Anda di halaman 1dari 4

Fungi, berbentuk benang atau sel tunggal, multiseluler atau uniseluler.

 Tidak berklorofil
 Dinding sel tersusun dari khitin
 Bersifat khemoorganoheterotrof

KlasifikasiKlasifikasi fungi

Yests

 Menyerupai bakteri
 Berbentuk uniseluler
 Reproduksi secara mitosis

Yests like fungi

 Tumbuh sebagian sebagai Yests dan sebagian lagi memanjang menyerupai hifa
(pseudohypae)

Molds and fleshy fungi

 Jamur multiseluler dan filamen


 Bereproduksi secara spora

Struktur dari fungi

 Hifa, merupakan benang-benang halus


 Septum, merupakan sekat atau dinding
 Hifa senositik, merupakan hifa yang tidak bersekat
 Misellium, merupakan hifa yang bercabang membentuk anyaman. Misellium terbagi
menjadi dua yaitu misellium vegetatif : yang menyerap makanan, dan miselium generatif :
yang menghasilkan spora
 Houstorium, merupakan ujung hifa

Cara mendapatkan nutrisi

 Saprofit, menguraikan sisa bagian makhluk hidup yang sudah mati


 Parasit, mengambil nutrisi dari makhluk yang masih hidup
 Simbiosis, hidup bersama makhluk hidup lainnya

Klasifikasi kingdom fungi, klasifikasi kingdom fungi terbagi menjadi 3 zigomycotina, ascomycotina
basidiomycotina dan deuteromycotina.

Zigomycotina

 Heterotrof saprofit
 Uniseluler
 Tubuh tersusun oleh hifa dan miselium
 Hifa tidak bersekat
 Reproduksi secara aseksual dan seksual

Ascomicotina

 Heterotrof saprofit
 Uniseluler
 Hifa bersekat
 Reproduksi secara aseksual (konidiospora) dan seksual (sel askus)

Basidiomycotina

 Heterotrof saprofit
 Multiseluler
 Tubuh tersusun oleh hifa dan miselium
 Hifa bersekat
 Spora dihasilkan oleh sel basidium
 Reproduksi secara seksual dan aseksual

Deuteromycotina, semua jamur yang belum diketahui cara reproduksi seksualnya dimasukkan ke
dalam kelompok ini.

Jurnal

Daun binahong (Andredera (Ten.) Steenis) memiliki kandungan senyawa diantaranya saponin
triterpenoid, flavonoid dan fenil propanoid. Laporan yang sama terkait kandungan kimia dalam daun
A. cordifolia seperti flavonoid, minyak atsiri, saponin, terpenoid dan alkaloid yang berperan sebagai
antibakteri. Mekanisme kerja zat dalam menghambat pertumbuhan bakteri, antara lain
menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri. Penggunaan tanaman sebagai
sumber bahan obat baru dalam jumlah besar-besaran dapat membahayakan kelestarian tanaman
tersebut sehingga perlu dicari sumber senyawa bioaktif lain dengan menggunakan metode yang
lebih mudah dan efisien, salah satu sumber penghasil senyawa bioaktif adalah fungi endofit.

Fungi endofit yang tumbuh pada jaringan tumbuhan dapat menghasilkan senyawa yang memiliki
khasiat sama dengan tumbuhan inangnya, walaupun jenis senyawanya berbeda. Bahkan, senyawa
yang dihasilkan fungi endofit sering kali memiliki aktivitas yang lebih besar dibandingkan aktivitas
senyawa dari tumbuhan inangnya.

METODE PENELITIAN

1. Pengambilan sampel

Dengan mengambil sampel tumbuhan yang sehat yang terhindar dari fitopatogen di dalam jaringan
sel dengan menrendam sampel debgan alkohol 70% selama 5 menit kemudian di cuci menggunakan
air bersih beberapa kali

2.Isolasi fungi endofit

Disiapkan medium PDAC (PDA+kloramfenikol)

dalam cawan Petri steril. Setelah memadat, potongan

daun ditempelkan ke dalam medium (sebagai kontrol),

potongan daun lainnya ditanam ke dalam medium

PDAC. Kemudian diinkubasi di dalam inkubator pada


suhu 250

C-300

C. Dilakukan pengamatan setiap hari

sampai tampak jamur yang tumbuh. Kemudian jamur

endofit tersebut diisolasi dan dimurnikan pada media

PDAC baru.

Pemurnian fungi endofit

Setiap isolat yang berbeda dimurnikan dengan cara

menginokulasikan 1 ose fungi ke cawan Petri yang

berisi media PDA dan diinkubasi di dalam inkubator

pada suhu 250

C.

Uji antagonis fungi endofit

Seleksi fungi endofit penghasil antimikroba

dilakukan dengan menginokulasikan 1 potongan agar

isolat jamur pada medium NA yang masing-masing

telah diinokulasikan mikroba uji. Kemudian diinkubasi

pada suhu 37˚C selama 1x24 jam. Aktivitas antimikroba

fungi endofit dilihat dari zona hambat yang terbentuk

disekeliling isolat fungi endofit.

Fermentasi isolat fungi endofit

Koloni jamur endofit yang telah diinkubasi pada

medium PDA selama 24 jam pada suhu 250

C, diambil

satu ose dan ditumbuhkan pada medium PDYB dalam

tabung reaksi pada suhu 250

C selama 7 hari sampai

tampak jamur yang tumbuh. Setelah itu, masing-

masing medium disentrifugasi dengan rotari 3800 rpm

pada suhu 40

C selama 20 menit. Supernatan diambil


dan digunakan untuk pengujian aktivitas.

Uji aktivitas antibakteri produk fermentasi

Medium NA diambil sebanyak 10 mL dan

ditambahkan dengan 20 µL suspensi mikroba, kemudian

dimasukkan dalam cawan Petri, dibenamkan disk yang

telah direndam pada hasil fermentat masing-masing

isolat fungi endofit selama 60 menit pada permukaan

medium yang telah memadat. Kemudian diinkubasi

pada suhu 370

C selama 1x24 jam untuk bakteri dan

diamati dan diukur zona hambatan yang terbentuk.

Anda mungkin juga menyukai