Anda di halaman 1dari 3

A.

Pembentukan Kepulauan Indonesia

Kepulauan Indonesia terbentuk melalui proses alam yang sangat panjang. Dari teori geologi
menyebutkan bahwa dunia ini hanya memiliki sebuah benua yang bernama Pangea, yang
kemudian pecah menjadi dua membentuk benua Laurasia dan Gondwana. Dua benua ini
kemudian pecah lagi hingga beberapa bagian yang salah satunya adalah Eurasia. Tiga lempeng
dunia yaitu lempeng Indo-Australia di selatan, lempeng Eurasia di utara, dan lempeng Pasifik di
timur bergerak karena aktivitas tektonik di zaman tersier, akibatnya dunia menjadi terpecah-
pecah. Benua Eurasia (Eropa, Afrika Asia) terpecah menjadi beberapa pulau. Aktivitas tektonik
membuat benua asia bergerak ke selatan dan sebagian pecahan benua australia bergerak ke
utara sehingga membentuk kepulauan indonesia. Aktivitas tektonik di Indonesia masih terus
berlangsung hingga sekarang yang menyebabkan Indonesia sangat labil dan rawan terjadi
gempa. Sehingga bisa disimpulkan, aktivitas tektonik dari ketiga lempeng dunia, yaitu Indo-
Australia, Eurasia, dan pasifik menyebabkan terbentuknya Kepulauan Indonesia.

1. Pulau Kalimantan

Pulau Kalimantan atau yang disebut Borneo, adalah pulau ketiga terbesar di dunia. Pulau ini
terbentuk lebih dahulu daripada Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Pulau Papua (Irian
Jaya). Buktinya adalah keberadaan batuan-batuan tertua di Indonesia.

Wilayah Kalimantan relatif aman dari bencana gempa. Mengapa? Secara geologis, pulau
Kalimantan tidak dilewati oleh jalur lempeng tektonik sehingga wilayahnya relatif stabil. Pulau
Kalimantan merupakan bagian dari Lempeng Mikro Sunda, yang meliputi Semenanjung Malaya,
Sumatera, Jawa, hingga Kalimantan. Tapi bedanya, Pulau Kalimantan tidak berdekatan dengan
tubrukan lempengan, hingga relatif aman dari bencana-bencana gempa. Tetapi ternyata,
menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kalimantan Timur dan Utara
tetap berada dalam zonasi gempa dari megathrust Sulawesi Utara atau Sesar Palu Koro loh.
Makanya di Borneo tetap akan terasa gempa jika memang ada gesekan atau tubrukan
antarlempeng.

Pulau Kalimantan memiliki permukaan datar, kecuali Pegunungan Meratus di tenggara pulau
Kalimantan dan Gunung Kinabalu di utara, sebagian besar wilayah Kalimantan memiliki
ketinggian kurang dari 2.000 meter di atas permukaan laut.

2. Pulau Sulawesi

Kawasan Sulawesi dan sekitarnya merupakan zona pertemuan tiga lempeng tektonik, hal ini
membuat kondisi tektoniknya sangat kompleks. Secara geologik, pulau Sulawesi sangat labil
secara karena dilintasi patahan kerak bumi lempeng Pasifik dan merupakan titik tumbukan
antara Lempeng Asia, Lempeng Australia dan Lempeng Pasifik.
Menurut para ahli Geologi, pulau Sulawesi terbentuk dari proses Endogen, yaitu proses yang
terjadi karena adanya pengangkatan dari dalam perut bumi. Artinya pembentukan pulau
Sulawesi terjadi dengan sendirinya, tidak seperti pulau-pulau lain yang proses pembentukannya
merupakan hasil Patahan/Pelepasan Daratan dari suatu benua. Hal ini terbukti dari ada
beberapa jenis flora dan fauna yang tidak ada samanya di dunia, sebagai contoh hewan Anoa
dan hewan Kerbau Belang di Tana Toraja.

Menurut para ilmuwan geologi, Pulau Sulawesi merupakan kunci untuk memahami runtutan
terjadinya peristiwa tektonik. Proses geologi pembentukan purau Surawesi sebagai berikut:

- Periode Eosen (65-40 Juta Tahun Lalu)

Pada periode Eosen muncul dua daratan, yaitu daratan cikal bakal wilayah Sulawesi Tenggara
dan Sulawesi Timur yang bergerak dari arah selatan, serta daratan cikal bakal wilayah sulawesi
Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Utara dari sebelah utara. Kedua daratan tersebut
kemudian bertumbukan disekitar Pulau Kalimantan yang menyebabkan kedua daratan itu
bersatu menjadi daratan baru.

ù- Periode Miosen (40-20 Juta Tahun Lalu)

Pada periode miosen terjadi pergerakan dan pergeseran lempeng ke arah barat. Peristiwa ini
menyebabkan daratan Sulawesi yang telah bersatu mengalami perubahan bentuk. Bagian
tengah daratan tertekuk akibat benturan atau pergeseran. Proses tektonik di bagian tengah
menyebabkan percampuran berbagai jenis batuan yang berasal dari lingkungan pengendapan
berbeda.

- Periode Pliosen (15-6 Juta Tahun Lalu)

Proses tektonik di daratan Sulawesi pada periode ini masih berlangsung. Bahkan, daratan
tersebut terus bergerak hingga mendekat ke daratan Kalimantan. Persesaran memberi dampak
pada pemisahan kelompok batuan dari kawasan di sekitar danau Poso dan kelompok batuan
sekitar danau Matano. Kedua kelompok batuan ini meski lokasinya berdampingan, namun
memperlihatkan asosiasi batuan yang berbeda.

-Periode Pleistosen (4-2 Juta Tahun Lalu)

Pada periode pleistosen terjadi pemekaran dasar samudra dilaut antara Kalimantan dan
Sulawesi yang dikenal sebagai Selat Makassar. Proses pemekaran menyebabkan daratan
Sulawesi terpisah dari daratan Kalimantan. Selanjutnya, daratan Sulawesi bergerak ke arah timur
menjauhi Pulau Kalimantan. Pergerakan daratan Sulawesi berlangsung secara perlahan tetapi
konsisten.
Akibat pernah bergabung dengan daratan Kalimantan, flora dan fauna di Sulawesi sebagian ada
yang mirip dengan Kalimantan. Proses pemisahan Pulau Sulawesi dari daratan Kalimantan telah
menyebabkan flora dan fauna di Sulawesi terisolasi. Selanjutnya, flora dan fauna tersebut
berevolusi menyesuaikan lingkungannya. Evolusi ini menjadikan flora dan fauna di Sulawesi
berbeda dengan daerah-daerah lain.

Anda mungkin juga menyukai