Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN

Komputer dan
Masyarakat
Masyarakat Informasi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

10
ILMU KOMPUTER SISTEM INFORMASI 87019 Sofa Sofiana, M.Kom

Abstract Kompetensi
 Latar belakang dan kerangka Mahasiswa memahami kerangka
pemikiran yang melatari
pemikiran masyarakat infromasi
terbentuknya masyarakat informasi
 Arti penting informasi Mahasiswa mampu memberikan
pemahamanan dan contoh nyata
 Membangun masyarakat informasi
peranan informasi dalam
 Masyarakat informasi dan masyarakat yang membentuk
demokrasi informasi lahirnya era masyarakat informasi
Mayarakat Informasi
Latar Belakang

Sejak tahun 80-an, dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, dunia
menyediakan banyak kesempatan untuk maju, tetapi bagi negara-negara berkembang
kesempatan itu belum bisa digunakan. Saat ini negara-negara maju telah melewati era
industri dan era informasi, sedang negara-negara berkembang belum menjadi negara
industri, namun harus dihadapkan pada era teknologi informasi dan komunikasi. Ini adalah
suatu tantangan bagi negara berkembang, di satu sisi harus melaksanakan pembangunan
tetapi di sisi lain harus mengejar ketertinggalan dengan negara-negara maju dalam bidang
teknologi informasi dan komunikasi. Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi dapat menghantarkan suatu negara menjadi negara yang mampu bersaing di
era pasar bebas yang semakin kompetitif ini. Maka mau tidak mau, siap tidak siap Indonesia
sebagai negara berkembang, sejak dini harus mempersiapkan diri menghadapi era teknologi
informasi dan komunikasi apabila tidak mau tertinggal dan kalah bersaing dengan negara
lain. Di sinilah diperlukan berbagai upaya dari semua fihak yang terkait untuk dapat
mewujudkannya.

Kerangka Pemikiran

Pemberdayaan (empowerment) artinya pendelegasian, desentralisasi atau


pemberian otonomi ke bawah. Dalam pengembangan ke masyarakat, pemberdayaaan
adalah pemberian kebebasan, pengakuan kesetaraan dan membiarkan keswadayaan.
Pemberdayaan pada dasarnya adalah pemberian kesempatan kepada masyarakat untuk
mengambil prakarsa dan keputusan berdasarkan hak-hak asasi manusia. (M. Dawam
Rahardjo, 2003).
Menurut Webster dan Oxford English Dictionary (Priyono dan Pranarka, 1996) kata
empowerment atau empower mengandung dua pengertian yaitu; pertama to give power or
authority to, kedua to give ability or enable. Pengertian pertama sebagai memberi
kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain. Sedangkan
pada pengertian kedua dipahami sebagai upaya untuk memberikan kemampuan atau
keberdayaan.

Menurut Peter L. Berger, seorang ahli sosiologi terkemuka masa kini memberikan
definisi masyarakat sebagai suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas

2012 Komputer dan Masyarakat Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Sofa Sofiana, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
sifatnya. Pengertian keseluruhan kompleks dalam definisi di atas berarti bahwa keseluruhan
itu terdiri dari bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan.
Peter L. Berger juga mendefinisikan masyarakat sebagai suatu sistem interaksi.
Konsep interaksi di sini maksudnya adalah tindakan yang terjadi paling kurang antara dua
orang yang saling mempengaruhi perilakunya.Untuk mendefinisikan tentang informasi maka
terlebih dahulu kita mengetahui definisi dari fakta, data, kemudian baru informasi. Hubungan
ketiga istilah tersebut dijelaskan oleh Selo Soemardjan dalam artikelnya “Masyarakat
informasi” tahun 1989, sebagai berikut:
Yang disebut fakta adalah unsur-unsur yang dengan nyata ada di dalam masyarakat
atau alam raya. Diketahui ataupun tidak diketahui oleh manusia, fakta tetap ada dengan
nyata. Ketika fakta itu diketahui oleh manusia maka manusia dapat mengetahui apakah
fakta itu dapat dijadikan data karena mungkin ada relevansinya dengan suatu kepentingan.
Jika suatu fakta tidak diketahui ada relevansinya degan kepentingan manusia, fakta itu
menjadi non-data. Tetapi dengan perkembangan pemikiran manusia atau teknologi, fakta
non-data itu mendapat relevansi dengan kepentingan manusia dan menjadi data. Kemudian
dengan kemampuan daya intelektualnya, manusia dapat menganalisis untuk menarik makna
dari data yang dimilikinya sehingga menjadi jelas manfaat apa yang dapat diambil dari data
itu untuk kepentingannya. Melalui proses analisis yang dilakukan, data yang semula mentah
menjadi matang dan itulah yang disebut informasi yang dapat membantu manusia dalam
pengambilan keputusan.

Apabila masyarakat dihubungkan dengan informasi maka akan terbentuklah istilah


masyarakat informasi. Istilah masyarakat informasi mulai marak sekitar tahun 1980-an,
sesaat setelah berkembang teknologi informasi (Sulistyo Basuki, 1999). Menurut pandangan
John Naisbitt seperti yang dikutip oleh Selo Sumardjan (1989) menyatakan jika jumlah
pekerja”white-collar” (krah putih) yang bekerja dengan bahan-bahan informasi lebih besar
jumlahnya dibanding pekerja “blue-collar” (krah biru) yang memproduksi barang-barang fisik
dan jasa dalam industri, masyarakat itu dapat disebut masyarakat informasi. Sedangkan
Ronfeld (1992) menyatakan bahwa masyarakat informasi merupakan masyarakat yang
menunjukkan batas yang semakin kabur antara perangkat keras komputer, sistem
berkomunikasi dan satelit komunikasi, jaringan global dan sebagainya (Sulistyo Basuki,
1999).
Menurut Alvin Toffler dalam bukunya The Third Wave membagi sejarah
perkembangan umat manusia ke dalam tiga gelombang yang masing-masing mempunyai
karakteristik, sebagai masyarakat tani (8000 S.M. – 1700), masyarakat industri (1700 –
1970) dan masyarakat informasi (1970 – lewat tahun 2000) (Taryadi, 1989). Berdasarkan
pembagian sejarah perkembangan umat manusia tersebut dan berdasarkan realitas yang

2012 Komputer dan Masyarakat Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Sofa Sofiana, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
ada, sudah jelas bahwa kita sekarang sudah berada pada gelombang ketiga, dimana kita
hidup di zaman yang ditopang oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang
memicu terjadinya ledakan informasi. Ledakan informasi yang terjadi membawa perubahan
besar dalam kehidupan umat manusia. Dari beberapa teori di atas, maka dapat kita ketahui
bahwa untuk memberdayakan masyarakat di era informasi ini maka perlu perhatian dari
beberapa pihak yang terkait dengan menyediakan sumber-sumber informasi yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan adanya kemudahan akses informasi. Sumber-sumber
informasi tersebut tidak harus dalam bentuk digital, tetapi dapat juga berupa bahan bacaan
lainnya seperti buku, surat kabar, radio, televisi, dan sebagainya, yang penting adalah
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini mengingat kondisi bangsa Indonesia sebagai
negara berkembang, masih menghadapi berbagai masalah seperti kekurangan dana,
terbatasnya infrastruktur dan masih kurangnya sumber daya manusia yang terampil dan
berkualitas. Dengan banyaknya sumber-sumber informasi yang tersedia dan adanya
kemudahan akses informasi yang sesuai dengan kebutuhannya, diharapkan masyarakat
akan kaya informasi sehingga terbentuklah masyarakat informasi yang selanjutnya dapat
memberdayakan hidup mereka.

Arti Pentingnya Informasi

Menurut Francis Bacon, pengetahuan adalah kekuasaan (knowledge is power),


barang siapa menguasai pengetahuan dia akan menguasai dunia, demikianlah arti
pentingnya pengetahuan, dalam hal ini termasuk informasi, menjadi kekuatan yang luar
biasa karena informasi adalah salah satu sumber yang berharga. Informasi adalah suatu
nilai untuk mengetahui suatu kerahasiaan suatu hal. Saat ini informasi dalam arti
kesanggupan mengirim, menyimpan dan menggunakan informasi sudah dianggap sebagai
unsur yang sama nilainya dengan energi atau bahan baku.Tanpa menguasai informasi
maka orang akan pasif, tetapi dengan menguasai informasi seseorang akan mendapat
suatu rangsangan sehingga akan menimbulkan kreativitas untuk melakukan sesuatu.
Apalagi di era informatika yang sangat kompetitif ini, informasi menjadi sangat penting agar
seseorang, masyarakat, suatu institusi dan negara dapat mempunyai daya saing yang
tinggi. Menurut Budi Rahardjo, ada hubungan antara informasi dan kesejahteraan. Untuk
mencapai kesejahteraan diperlukan adanya suatu kemampuan daya saing yang ditunjang
oleh informasi, ilmu, knowledge, wisdom, sumber daya manusia (SDM), teknologi, dan
pasar. Untuk memenuhi kebutuhan informasi dibutuhkan adanya mekanisme akses
terhadap informasi dan ketersediaan informasi. Akses terhadap informasi membutuhkan
ketersediaan infrastruktur (telekomunikasi, listrik) dan perangkat (hardware dan software)
serta penguasaan penggunaan komputer (literasi komputer). Dengan demikian tujuan akhir

2012 Komputer dan Masyarakat Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Sofa Sofiana, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
dari penggunaan komputer adalah kesejahteraan dari rakyat yang tercermin dalam
kemampuan ekonomi dari negara tersebut.Saat ini pelajar, mahasiswa, dosen dan
peneliti sangat memerlukan informasi untuk mendukung sukses belajar dan kegiatan
penelitiannya. Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi, sekolah dan perguruan
tinggi tidak perlu lagi melakukan monopoli dalam dunia pendidikan karena sumber-sumber
informasi dan pengetahuan tidak hanya dari guru atau dosennya. Bagi seseorang yang tidak
belajar di bangku sekolah atau kuliah dapat memanfaatkan informasi secara otodidak lewat
berbagai media untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu dalam kehidupannya.
Informasi bagi masyarakat adalah sangat penting dalam memberdayakan kehidupannya
agar lebih meningkat. Dengan membanjirnya informasi bagi masyarakat memungkinkan
bertambahnya orang memperoleh ilmu dan pengetahuan yang biasanya hanya dimiliki oleh
kelompok profesional sehingga dapat dimasyarakatkan. Selain itu dengan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan jarak antar kelompok masyarakat dapat
ditiadakan. Dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, informasi dapat
diketengahkan oleh bermacam-macam media komunikasi. Dengan banyaknya sumber
informasi tersebut akan dapat memperkaya informasi dan pengetahuan bagi masyarakat.
Bagi institusi, informasi sangat membantu dalam mencapai tujuan yang ditetapkan serta
dalam proses pengambilan keputusan. Dengan banyaknya peran informasi di dalam
masyarakat modern, berarti perlu tenaga kerja yang memenuhi kualifikasi khusus yaitu yang
menguasai teknologi informasi dan komunikasi. Dengan adanya informasi dan tenaga kerja
yang terampil dapat meningkatkan produktivitas kerja dan memberi prospek yang cerah bagi
kemajuan industri.Informasi bagi suatu negara dapat sebagai sumber kekuasaan, dimana
informasi merupakan alat ampuh untuk mengontrol penguasa. Selain itu informasi bagi
suatu negara dapat memberi sumbangan kepada kekuatan dan kestabilan sistem sosial,
politik, ekonomi dan kebudayaannya. Informasi dalam suatu negara dapat sebagai kekuatan
di bidang ekonomi dan merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam melaksanakan
pembangunan.

Hambatan di Era Informasi

Dari uraian di atas dapat diketahui betapa pentingnya informasi bagi masyarakat dan
pembangunan suatu negara, apalagi di era teknologi infomasi dan komunikasi ini. Walaupun
tetap ada dampak negatifnya atau efeknya, tetapi hal itu sangat tergantung pada bagaimana
manusia atau masyarakat mempergunakan dan mensikapinya. Manusia atau masyarakat
yang dapat memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut dengan benar maka dia akan
mendapat manfaat yang besar karena dengan teknologi tersebut akan memberikan
berbagai kemudahan dalam mencapai tujuannya. Tetapi manusia yang

2012 Komputer dan Masyarakat Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Sofa Sofiana, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
menyalahgunakannya maka akan menimbulkan berbagai kerusakan alam dan degradasi
moral manusia.
Bagi Indonesia dalam memasuki era informasi memang banyak kendala yang harus
dihadapi, terutama masih adanya kesenjangan informasi dan belum siapnya masyarakat
dan negara dalam menghadapinya. Dengan adanya masalah tersebut tentu bangsa kita
belum dapat bersaing di era global ini.
Belum siapnya negara kita dalam menghadapi era informasi adalah karena bangsa
kita pada saat ini baru melaksakan pembangunan. Di samping itu sebagai negara
berkembang juga masih kekurangan dana, infrastruktur dan sumber daya manusia yang
terampil dan berkualitas. Sebagaimana kita ketahui bahwa untuk mengadakan infrastruktur
teknologi informasi dan komunikasi membutuhkan modal yang besar. Di samping itu
manusia sebagai human capital sangat menentukan dalam mencapai suatu tujuan. Manusia
dalam pembangunan adalah sebagai agent of change. Manusia selain sebagai obyek juga
sebagai subyek dari pembangunan itu sendiri. Sebesar apapun modal fisik yang dipunyai
dan secanggih apapun teknologi yang digunakan maka semua itu akan sia-sia apabila
kualitas sumber daya manusianya masih rendah.
Selain kekurangan dana, problem yang dihadapi bangsa kita saat ini adalah masih
rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari tingginya
angka buta huruf dan masih rendahnya minat baca serta masih berkembangnya tradisi
lesan, terutama pada masyarakat yang hidup di pedesaan dan daerah terpencil. Padahal
informasi dan pengetahuan biasanya disajikan dalam media bacaan, baik cetak maupun non
cetak, seperti buku, koran, majalah, internet dan sebagainya. Namun melek informasi bukan
hanya terbatas pada kebiasaan membaca, tetapi lebih dari itu yaitu kesanggupan untuk
memahaminya (literasi informasi). Di samping itu juga dengan adanya tradisi yang masih
menganggap rendah kedudukan perempuan dari pada laki-laki baik dalam kehidupan rumah
tangga, dalam pendidikan maupun dalam mendapatkan pekerjaan yang dapat membuat
perempuan tidak berdaya. Rendahnya kualitas sumber daya manusia tersebut dapat
menyebabkan rendahnya posisi tawar dan fungsi kontrol mereka terhadap kelemahan
berbagai lembaga pelayanan publik.
Hambatan lain adalah masih adanya kesenjangan informasi dan pengetahuan.
Kesenjangan ini dapat terjadi apabila informasi tidak tersebar secara merata kepada seluruh
masyarakat dan apabila banyak informasi yang tertutup, sehingga masyarakat mempunyai
informasi yang terbatas. Ketidakseimbangan arus informasi tersebut dapat terjadi antara
masyarakat kota dan masyarakat pedesaan, antara kelompok minoritas yang kaya dengan
kelompok mayoritas yang miskin dan antara kelompok elite dan massa, yang menyebabkan
berkurangnya kegiatan komunikasi dan mengurangi kegiatan persediaan dan permintaan di
“pasar informasi”, sehingga dapat mengurangi sirkulasi informasi yang lebih bebas.

2012 Komputer dan Masyarakat Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Sofa Sofiana, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
Sampai saat ini masih ada kesenjangan informasi antara masyarakat kota dengan
masyarakat pedesaan dan daerah terpencil. Kesenjangan ini disebabkan masih terbatasnya
infrastruktur di daerah pedesaan dan daerah terpencil sehingga masih kesulitan untuk
mengakses informasi yang mereka butuhkan, sedangkan di perkotaan sumber-sumber
informasi itu relatif banyak dan mudah didapatkan.
Perbedaan status sosial seperti ekonomi, pendidikan dan sebagainya juga dapat
menyebabkan kesenjangan informasi. Orang kaya cenderung mudah mendapatkan
berbagai sumber informasi, sedangkan orang miskin tidak mampu untuk mendapatkan
sumber-sumber informasi terebut karena lebih memikirkan ekonominya dari pada
memikirkan untuk mendapatkan suatu sumber informasi. Orang yang berpendidikan tinggi
juga cenderung mudah mendapatkan sumber-sumber informasi yang mereka butuhkan,
sedangkan orang yang berpendidikan rendah akan mengalami kesulitan dalam
mendapatkan informasi.
Kelompok elite karena mempunyai kekuasaan dan modal besar juga sering
memonopoli sumber-sumber informasi, seperti informasi dari media massa. Dalam suatu
negara berkembang seperti Indonesia, monopoli juga dapat terjadi antara pusat dan bawah,
yang disebut arus satu arah dari atas ke bawah, sehingga tidak ada kebebasan informasi
karena biasanya orang hanya menerima informasi saja, sedangkan untuk mencari dan
menyampaikan informasi masih sering diabaikan. Beberapa hambatan terhadap kebebasan
informasi sering disebabkan karena adanya peraturan yang menekan, adanya sensor,
intimidasi dan kekerasan fisik, birokrasi yang berbelit-belit, infrastruktur yang tidak memadai
dan takut pada penguasa. Hambatan terebut pernah terjadi pada masa pemerintahan orde
baru, dan setelah terjadi reformasi, beberapa hambatan berangsur-angsur mulai
menghilang. Namun pada saat ini yang sering terjadi adalah adanya birokrasi yang masih
berbelit-belit dan kinerja aparat pelayanan publik yang belum transparan dan akuntabel, di
sisi lain masyarakat belum mempunyai bargaining power dan kontrol terhadap kinerja aparat
tersebut.
Adanya berbagai masalah seperti tersebut di atas menyebabkan sampai saat ini
masyarakat dan negara kita belum mempunyai empowerment dalam menghadapi era
informasi yang sangat kompetitif ini. Untuk menyelesaikan masalah tersebut maka perlu ada
perhatian dari semua pihak yang terkait seperti pemerintah, lembaga legislatif, para
profesional dan sebagainya. Selain itu keberhasilan memecahkan masalah ini juga sangat
tergantung dari partisipasi masyarakat agar selalu aktif mencari dan memanfaatkan
informasi yang dibutuhkan serta menyampaikan berbagai keluhan kepada pemerintah
apabila mendapat pelayanan informasi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.

2012 Komputer dan Masyarakat Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Sofa Sofiana, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
Masyarakat Informasi dan Demokrasi Informasi

Untuk dapat disebut sebagai masyarakat informasi menurut Taru J. Wahyu adalah
dimana semua negara berusaha agar seluruh pedesaan, lembaga pendidikan, lembaga
masyarakat, lembaga pemerintah dan lain-lain terhubung dalam satu jaringan, sehingga
interaksi dalam berbagai aspek di seluruh dunia dapat dilakukan secara mudah dan cepat
melalui telematika. Masyarakat yang berbasis informasi diarahkan untuk menjadi landasan
menuju masyarakat berbasis pengetahuan serta ekonomi berbasis pengetahuan. Menurut
Bambang Setiadi, masyarakat berbasis pengetahuan adalah suatu kemapanan ekonomi
dengan basis pengetahuan dan informasi untuk proses produksi, distribusi, aplikasi dan
konsumsi. Untuk membangun masyarakat informasi diperlukan adanya sistem pranata
telekomunikasi dan informasi yang memadai yang berupa jaringan informasi yang
memungkinkan seluruh masyarakat dapat mengakses informasi. Tidak boleh lagi
diskriminasi dalam bidang informasi dan komunikasi. Teknologi informasi terutama komputer
sudah merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi, terutama oleh para intelektual,
pelajar, para profesional dan kalangan bisnis. Pendidikan komputer harus dapat menembus
semua lapisan masyarakat. Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
masyarakat akan dapat mengubah pola kehidupannya menjadi masyarakat informatif yang
cerdas dan produktif.
Definisi tentang “masyarakat informasi” dari Deklarasi World Summit on the
Information Society (WSIS) yang dilaksanakan di Genewa, 10-12 Desember 2003, bahwa
masyarakat informasi yang berpusat pada masyarakat, inklusif dan berorientasi pada
pembangunan adalah dimana setiap orang dapat membuat, mengakses, memanfaatkan dan
berbagi informasi serta pengetahuan, yang memungkinkan setiap individu, komunitas dan
masyarakat untuk mencapai potensi mereka dalam rangka mengembangkan pembangunan
yang terus terpelihara dan mengembangkan kualitas hidup mereka, sebagaimana yang
telah dideklarasikan di dalam tujuan dan prinsip-prinsip dari piagam PBB dan menghormati
secara penuh serta menguatkan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.Dari definisi di atas
maka dapat kita ketahui bahwa untuk mewujudkan masyarakat informasi maka perlu adanya
demokrasi informasi. Demokrasi adalah suatu proses yang dinamis.

Membangun Masyarakat Informasi

Perubahan ke arah masyarakat informasi tentu saja tidak mudah karena berkaitan
dengan perubahan budaya, tetapi mau tidak mau masyarakat harus sudah dipersiapkan
mulai sekarang. Pada tahap awal yang perlu diperhatikan adalah kondisi sosial, politik dan
budaya bangsa kita yang masih belum mendukung demokrasi informasi, bukan pada

2012 Komputer dan Masyarakat Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Sofa Sofiana, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
teknologi informasi dan infrastrukturnya dulu. Hal ini mengingat banyak masyarakat
terutama masyarakat pedesaan yang belum melek informasi. Melek informasi di sini bukan
sekedar melek huruf tetapi bagaimana agar masyarakat memahami informasi yang diterima
dan mampu menggunakannya dalam kehidupan di masyarakat. Untuk itu, maka perlu peran
dari berbagai pihak seperti pemerintah, lembaga-lembaga pelayanan publik, para
profesional, lembaga swadaya masyarakat maupun perorangan yang peduli terhadap
masyarakat. Di samping itu juga diperlukan partisipasi dari masyarakat sendiri yang selalu
aktif mencari berbagai sumber informasi dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pemerintah dalam membangun masyarakat informasi mempunyai peran yang sangat
penting karena pemerintah adalah penyedia informasi yang terbesar di dalam masyarakat,
yang tidak hanya bersifat memberi informasi seperti peran media massa, tetapi juga
melibatkan masyarakat untuk berperan serta. Meskipun pemerintah mempunyai fungsi
mengatur, namun tidak hanya mengizinkan tetapi seharusnya juga mendorong media lain,
mendorong partisipasi warganya, mendorong kebebasan memperoleh informasi dari
berbagai sumber informasi, mendorong komunikasi kelompok, mendorong desentralisasi
sarana komunikasi dan lain-lain. Dalam melaksanakan fungsi tersebut pemerintah saat ini
telah membahas Rencana Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (RUU KIP). RUU
KIP ini, kata Mudatsir, anggota DPR RI Komisi I, menjamin setiap warga negara
memperoleh informasi publik dari berbagai badan publik yang ada. Presiden, Departemen,
DPR, DPD dan lembaga-lembaga di bidang yudikatif, nantinya akan menjadi badan publik
terbuka untuk siapa saja. UU KIP ini harus diwujudkan karena sangat penting untuk
mewujudkan adanya demokrasi informasi di Indonesia, terutama pada pasal 28 f yang
menegaskan bahwa setiap orang memiliki hak memperoleh informasi. Sedangkan pada
pasal 28 e menegaskan bahwa hak dan kebebasan itu ada batasannya yang ditetapkan
dengan undang-undang. Artinya kebebasan informasi tidak mutlak dan harus berjalan
secara profesional. Selain itu melihat urgensi dari informasi bagi masyarakat, pemerintah
saat ini juga membentuk Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) yang
bertanggungjawab terhadap manajemen komunikasi dan informasi di tanah air. Di tingkat
propinsi, dibentuk Badan Informasi Daerah, dan di tingkat kabupaten dibentuk dinas yang
salah satu tugasnya adalah mengembangkan kelompok informasi masyarakat (KIM) di
setiap kalurahan di seluruh Indonesia. Kegiatan KIM adalah mencari, mengumpulkan,
menyaring dan memilah informasi dari berbagai sumber seperti dari radio, televisi, buku,
majalah, koran, maupun internet. Informasi yang telah disaring dan dipilah tersebut
kemudian digunakan untuk mengembangkan berbagai usaha, seperti bidang sosial,
ekonomi dan budaya.Untuk memajukan kabupaten, Depkominfo juga saat ini telah
membentuk Warung Masyarakat Informasi (Warmasif) Indonesia di berbagai kabupaten/kota
di Indonesia yang mengoperasikan aplikasi berbasis website. Dengan layanan yang tersedia

2012 Komputer dan Masyarakat Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Sofa Sofiana, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
seperti aplikasi e-UKM, layanan informasi kesehatan online dan perpustakaan digital akan
mampu berperan sebagai sarana pengembangan usaha, layanan pendidikan masyarakat,
layanan informasi kesehatan, serta sarana informasi lainnya. Melalui perangkat tersebut,
pelaku usaha, koperasi dan usaha kecil dan menengah (UKM) atau yang lainnya akan
semakin mudah mencari informasi. Selain itu, mereka juga akan semakin memasarkan hasil
usahanya dengan mudah secara global ke seluruh penjuru dunia.
Saat ini masyarakat telah dibanjiri dengan kelimpahruahan informasi yang belum
tentu relevan dengan kebutuhan masyarakat. Untuk itu informasi perlu dipilah-pilah agar
relevan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Informasi tersebut tidak harus berbentuk
digital, tetapi juga dalam bentuk lain seperti buku, majalah, koran, dan lain-lain dengan
melihat situasi dan kondisi masyarakatnya, yang penting adalah sesuai dengan kebutuhan
mereka sehingga informasi tersebut bermanfaat bagi kehidupannya. Apabila masyarakat
sudah siap dan memang membutuhkan informasi digital, maka mereka perlu diperkenalkan
dengan informasi dalam bentuk digital seperti internet, agar informasi dapat diakses secara
mudah, cepat, tepat dan akurat. Agar informasi dapat relevan dan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat maka perlu strategi yang bertujuan untuk menilai dan menyesuaikan
informasi yang dipakai dalam menangani masalah dan mengubahnya menjadi keterangan-
keterangan yang berguna untuk masyarakat yang berbeda-beda. Di sinilah dibutuhkan
peran dari pusat-pusat dokumentasi dan informasi beserta para tenaganya yang profesional
yang didukung dengan teknologi informasi dan komunikasi. Cara kerja profesional dalam
bidang informasi dan komunikasi adalah berusaha melaksanakan tugas secara efektif,
mengusahakan agar pesan diterima dengan baik, mengubah informasi ke dalam bentuk
yang sederhana, menarik dan tetap menjadi perhatian.
Perpustakaan sebagai salah satu lembaga penyedia layanan informasi mempunyai
peran strategis dalam hal ini, karena tugas perpustakaan adalah mengumpulkan,
menyeleksi, mengolah, menyediakan dan menyebarkan informasi baik dalam bentuk cetak
maupun non-cetak kepada masyarakat penggunanya. Perpustakaan berangsur-angsur
telah menjadi pusat yang melayani umum atau kelompok khusus. Perpustakan umum
sekarang telah memegang peranan pokok di dalam kehidupan sosial, pendidikan dan
kebudayaan. Salah satu andalan pelayanan perpustakaan umum adalah perpustakaan
keliling yang melayani masyarakat pedesaan dan daerah terpencil yang sulit mendapatkan
informasi. Sedangkan perpustakaan khusus merupakan pusat referensi yang berharga bagi
pelajar, mahasiswa, peneliti maupun karyawan. Di era informasi ini, banyak perpustakaan
telah menerapkan teknologi informasi dan komunikasi dalam memberikan pelayanannya.
Informasi tidak lagi hanya berbentuk cetak tetapi juga koleksi digital. Untuk memudahkan
akses informasi, saat ini beberapa perpustakaan juga telah membentuk jaringan informasi

2012 Komputer dan Masyarakat Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Sofa Sofiana, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
baik di tingkat lokal maupun nasional. Dari fungsi dan peran perpustakaan di atas, maka
jelas bahwa perpustakaan sangat efektif untuk membentuk masyarakat informasi.
Adanya internet juga sangat penting untuk membentuk masyarakat informasi. Dari
internet kita dapat mendapatkan informasi tanpa batas. Apabila internet digunakan secara
benar maka akan mendongkrak daya kreatifitas seseorang. Dari sisi informasi dan
pengetahuan, internet mempunyai kemampuan yang sangat dominan dalam mengirimkan
informasi dalam bentuk digital dalam jumlah yang sangat besar secara effisien dan murah.
Selain itu internet memungkinkan interaksi dua arah dan diskusi secara massal (mailing list)
dengan banyak orang sekaligus dalam waktu yang singkat. Dengan mailing list dapat
membuat segala sesuatu menjadi tranparan sehingga dapat menggerakkan masyarakat
dalam arti sebenarnya. Inti filosofi dari masyarakat internet yang berbasis interaksi dua arah
adalah bahwa:1. Setiap orang mempunyai kesempatan dan hak yang sama dengan
berpartisipasi dalam dunia informasi.2. Masyarakat internet dibentuk bukan oleh tatanan
struktur dan jabatan, tetapi oleh fungsi, kepakaran, kontribusi dari para anggota
masyarakatnya.3. Struktur dan jabatan di dunia nyata tidak berpengaruh apa-apa di
internet, setiap orang adalah sama dan sejajar di internet.Namun sampai saat ini masih
sedikit masyarakat yang bisa menikmati kemudahan internet. Karena masih terbatasnya
infrastruktur, banyak masyarakat pedesaan yang belum bisa memanfaatkan internet. Untuk
itu kehadiran jaringan informasi ini (internet) di pedesaan dan daerah terpencil sangat
penting untuk membuat masyarakat lebih berdaya. Masyarakat harus diberi pengertian
bahwa dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi diharapkan tatanan
kehidupan baik ekonomi, sosial dan budaya akan lebih baik sehingga kesejahteraan
masyarakat akan meningkat.

Perubahan di Era Informasi

Dengan memanfaatkan informasi dari berbagai media yang sesuai dengan


kebutuhan masyarakat, diharapkan akan ada perubahan sosial, ekonomi, politik dan
budaya. Perubahan sosial yang terjadi dalam konteks sikap masyarakat dapat dilihat dari
pola interaksi masyarakat dan bagaimana masyarakat bersikap dengan informasi yang ada.
Dengan adanya kemudahan akses informasi dan adanya keterbukaan informasi,
masyarakat diharapkan akan semakin kritis, cerdas dan berani. Dengan kaya informasi,
masyarakat akan mempunyai sikap kritis, yaitu sikap kritis untuk mengkritisi berbagai
persoalan yang ada disekitarnya mulai dalam bidang pendidikan sampai politik. Selain itu
juga berani mengungkapkan pendapat apabila sesuatu persoalan tidak sepaham dengan
pendapat yang dimilikinya. Semua dapat berkomentar di era ini, tentunya dengan etika
argumentasi tersebut harus didasari oleh teori atau informasi yang dapat

2012 Komputer dan Masyarakat Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Sofa Sofiana, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
dipertanggungjawabkan. Di samping itu dengan adanya dinamika informasi juga dapat
memotivasi dan mencerdaskan masyarakat. Mereka dapat mengakses informasi tanpa
membedakan status sosial yang disandang seiring dengan demokratisasi informasi. Dengan
kaya informasi maka masyarakat diharapkan akan mampu menyeleksi mana informasi yang
benar dan mana yang menyesatkan sehingga tidak mudah tertipu orang lain dan mampu
berdiri sendiri serta mempunyai daya saing yang tinggi.Dengan adanya kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi diharapkan terjadi perubahan dalam konteks pranata sosial yang
dapat dilihat dari berubahnya format pranata sosial serta munculnya lembaga-lembaga baru
di bidang pengelolaan informasi. Sekarang lembaga-lembaga pelayanan publik atau banyak
lembaga sosial lainnya mulai berubah dengan menerapkan sistem pelayanan informasi
terpadu, misalnya di beberapa pemerintah daerah telah menggunakan e-goverment dalam
rangka mewujudkan pemerintahan yang informatif dan akuntable. Lembaga-lembaga
tersebut mulai menerapkan automasi dalam layanannya. Hal ini dilakukan sejalan dengan
tuntutan masyarakat akan pemerintahan yang cepat, informatif dan transparan.Sedangkan
perubahan pranata sosial di bidang pengelolaan informasi diharapkan juga semakin
meningkat kualitas layanannya. Lembaga-lembaga tersebut antara lain perpustakaan,
kantor arsip, atau lembaga-lembaga informasi baru, yang mulai berbenah dengan
mengaplikasikan teknologi informasi dalam layanannya, sehingga semakin cepat dan tepat.
Selain itu juga muncul lembaga-lembaga informasi baru yang memfokuskan layanannya
dalam bidang tertentu. Misalnya munculnya pusat informasi pariwisata, pusat informasi
bisnis atau pusat informasi rumah kontrakan dan sebagainya. Lembaga-lembaga tersebut
merupakan pranata sosial yang muncul karena sangat dibutuhkan oleh masyarkat bahkan
dapat menjadi komoditi bisnis.Adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dapat
mempengaruhi budaya kita, yakni dapat mendorong atau mempengaruhi sikap, memberi
motivasi, mengembangkan pola tingkah laku dan dapat menyebabkan integrasi sosial.
Selain itu kebudayaan kita juga akan mudah terpengaruh oleh kebudayaan lain baik
kebudayaan lokal maupun kebudayaan asing yang dapat memperkaya kebudayaan kita.
Adanya kemajuan teknologi dan komunikasi juga dapat mempercepat proses produksi dan
distribusi baik barang maupun jasa dalam jumlah yang besar. Selain itu kebudayaan kita
juga akan terpengaruh.
Semua itu adalah perubahan positif dari perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi terhadap individu dan mayarakat, namun dampak negatifnya tentu juga ada. Di
era keterbukaan ini apabila pemerintah tidak bersikap transparan dan akuntabel maka yang
terjadi adalah sering terjadi demonstrasi yang menentang kebijakan pemerintah tersebut
yang kadang bersifat destruktif karena masyarakat kita baru dalam taraf belajar
berdemokrasi. Dengan kehadiran berbagai produk informasi seperti radio, TV, internet,

2012 Komputer dan Masyarakat Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Sofa Sofiana, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
handphone juga berdampak terhadap sikap dan perilaku seseorang, misalnya malas belajar,
individualistis, perilaku asusila, dan sebagainya.
Adanya teknologi informasi dan komunikasi juga merupakan ancaman terhadap
budaya kita, misalnya perubahan pada cara kerja, cara hidup, hubungan famili dan
komunikasi antar individu. Perubahan budaya ini dapat kita lihat dari budaya gotong-royang
yang merupakan salah satu modal sosial kita terutama di masyarakat pedesaan sekarang
sudah mulai terkikis, dan sebagai gantinya adalah adanya hubungan buruh dengan majikan
yang mendapat imbalan upah atau gaji. Dengan adanya kebudayaan yang cepat tersebar
melalui teknologi informasi dan komunikasi juga merupakan ancaman bagi kelestarian
kebudayaan kita terutama adanya kebudayaan asing yang dapat mendominasi kebudayaan
kita.Itulah berbagai dampak dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, di satu
sisi dapat mensejahterakan masyarakat kita apabila mau memanfaatkannya dengan sebaik-
baiknya, tetapi di sisi lain apabila disalahgunakan maka akan berakibat fatal dan merugikan
kita sendiri.

2012 Komputer dan Masyarakat Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Sofa Sofiana, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

1. Dahlan, M.Alwi. Peran Teknologi Informasi dalam Demokrtisasi.


http://www.google.co.id. Diakses Selasa, 29 Januari 2008, pukul 14.30.
2. Hakim, Heri Abi Burachman. Sosiologi Informasi: Suatu Kajian tentang
Dinamika Informasi dan Dampaknya Bagi Masyarakat. www.heri-abi-staf-
ugm.ac.id. Diakses Jum’at, 28 Desember 2007, pukul 12.50.
3. Kampus News. Keterbukaan Informasi Menuju Sebuah Negara yang
Demokratis. http://mahasiswa.com. Diakses Selasa, 29 Januari 2008, pukul
15.00.
4. Lawang, Robert M.Z. Buku Materi Pokok Pengantar Sosiologi, ANN III/3
SKS/MODUL 1-5. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Universitas
Terbuka, 1984/1985.
5. MacBride, Sean (Ketua Komisi). Aneka Suara, Satu Dunia: Menuju Orde
Informasi dan Komunikasi Dunia Yang Baru dan Efisien. Jakarta: PN Balai
Pustaka-UNESCO, 1983.
6. Pendit, Putu Laxman. Kepustakawanan: Penjelajahan Tentang Teks,
Kebersamaan dan Kemerdekaan Pribadi.
7. Purbo, onno W. Demokrasi dan Kembali ke Fitrah Manusia: Paska Era
Informasi. http://kambing.vlsm.org. Diakses Selasa, 29 Januari 2008, pukul
14.00.
8. Rahardjo, M. Dawam. Pemahaman dan Pemberdayaan Masyarakat Madani.
http://www.google.co.id. Diakses Selasa, 15 Januari 2008, pukul 13.30.
9. Rahardjo, Budi. Peningkatan Literasi Komputer dan Pemanfaatan Telematika
di Lingkungan Pemerintah Daerah. www.cert.or.id
10. Rosyidi, Imron. Revitalisasi Peran Perpustakaan dalam Masyarakat Informasi.
Media Informasi, Forum Komunikasi Perpustakaan. Vol. XIII, No. 6, Th.2000.
11. Suwignyo, Agus. Tanggamus dalam Mengatasi Kesenjangan Informasi.
http://radarlampung.co.id. Diakses Selasa, 15 Januari 2008, pukul 12.00.

2012 Komputer dan Masyarakat Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Sofa Sofiana, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai