Di Susun Oleh :
PENGESAHAN
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................i
PENGESAHAN......................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................5
B. Tujuan..........................................................................................................6
C. Manfaat........................................................................................................7
3
A. Tinjauan Pustaka........................................................................................8
B. Perundang-undangan...............................................................................14
A. Pelaksanaan................................................................................................15
B. Deskripsi Perusahaan...............................................................................15
C. Observasi......................................................................................................18
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................32
A. Kesimpulan................................................................................................37
B. Saran..........................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................40
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang terletak di garis
strategis, dimana hal ini berarti pengaruh dari bangsa maupun negara luar
akan lebih cepat untuk sampai di Indonesia. Terlebih lagi pada masa menuju
perdagangan bebas saat ini. Oleh karena itu, kemajuan bangsa terutama
dalam hal industrinya menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk
dikembangkan. Terutama industri bahan kimia yang kini menjadi bahan dasar
4
C. Manfaat
1. Bagi Praktikan
a. Dapat mengetahui cara pengendalian dan pengawasan K3 di PT Indo
Acidatama Tbk.
b. Dapat mengetahui pelaksanaan K3 di PT Indo Acidatama Tbk.
2. Bagi Program Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. Dapat menciptakan mahasiswa yang terampil serta mampu
menentukan dan merekomendasikan keselamatan kerja di tempat kerja.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Beberapa industrialisasi telah membuktikan bahwa keselamtan dan
kesehatan kerja (K3) cukup memberikan dampak positif seperti produktivitas
yang meningkat dari pada indutri yang pelaksanaan K3 yang kurang. Maka
secara tidak langsung membantu mengurangi terjadinya kecelakaan membuat
perusahaan tidak perlu membiayai biaya pengobatan, rehabilitasi dan lain –
lain yang memberatkan perusahaan.
Untuk menghindari dan meminimalkan kemungkinan terjadinya
potensi bahaya di tempat kerja, Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja
merupakan dasar untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta
dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam
7
rangka pencegahan penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi. Secara umum,
potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber dari berbagai
faktor, antara lain :
a. Faktor Teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada
peralatan kerja yang digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri.
b. Faktor Lingkungan, yaitu potensi bahaya yang berasal dari atau
berada di dalam lingkungan, yang bisa bersumber dari proses
produksi termasuk bahan baku, baik produk antara maupun hasil
akhir.
c. Faktor Manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar
terutama apabila manusia yang melakukan pekerjaan tersebut tidak
berada dalam kondisi kesehatan yang prima baik fisik maupun
psikis.
1. Potensi Bahaya
Potensi bahaya erat hubungannya dengan Faktor bahaya. Potensi bahaya
yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan antara lain :
a. Potensi Bahaya Fisik, yaitu potensi bahaya yang dapat
menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja
yang terpapar, misalnya: terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu
ekstrim (panas & dingin), intensitas penerangan kurang memadai,
getaran, radiasi, dll. Adapun penjelasan dari macam – macam potensi
bahaya fisik yaitu :
1) Kebisingan
Kebisingan mempengaruhi kesehatan antara lain
dapat menyebabkan kerusakan pada indera pendengaran
sampai kepada ketulian. Dari hasil penelitian diperoleh
bukti bahwa intensitas bunyi yang dikategorikan bising dan
yang mempengaruhi kesehatan (pendengaran) adalah diatas
60 dB.Oleh sebab itu para karyawan yang bekerja di pabrik
dengan intensitas bunyi mesin diatas 60 dB maka harus
dilengkapi dengan alat pelindung (penyumbat) telinga guna
mencegah gangguan pendengaran.Disamping itu kebisingan
8
2) Iritasi
Iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di
tempat kontak.Iritasi kulit bisa menyebabkan reaksi seperti
eksim atau dermatitis.Iritasi pada alat-alat pernapasan yang
hebat dapat menyebabkan sesak napas, peradangan dan
oedema (bengkak).Contoh : Racun Sistemik
c. Potensi bahaya biologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau
ditimbulkan oleh kuman-kuman penyakit yang terdapat di udara
yang berasal dari atau bersumber pada tenaga kerja yang menderita
penyakit-penyakit tertentu, misalnya : TBC, Hepatitis A/B, Aids,dll
maupun yang berasal dari bahan-bahan yang digunakan dalam
proses produksi. Dimana pun Anda bekerja dan apa pun bidang
pekerjaan Anda, faktor biologi merupakan salah satu bahaya yang
kemungkinan ditemukan ditempat kerja. Maksudnya faktor biologi
eksternal yang mengancam kesehatan diri kita saat bekerja. Namun
demikian seringkali luput dari perhatian, sehingga bahaya dari
faktor ini tidak dikenal, dikontrol, diantisipasi dan cenderung
diabaikan sampai suatu ketika menjadi keadaan yang sulit
diperbaiki. Faktor biologi ditempat kerja umumnya dalam bentuk
mikro organisma seperti bakteri, virus, jamur, dll. Adapun
penjelasan dari macam – macam potensi bahaya biologis yaitu :
1) Bakteri.
Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu bulat (kokus),
lengkung dan batang (basil).Banyak bakteri penyebab
penyakit timbul akibat kesehatan dan sanitasi yang buruk,
11
2) Virus.
Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 – 300
nano meter.Virus tidak mampu bereplikasi, untuk itu virus
harus menginfeksi sel inangnya yang khas. Contoh penyakit
yang diakibatkan oleh virus : influenza, varicella, hepatitis,
HIV, dan sebagainya.
3) Jamur.
Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi berbentuk
lebih komplek karena berupa multi sel. Mengambil makanan
dan nutrisi dari jaringan yang mati dan hidup dari organisme
atau hewan lain.
d. Potensi bahaya fisiologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau
yang disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau
tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam
melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk : sikap dan
cara kerja yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat,
beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan pekerja ataupun
ketidakserasian antara manusia dan mesin.
e. Potensi bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau
ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis keenagakerjaan
yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti :
penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat,
kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem
seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya
keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai
akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan
antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam
12
B. Perundang-undangan
1. Undang-Undang No. 01 Tahun1970 tentang
Keselamatan Kerja,
2. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan Pasal 86 yang berbunyi, ”Keselamatan dan Kesehatan
Kerja”.
3. Permenakertrans No. 02/MEN/1980 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Penyelenggara Kesehatan.
4. Undang-undang No 14 tahun 1969 pasal 9
tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja yaitu ”Tiap-
tiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan”.
13
BAB III
HASIL
A. Pelaksanaan
Kegiatan kunjungan dilakukan oleh mahasiswa semester III Diploma4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS dilaksanakan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 12 Desember 2017
Waktu : 13.00 – 16.00 WIB
Lokasi : PT. Indo Acidatama Tbk.Karanganyar
B. Deskripsi Perusahaan
PT Indo Acidatama berdiri pada tahun 1983, dan bergerak dibidang
agrokimia. Pada awalnya, tahun 1983 perseroan bernama PT Indo Alkohol Utama.
Kemudian pada tahun 1986 berubah nama menjadi PT Indo Acidatama Chemical
Industry dengan ethanol sebagai produk utama.
Pada tahun 1987 dibangun pabrik seluas 11 ha dengan kapasitas terpasang
sebesar 18.000 kl ethanol/tahun, acetid acid 12.000 ton/tahun, ethyl acetate
sebesar 4.500 ton/tahun.
Berbagai upaya modifikasi dan ekspansi dilakukan sehingga dalam satu
dasawarsa kapasitas produksi ethanol kami menjadi yang terbesar di Indonesia
dengan luas lahan 22 ha.
Pada Oktober 2005, PT Indo Acidatama melakukan merger dengan PT
Sarasa Nugraha Tbk serta tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode SRSN
pada group Industri Dasar dan Kimia. Pada Mei 2006, berubah menjadi PT PT
Indo Acidatama Tbk.
Dengan komitmen untuk selalu memberikan yang terbaik serta
mengutamakan kepuasan pelanggan kami senantiasa terus menerus menciptakan
inovasi terbaik yang selaras dengan visi: "Menjadi Terdepan Dalam Industri Agro
14
C. Observasi
1. Program pelayanan kesehatan kerja
Program pelayanan kesehatan kerja di PT Indo Acidatama Tbk,
Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar telah berjalan berdasarkan UU no. 23
tahun 1992 pasal 23 tentang kesehatan kerja yang isinya : Setiap tempat
kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja yang meliputi pelayanan
kesehatan kerja,pencegahan penyakit akibat kerja, dan kesehatan kerja
guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal.
Sesuai dengan visi dari PT Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebak,
Kramat, Karanganyar program ini diperuntukkan kepada tenaga kerja dan
keluarganya serta masyarakat sekitar perusahaan yaitu untuk menjamin
dan meningkatkan derajat kesehatan serta produktivitas tenaga kerja yang
setinggi-tingginya. Untuk mencapai visi tersebut, PT Indo Acidatama Tbk,
Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar memiliki beberapa program
pelayanan kesehatan yang meliputi :
1) Program Pelayanan Promotif
Kegiatan pelayanan kesehatan yang bersifat promosi kesehatan.
Kegiatan promotif ini meliputi :
a) Mengadakan pelatihan dan penyuluhan kepada tenaga kerja yakni
dengan melakukan simulasi tentang kesehatan kerja;
b) Menggalakan program pemeliharaan berat badan yang ideal
3. Boiler Basuki
- Coal : Batu Bara
- Kapasitas : 15 ton steam/jam
- Buatan : Indonesia
25
BAB IV
PEMBAHASAN
2. Faktor Bahaya
a. Kebisingan
Berdasarkan PermenakertransNomor Per.13/Men/X/2011TentangNilai
Ambang Batas Faktor Fisika Dan Faktor KimiaDi Tempat Kerja
disebutkan bahwa NAB kebisingan ditetapkan sebesar 85 decibel A
(dBA) untuk pekerjaan yang tidak melebihi8 jam sehari atau 40 jam
seminggu dimana tenaga kerja tidak mengalamigangguan pendengaran
atau penyakit akibat kerja.
Sebagai upaya pencegahan untuk mengurangi pemaparan
kebisingandan efek yang tidak baik pada tenaga kerja, perusahaan
telah menyediakanAlat Pelindung Diri berupa ear muff dan ear plug di
ruang mesin di UnitMAK, Compressor, Boiler BBM/ Gas dan Batu
Bara (Basuki dan Alstom) jikadalam keadaan (on). Perusahaan
menyediakan ruang kedapsuara untuk keadaan stand by operatornya.
b. Pencahayaan
Banyak dijumpai ruang yang tidak sesuai dengan standar, hal ini tidak
sesuai dengan Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja pasal 3 ayat 1 (i) ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja yang
berkaitan dengan penerangan yaitu memperoleh penerangan yang
cukup dan sesuai. Ketentuan intensitas penerangan yang baik berdasar
Peraturan Menteri Perburuhan No. 07 Tahun 1964 tentang Syarat-
Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja.
c. Getaran Mekanis
Berdasarkan PermenakertransNomor Per.13/Men/X/2011TentangNilai
Ambang Batas Faktor Fisika Dan Faktor KimiaDi Tempat Kerja
disebutkan bahwa NAB getaran alat kerja yang kontak langsung
31
e. Iklim Kerja
NAB iklim kerja menggunakan parameter ISBB sebagaimana
tercantum dalamPermenakertransNomor
Per.13/Men/X/2011TentangNilai Ambang Batas Faktor Fisika Dan
Faktor KimiaDi Tempat Kerja.Untuk mengendalikan lingkungan kerja
yang panas perusahaan menyediakan kipas angin di tiap-tiap ruang
operator dan Air Conditioner pada ruang kantor.
f. Debu
Nilai Ambang Batas (NAB) debu coal adalah 2 mg/m3 menurut
Permenakertrans Nomor Per.13/Men/X/2011 Tentang Nilai Ambang
Batas Faktor Fisika Dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja.Perusahaan
telah menyediakan alat pelindung diri berupa masker untuk
menghindari debu tersebut terhirup oleh tenaga kerja. Hal ini sesuai
dengan Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pasal 14 bagian (c) bahwa pengurus diwajibkan menyediakan secara
32
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. PT. Indo Acidatama berdiri pada tahun 1983, dan
bergerak dibidang agrokimia. Pada awalnya, tahun 1983 perseroan bernama
PT. Indo Alkohol Utama. Kemudian pada tahun 1986 berubah nama menjadi
PT. Indo Acidatama Chemical Industry dengan ethanol sebagai produk
utama.
2. Program pelayanan kesehatan kerja
a. Program Pelayanan Promotif
b. Program Pelayanan Preventif
c. Program Pelayanan Kuratif
d. Program Pelayanan Rehabilitatif
3. Unit Keselamatan Kerja
a. Sistem Izin kerja
b. Inspeksi Keselamatan Kerja
c. Alat Pelindung Diri
d. PengamananPadaPeralatan
4. Unit Pendukung Produktivitas
a) Power Listrik PLN/ Diesel Buatan Jerman. Memiliki 3 Trafo
34
3) JenisProduk
e) Ethanol (C2H5OH)
f) Acetic Acid (CH3COOH).
g) Ethyl Acetate (CH3COOC2H5)
h) Pupuk Bio Organik Plus
B. Saran
1. Sebaiknyawaktu untuk praktek lebih lama.
2. Sebaiknya dalam praktek praktikan lebih banyak diajak untuk melihat atau
meninjau lokasi.
3. Sebaiknya pemberian teori dalam praktek dipersingkat dan praktikan lebih
banyak diajak untuk berkelilinglokasi.
4. Sebaiknya perusahaan juga melihat hal hal kecil seperti ergonomi kerja
pekerja dst.
5. Dalam hal pelayanan kesehatan kerja, hendaknya pelayanan di poliklinik
dibuka 24 jam dan kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
disediakan di masing-masing unit kerja, sehingga kecelakaan ringan dapat
segera ditangani.
6. Pengawasan terhadap kedisiplinan tenaga kerja dalam hal pemakaian Alat
Pelindung Diri hendaknya lebih ditingkatkan lagi sehingga tenaga kerja
menyadari pentingnya pemakaian Alat Pelindung Diri selama bekerja
untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja dan timbulnya penyakit
akibat kerja
36
DAFTAR PUSTAKA