Anda di halaman 1dari 1

SEJARAH PENULISAN HADIST

Penulisan Hadist dimulai pada abad pertama Hijrah, mulai zaman Rasulullah SAW, masa
Khulafa’ Al-Rasyidin dan sebagian besar zaman dinasti Umayyah, yaitu sampai akhir abad
pertama Hijrah, hadits-hadits itu berpindah dari mulut ke mulut.Banyak perawi meriwayatkannya
berdasarkan kekuatan hafalannya.Pada masa itu belum ada orang yang terdorong untuk
menuliskan hadist.Pada saat khalifah di pegang oleh ‘Umar ibn Abdil Aziz dari dinasti
Umayyah, terbangkitlah hatinya untuk menulis hadist.Beliau sadar bahwa banyak perawi yang
semakin lama meriwayatkan hadist dikepalanya maka semakin banyak yang meninggal.Jika
perawi tidak menulis hadist dari rasul maka akan hilang dari bumi.Agar hadist tidak hilang
dibumi,Khalifah meminta kepada gubernur Madinah, Abu bakar bin Muhammad bin Amr bin
Hazm untuk membukukan hadits Rasul dan hadits-hadits yang ada pada Al-Qasim bin
Muhammad bin Abi Bakar Ash Shiddiq.Saat itu ‘Umar ibn Abdil Aziz mengirim surat kepada
gubernur ke wilayah yang berada dibawah kekuasaanya agar dapat membukukan hadist dari para
ulama yang berada di wilayahnya masing-masing. Di antara ulama besar yang membukukan
hadits atas kemauan khalifah itu adalah Abu Bakar Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin
Syihab az Zuhry, seorang tabi’in yang ahli dalam urusan fikih dan hadist.

Kitab hadits yang ditulis oleh ibnu Hazm yang merupakan kitab hadits yang pertama
yang ditulis atas perintah kepala negara yang tidak terpelihara dengan semestinya. Dan kitab itu
tidak membukukan seluruh hadits yang ada di Madinah. Membukukan hadits yang ada di
Madinah itu, dilakukan oleh al-Imam Muhammad bin Muslim bin Syihah az Zuhry yang
memang terkenal sebagai seorang ulama besar dari ulama-ulama hadits di masanya. Kemudian
dari itu, para ulama besar berlomba-lomba membukukan hadits atas anjuran Abu Abbas As
Saffah dan anak-anaknya dari khalifah-khalifah Abbasiyah.

Anda mungkin juga menyukai