darah bergerak melintasi dinding kapiler masuk ke alam
ruang kapsul bowman yang penuh cairan.
Tekanan darah dalam kapiler glomerular di perkirakan sebesar 45 mm hg.ini akan di
hambat oleh tekanan osmotik koloid(tang di sebabkan oleh protein plasma).sebesar -25 mm hg.
Pipa nefrik terdiri atas beberapa segmen.segmen pertama,pipa terkelinting
proksimal(proximal convoluted tubule) berjalan berkelok-kelok menuju segmen kedua yang
terbentuk seperti penjepit rambut yang panjang,berdinding tipis,di sebut sosok henle(loop on
henle).sosok ini menjorok masuk ke dalam medula ginjal,kemudian kembali ke korteks dan
bertemu dengan segmen ke tiga,ialah pipa terkelinting distal(distal convoluted tubule). Pipa
terkelinting distal ini di hubungkan oleh suatu pipa penghubung(connecting tubule) yang pendek
14
dengan pipa pengumpul(collecting tubule).pipa pengumpul akan bermuara ke dalam pelvis
ginjal,ialah suatu ruangan yang mengumpulkan urine sebelum di salurkan lewat ureter menuju
kantung kencing.(gmbr 8.10)
15
Pada ginjal ikan bertulang keras,reptil dan burung,sekresi tubular merupakan proses yang
lebih berkembang di bandingkan dengan pada ginjal mamalia.ika bertulang keras marine
mensekresikan secara aktif magnesium dan sulfat dalam jumlah besar,yang merupakan hasil
sampingan dari cara hewan itu melakukan osmoregulasi.
C. EKSKRESI AIR
Tekanan osmotik darah di regulasi oleh ginjal.jika pemsukan cairan banyak,ginjal akan
mengekskresikan urine yang encer menahan garam-garam dan mengekskresikan air.kalau
pemasukan caira sedikit,ginjal akan menahan air dengan cara membentuk urine yang
pekat.dalam keadaan sangat kehausan,manusia dapat memperpekat urinenya sampai kira-kira
empat kali konsentrasi osmotik darah.
Penyesuaian akhir konsentrasi urine tidak berlangsung di dalam sosok henle,melainkan di
dalam pipa pegumpul yang berjalan sejajar dengan sosok henle,melainkan di dalam pipa
pengumpul yang berjalan sejajar dengan pipa henle.jika urine bergerak ke bawah di dalam pipa
pengumpul ke daerah yang konsentrasi osmotiknya naik.secara osmotik air akan di tarik dari
urine.jumlah air yang tinggal dan konsentrasi akhir urine tergantung dari permeabilitas dinding
pipa pengumpul.ini di kendalikan hormon yang di kenal sebagai antidiuretic hormone yang di
lepaskan oleh neurohipofisis .lepasnya hormon itu selanjutnya di tentukan oleh reseptor khusus
di dalam otak yang secara terus menerus mengindera tekanan osmotik darah.
Jika tekanan osmotik darah naik,misalnya dalam keadaan kehausan,sekresi ADH
meningkat permeabilitas pipa pengumpul,mungkin dengan memperbesar ukuran pori pada
membran pipa pengumpul itu.hasilnya ialah bahwa air berdifusi keluar dari pipa pengumpul
masuk ke dalam cairan interstisial di sekitarnya ketika air di dalam pipa pengumpul itu melalui
daerah yang hiperosmotik.urine kehilangan air sehingga menjadi lebih pekat.
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem ekresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak
digunakan lagi oleh tubuh. seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Zat hasil
metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alat ekskresi. Alat
ekskresi yang dimiliki oleh makhluk hidup berbeda-beda. Semakin tinggi tingkatan mahluk
hidup, semakin kompleks alat ekskresinya. Secara umum proses osmoregulasi adalah upaya atau
kemampuan hewan air untuk mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam tubuh dan
lingkungannya melalui mekanisme pengaturan tekanan osmose. Proses osmoregulasi diperlukan
karena adanya perbedaan konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan disekitarnya. Jika sebuah
sel menerima terlalu banyak air maka ia akan meletus, begitu pula sebaliknya, jika terlalu sedikit
air, maka sel akan mengerut dan mati. Osmoregulasi juga berfungsi ganda sebagai sarana untuk
membuang zat-zat yang tidak diperlukan oleh sel atau organisme hidup.
17
DAFTAR PUSTAKA
18