Kelas :B
Npm : 19340050
1. Seiri (Ringkas)
Seiri berarti membedakan antara yang diperlukan dan yang tidak diperlukan serta
membuang yang tidak diperlukan. Prinsip dari Seiri yaitu dengan menggunakan stratifikasi
dan dan menangani sebab masalah.
Langkah – langkah dalam penerapan Seiri:
a. Penjelasan guna penyeragaman pengertian.
b. Kegiatan meringkas tempat kerja.
c. Pemeriksaan berkala kondisi ringkas di tempat kerja.
d. Pelembagaan ringkas dengan system piket.
3. Seiso (Resik).
Seiso berarti menghilangkan sampah kotoran dan barang asing untuk memperoleh tempat
kerja yang lebih bersih. Prinsip Seiso adalah bahwa pembersihan sebagai pemeriksaan dan
tingkat kebersihan.
Langkah – langkah dalam penerapan Seiso:
a. Penyediaan sarana kebersihan.
b. Pembersihan tempat kerja.
c. Permajaan tempat kerja.
d. Pelestarian Seiso.
Beberapa ciri khas aktivitas dari Seiso:
a. Setiap barang memiliki tempat khusus.
b. Menyimpan dan mengambil barang dalam waktu 30 detik.
c. Standart pengarsipan.
d Papan pengumuman yang rapi.
e. Pengumuman yang mudah dibaca.
f. Garis lurus dan garis tegak lurus.
g. Penempatan fungsional untuk material
h. Membersihkan tempat kerja dari semua kotoran, debu dan sampah.
i. Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan di tempat kerja.
j. Meminimalisir sumber-sumber kotoran dan sampah.
k. Memperbarui/memperbaiki tempat kerja yang sudah usang/rusak.
4. Seiketsu (Rawat)
Seiketsu berarti memelihara barang dengan teratur, rapi, bersih dan dalam aspek personal
serta kaitannya dengan polusi Prinsip Seiketsu adalah Manajemen Visual dan pemantapan
5S.
Langkah – langkah dalam penerapan Seiketsu:
a. Penentuan butir kendali.
b. Penetapan kondisi tidak wajar.
c. Rancangan mekanisme pemantauan.
d. Pola tindak lanjut.
e. Pemeriksaan berkala/audit.
5. Shitsuke (Rajin/Disiplin)
Shitsuke berarti melakukan suatu yang benar sebagai kebiasaan. Prinsip Shitsuke adalah
Pembentukan kebiasaan dan tempat kerja yang mantap.
Langkah – langkah dalam penerapan Shitsuke:
a. Penetapan target bersama.
b. Teladan/Contoh dari atasan.
c. Hubungan Karyawan.
d. Kesempatan belajar dari karyawan.
A. PRINSIP
Prinsip adalah asas kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, dan tindakan
sebagainya pedoman. Prinsip-prinsip CPOB adalah Prinsip-prinsip yang dapat difahami
sebagai ketentuan yang harus ada atau harus dijalankan. Atau juga dapat berarti suatu
aturan umum yang dijadikan sebagai panduan( misalnya untuk dasar perilaku).yang
mempunyai fungsi sebagai dasar pedoman bertindak, acuan proses dan sebagai target
pencapian. Berikut 10 prinsip-prinsip dasar CPOB :
ASPEK-ASPEK CPOB
1. MANAJEMEN MUTU
PRINSIP
Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar sesuai dengan
tujuan penggunaannya, memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
dokumen izin edar (registrasi) dan tidak menimbulkan risiko yang
membahayakan penggunanya karena tidak aman, mutu rendah atau tidak
efektif. Manajemen bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan ini melalui
suatu “Kebijakan Mutu”, yang memerlukan partisipasi dan komitmen jajaran
di semua departemen di dalam perusahaan, para pemasok dan para
distributor. Untuk mencapai tujuan mutu secara konsisten dan dapat
diandalkan, diperlukan sistem Pemastian Mutu yang didesain secara
menyeluruh dan diterapkan secara benar serta menginkorporasi Cara
Pembuatan Obat yang Baik termasuk Pengawasan Mutu dan Manajemen
Risiko Mutu. Hal ini hendaklah didokumentasikan dan dimonitor
efektivitasnya.
2. PERSONALIA
PRINSIP
Sumber daya manusia sangat penting dalam pembentukan dan penerapan
sistem pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan obat yang benar.
Oleh sebab itu industri farmasi bertanggung jawab untuk menyediakan
personil yang terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan
semua tugas. Tiap personil hendaklah memahami tanggung jawab masing-
masing dan dicatat. Seluruh personil hendaklah memahami prinsip CPOB
serta memperoleh pelatihan awal dan berkesinambungan, termasuk instruksi
mengenai higiene yang berkaitan dengan pekerjaannya.
3. BANGUNAN DAN FASILITAS
PRINSIP
Bangunan dan fasilitas untuk pembuatan obat harus memiliki desain,
konstruksi dan letak yang memadai, serta disesuaikan kondisinya dan
dirawat dengan baik untuk memudahkan pelaksanaan operasi yang benar.
Tata letak dan desain ruangan harus dibuat sedemikian rupa untuk
memperkecil risiko terjadi kekeliruan, pencemaran silang dan kesalahan
lain, serta memudahkan pembersihan, sanitasi dan perawatan yang efektif
untuk menghindarkan pencemaran silang, penumpukan debu atau kotoran,
dan dampak lain yang dapat menurunkan mutu obat.
4. PERALATAN
PRINSIP
Peralatan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain dan konstruksi
yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dan dikualifikasi
dengan tepat, agar mutu obat terjamin sesuai desain serta seragam dari bets-
ke-bets dan untuk memudahkan pembersihan serta perawatan agar dapat
mencegah kontaminasi silang, penumpukan debu atau kotoran dan, hal-hal
yang umumnya berdampak buruk pada mutu produk.
7. PENGAWASAN MUTU
PRINSIP
Pengawasan Mutu merupakan bagian yang esensial dari Cara Pembuatan
Obat yang Baik untuk memberikan kepastian bahwa produk secara
konsisten mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.
Keterlibatan dan komitmen semua pihak yang berkepentingan pada semua
tahap merupakan keharusan untuk mencapai sasaran mutu mulai dari awal
pembuatan sampai kepada distribusi produk jadi. Pengawasan Mutu
mencakup pengambilan sampel, spesifikasi, pengujian serta termasuk
pengaturan, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa
semua pengujian yang relevan telah dilakukan, dan bahan tidak diluluskan
untuk dipakai atau produk diluluskan untuk dijual, sampai mutunya telah
dibuktikan memenuhi persyaratan.
10. DOKUMENTASI
PRINSIP
Dokumentasi adalah bagian dari sistem informasi manajemen dan
dokumentasi yang baik merupakan bagian yang esensial dari pemastian
mutu. Dokumentasi yang jelas adalah fundamental untuk memastikan
bahwa tiap personil menerima uraian tugas yang relevan secara jelas dan
rinci sehingga memperkecil risiko terjadi salah tafsir dan kekeliruan yang
biasanya timbul karena hanya mengandalkan komunikasi lisan. Spesifikasi,
Dokumen Produksi Induk/Formula Pembuatan, prosedur, metode dan
instruksi, laporan dan catatan harus bebas dari kekeliruan dan tersedia
secara tertulis. Keterbacaan dokumen adalah sangat penting.
C. PRINCIPLES
The principle is the principle of truth which is the basis of thought, and so on the
guidelines. CPOB Principles are Principles that can be understood as provisions that
must exist or must be implemented. Or it can also mean a general rule that is used as
a guide (for example for the basis of behavior). The following 10 basic principles of
CPOB:
11. write what you are doing (Be sure to have a procedure before starting work)
12. write what you do (Be sure to have a procedure before starting work)
13. do what you will write / Do as the procedure written, Ask if you have doubts or
do not understand
14. documentation of what you do / document the results of work, Make notes at
work, not after / before.
15. validation of work performed (Validation is an act of proof)
16. prepare the appropriate design of equipment and equipment / Use adequate
facilities and tools to get optimum results Avoid mistakes and accidents
17. keep the facilities and care for the equipment owned / maintain facilities and
equipment Good maintenance will make the tool always functioning well and
ready to use
18. maintain personal hygiene and sanitation, Get used to clean and neat Clean
habits and careful work methods can avoid contamination and mistakes.
19. personal must be competent, trained, and competent (practice in order to stay
current and develop)
20. self-inspection Conduct audits to check compliance Carry out a self-inspection program
1. QUALITY MANAGEMENT
PRINCIPLES
The pharmaceutical industry must make drugs in a way that matches their
intended use, meets the requirements listed in the marketing authorization
document (registration) and does not pose a risk that endangers the user
because it is unsafe, of low quality or ineffective. Management is responsible
for achieving this goal through a "Quality Policy", which requires participation
and commitment from all levels of the company, suppliers and distributors. To
achieve quality objectives consistently and reliably, a Quality Assurance
system is designed that is thoroughly designed and implemented correctly and
incorporates Good Manufacturing Practices including Quality Control and
Quality Risk Management. This should be documented and monitored for its
effectiveness.
2. PERSONNEL
PRINCIPLES
Human resources are very important in the establishment and
implementation of a satisfactory quality assurance system and the manufacture
of the right medicines. Therefore the pharmaceutical industry is responsible for
providing sufficient numbers of qualified personnel to carry out all the tasks.
Each personnel should understand each other's responsibilities and be recorded.
All personnel should understand the principles of CPOB and receive initial and
ongoing training, including instructions on hygiene related to their work.
3. BUILDINGS AND FACILITIES
PRINCIPLES
Buildings and facilities for the manufacture of medicines must have adequate
design, construction and location, and conditions are adjusted and properly
maintained to facilitate the correct operation. The layout and design of the room
must be made in such a way as to minimize the risk of errors, cross contamination
and other errors, and to facilitate effective cleaning, sanitation and maintenance to
avoid cross contamination, accumulation of dust or dirt, and other effects that can
reduce the quality of the drug.
4. EQUIPMENT
PRINCIPLES
Equipment for drug manufacturing should have the right design and
construction, adequate size and be placed and qualified appropriately, so that the
quality of the drug is guaranteed according to the design and uniform from batch
to batch and to facilitate cleaning and maintenance so as to prevent cross
contamination, dust buildup or dirt and, things that generally have a bad impact on
product quality .
7. QUALITY SUPERVISION
PRINCIPLES
Quality control is an essential part of Good Manufacturing Practices to
ensure that the product consistently has a quality that is suitable for its intended
use. The involvement and commitment of all interested parties at all stages is a
must to achieve quality objectives from the beginning of manufacture to the
distribution of the finished product. Quality control includes sampling,
specifications, testing and includes arrangements, documentation and graduation
procedures that ensure that all relevant tests have been carried out, and the
material is not released for use or the product is released for sale, until the quality
has been proven to meet the requirements.
10. DOKUMENTATION
PRINCIPLES
Documentation is part of a management information system and good
documentation is an essential part of ensuring quality. Clear documentation is
fundamental to ensuring that each person receives clear and detailed relevant job
descriptions so as to minimize the risk of misinterpretations and errors that usually
arise from relying solely on verbal communication. Specifications, Parent
Production Documents / Manufacturing Forms, procedures, methods and
instructions, reports and records must be free of errors and available in writing.
Readability of documents is very important.