Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN MATERNITAS

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN IBU POST PARTUM

Disusun oleh: Kelompok 5

1. Septia Dwy Cahyantin 14.401.17.077


2. Shifwatul Jayyidah Luthfi 14.401.17.078
3. Siti Sofia 14.401.17.080
4. Sri Kanti 14.401.17.081
5. Taufiqur Rahman 14.401.17.082
6. Tia Dwi Anggraini 14.401.17.083
7. Prisil 14.401.17.084

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PRODI D III KEPERAWATAN
KRIKILAN – GLENMORE - BANYUWANGI
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Konsep Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum”

Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian
kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan dari berbagai
sumber yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan bak dan oleh karena itu
dengan rendah hati kami berharap pada pembaca untuk memberikan masukan,
saran dan kritik yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.

Krikilan, 04 September 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................3
1.3 Tujuan............................................................................................................3
1.4 Manfaat.........................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep post partum.......................................................................................5
2.2 Konsep adaptasi fisiologis dan psikologis post partum................................5
2.3 Membuat asuhan keperawatan pada ibu post partum...................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................20
3.2 Saran..............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Post partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik
fisik maupun psikososial terhadap proses melahirkan. Dimulai segera setelah
bersalin sampai tubuh menyesuaikan secara sempurna dan kembali mendekati
keadaan sebelum hamil ( 6 minggu ). Masa post partum dibagi dalam tiga tahap :
Immediate post partum dalam 24 jam pertama, Early post partum period (minggu
pertama) dan Late post partum period ( minggu kedua sampai minggu ke
enam)..Potensial bahaya yang sering terjadi adalah pada immediate dan early
post partum period sedangkan perubahan secara bertahap kebanyakan terjadi
pada late post partum period. Bahaya yang paling sering terjadi itu adalah
perdarahan paska persalinan atau HPP (Haemorrhage Post Partum).[ CITATION
Ser09 \l 1057 ]
Partus di anggap spontan atau normal jika wanita berada dalam masa
aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat satu janin presentasi puncak kepala dan
persalinana selesai dalam 24 jam. Partus spontan adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan dengan ketentuan ibu atau tanpa
anjuran atau obat-obatan[ CITATION Mit09 \l 1057 ]
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep post partum ?
2. Bagaimana konsep adaptasi fisiologis dan psikologis post partum ?
3. Bagaiaman asuhan keperawatan pada ibu post partum ?
1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa mengerti dan mengetahui konsep post partum
2. Agar mahasiswa mengerti dan mengetahui konsep adaptasi fisiologis dan
psikologis post partum
3. Agar mahasiswa mengerti dan mengetahui asuhan keperawatan pada ibu
post partum

4
1.4 Manfaat
1. Untuk Mahasiswa
Agar mahasiswa mengetahui konsep ibu post partum
2. Untuk Pembaca
Agar menambah wawasan tentang konsep ibu post partum
3. Untuk Institusi
Untuk menambah referensi dan wawasan untuk diaplikasikan kepada
mahasiswa khususnya Akademi Kesehatan Rustida.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep post partum


Post partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik
fisik maupun psikososial terhadap proses melahirkan. Dimulai segera setelah
bersalin sampai tubuh menyesuaikan secara sempurna dan kembali mendekati
keadaan sebelum hamil ( 6 minggu ). Masa post partum dibagi dalam tiga tahap :
Immediate post partum dalam 24 jam pertama, Early post partum period (minggu
pertama) dan Late post partum period ( minggu kedua sampai minggu ke enam).[
CITATION Ser09 \l 1057 ]
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6
minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke
keadaan normal sebelum hamil. Partus di anggap spontan atau normal jika wanita
berada dalam masa aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat satu janin presentasi
puncak kepala dan persalinana selesai dalam 24 jam. Partus spontan adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan dengan
ketentuan ibu atau tanpa anjuran atau obat-obatan [ CITATION Mit09 \l 1057 ]

2.2 Konsep adaptasi fisiologis dan psikologis post partum


1. Adaptasi fisiologis
a) Proses involusi
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah
melahirkan disebut involusi. Proses dimulai setelah plasenta keluar
akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir persalinan tahap III,
uterus berada digaris tengah kira-kira 2 cm dibawah umbilikus dengan
fundus bersandar pada promontorium sakralis. Ukuran uterus saat
kehamilan 6 minggu beratnya 1000 gram. Dalam waktu 12 jam tinggi

6
fundus kurang lebih 1 cm diatas umbilikus. Fundus turun kira-kira 1-2
cm setiap 24 jam. Pada hari ke enam fundus normal berada
dipertengahan antara umbilikus dan simfisis pubis. Seminggu setelah
melahirkan uterus berada didalam panggul sejati lagi, beratnya kira-kira
500 gram, 2 minggu beratnya 350 gram, 6 minggu berikutnya mencapai
60 gram.
b) Kontraksi uterus
Intensitas kontraksi uterus meningkat segera setelah bayi lahir, diduga
adanya penurunan volume intrauterin yang sangat besar. Hemostatis
pasca partum dicapai akibat kompresi pembuluh darah intramiomitreum,
bukan oleh agregasi trombosit dan pembentukan pembekuan. Hormon
desigen dilepas dari kelenjar hipofisis untuk memperkuat dan mengatur
kontraksi. Selama 1-2 jam, 1 pascapartumintensitas kontraksi uterus bisa
berkurang dan menjadi tidak teratur, karena untuk mempertahankan
kontraksi uterus biasanya disuntikkan oksitosan secara iv/im diberikan
setelah plasenta lahir
c) Tempat plasenta
Setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, kontraksi vaskuler dan
trombosit menurunkan tempat plasenta ke suatu area yang meninggi dan
ber modul, tidak teratur. Pertumbuhan endometrium menyebabkan
pelepasan jaringan nekrotik dan mencegah pembentukan jaringan parut
yang menjadi karakteristik peneyembuhan luka. Proses penyembuhan
memampukan endometrium menjalankan siklusnya seperti biasa dan
meungkinkan implantasi untuk kehamilan dimasa yang akan datang.
Regenerasi endometrium selesai pada akhir minggu ketiga pascapartum,
kecuali bekas tempat plasenta (Bobak,2004:493)
d) Lochea
Adalah rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir, mula-mula
berwarna merah menjadi merah tua atau merah coklat, rabas
mengandung bekuan darah kecil. Selama dua jam pertama setelah lahir,

7
jumlah cairan yang keluar dari uterus tidak boleh lebih dari jumlah
maksimal yang keluar selama menstruasi.
Klasifikasi lokhea
1. Lochea rubra mengandung darah dan debris desi 2 dan debris
trofoblastik aliran menyembur menjadi merah muda dan coklat
setelah 3-4 hari (lochea serosa).
2. Lochea serosa terdiri dari darah lama (oldblood), serum, leukosit dan
debris jaringan. Sekitar 10 hari setelah bayi lahir, warna cairan ini
menjadi kuning-putih (lochea alba).
3. Lochea alba mengandung leukosit, desi 2, sel epitel, mukus, serum,
dan bakteri. Lochea alba bertahan selama 2-6 minggu setelah bayi
lahir.
4. Lochea sanguinolenta : warnanya merah kuning berisi darah dan
lender. Ini terjadi pada hari ke – 3 – 7 pasca persalinan.
5. Lochea parulenta : ini karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti
nanah berbau busuk.
6. Lochiotosis : lochea tidak lancar keluarnya.

[ CITATION Ser09 \l 1057 ]


2. Adaptasi psikologis pada post partum
adaptasi psikologis ibu post partum dibagi menjadi 3 fase yaitu :
a) Fase taking in/ ketergantungan
Fase ini dimuai hari pertama dan hari kedua setelah melahirkan dimana
ibu membutuhkan perlindungan dan pelayanan.
b) Fase letting go / saling ketergantungan
Dimulai sekitar minggu kelima sampai keenam setelah kelahiran. Sistem
keluarga telah menyesuaiakan diri dengan anggotanya yang baru. Tubuh
pasian telah sembuh, perasan rutinnya telah kembali dan kegiatan
hubungan seksualnya telah dilakukan kembali [ CITATION Sar09 \l
1057 ].

8
Pathway
Post partum normal

Luka Episiotomi perubahan Fisiologi Perubahan Psikologi

Proses involusi vagina dan perineum Taking In Latting Go


Peningkatan kadar Ruptur Jaringan (Ketergantungan) (Kemandirian)
Ocytosin Personal Hygiene Butuh perlindungan perubahan menjadi
Peningkatan kontraksi kurang baik dan pelayanan orang tua
uterus perdarahan Berfokus pd diri
sendiri dan lemas Ketidak efektifan
Nyei akut Resiko kekurangan menyusui
caiaran
G3 pola
tidur

Genetalia kotor

Resiko

Takut akan lepas jahitan Tertahan urine

Kantong urine penuh

G3 Eliminasi urine

9
2.3 Asuhan keperawatan pada ibu post partum
1. Pengkajian
1) Identitas
Meliputi identitas klien, yang terdiri dari nama, umur, alamat, status
perkawinan, terdapat juga identitas penanggung jawab, misalnya
suami.
2) Status kesehatan saat ini
Meliputi keluhan saat MRS dan keluhan utama saat ini
3) Riwayat obstetric
Meliputi riwayat menstruasi, riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang
lalu
4) Riwayat persalinan dan kelahiran saat ini meliputi :
1) Tipe persalinan
2) Lama persalinan (kala I, kala II, kala III, kala IV)
3) Penggunaan analgesik anastesi
4) Apakah terdapat masalah dalam persalinan
5) Kesanggupan dan pengetahuan dalam perawatan bayi, seperti
breast care, parineal care, nutrisi, senam nifas, KB, menyusui
5) Keadaan bayi
Meliputi BB, PB,apakah ada kelainan atau tidak
6) Riwayat keluarga berencana
Apakah klien melaksanakan KB
1) Bila iya, jenis kontraksepsi apa yang digunakan
2) Sudah berapa lama menggunakan kontrasepsi
3) Apakah terdapat masalah dalam penggunaan kontrasepsi
7) Riwayat kesehatan
1) Penyakit yang pernah di alami klien
2) Pengobatan yang pernah di dapat

10
3) Apakah ada riwayat penyakit DM, penyakit jantung, penyakit
hipertensi.
8) Kebutuhan dasar khusus
1) Pola nutris.
Nafsu makan meningkat, kehilangan rata-rata 5,5kg
2) Pola eliminasi / sistem urogenital
a) Konstipasi, tidak mampu berkemih, retensi urin.
b) Edema pada kadung kemih, uretra dan meatus urinarius terjadi
karena trauma
c) Pada fungsi ginjal : proteinuria, diuresis mulai 12 jam.
d) Fungsi kembali normal dalam 4 minggu
3) Pola personal hygiene
Bagaimana frekuensi personal hygiene klien, seperti mandi oral
hygiene, maupun mencuci rambut
4) Pola istirahat dan tidur.
Kurang tidur, mengantuk
5) Pola aktifitas dan latihan
Terganggu karena nyeri
6) Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Apakah klien merokok, minum-minuman keras, ataupun
ketergantungan obat
7) Seksualitas/reproduksi
Ketakutan melakukan hubungan seksual karena nyeri.
8) Peran
Perubahan perang sebagai ibu
9) Persepsi diri/konsep diri
Penilaian citra tubuh yang terganggu
10) Kognitif perceptual
Kurang pengetahuan tentang perawatan bayi ibu post partum
9) Pemeriksaan Fisik

11
1) Keadaan umum
a) Kesadaran
b) Tanda-tanda fital
(1) Jam 1 : tiap 15 menit
(2) Jam 2 : tiap 30 menit
(3) 24 jam 1 : tiap 4 jam
(4) Setelah 24 jam : tiap 8 jam
c) Berat badan
d) Tinggi badan
2) Head to toe
a) Kepala
Bentuk simetris, wajah bersih tidak ada lesi, tampak meringis,
penyebaran rambut merata.
b) Mata
Konjungtiva merah, penglihatan baik
c) Hidung
Tidak keluar cairan penciuman baik
d) Telinga
Simetris, bersih, tidak keluar cairan pendengaran baik
e) Mulut
Keadaan bersih, tidak terdapat sariawan, pengecapan baik.
f) Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid.
g) Dada
I : Simetris
P: tidak ada nyeri tekan
P: rensonan
A: Fasikula
h) Jantung
I : nadi optikal berdenyut

12
P : nadi optikal teraba
A : tidak ada nyeri tekan
i) Payudara
Puting menonjol, aerola mamae meluas, tidak ada varies, ASI
belum keluar
j) Abdomen
I : simetris, terdapat striac
A : bising usus (+)
P : timphani
P : tidak ada nyeri tekan
k) Kulit
Turgor kulit baik , warna sawo matang
l) Extermitas
(1) Atas : terpasang infus di tangan kiri, pergerakan terbatas
(2) Bawah : pergerakan terbatas, klien terlihat berhati-hati
saat bergerak
m) Genetalia
Terpasang cateter, bersih, terdapat luka jahitan pada perinium
n) Anus
Tidak tedapat hemoroid, tidak terdapat iritasi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut
Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan.
Penyebab
1) Agen pencedera fisiologis (mis, inflamasi, iskemia, neoplasma)
2) Agen pencedera kimiawi (mis, terbakar, bahan kimia iritan)

13
3) Agen pencedera fisik (mis, abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur oprasi, trauma, latihan fisik
berlebihan)
Gejala dan tanda mayor
Subjektif :
mengeluh nyeri
Objektif
1) Tampak meringis
2) Bersikap protektif
3) Gelisah
4) Frekuensi nadi meningkat
5) Sulit tidur
Gejala dan tanda minor
Subjektif : ( tidak tersedia )
Objektif
1) Tekanan darah meningkat
2) Pola nafas berubah
3) Nafsu makan berubah
4) Proses berfikir terganggu
5) Menarik diri
6) Berfokus pada diri sendiri
7) Diaphoresis (PPNI, 2017 : 172).
b. Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi : Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih
ekstermitas secara mandiri.
Penyebab
1) Kerusakan integritas struktur tulang
2) Perubahan metabolisme
3) Ketidakbugaran fisik
4) Penurunan kendali otot

14
5) Penurunan massa otot
6) Penurunan kekuatan otot
7) Keterlambatan perkembangan
8) Kekakuan sendi
9) Kontraktur
10) Malnutrisi
11) Gangguan muskuluskletal
12) Gangguan neuromuskular
13) Indeks masa tubuh diatas persentil ke -75 sesuai usia
14) Efek agen farmakologis
15) Program pembatasan gerak
16) Nyeri
17) Kurang terpapar informasi tentang aktivitas fisik
18) Kecemasan
19) Gangguan kognitif
20) Keengganan melakukan pergerakan
21) Gangguan sensoripersepsi
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1) Mengeluh sulit menggerakkan ekstermitas
Objektif
1) Kekuatan otot menurun
2) Rentang gerak (ROM) menurun
Gejala dan tanda minor
Subjektif
1) Nyeri saat bergerak
2) Enggan melakukan pergerakan
3) Merasa cemas saat bergerak
Objektif
1) Sendi kaku

15
2) Gerakan tidak terkoordinasi
3) gerakan terbatas
4) Fisik lemah (PPNI, 2017 : 124).
3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut
Kriteria evaluuasi
1) Memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif
untuk mencapai kenyamanan
2) Mempertahankan tingkat nyeri pada skala yang rendah
3) Mengenali factor penyebab dan menggunakan tindakan untuk
memodifikasi factor tersebut
4) Melaporkan pola tidur yang baik
5) Melaporkan kemampuan untuk mempertahankan performa peran
dan hubungan interpersonal
Aktivitas keperawatan
1) Minta pasien untuk menilai nyeri dengan skala 0-10
2) Gunakan laporan dari pasien sebagai pilihan pertama untuk
mengumpulkan informasi pengkajian
3) Gunakan bagan alir nyeri untuk memantau peredaan nyeri oleh
analgetik dan kemungkinan efek sampingnya
4) Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif meliputi lokasi,
karakteristik, awitan dan durasi, frekunsi, kualitas, intensitas atau
keparahan nyeri, dan factor presipitasinya.
Penyuluhan kepada pasien/ keluarga
1) Intruksikan kepada pasien untuk melaoporkan kepada perawat jika
peredaan nyeri tidak dapat dicapai
2) Informasikan kepada pasien tentang prosedur yang dapat
meningkatkan nyeri dan tawarkan strategi koping yang disarankan

16
3) Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa
lama akan berlangsung, dan antisipasi ketidaknyamanannakibat
proedur
Aktivitas lain
1) Sesuaikanfrekuensi dosis sesuai indikasi melalui pengkajian nyeri
dan efek samping
2) Bantu pasien mengidentifikasi tindakan kenyamanan yang efektif
di masa lalu, seperti distraksi, relaksasi, atau kompres
hangat/dingin
3) Lakukan perubahan posisi, masase punggung, dan relaksasi
4) Bantu pasien untuk lebih berfokus pada aktivitas, bukan pada
nyeri dan rasa tidak nyaman dengan melakukan pengalihan melali
televise, radio, tape, dan interaksi dengan pengunjung
Aktivitas kolaboratif
1) Kelola nyeri pasca bedah awal dengan pemberian opiate yang
terjadwal
2) Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi
lebih berat
3) Laporkan kepada dokter jika tindakan tidak berhasil atau keluhan
saat ini merupakan perubahan yang bermakna dari pengalaman
nyeri pasien di masa lalu (Wilkinson, 2016 : 296).
b. Gangguan Mobilitas Fisik
Kriteria Hasil
1) Memperlihatkan penggunaan alat bantu secara benar dengan
pengawasan
2) Meminta bantuan untuk aktivitas mobilisasi, jika diperlukan
3) Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari secaa mandiri dengan
alat bantu
4) Menyangga berat badan
5) Berjalan dengan menggunakan langkah-langkah yang benar

17
6) Berpindah dari dan ke kursi roda
7) Menggunakan kursi roda secara efektif
Aktivitas keperawatan
1) Ajarkan pasien bagaimana menggunakan postur dan mekanika
tubuh yang benar saat melakukan aktivitas
2) Kaji kebutuhan terhadap bantuan pelayanan kesehatan dirumah
dan kebutuhan terhadap peralatan pengobatan yang tahan lama
3) Rujuk ke ahi terapi fisik untuk program latihan
4) Berikan penguatan positif selama aktivitas
5) Pantau ketepatan pemasangan traksi
6) Letakkan matras atau tempat tidur terapeutik dengan benar
7) Atur posisi pasien dengan kesejajaran tubuh yang benar
8) Ubah posisi pasien yang imobilisasi atau sangga bagian tubuh
yang terkena,
9) Letakkan tombol pengubah posisi tempat tidur dan lampu
pemanggil dalam jamhkauan pasien
10) Bantu pasien untuk menggunakan alas kaki anti selip yang
mendukung untuk berjalan
11) Awasi seluruh upaya mobilitas dan bantu pasien, jika diperlukan
12) Berikan analgesik sebelum memulai latihan fisik
13) Dukung pasien dan keluarga untuk memandang keterbatasan
dengan realistis
14) Gunakan sabuk penyokong saat memberikan bantuan ambulasi
atau perpindahan
15) Ajarkan pasien tentang dan pantau penggunaan alat bantu
mobilitas
16) Kaji kebutuhan terhadap bantuan pelayanan kesehatan dari
lembaga kesehatan dirumah dan alat kesehatan yang tahan lama
( Wilkinson, 2011 : 475).

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6
minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke
keadaan normal sebelum hamil.

3.2 Saran
Saran yang kami sampaikan bagi pembaca khususnya mahasiswa/i jurusan
keperawatan, hendaknya mengetahui mengenai konsep ibu post partum dengan
benar dan tepat sehingga dapat sesuai dengan evaluasi yang diharapkan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Hutahaean, S. (2009). Asuhan Keperawatan dalam Maternitas dan Ginekologi.


Jakarta: CV. Trans Info Media.
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.
Sarwono. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT bina pustaka.
Wilkinson. (2016). Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta: EGC.

20

Anda mungkin juga menyukai