Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

BENTUK SEDIAAN OBAT

Oleh :
Syenia Ramandha
021811133077

DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL


FAKULTAS KEODKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
BENTUK DAN SEDIAAN OBAT

TUGAS

1. Jelaskan definisi dari masing-masing bentuk sediaan farmasi!

Bentuk dan sediaan obat merupakan sediaan yang mengandung satu atau beberapa
zat berkhasiat, umumnya dimasukkam dalam suatu veniculum untuk formulasi, hingga
didapatkan suatu produk. (dengan dosis unit, volume serta sediaan yang diinginkan)
yang siap dipakai atau dikonsumsi penderita.

Tujuan bentuk sediaan obat:

1. Keadaan klinik penderita berpengaruh terhadap pemilihan bentuk obat.


2. Bentuk obat mempengaruhi kecepatan kerja obat
3. Jenis obat sama, bentuk obat yang berbeda digunakan untuk tujuan terapi yang
berbeda.
4. Bentuk obat sama, tetapi memberikan efek yang berbeda

A. OBAT CAIR
1. Solutiones (larutan)
Solution atau larutan merupakan suatu proses yang membentuk sistem
Homogen dan thermostabil. Solution adalah sediaan cair yang mengandung
bahan kimia terlarut. komponen dari suatu larutan ialah:

- Solben durn / solute


- Solvens / cairan
- Solute, berupa benda padat, juga berupa gas

Larutan larutan tertentu harus disimpan dalam botol berwarna


coklat untuk menghindari kerusakan obat karena cahaya.

2. Suspensiones (suspensi)
Sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus yang
tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan atau vetikulum. Zat yang terdipersi
harus halus dan tidak boleh cepat mengendap. Jika dikocok perlahan lahan
enpadan harus segera terdipersi kembali.
3. Emulsi
Sediaan yang homogen yang mengandung minyak atau lemak yang
terdispersi dalam vetikulum. Distabilkan dengan emulgator atau surfaktan
yang cocok.
Sediaan cair oral
1. Potiones (obat minum)
2. Elixir :

Sediaan larutan yang mengandung bahan obat dan baha tambahan yang memiliki
bau dan rasa yang sedap dan pelarut digunakan campuran air-etanol. Etanol yang
digunakan etanol 90% dengan kadar 5–15%

3. Sirup

Suatu larutan obat yang mengandung satu atau lebih jenis obat dengan zat
tambahan dan sukrosa sebagai pemanis. Sukrosa yang digunakan dalam bentuk sirup
simplex yang mengandung 65% sukrosa dalam larutan nipagin 0,25%.

4. Guttae (drop)

Sediaan cair (umumnya larutan), apabila tidak dinyatakan lain dimaksudkan untuk
obat dalam. Digunakan dengan cara meneteskan

Sediaan cair topikal

1. Guttae ophthalmicae (tetes mata)

– Larutan steril bebas partikel asing dan digunakan pada mata.


– Digunakan dengan cara meneteskan ke dalam lekuk atau ke permukaan selaput
bening mata.
2. Guttae Nasales (Tetes Hidung)

– Obat yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga
hidung, dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet.
– Minyak lemak dan minyak mineral tidak boleh digunakan sebagai cairan
pembawa.
– Pada umumnya zat aktif berkhasiat dekongestan, anestetik lokal atau antiseptik.
3. Guttae Auricuralis (Tetes Telinga)

– Sediaan cair yang digunakan untuk telinga yang berupa larutan/ suspensi yang
digunakan dengan meneteskan ke dalam telinga.
– Bahan pembawanya sebaiknya minyak lemak atau sejenisnya yang mempunyai
kekentalan yang cocok sehingga dapat menempel pada liang telinga.
3. Gargarisma (Gargle)

– Sediaan berupa larutan umumnya dalam keadaan pekat dan harus diencerkan
sebelum digunakan, mengandung antiseptik
– Digunakan untuk pencegahan atau pengobataninfeksi tenggorokan, juga
digunakan untuk merawat atau mengubah faring dan nasofaring dengan menekan
udara dari paru-paru akibat dari penahanan sediaan dalam tenggorokan.
4. Mouthwash (Pencuci mulut)

– Larutan yang digunakan dengan cara dikumur-kumur dalam mulut tetapi tidak
sampai tenggorokan.
– Biasanya hanya mengandung zat-zat untuk membersihkan mulut dan memperbaiki
bau.
5. Guttae Nasales (Tetes Hidung)

– Obat yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga
hidung, dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet.
– Minyak lemak dan minyak mineral tidak boleh digunakan sebagai cairan
pembawa.
– Pada umumnya zat aktif berkhasiat dekongestan, anestetik lokal atau antiseptik.
6. Guttae Auricuralis (Tetes Telinga)

– Sediaan cair yang digunakan untuk telinga yang berupa larutan/ suspensi yang
digunakan dengan meneteskan ke dalam telinga.
– Bahan pembawanya sebaiknya minyak lemak atau sejenisnya yang mempunyai
kekentalan yang cocok sehingga dapat menempel pada liang telinga.
7. irigationes (irigasi)

– Larutan steril yang digunakan untuk mencuci atau membersihkan luka terbuka atau
rongga-rongga tubuh.
– Pemakaiannya secara topikal, tidak boleh digunakan parenteral.
8. Inhalatoines (Inhalasi)

– Sediaan obat atau larutan atau suspensi terdiri atas satu atau lebih bahan obat yang
diberikan melalui saluran napas hidung atau mulut untuk memperoleh efek lokal
atau sistemik.
– Sediaan dimaksudkan untuk disedot hidung atau mulut, atau disemprotkan ke
dalam saluran pernapasan.
– Tetesan butiran kabut harus seragam dan sangat halus sehingga dapat mencapai
bronkioli.
– Inhalasi merupakan larutan dalam air atau gas.
9. Epithema (Obat Kompres)

– Cairan yang dipakai untuk endapatkan rasa dingin pada tempat-tempat yang sakit
dan panas karena radang atau berdasarkan sifat perbedaan tekanan osmose
– Digunakan untuk luka bernanah.
10. Lotion

– Sediaan cair yang dimaksudkan untuk pemakaian luar pada kulit (Ansel, 1989;
Anonim, 1995).
– Kebanyakan lotion mengandung bahan serbuk halus yang tidak larut dalam media
dispersi dan disuspensikan dengan menggunakan zat pensuspensi dan zat
pendispersi.
– Pada umumnya pembawa dari lotion adalah air
11. Linimentum (Liniment)

– Bentuk sediaan kental atau cair yang dioleskan pada kulit.


– Liniment dapat berupa larutan zat berkhasiat dalam minyak/lemak atau berupa
emulsi, yaitu hasil proses penyabunan yang banyak mengandung air sehingga bila
dioleskan pada kulit memberikan perasaan sejuk.

Sediaan cair rektal/vaginal

1. Lavament/Clysma/Enema

– Cairan yang pemakaiannya melalui rektum/ kolon berguna untuk membersihkan


atau menghasilkan efek lokal atau sistemik
– Digunakan untuk membersihkan atau penolong pada sembelit atau pembersih
feces sebelum operasi.
– Enema juga berfungsi sebagai karminativa, emollient, diagnostik, sedatif,
antelmintik, dll.Enema diberikan dalam jumlah bervariasi tergantung pada umur
dan keadaan penderita.
2. Douche
– Larutan zat dalam air yang dimasukkan dengan suatu alat ke dalam vagina, baik
untuk pengobatan maupun untuk membersihkan, karenanya larutan ini
mengandung bahan obat atau antiseptik.
– Biasanya berupa larutan kental yang diencerkan seperlunya sebelum digunakan

B. OBAT SEMI SOLID


1. Cremores (krim)
– Umumnya berbentuk emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-
asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air.
– Lebih mudah dibersihkan dari kulit dibandingkan dengan salep
2. Jelly (gel)
– Jernih & tembus cahaya yang mengandung zat-zat aktif dalam keadaan terlarut
lebih encer dari salep, mengandung sedikit/tidak lilin,
– Digunakan pada membran mukosa dan untuk tujuan pelicin atau sebagai basis
bahan obat,
– Umumnya adalah campuran sederhana dari minyak dan lemak dengan titik leleh
rendah.
– Dapat dicuci karena mengandung mucilago, gum atau bahan pensuspensi sebagai
basis.
3. Pastae (pasta)
– Sediaan yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk
pemakaian topikal.
– Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.
– Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum.
– Mengandung bahan serbuk (padat) antara 40 % - 50 %.
4. Unguenta (salep)
– Sediaan setengah padat dengan konsistensi menyerupai lemak
– Mudah dioleskan tanpa perlu pemanasan,ditujukan untuk pemakaian topikal pada
kulit atau selaput lender
– Bahan obat harus larut/terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.
– Secara umum salep dioleskan tipis-tipis pada daerah luka dan banyaknya salep
yang digunakan tergantung dari luasnya luka/lesi.

C. OBAT SOLID
1. Tablet
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi. Penggolongan Tablet :

– Berdasarkan tujuan penggunaan : tujuan saluran cerna, tujuan dalam


rongga mulut, tablet penggunaan lain
– Berdasarkan Penyalutan : tablet polos/core, tablet salut gula, tablet salut
selaput/film coating
– Berdasarkan Pelepasan Zat Aktif : pelepasan biasa, pelepasan lambat atau
terkendali, lepas tunda.
Tablet dengan Tujuan Saluran Cerna :

– Tablet konvensional biasa : Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus
kompresi tunggal yang biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan
bahan eksipien.
– Tablet multikempa : Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu
siklus kompresi tunggal sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas 2 atau lebih
lapisan. Disebut juga sebagai tablet berlapis.
– Tablet lepas terkendali/lepas lambat : Tablet yang pelepasan zat aktifnya
dikendalikan atau dimodifikasi sehingga tablet tersebut melepaskan dosis awal
yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis pemeliharaan
sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk
beberapa waktu tertentu.
– Tablet lepas tunda (enterik) : Tablet yang pelepasan zat aktifnya ditunda pada
daerah tertentu. Contoh yang paling umum adalah tablet salut enterik yaitu tablet
yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan lambung,
reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus.
– Tablet salut selaput/salut film : Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis,
bewarna atau tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di
dalam saluran cerna.
– Tablet salut gula : tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula
baik berwarna maupun tidak. Tujuan: melindungi zat aktif terhadap lingkungan
udara (O2, lembab), menutup rasa dan bau tidak enak, menaikkan penampilan
tablet.
– Tablet effervecent : Tablet kempa yang jika berkontak dengan air menjadi berbuih
karena mengeluarkan CO2. Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum.
– Tablet kunyah/ chewable : Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien
yang harus dikunyah di mulut sebelum ditelan. Tujuan dari tablet kunyah adalah
untuk memberikan suatu bentuk pengobatan yang dapat diberikan dengan mudah
kepada anak-anak atau orang tua, yang mungkin sukar menelan obat utuh.

Tujuan penggunaan di Rongga Mulut :

– Tablet Bukal : Tablet kempa biasa berbentuk oval yang ditempatkan di antara gusi
dan pipi.
– Tablet sublingual : Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah
lidah.
– Throces / lozenges : bentuk lain dari tablet yang digunakan dalam rongga mulut.
Digunakan untuk memberikan efek lokal pada mulut dan tenggorokan. Tablet
jenis ini dirancang agar tidak hancur di dalam mulut tetapi larut perlahan dalam
jangka waktu 30 menit atau kurang.

Tujuan penggunaan Lainnya :

– Tablet Hipodermik : Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah


larut/melarut sempurna dalam air. Umumnya digunakan untuk membuat sediaan
injeksi steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut steril .

2. Kapsul
Sediaan padat, bahan aktifnya berbentuk padat atau setengah padat
dengan/tanpa bahan tambahan dan terbungkus suatu cangkang yang keras atau
lunak yang dapat larut. Kapsul dapat didefinisiakn sebagai bentuk sediaan padat,
dimana satu macam obat atau lebih dan atau bahan innert lainnya yang dimasukkan
ke dalam cangkang atau wadah kecil yang umumnya dibuat dari gelatin yang
sesuai (Howard C. Ansel, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi)

3. Serbuk
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Ada tiga
jenis sediaan serbuk yaitu serbuk terbagi (pulveres), serbuk tak terbagi (pulvis),
serbuk tabur (pulvis advesorius).
4. OBAT BENTUK
Sediaan steril,berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan terlebih dahulu sebelum digunakan secara parenteral, disuntikkan
dengan cara menembus atau merobek jaringan ke dalam atau melalui kulit atau
selaput lendir.

2. Jelaskan keuntungan dan kerugian dari masing-masing bentuk sediaan


farmasi!

A. SEDIAAN CAIR

Keuntungan sediaan cair:


1. Cocok untuk penderita yang sukar menelan
2. Absorpsi > cepat dibandingkan sediaan oral lain.
3. Homogenitas lebih terjamin.
4. Dosis/takaran dapat disesuaikan
5. Dosis obat lebih seragam dibandingkan sediaan padat, terutama bentuk larutan.
Untuk suspensi dan emulsi, keseragaman dosis tergantung pada pengocokan
6. Cocok untuk obat yg mengiritasi mukosa lambung atau dirusak cairan lambung
karena faktor pengenceran. Hal ini biasanya terjadi pada obat bentuk sediaan padat
Kekurangan sediaan cair:
1. Tidak untuk obat yang tidak stabil dalam air
2. obat pahit/baunya tidak enak sukar ditutupi.
3. Sediaan tidak praktis dibawa
4. Takaran obat tidak dalam dosis terbagi kecuali sediaan dosis tunggal, dan harus
menggunakan alat khusus.
5. Air merupakan media pertumbuhan bakteri dan merupakan katalis reaksi.
6. Pemberian obat menggunakan alat khusus/orang khusus (sediaan parenteral).

B. SEDIAAN SETENGAH PADAT


Keuntungan sediaan Setengah Padat:
1. Dapat diatur daya penetrasi dari zat berkhasiat dengan memodifikasi basisnya.
2. Kontak sediaan dengan kulit lebih lama.
3. Lebih sedikit mengandung air sehingga lebih sulit ditumbuhi bakteri.
4. Lebih mudah digunakan tanpa memerlukan alat bantu.
Kekurangan sediaan Setengah Padat :
7. Terjadi ketengik terutama untuk sediaan-sediaan dengan basis lemak tak jenuh.
8. Terbentuk kristal atau keluarnya fase padat dari basisnya.
9. Terjadinya perubahan warna

C. SEDIAAN PADAT

Keuntungan sediaan Padat: Dokter cepat menulis reseP.

Kekurangan sediaan Padat : Absorbsi relative lama, onset of action lebih


lama dari larutan, dan bioavailabilitas sering tidak sempurna

D. SEDIAAN INJEKSI

Keuntungan Sediaan injeksi (injectiones) :


1. Onset cepat.
2. Efek dapat diramalkan dengan pasti.
3. Bioavailabilitas sempurna atau hampir sempurna.
4. Kerusakan obat dalam GE dihindarkan.
5. Dapat diberikan pada penderita sakit keras atau koma.
Kekurangan Sediaan injeksi (injectiones) :
1. Nyeri saat pemberian, bila sering diberikan.
2. Efek psikologis bagi yang takut disuntik.
3. Kekeliruan obat atau dosis tidak dapat diperbaiki.
4. Obat hanya diberikan oleh tenaga ahli tertentu.

3. Jelaskan prosedur cara penggunaan dari masing-masing bentuk


sediaan farmasi
A. Padat
- Peroral (dimasukkan melalui mulut): serbuk, kapsul, pil, tablet
- Per-rektal (dimasukkan melalui anal/vagina): suppositoria
B. Semisolid
Topical (dioleskan pada permukaan bagian tubuh): Salep, krem, pasta, gel
C. Cair
- Peroral: larutan, suspense, emulsi, sirup, obat tetes (drops peroral)
- Parenteral (obat dimasukkan kedalam tubuh pasien menggunakan jarum
suntik)
D. Injeksi
Steril

4. Beri contoh gambar dan contoh peresepannya masing-masing bentuk


sediaan farmasi!

A. OBAT CAIR

1. Solutio

R/ Kalii prapaganas 5

Aqua ad 100

S.u.e

-paraf-

2. Suspensi
R/ Calamine 5

Zinci oxyd 5

Bentonite 1,250

Aq. dest ad 100

f.i.a. suspension

s.a.u.e. (calamine lotion V)

-paraf-
3. Emulsi

R/ scott emulsion 100ml

S.i.d.d.i.c

-paraf-

4. Saturatio

R/ Tablet calcium redoxon no. X

s.i.d.d. tabl I

-paraf-

5. Guttae

R/ Natrii chlorid 0,9

Benzalkronium chlorid 1:10.000

Aq. Dest ad 100ml

-paraf-

B. OBAT SETENGAH PADAT


1. Ungunentum
R/ Acid. Boriv. Pulv 3

Vaseline ad 30

M. D. S Boor ralf

-paraf-
2. Pasta
R/ Acid salycyl 250 mg 1

Zinci oxyd 12,5

Amyl. Triciti 12,5

Vas. Flav. Ad 50

m.f. pasta

s. us. ext

-paraf-

3. Emplastrum

R/ Hansaplast empl no. V

-paraf-

C. OBAT PADAT
1. Pulvis/serbuk

R/ Paracetamol 250 mg

Antalgin 125 mg

Glukosa q.s

m.f.la.pulv.dtd. No. X

S.t.d.d.pulv.I.

-paraf-
2. Kapsul

R/Chloramphenicol Caps. 250 mg No. XX

S.qdd. Caps. I

-paraf-

3. Tablet

R/ Tab. Acetosal 500 mg No.X

S.tdd. tab. I pc

-paraf-

4. Pil
R/ Ferrosi Sulfas 200 mg

m.f.l.a. pil d.t.d. No. I.X

S.3d.d. pil. I

5. Suppositoria
R/ supp. Contra hemorrhoids No.X

S. post deface. Supp.

-paraf-

Anda mungkin juga menyukai