Anda di halaman 1dari 14

LEMBAR PENGESAHAN

MAKALAH

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


APLIKASI TRANNSKULTURAL NURSING KESEHATAN SPIRITUAL

Dibuat Oleh :

Merlin Gustiani Rivai, S.Tr. Kep


Puspita Sandra Dewi Hulungo, S.Tr. Kep
Agus Setiawan, S.Tr. Kep

Telah Disetujui Oleh:

Dosen Mata Kuliah Psikososial Budaya:

tanggal ……….
Lenny., SKM., S.Kep., Ns., M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


TAHUN AJARAN 2019-2020

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas


segala berkah dan karunia-Nya serta kemudahan sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah dengan judul “Konsep Asuhan Keperawatan Aplikasi
Trannskultural Nursing Kesehatan Spiritual”.
Makalah ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam penyelesaian mata
kuliah Psikososial Budaya di Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan
Profesi Ners.
Dalam penyusun makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dari pihak
lain, untuk ini penulis menyampaikan rasa syukur dan penghargaan sebesar-
besarnya serta ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh pihak yang
telah terlibat dalam penuyusunan makalah ini.

Palu, September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I: PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................... 2
BAB II: PEMBAHASAN............................................................................... 3
2.1 Pengertian Konsep Asuhan Keperawatan ............................................ 3
2.2 Pengertian Transkultural Nursing ......................................................... 4
2.3 Konsep Dalam Aplikasi Transkultural Nursing ................................... 4
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan
Transkultural Nursing Kesehatan Spiritual ........................................... 5

BAB III: PENUTUP....................................................................................... 10


3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 10
3.2 Saran ........................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistik, seorang
perawat harus mempertimbangkan berbagai aspek baik aspek fisik, sosial,
emosional, kultural maupun spiritual dalam rangka pemenuhan kebutuhan
klien. Perawat juga harus mempertimbangkan respon pasien terhadap
penyakit yang dideritanya dan kemampuan klien dalam pemenuhan
kebutuhan perawatan dirinya.
Profesi keperawatan yang terdahulu telah memandang individu secara
holistik. Meskipun istilah holistic belum ada di dalam literatur keperawatan
hingga tahun 1980an oleh Roger, Parse, Neuman dan yang
lainnya.Kebutuhan akan spirit sebagai hal yang penting untuk tetap
terjaganya kesehatan pada semua individu. Perawat dapat mengobservasi
bahwa kondisi fisik dapat mempengaruhi mind dan spirit. Selain itu, kita
juga bias memperhatikan jika seseorang mengalami goncangan emosional
ataupun spiritual lambat laun bisa memunculkan gejala/gangguan secara
fisik. Kebutuhan spiritual dan psikososial kurang menjadi hal yang prioritas
daripada kebutuhan fisik karena kebutuhan tersebut
seringkali abstrak, komplek dan lebih sulit untuk diukur. Perawatan
spiritual menjadi bagian dari perawatan secara menyeluruh yang cukup
mudah diterapkan dalam proses keperawatan dari mulai pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Kebutuhan
dan perawatan spiritual di dalam kerangka kerja proses keperawatan ini
telah terbukti sangat membantu baik dari segi filosofis maupun praktis.
Sebuah studi di Amerika menyebutkan bahwa dari beberapa pasien
yang telah dikunjungi, 34% mengalami penyakit kronik dan 21% berada
dalam kondisi terminal. Separuh lebih dari pasien membutuhkan perawatan
spiritual mengenai rasa ketakutan atau cemas, koping terhadap nyeri atau
gejala fisik yang lain, hubungan dengan orang tuanya atau antar orang
tuanya. Sejumlah orang tua pasien 60% sampai 80% diperkirakan

1
mempunyai rasa ketakutan atau cemas, mengalami kesulitan dalam
menghadapi anaknya yang nyeri, membutuhkan lebih banyak informasi
medis tentang penyakit anaknya, bertanya tentang makna dari penderitaan
yang dialaminya dan rasa bersalah. Banyak perawat menyetujui bahwa
perawatan spiritual merupakan hal yang penting tetapi sebagian besar tidak
mampu untuk memberikan perawatan spiritual secara tepat.
Tujuan dari penulisan naskah ini adalah untuk memberikan gambaran
tentang perawatan spiritual sebagai pendekatan sistematik dalam
memberikan asuhan keperawatan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian konsep asuhan keperawatan?
2. Apa pengertian transkultural nursing?
3. Bagaimana konsep dalam aplikasi transkultural nursing?
4. Bagaimana konsep asuhan keperawatan transkultural nursing kesehatan
spiritual?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penulisan adalah agar
mahasiswa mengetahui tentang:
1. Pengertian konsep asuhan keperawatan.
2. Pengertian transkultural nursing.
3. Konsep dalam aplikasi transkultural nursing.
4. Konsep asuhan keperawatan transkultural nursing kesehatan spiritual.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konsep Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan merupakan bentuk layanan keperawatan
profesional kepada klien dengan menggunakan metodologi proses
keperawatan (Siokal, 2017).
Asuhan keperawatan diberikan untuk memenuhi kebutuhan hidup
dasar klien pada tingkatan fokus. Sebagai suatu bentuk layanan
profesional, asuhan keperawatan tentunya tidak dilakukan berdasarkan
intuisi atau kebiasaan semata, melainkan dilandasi oleh pengetahuan
ilmiah dan tetap memerhatikan aspek manusiawi yang dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Oleh karena itu, dalam
menetapkan tujuan dan rencana asuhan keperawatan, perawat harus
melibatkan klien dan keluarga. Upaya melibatkan klien dan keluarga
dalam penetapan tujuan asuhan keperawatan mempunyai beberapa
manfaat. Pertama, klien dan keluarga akan merasa memiliki tanggung
jawab dalam pencapaian tujuan perawatan. Kedua, dapat terwujud dan
terbina kerja sama yang baik antara perawat, klien, dan keluarga yang
dilandasi oleh rasa saling percaya.
Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan
pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien
/pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan
berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan sebagai suatu profesi yang
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,bersifat humanistic,dan
berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah
yang dihadapi klien. Perawat adalah tenaga kesehatan yang secara
langsung berhubungan dengan manusia.
2.2 Pengertian Transkultural Nursing
Transcultural Nursing adalah suatu keilmuwan budaya pada
proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang
perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan,

3
sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan
tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan
keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia
(Leininger, 2002).
Peran perawat transkultural menjembatani antara sistem perawat
yang dilakukan oleh masyarakat awam dengan perawatan profesional
melalui asuhan keperawatan. Keperawatan lintas budaya merupakan
bidang studi dan praktik formal yang berfokus pada analisis komparatif
budaya dan sub budaya di dunia dalam kaitanya dengan keperawatan
kultural, kepercayaan tentang kesehatan dan penyakit, nilai-nilai dan
praktik yang bertujuan untuk menggunakan pengetahuan ini dalam
memberikan perawatan sesuai budaya tertentu atau sesuai budaya
universal kepada semua orang (Leininger,1978).
2.3 Konsep Dalam Aplikasi Transkultural Nursing
Transcultural nursing merupakan subbidang dari praktik
keperawatan yang telah diadakan penelitiannya. Berfokus pada nilai-
nilai budaya, kepercayaan, dan pelayanan kesehatan berbasis budaya.
Bahasan yang khusus dalam teori Leininger, antara lain adalah :
1. Culture
Apa yang dipelajari, disebarkan dan nilai yang diwariskan,
kepercayaan, norma, cara hidup dari kelompok tertentu yang
mengarahkan anggotanya untuk berfikir, membuat keputusan, serta
motif tindakan yang diambil.
2. Culture care
Suatu pembelajaran yang bersifat objektif dan subjektif yang berkaitan
dengan nilai yang diwariskan, kepercayaan, dan motif cara hidup yang
membantu, menfasilitasi atau memampukan individu atau kelompok
untuk mempertahankan kesejahteraannya, memperbaiki kondisi
kesehatan, menangani penyakit, cacat, atau kematian.

4
3. Diversity
Keanekaragaman dan perbedaan persepsi budaya, pengetahuan, dan
adat kesehatan, serta asuhan keperawatan.
4. Universality
Kesamaan dalam hal persepsi budaya, pengetahuan praktik terkait
konsep sehat dan asuhan keperawatan.
5. Worldview
Cara seseorang memandang dunianya
6. Ethnohistory
Fakta, peristiwa, kejadian, dan pengalaman individu, kelompok,
budaya, lembaga, terutama sekelompok orang yang menjelaskan cara
hidup manusia dalam sebuah budaya dalam jangka waktu tertentu.
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Transkultural Nursing Kesehatan
Spiritual
Terlaksananya asuhan keperawatan transkultural sangat ditentukan
oleh pemahaman pengetahuan perawat pelaksana tentang teori asuhan
keperawatan transkultural, karena pengetahuan yang dimiliki tersebut akan
mengklarifikasi fenomena, mengarahkan dan menjawab fenomena yang
dijumpai pada diri klien dan keluarganya.
1. Pengkajian
a. Pengkajian dilakukan terhadap respon adaptif dan maladaptif untuk
memenuhi kebutuhan dasar yang tepat sesuai dengan latar belakang
budayanya.
b. Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada “
Leininger’s Sunrise models” dalam teori keperawatan transkultural
Leininger yaitu :
1) faktor teknologi
2) faktor agama dan falsafah hidup
3) faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan
4) faktor nilai-nilai budayan dan gaya hidup
5) faktor kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku

5
6) faktor ekonomi
7) faktor pendidikan
Perawat seharusnya mulai melakukan pengkajian riwayat
kesehatan klien dengan pertanyaan-pertanyaan tentang pandangan
klien tentang masalah utama yang dihadapi kemudian melangkah ke
area yang lebih sensitive sebagai wujud pemahaman dari kondisi
klien.
Pertanyaan langsung berhubungan dengan spiritualitas secara
umum yang ditanyakan oleh perawat seharusnya merupakan sebuah
pemahaman yang lebih baik dari kondisi klien dan mampu membuat
pokok-pokok pertanyaan dalam sebuah format yang tepat disesuaikan
dengan bahasa klien dan dengan cara memperhatikan kenyamanan
baik dari perawat dank lien. Dibawah ini merupakan contoh
pengakajian spiritual yang dapat digunakan. Respon klien yang
ditampakkan dapat menjadi petunjuk untuk menentukan tingkat
perkembangan spiritualnya.
Tanyakan pada klien tentang hal-hal dibawah ini:
 Kepercayaan terhadap Tuhan Pentingnya ibadah pada klien
Apakah ada perubahan di dalam kepercayaan atau ibadahnya
akhir-akhir ini?
 Apakah kepercayaan/agam yang dimiliki memberikan adanya
harapan, ketenangan atau rasa bersalah, malu takut atau marah?
 Apakah dengan kondisi sakit berpengaruh terhadap
kepercayaan/ibadah Apakah cara yang digunakan untuk
mengekspresikan perasaan?
Ada sebuah konsep yang menjelaskan bahwa kebutuhan perawatan
spiritual dapat dilihat dari beberapa domain. Domain yang pertama
yaitu domain fisik, contohnya dengan adanya pengalaman terhadap
nyeri dapat menyebabkan individu lebih berfokus pada
spiritualitasnya jika berpikir tentang makna penderitaan atau rasa
sakit yang dihadapinya. Sama halnya dengan harapan, rasa takut,

6
permasalahan yang diakibatkan oleh hubungan di dalam keluarga
atau teman sekolah, masalah financial, stigma adat dan perawatan
medis merupakan contoh dari pengalaman yang biasa dijumpai dan
dapat dihubungkan dengan konsep spiritulitas (bagian dari
transcendent concern).
2. Diagnosa keperawatan
Menurut NANDA Nursing Diagnosis 2005- 2006 ada 3 diagnosa
keperawatan yang berkaitan masalah spiritual yang masingmasing
merupakan 1 diagnosa keperawatan aktual, 1 diagnosa risiko dan 1
diagnosa keperawatan wellness atau kesejahteraan. antar lain:
a. distress spiritual
b. risiko distress spiritual
c. potensial peningkatan spiritual yang lebih baik.
Hubungan perawat–klien dibangun berdasarkan rasa percaya, proses
perawatan, komitmen serta menunjukkan rasa hormat merupakan hal yang
penting untuk memberikan intervensi spiritual yang efektif.
Pengembangan spiritualitas perawat merupakan hal yang penting dalam
memberikan perawatan spiritual.
Untuk memahami spiritualitas klien, perawat harus melakukan
pengkajian secara personal perkembangan spiritualitas dirinya. Perawat
harus mengembangkan identitas spiritualnya supaya lebih sensitif
terhadap kebutuhan spiritual klien. Hubungan terapeutik terjalin seiring
dengan pemberian perawatan spiritual yang tepat dari praktek
keperawatan jika kita memandang klien sebagai individu secara
komprehensif.
Oleh karena itu, Perawat harus mengembangkan identitas
spiritualnya supaya lebih sensitif terhadap kebutuhan spiritual klien.
Tantangan bagi perawat adalah menerapkan pandangan secara holistik
pada kehidupan dan dirinya. Selanjutnya, ide ini diterapkan dalam
pemberian perawatan pada orang lain secara nyata menggunakan
pendekatan yang sistematik dengan menggunakan proses keperawatan

7
mulai dari tahap pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan yang tepat,
perencanaan, implementasi dan evaluasi yang berkesinambungan.
3. Perencanaan
Perencanaan dan implementasi keperawatan transkultural
menawarkan tiga strategi sebagai pedoman Leininger (1984) ; Andrew &
Boyle, 1995 yaitu :
a. Perlindungan/mempertahankan budaya (Cultural care
preservation/maintenance)
b. Bila budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan,
mengakomodasi/menegosiasi budaya (Cultural care
accommodation/negotiations)
c. Apabila budaya klien kurang mendukung kesehatan mengubah dan
mengganti budaya klien dan keluarganya (Cultural care
repartening/recontruction).
Apabila budaya klien bertentangan dengan kesehatan, perawat perlu
melakukan 3 hal dibawah ini:
a. Cultural care preservation/maintenance
1) Identifikasi perbedaan konsep
2) Bersikap tenang
3) Mendiskusikan kesenjangan budaya
b. Cultural care accomodation/negotiation
1) Gunakan bahasa yang mudah
2) Libatkan keluarga
3) Lakukan negosiasi
c. Cultual care repartening/reconstruction
1) Beri kesempatan
2) Tentukan tingkat perbedaan
3) Gunakan pihak ketiga
4) Terjemahkan terminologi
5) Berikan informasi

8
4. Implementasi
Bila budaya klien dengan perawat berbeda maka perawat dan klien
mencoba memahami budaya masing-masing melalui proses akulturasi,
yaitu proses mengidentifikasi persamaan dan perbedaan budaya yang pada
akhirnya akan memperkaya budaya mereka, sehingga akan terjadi
tenggang rasa terhadap budaya masing-masing.
Bila perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul rasa
tidak tidak percaya pada klien yang akan mengakibatkan hubungan
perawat-klien yang bersifat terapeutik terganggu.
5. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap
keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan
kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan
atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan
dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui
asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Keperawatan transkultural adalah suatu proses pemberian asuhan
keperawatan yang difokuskan kepada individu dan kelompok untuk
mempertahankan, meningkatkan perilaku sehat sesuai dengan latar belakang
budaya.
Perawatan spiritual pada klien merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan
dari praktek keperawatan jika kita memandang klien sebagai individu secara
komprehensif. Oleh karena itu, Perawat harus mengembangkan identitas
spiritualnya supaya lebih sensitif terhadap kebutuhan spiritual klien.

3.2 SARAN
Penutup demikianlah makalah yang kami buat, makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini dikemudian hari.

10
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:EGC
Siokal, Brajakson dkk. 2017. Falsafah dan Teori dalam Keperawatan. Jakarta:
Trans Info Media.
Virginia: Wolters Kluwer Sagar, Priscilla Limbo. 2014.Transculural Nursing
Education Strategies. United States: Spinger Publishing Company.
Govier I, 2000, Spiritual care in nursing, Nursing Standard, 14, 17, 32-36 2.
Hutcison M, 1997, Holism and spiritual care in nursing practice, Sydney,
Australia.
Marg_Hutchison/nurse-4.html 3. Feudtner C, dkk, Spiritual care needs of
hospitalized children and their families: a natural survey of pastoral care
provider’s perception, Pediatrics vol 111 no 1 Januari 2003 pp e67-e72
Johnson, Adaptation and Growth Psychiatric-Mental Health Nursing 4th ed.
(Philadelphia: Lippincott) http:/ /www.muw.edu/nursing/tupelo/
Culture.Spirituality.html 5. Craven & Hirnle, (2000), Fundamental of
Nursing human health and function, Lippincott, Philadelphia 6. NANDA
2005, Nursing Diagnoses: Definition and Classifications 2005- 2006,
Philadelphia, USA

11

Anda mungkin juga menyukai