Anda di halaman 1dari 36

i

LAPORAN KUNJUNGAN KESELAMATAN KERJA B3


DI PT. ACIDATAMA Tbk

Di Susun Oleh :

RACHAEL SARASWATY DEWI (R02167082)

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2018
2

PENGESAHAN

Laporan Praktikum dengan Judul :


Keselamatan Kerja B3 di PT. ACIDATAMA

Rachael Saraswaty D, NIM : R0217082, Kelas : B

telah disahkan pada :

Hari ………….Tanggal ………….. 2018

Dosen Pengampu, Pembimbing Praktikum,

Ratna Fajariani, S.ST., M.KKK. Ervansyah Wahyu Utomo, S.ST.


NIP. 1990032020161001 NIK.1987033020150401

DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................i

PENGESAHAN......................................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

A. Latar Belakang............................................................................................5

B. Tujuan..........................................................................................................6

C. Manfaat........................................................................................................7
3

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................7

A. Tinjauan Pustaka........................................................................................8

B. Perundang-undangan...............................................................................14

BAB III HASIL....................................................................................................15

A. Pelaksanaan................................................................................................15

B. Deskripsi Perusahaan...............................................................................15

C. Observasi......................................................................................................18

BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................32

BAB V SIMPULAN DAN SARAN.....................................................................37

A. Kesimpulan................................................................................................37

B. Saran..........................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................40

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang terletak di garis
strategis, dimana hal ini berarti pengaruh dari bangsa maupun negara luar
akan lebih cepat untuk sampai di Indonesia. Terlebih lagi pada masa menuju
perdagangan bebas saat ini. Oleh karena itu, kemajuan bangsa terutama
dalam hal industrinya menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk
dikembangkan. Terutama industri bahan kimia yang kini menjadi bahan dasar
4

(raw material) untuk industri-industri lainnya serta peningkatan mutu


pertanian yang menjadi kekuatan utama Indonesia.
Industri kimia merupakan industri yang menggunakan, mengelola
serta memproses bahan kimia dengan suhu tinggi, di dalam proses ini banyak
digunakan mesin dan peralatan-peralatan modern. Penggunaan bahan kimia
dan mesin di dalam setiap proses produksi tentu memiliki potensi bahaya
yang cukup besar, dan menimbulkan gangguan terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja. Hal ini menyebabkan adanya kerugian, kecelakaan yang
dapat ditinjau dari aspek ekonomis maupun aspek kemanusiaan. Aspek
ekonomis misalnya biaya pengobataan, biaya kompensasi, biaya kerusakan
gedung atau sarana produksi, biaya latihan tenaga kerja baru, dan upah tenaga
kerja tidak mampu kerja. Sedangkan aspek kemanusiaan misalnya cidera,
cacat atau bahkan kematian. (Soemanto Imamkhasani, 1987).
Bahaya yang ada ditempat kerja dapat mengakibatkan kecelakaan
kerja yang menjadi sebab hambatan-hambatan langsung dan kerugian secara
tidak langsung, yaitu kerusakan mesin dan peralatan kerja dan terhentinya
proses produksi untuk beberapa saat. Oleh karena itu, bahaya-bahaya yang
ada ditempat kerja harus secepat mungkin dihilangkan atau dikendalikan
dengan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang ada
diperusahaan (Suma’mur, 2014).
PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar
merupakan perusahaan yang memproduksi bahan-bahan kimia berbahaya
dengan produk utama adalah ethanol yang mana diintegrasikan untuk
pembuatan etil asetat dan asam asetat (dahulu), serta menjadi salah satu
industri agrokimia yang memproduksi pupuk organik. PT Indo Acidatama
Tbk memiliki komitmen untuk menjadi salah satu industri agrokimia bertaraf
internasional, menjadi industri yang ramah lingkungan dengan daya saing
yang tinggi, memiliki kualitas dan kuantitas, memberikan komitmen terbaik
kepada pelanggan, mengutamakan efisiensi baik dalam proses maupun etos
kerja, profesionalitas dan tingkat pengetahuan sumber daya alam yang terus
ditingkatkan lewat training maupun program pengembangan lainnya serta
5

meningkatkan kemakmuran bagi investor, karyawan, dan masyarakat sekitar


perusahaan. Komitmen tersebutlah yang kini juga turut serta membawa PT
Indo Acidatama menjadi salah satu produsen ethanol terbesar di Indonesia,
dan merupakan perusahaan ethanol terintegrasi pertama di Indonesia maupun
Asia Tenggara.
Pengelolaan lingkungan tempat kerja (work place atau work station)
perlu dilakukan dalam upaya perlindungan tenaga kerja sehingga dapat
tercapai produktivitas yang tinggi. Potensi bahaya yang berasal dari
lingkungan kerja dapat menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja
(Suma’mur, 2014). Melihat dari proses produksinya yang begitu komplek,
menggunakan peralatan atau mesin yang canggih dan bahan-bahan baku yang
digunakan maka PT. Indo Acidatama Tbk, Kemiri Kebakkramat,
Karanganyar memiliki potensi bahaya yang cukup komplek yaitu antara lain :
kebakaran, peledakan, dan potensi bahaya yang berasal dari mesin-mesin
serta tempat kerja yang tidak aman. Sedangkan faktor-faktor bahaya yang ada
yaitu kebisingan, penerangan, iklim kerja, debu, dan pemaparan B3.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui profil PT. Indo Acidatama Tbk.
2. Untuk mengetahui bagaimana proses, dan jenis produk.PT. Indo
Acidatama Tbk.
3. Untuk mengetahui unit pendukung produksi PT. Indo Acidatama Tbk.
4. Untuk mengetahui program pelayanan kesehatan kerja PT Indo Acidatama
Tbk.
5. Untuk mengetahui unit keselamatan kerja PT. Indo Acidatama Tbk.

C. Manfaat
1. Bagi Praktikan
a. Dapat mengetahui cara pengendalian dan pengawasan K3 di PT Indo
Acidatama Tbk.
b. Dapat mengetahui pelaksanaan K3 di PT Indo Acidatama Tbk.
2. Bagi Program Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. Dapat menciptakan mahasiswa yang terampil serta mampu
menentukan dan merekomendasikan keselamatan kerja di tempat kerja.
6

b. Program Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat


memberikan pendidikan secara langsung agar mahasiswa menjadi
mahasiswa yang bermutu, berdaya saing, dan mempunyai etos kerja
yang tinggi.
c. Dapat menjadi referensi bagi Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan
Kerja mengenai ap asaja yang diperlukan seorang ahli K3 untuk
bekerja di sebuah perusahaan kimia.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Beberapa industrialisasi telah membuktikan bahwa keselamtan dan
kesehatan kerja (K3) cukup memberikan dampak positif seperti produktivitas
yang meningkat dari pada indutri yang pelaksanaan K3 yang kurang. Maka
secara tidak langsung membantu mengurangi terjadinya kecelakaan membuat
perusahaan tidak perlu membiayai biaya pengobatan, rehabilitasi dan lain –
lain yang memberatkan perusahaan.
Untuk menghindari dan meminimalkan kemungkinan terjadinya
potensi bahaya di tempat kerja, Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja
merupakan dasar untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta
dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam
7

rangka pencegahan penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi. Secara umum,
potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber dari berbagai
faktor, antara lain :
a. Faktor Teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada
peralatan kerja yang digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri.
b. Faktor Lingkungan, yaitu potensi bahaya yang berasal dari atau
berada di dalam lingkungan, yang bisa bersumber dari proses
produksi termasuk bahan baku, baik produk antara maupun hasil
akhir.
c. Faktor Manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar
terutama apabila manusia yang melakukan pekerjaan tersebut tidak
berada dalam kondisi kesehatan yang prima baik fisik maupun
psikis.
1. Potensi Bahaya
Potensi bahaya erat hubungannya dengan Faktor bahaya. Potensi bahaya
yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan antara lain :
a. Potensi Bahaya Fisik, yaitu potensi bahaya yang dapat
menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja
yang terpapar, misalnya: terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu
ekstrim (panas & dingin), intensitas penerangan kurang memadai,
getaran, radiasi, dll. Adapun penjelasan dari macam – macam potensi
bahaya fisik yaitu :
1) Kebisingan
Kebisingan mempengaruhi kesehatan antara lain
dapat menyebabkan kerusakan pada indera pendengaran
sampai kepada ketulian. Dari hasil penelitian diperoleh
bukti bahwa intensitas bunyi yang dikategorikan bising dan
yang mempengaruhi kesehatan (pendengaran) adalah diatas
60 dB.Oleh sebab itu para karyawan yang bekerja di pabrik
dengan intensitas bunyi mesin diatas 60 dB maka harus
dilengkapi dengan alat pelindung (penyumbat) telinga guna
mencegah gangguan pendengaran.Disamping itu kebisingan
8

juga dapat mengganggu komunikasi. Sumber suara skala


intensitas(dB) :
a) Halilintar 120 dB
b) Kantor gaduh 70 dB
c) Meriam 110 dB
d) Radio 60 dB
e) Mesin uap 100 dB
f) Kantor pada umumnya 40 dB
g) Jalan yang ramai 90 dB
h) Rumah tenang 30 dB
i) Pluit 80 dB
j) Tetesan air 10 dB
2) Penerangan atau pencahayaan
Penerangan yang kurang di lingkungan kerja bukan
saja akan menambah beban kerja karena mengganggu
pelaksanaan pekerjaan tetapi juga menimbulkan kesan
kotor. Oleh karena itu penerangan dalam lingkungan kerja
harus cukup untuk menimbulkan kesan yang higienis.
Disamping itu cahaya yang cukup akan
memungkinkan pekerja dapat melihat objek yang
dikerjakan dengan jelas dan menghindarkan dari kesalahan
kerja. Akibat dari kurangnya penerangan di lingkungan
kerja akan menyebabkan kelelahan fisik dan mental bagi
para karyawan atau pekerjanya. Gejala kelelahan fisik dan
mental ini antara lain sakit kepala (pusing-pusing),
menurunnya kemampuan intelektual, menurunnya
konsentrasi dan kecepatan berpikir. Kurangnya penerangan
memaksa pekerja untuk mendekatkan matanya ke objek
guna memperbesar ukuran benda.
Untuk mengurangi kelelahan akibat dari penerangan
yang tidak cukup dikaitkan dengan objek dan umur pekerja
ini dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a) Perbaikan kontras dimana warna objek yang dikerjakan
kontras dengan latar belakang objek tersebut. Misalnya
cat tembok di sekeliling tempat kerja harus berwarna
kontras dengan warna objek yang dikerjakan.
9

b) Meningkatkan penerangan, sebaiknya 2 kali dari


penerangan diluar tempat kerja.Disamping itu di bagian-
bagian tempat kerja perlu ditambah dengan dengan
lampu-lampu tersendiri.
c) Pengaturan tenaga kerja dalam shift sesuai dengan umur
masing-masing tenaga kerja. Misalnya tenaga kerja yang
sudah berumur diatas 50 tahun tidak diberikan tugas di
malam hari.
3) Getaran
Getaran mempunyai parameter yang hampir sama
dengan bising seperti: frekuensi, amplitudo, lama pajanan
dan apakah sifat getaran terus menerus atau
intermitten.Metode kerja dan ketrampilan memegang
peranan penting dalam memberikan efek yang berbahaya.
Pekerjaan manual menggunakan “powered tool” berasosiasi
dengan gejala gangguan peredaran darah yang dikenal
sebagai “Raynaud’s phenomenon” atau “Vibration-Induced
White Fingers”(VWF).
Peralatan yang menimbulkan getaran juga dapat
memberi efek negatif pada sistem saraf dan sistem musculo-
skeletal dengan mengurangi kekuatan cengkram dan sakit
tulang belakang.

b. Potensi bahaya kimia, yaitu potensi bahaya yang berasal dari


bahan-bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi. Potensi
bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh tenga kerja
melalui : inhalation (melalui pernafasan),ingestion (melalui mulut
ke saluran pencernaan), skin contact (melalui kulit). Terjadinya
pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat
tergantung dari jenis bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi
bahaya debu, gas, uap. asap; daya acun bahan (toksisitas); cara
masuk ke dalam tubuh. Jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh
dapat melalui Pernapasan (inhalation), Kulit (skin absorption),
10

Tertelan (ingestion), dll. Adapun penjelasan dari macam - macam


potensi bahaya kimia sebagai berikut :
1) Korosi
Bahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan
kerusakan pada permukaan tempat dimana terjadi kontak.Kulit,
mata dan sistem pencernaan adalah bagain tubuh yang paling
umum terkena.Contoh : konsentrat asam dan basa , fosfor.

2) Iritasi
Iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di
tempat kontak.Iritasi kulit bisa menyebabkan reaksi seperti
eksim atau dermatitis.Iritasi pada alat-alat pernapasan yang
hebat dapat menyebabkan sesak napas, peradangan dan
oedema (bengkak).Contoh : Racun Sistemik
c. Potensi bahaya biologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau
ditimbulkan oleh kuman-kuman penyakit yang terdapat di udara
yang berasal dari atau bersumber pada tenaga kerja yang menderita
penyakit-penyakit tertentu, misalnya : TBC, Hepatitis A/B, Aids,dll
maupun yang berasal dari bahan-bahan yang digunakan dalam
proses produksi. Dimana pun Anda bekerja dan apa pun bidang
pekerjaan Anda, faktor biologi merupakan salah satu bahaya yang
kemungkinan ditemukan ditempat kerja. Maksudnya faktor biologi
eksternal yang mengancam kesehatan diri kita saat bekerja. Namun
demikian seringkali luput dari perhatian, sehingga bahaya dari
faktor ini tidak dikenal, dikontrol, diantisipasi dan cenderung
diabaikan sampai suatu ketika menjadi keadaan yang sulit
diperbaiki. Faktor biologi ditempat kerja umumnya dalam bentuk
mikro organisma seperti bakteri, virus, jamur, dll. Adapun
penjelasan dari macam – macam potensi bahaya biologis yaitu :
1) Bakteri.
Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu bulat (kokus),
lengkung dan batang (basil).Banyak bakteri penyebab
penyakit timbul akibat kesehatan dan sanitasi yang buruk,
11

makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan dengan baik


dan kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Contoh
penyakit yang diakibatkan oleh bakteri : anthrax, tbc, lepra,
tetanus, thypoid, cholera, dan sebagainya.

2) Virus.
Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 – 300
nano meter.Virus tidak mampu bereplikasi, untuk itu virus
harus menginfeksi sel inangnya yang khas. Contoh penyakit
yang diakibatkan oleh virus : influenza, varicella, hepatitis,
HIV, dan sebagainya.
3) Jamur.
Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi berbentuk
lebih komplek karena berupa multi sel. Mengambil makanan
dan nutrisi dari jaringan yang mati dan hidup dari organisme
atau hewan lain.
d. Potensi bahaya fisiologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau
yang disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau
tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam
melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk : sikap dan
cara kerja yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat,
beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan pekerja ataupun
ketidakserasian antara manusia dan mesin.
e. Potensi bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau
ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis keenagakerjaan
yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti :
penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat,
kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem
seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya
keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai
akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan
antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam
12

organisasi kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan


terjadinya stress akibat kerja.
Potensi bahaya dari proses produksi, yaitu potensi bahaya yang
berasal atau ditimbulkan oleh bebarapa kegiatan yang dilakukan dalam proses
produksi, yang sangat bergantung dari: bahan dan peralatan yang dipakai,
kegiatan serta jenis kegiatan yang dilakukan. Potensi bahaya keselamatan
terdapat pada alat/mesin, serta bahan yang digunakan dalam proses produksi,
seperti forklift (tertabrak), gancu (tertusuk), pallet (tertimpa), dan bahan baku
(tertimpa, terjatuh dari tumpukan bahan baku), feed additive (kerusakan mata
akibat terkena debu feed additive), cutter, mesin bubut/las (kerusakan mata
akibat terpercik geram, lecet akibat terkena part panas, dan kerusakan paru-
paru akibat terhirup debu las), luka bakar akibat kebocoran gas, terjepit part,
semburan panas dari blow down otomatis, kebakaran, danpeledakan

B. Perundang-undangan
1. Undang-Undang No. 01 Tahun1970 tentang
Keselamatan Kerja,
2. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan Pasal 86 yang berbunyi, ”Keselamatan dan Kesehatan
Kerja”.
3. Permenakertrans No. 02/MEN/1980 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Penyelenggara Kesehatan.
4. Undang-undang No 14 tahun 1969 pasal 9
tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja yaitu ”Tiap-
tiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan”.
13

BAB III
HASIL

A. Pelaksanaan
Kegiatan kunjungan dilakukan oleh mahasiswa semester III Diploma4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS dilaksanakan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 12 Desember 2017
Waktu : 13.00 – 16.00 WIB
Lokasi : PT. Indo Acidatama Tbk.Karanganyar
B. Deskripsi Perusahaan
PT Indo Acidatama berdiri pada tahun 1983, dan bergerak dibidang
agrokimia. Pada awalnya, tahun 1983 perseroan bernama PT Indo Alkohol Utama.
Kemudian pada tahun 1986 berubah nama menjadi PT Indo Acidatama Chemical
Industry dengan ethanol sebagai produk utama.
Pada tahun 1987 dibangun pabrik seluas 11 ha dengan kapasitas terpasang
sebesar 18.000 kl ethanol/tahun, acetid acid 12.000 ton/tahun, ethyl acetate
sebesar 4.500 ton/tahun.
Berbagai upaya modifikasi dan ekspansi dilakukan sehingga dalam satu
dasawarsa kapasitas produksi ethanol kami menjadi yang terbesar di Indonesia
dengan luas lahan 22 ha.
Pada Oktober 2005, PT Indo Acidatama melakukan merger dengan PT
Sarasa Nugraha Tbk serta tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode SRSN
pada group Industri Dasar dan Kimia. Pada Mei 2006, berubah menjadi PT PT
Indo Acidatama Tbk.
Dengan komitmen untuk selalu memberikan yang terbaik serta
mengutamakan kepuasan pelanggan kami senantiasa terus menerus menciptakan
inovasi terbaik yang selaras dengan visi: "Menjadi Terdepan Dalam Industri Agro
14

Kimia Bertaraf Internasional dan Berwawasan Lingkungan". Visi diatas


diwujudkan dengan misi : Menjadi pemimpin dalam industri kimia berbasis
ethanol. Selalu mengutamakan kepuasan pelanggan. Memberikan kontribusi bagi
pembangunan ekonomi dan sosial. Mengutamakan proses produksi yang
berwawasan lingkungan. Menjamin kualitas produk. Selalu membina kepercayaan
dengan karyawan, distributor dan pemasok. Menjunjung tinggi kemampuan
individu dan kerjasama team serta mengutamakan keselamatan kerja.
Di semua bagian, karyawan, manajemen dan staf berfungsi secara efisien
dan efektif. Setiap karyawan memahami tugas-tugasnya dan memiliki komitmen
terhadap perusahaan. Hal ini berperan besar terhadap kinerja perusahaan. Dalam
usaha peningkatan kinerja perusahaan sangat disadari karyawan yang terlatih,
dedikatif dan loyal akan memberikan kontribusi yang signifikan.
Sumber daya manusia yang sungguh berharga tersebut secara berkala dan
terencana diikutsertakan dalam seminar, simposium dan workshop/ lokakarya baik
di Indonesia maupun di luar negeri. PT Indo Acidatama Tbk mengambil langkah-
langkah yang seksama untuk menjamin bahwa karywannya sangat terlatih dan
mempunyai motivasi tinggi dalam bidang industri. Hubungan yang harmonis
antara karyawan dan perseroan adalah ciri lain yang dimiliki PT Indo Acidatama
Tbk.
Budaya ini terus dikembangkan agar pencapaian visi dan misi perseroan
akan diimbangi dengan dedikasi loyalitas, dan moralitas yang tinggi dari
karyawan. Sebagai bagian dari program kesejahteraan karyawan, perusahaan
menyediakan fasilitas-fasilitas seperti program asuransi kesehatan, jaminan hari
tua, poliklinik, koperasi dan saran ibadah. Selain itu, perusahaan menjalankan
program reguler berupa kegiatan olah raga, seni budaya, dan rekreasi keluarga
karyawan.
Komitmen untuk menjaga bumi yang hijau direalisasikan dengan
diluncurkannya produk Pupuk Organik Plus dengan merek pomi dan randex serta
Decomposer Plus dengan merk beka. dan produk organik lainnya. Pemakaian
Pupuk Organik Plus pomi dan randex selain meningkatkan produksi pertanian,
lahan pertanian akan kembali tingkat kesuburannya, dan pada gilirannya akan
15

meningkatkan kesehatan masyarakat dan lingkungan. Semua komitmen lugas ini


dipersembahkan bagi bumi yang hijau dan anak cucu kita.

PT Indo Acidatama Tbk memiliki empat jenis produk, yaitu:


1. Ethanol (C2H5OH)
Ethanol berkualitas Super Prima dengan kemurnian 96,5% bV, yang
dapat digunakan untuk :
 Industri minuman, kosmetik, parfum & rokok.
 Melarutkan lemak, resin, oil dan hydrocarbon.
 Bahan baku untuk Acetaldehyde, Acetic Acid, Ethyl Acetate
dan Ethylene.
PT Indo Acidatama Tbk. merupakan penghasil Ethanol terbesar di
Indonesia.
2. Acetic Acid (CH3COOH)
Acid berkualitas Food Grade dengan kemurnian 99,8% bW, yang dapat
digunakan untuk :
 Solvent Katalisator dalam pembuatan Pure Terephthalic Acid
(PTA).
 Bahan baku Cellulosa Acetate, Ethyl Acetate, Vinyl Acetate &
Acetic Anhydride.
 Food additive & cuka.
 Industri tekstil, farmasi dan karet.
PT Indo Acidatama Tbk. merupakan penghasil Acetid Acid pertama
dan satu-satunya produsen di Indonesia dan Asia Tenggara yang
terpadu dengan Ethanol.
3. Ethyl Acetate (CH3COOC2H5)
Ethyl Acetate dengan kemurnian 99,9% bW, yang dapat digunakan
untuk bahan pelarut cat, plastik, serta digunakan dalam industri
farmasi dan percetakan.
4. Pupuk Bio Organik Plus
Dengan pemanfaatan teknologi modern dalam penelitian dan
pengujian yang terus menerus, PT Indo Acidatama Tbk dapat
menghasilkan produk berkualitas berupa Pupuk Bio Organik Plus
dengan merek dagang pomi dan randex serta Decomposer Plus dengan
merek dagang beka.
Saat Ini, total kapasitas produksi PT Indo Acidatama Tbk dapat diringkas sebagai berikut :
16

Production Production Capacity by Machineries


Result/Year Start year
Ethanol 1988 50.000 KL Made In
Acetid Acid I 1988 16.500 Ton
Germany
Acetid Acid II 1994 16.500 Ton
Ethyl Acetate 1988 7.500 Ton
Bio Organic Fertilizer 2006 66.000 KL
Plus

C. Observasi
1. Program pelayanan kesehatan kerja
Program pelayanan kesehatan kerja di PT Indo Acidatama Tbk,
Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar telah berjalan berdasarkan UU no. 23
tahun 1992 pasal 23 tentang kesehatan kerja yang isinya : Setiap tempat
kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja yang meliputi pelayanan
kesehatan kerja,pencegahan penyakit akibat kerja, dan kesehatan kerja
guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal.
Sesuai dengan visi dari PT Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebak,
Kramat, Karanganyar program ini diperuntukkan kepada tenaga kerja dan
keluarganya serta masyarakat sekitar perusahaan yaitu untuk menjamin
dan meningkatkan derajat kesehatan serta produktivitas tenaga kerja yang
setinggi-tingginya. Untuk mencapai visi tersebut, PT Indo Acidatama Tbk,
Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar memiliki beberapa program
pelayanan kesehatan yang meliputi :
1) Program Pelayanan Promotif
Kegiatan pelayanan kesehatan yang bersifat promosi kesehatan.
Kegiatan promotif ini meliputi :
a) Mengadakan pelatihan dan penyuluhan kepada tenaga kerja yakni
dengan melakukan simulasi tentang kesehatan kerja;
b) Menggalakan program pemeliharaan berat badan yang ideal

2) Program Pelayanan Preventif


Kegiatan pelayanan kesehatan yang bersifat pencegahan terhadap
penyakit. Kegiatannya meliputi :
17

a) Melakukan perbaikan gizi, menu seimbang dan memilih bahan


makanan yang sehat dan aman. Penyusunan menu makanan tenaga
kerja dibuat untuk 1 bulan penyajian dengan menu yang
berimbang. Makanan tambahan yang diberikan berupa kacang
hijau, kolak pisang, es dawet dan lain-lainnya yang diberikan
setiap hari Jum’at. Serta susu diberikan tiap hari Senin dan Kamis.
b) Melakukan pemeliharaan lingkungan kerja yang sehat, misalnya
mengadakan gerakan Jum’at bersih dan penghijauan.
c) Mengadakan program olah raga sesuai minat tenaga kerja,
misalnya futsal, bulu tangkis,dan tennis.
d) Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
e) Pemeriksaan kesehatan yang sudah dilakukan pada tenaga kerja
antara lain:
 Pemeriksaan kesehatan awal diberikan kepada calon tenaga
kerja yang akan bekerja di PT. Indo Acidatama Tbk, Kemiri
Kebakkramat.
 Pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan dalam jangka waktu
tiap 1 tahun sekali (general check up) pada seluruh tenga
kerja.
 Pemeriksaan kesehatan khusus bagi karyawan yang
mempunyai keluhan-keluhan atau menderita penyakit tertentu,
misalnya pemeriksaan jantung.
f) Mengadakan imunisasi dan vaksinasi, misalnya imunisasi hepatitis.
g) Penyerasian manusia dengan mesin dan alat kerja/ergonomi.

3) Program Pelayanan Kuratif


Perusahaan telah mengikutsertakan semua tenaga kerja dan
keluarganya yang terdiri dari 1 istri dan 3 anak dalam program
Jamsostek yang diwajibkan oleh perusahaan yaitu : Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan
Kematian (JK). Untuk Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)
dikelola sendiri oleh perusahaan bekerja sama dengan
koperasi.Dan kepada tenaga kerja di PT Indo Acidatama Tbk,
Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar yang mengalami gangguan
kesehatan baik yang disebabkan oleh pekerjaan atau tidak
18

disebabkan oleh pekerjaan diberi pengobatan di poliklinik


perusahaan yang ditangani oleh dokter perusahaan dan mantri
kesehatan yang dibantu oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas
setempat, jika keadaan dan kondisi memburuk maka akan diberi
rujukan ke Rumah Sakit.
4) Program Pelayanan Rehabilitatif
Kegiatan yang bertujuan untuk mengembalikan bekas
tenaga kerja yang mengalami gangguan kesehatan ke lingkungan
kerja sesuai batas kemampuannya. Hal ini dilakukan dengan cara
mengadakan pelatihan untuk dapat menggunakan kemampuan
dalam bekerja secara maksimal. Selain itu, perusahaan juga
melakukan penempatan tenaga kerja secara efektif sesuai keadaan
dan kondisi kesehatan tenaga kerja. Sedangkan sarana dan fasilitas
pelayanan kesehatan di PT Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebak
Kramat, Karanganyar, meliputi :
a. Poliklinik
PT. Indo Acidatama Tbk, Kemiri Kebakkramat, Karanganyar
mempunyai sebuah poliklinik yang terdiri dari ruang konsultasi
dan 2 ruang istirahat yang disekat dengan korden, poliklinik
buka pada jam 08.00-17.00 WIB untuk hari Senin-Jum’at
dengan istirahat 1 jam.
b. Tenaga Kesehatan
Tenaga medis yang tersedia diperusahaan terdiri dari seorang
dokter perusahaan dan seorang mantri kesehatan yang telah
mendapat pelatihan tentang Hiperkes dan Keselamatan Kerja.
Keberadaan dokter perusahaan disini hanya bersifat part time
pada hari Senin, Selasa, Kamis dan Jum’at pukul 14.00-16.00
WIB. Sedangkan mantri kesehatan berperan sebagai pelaksana
harian di poliklinik yang bekerja dari pukul 08.00-17.00 WIB,
sehingga poliklinik tidak di buka selama 24 jam.
b. Sarana Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Sarana Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang ada
berupa obat-obatan untuk pertolongan pertama apabila terjadi
19

kecelakaan. Disediakan di poliklinik, pos depan Security,


kantor Safety belakang dan Control Room.
c. Rumah Sakit Rujukan
Rumah sakit yang bekerja sama dengan PT. Indo Acidatama
Tbk, Kemiri Kebakkramat untuk menjadi rujukan adalah semua
rumah sakit yang ada di Solo yang bekerja sama dengan PT.
Jamsostek yaitu RS Dr. Oen Solo, RS. Kasih Ibu, RS. Brayat
Minulyo, RSUD. Moewardi, RS. Islam Kustati, RS. Indo
Sehat, RS. PKU Muhammadiyah Solo.
d. Mobil Perusahaan
Mobil perusahaan adalah pengganti ambulance yang digunakan
untuk mengantar pasien ke rumah sakit yang dituju . Jumlah
mobil tersebut adalah sebanyak 2 unit.

2. Unit Keselamatan Kerja


a. Sistem Izin kerja
PT. Indo Acidatama Tbk menerapkan sistem ijin kerja (Work Permit).
Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa langkah–langkah yang
diperlukan untuk memulai suatu pekerjaan dari tempat kerja,
personelnya, sikap, dan cara kerjanya sudah aman, sehingga
kecelakaan kerja dapat dihindari. Pembuatan Safety Permit (Workimg
Permit), dengan tujuan :
 Mencegah Kecelakaan Kerja.
 Mengendalikan bahaya yang mungkin ada atau tumbul.
 Meningkatkan produktivitas dan Efektivitas Kerja
Adapun jenis- jenis dari safety permit yang di susun oleh PT Indo
Acidatama, adalah meliputi:
1. Ijin kerja Listrik (Electrical Work Permit) yang berwarna
kuning/oranye untuk semua pekerjaan yang berhubungan dengan
20

instalasi listrik.. Listrik yang ada, di kendalikan menurut kekuatan


yang dimiliki, seperti arus kuat, contonya adalah energy yang di
gunakan untuk motor, dan listrik yang di gunakan, arus lemah
contohnya adalah kekuatan instrument atau telepon.
2. Ijin Kerja Dingin (Cold Work Permit) yang berwarna biru
digunakan untuk semua pekerjaan yang tidak menggunakan api
dan tidak menimbulkan api/ panas. Merupakan jenis pekerjaan
yang resiko atau kategori umum.
3. Ijin Kerja Panas (Hot Work Permit) yang berwarna merah
digunakan untuk semua pekerjaan yang menggunakan api/panas
atau pekerjaan yang dapat menimbulkan kebakaran pada zat-zat
atau gas yang mudah terbakar/meledak, misalnya : pengelasan,
penggerindaan, pemotongan. Sehingga sebelum pekerjaan di
lakukan harus di lakukan pengecekan pada tempat, karena PT Indo
Acidatama ini adalah indusri yang mudah terbakar, mudah meledak
dan beracun untuk semua pekerja yang ada.
b. Inspeksi Keselamatan Kerja
Macam–macam inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja yang telah
dilakukan perusahaan antara lain yaitu :
1) Inspeksi harian dilaksanakan disemua plant terutama untuk
pekerjaan yang menggunakan Safety Permit yang dilaksanakan
dalam bentuk pengawasan terhadap keselamatan pekerja, peralatan
kerja dan lingkungan kerjanya untuk mencegah secara dini
terjadinya kecelakaan kerja.
2) Inspeksi untuk pelanggaran Alat Pelindung Diri dilaksanakan
dalam bentuk pengecekan dan pemeriksaan terhadap tenaga kerja
di semua plant apakah memakai Alat Pelindung Diri secara sesuai
atau tidak, jika tenaga kerja tidak memakai Alat Pelindung Diri
atau tidak sesuai pemakaiannya menurut lingkungan kerja dan
jenis pekerjaan yang dilakukan maka akan diberi peringatan atau
sanksi. Hal itu dilakukan untuk menerapkan kedisiplinan,
kesesuaian dan keteraturan dalam memakai Alat Pelindung Diri
demi keselamatan dan kesehatan kerja.
21

3) Inspeksi alat-alat pemadam api/kebakaran antara lain Fire Alarm,


Fire Hydrant, APA dan APAR yang dilakukan setiap saat oleh
Safety Unit agar dapat diketahui apakah seluruh alat tersebut
masih berfungsi secara baik atau tidak dan dapat digunakan
sewaktu-waktu apabila diperlukan
4) Safety Survei, merupakan inspeksi umum yang dilakukan oleh
Safety Unit meliputi semua plant termasuk lagoon limbah, tangki-
tangki produk dan utility. Survey ini dilakukan tiap 1 minggu
sekali pada lokasi yang berbeda (sesuai jadwal) sehingga dalam
waktu 1 tahun seluruh lokasi di perusahaan telah terkontrol dengan
baik. Inspeksi tersebut dilaksanakan dengan menggunakan Check
List dan apabila ada penyimpangan harus dicatat dalam Check
List Survey Safety, sedang untuk item-item yang tidak tercakup
dalam Check List harus dicatat dalam formulir Survey Safety
5) Alat Pelindung Diri
PT. Indo Acidatama Tbk, menyediakan APD bagi tenaga
kerja sesuai dengan jenis bahaya dan jenis pekerjaan yang ada di
masing–masing unit, dandi sesuaikan dengan jenis pekerjaan
pekerjanya. antara lain :
a. Unit Filling dan Shipping : helm, chemical catridge
respirator, sarung tangan karet, chemical googles, sepatu
boot karet, dan wear pack.
b. Unit Compressor, diesel/generator dan Unit Boiler : helm,
ear plug, ear muff, sarung tangan kulit, masker debu, dan
safety shoes, wear pack.
c. Unit Workshop : helm, topeng las, sarung tangan katun/
kulit, safety shoes, safety belt, googles, ear plug, ear muff
dan wear pack.
d. Unit Proses (Control Room): helm, chemical googles,
sarung tangan karet, safety shoes, breathing apparatus, jas
hujan dan payung.
Setiap tenaga kerja wajib dan harus memakai APD yang telah
disediakan sesuai pekerjaannya untuk mencegah terjadinya
22

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dan penggantian APD


dilakukan oleh Safety Unit.
Selain itu, di PT Indo Acidatama Tbk juga telah di lengkapi unit
pemadam kebakaran darurat, sehingga setiap area telah terpasang:
6) APA : Alat Pemadam Api, merupakan pemadam api dengan sekala
api yang lumayan besar, dengan di sediakan troli, dan berat APA
ini dapat mencapai lebih dari 16 Kg.
7) APAR : Alat Pemadam Api Ringan, merupaka alat yang dapat
memadamkan api dengankondisi api yang lidak besar. APAR
terdiri dari beberapa macam yaitu Dry Chemical, CO2, AF 11 dan
Foam. Penempatan APAR ditiap-tiap plant/unit kerja dan
disesuaikan dengan jenis kebakaran yang mungkin timbul,
penempatannya harus strategis, mudah dilihat, mudah dijangkau.
Biasanya di area produksi dipasang APAR jenis Dry Chemical.
Jumlah APAR yang tersedia 205 buah di semua lokasi perusahaan
dengan tinggi penempatan antara 1-2 m dari tanah/lantai. APAR
ini memiliki berat maksimal 16Kg.
8) Hidran Box/Hidrant Pilar: Hidran untuk kebakaran tersedia pada
area perusahaan, untuk memadamkan api skala sangat besar,
dengan tekanan semburan pada hidran yang kuat, terdapat pada 19
titik pada wilayah perusahaan, dan di lengkapi dengan 9 titik
alarm tanda adanya kebakaran yang terjadi, untuk dilakukan
tindakan tegas dan tepat serta cepat selanjutnaya. jarak antar titik
hidran 10-20 m dengan kecepatan daya tembak 30-40 m, yang di
dalamnya terdapat selang, monitor, foam dan Nozle.
9) Fire Alarm terdapat di 7 titik yang mudah dijangkau, cara kerjanya
yaitu tombol ditekan dan diputar agak lama sampai suara sirine
berbunyi. Pengecekan dan pemeriksaan alat-alat pemadam
kebakaran dilakukan setiap saat oleh Safety Unit untuk
memastikan alat-alat tersebut dalam kondisi yang baik dan siap
dipakai sewaktu-waktu apabila diperlukan.
10) Pengamanan Pada Peralatan
 Pengamanan Pada Mesin
23

Pengamanan dilakukan pada mesin yang terbuka, berputar dan


banyak menggunakan tenaga manusia untuk
mengoperasikannya, alat-alat tersebut banyak terdapat di Unit
Workshop sehingga pada bagian tersebut diberi tutup dan
secara otomatis apabila tutup terlepas maka mesin tidak dapat
berputar sehingga tidak membahayakan keselamatan pekerja
dan juga diberi peredam pada mesin yang bergetar.
 Pengamanan Pada Instalasi Listrik dan Sistem Grounding
Pada instalasi listrik dipasang saklar dan sekering sebagai
pengontrol arus listrik dan diadakan pengecekan sesuai jadwal
untuk mencegah terjadinya kebakaran karena arus pendek yang
dapat menyebabkan kebakaran. Sedangkan pada instalasi
penangkal petir dipasang Grounding pada konstruksi bangunan
yang tinggi di area produksi dan pada tangki-tangki
penyimpanan bahan kimia produk seperti Ethanol, Acetic Acid,
Ethyl acetate, dan Asetaldehyde, Bahan Bakar Minyak (BBM),
dan tangki tetes dengan alat yang berupa Air Circuit untuk
menghindari kemungkinan terjadinya loncatan arus listrik statis
dengan cara memecah tegangan dari arus petir. Pengukuran dan
pengecekan Grounding dilaksanakan sebulan sekali.
Pemasangan instalasi penangkal petir dengan jarak +7 m di
dalam tanah.
 Pengamanan Pada Proses Produksi
Pada proses produksi sistem pengaman yang digunakan adalah
Sistem Interlocks. Apabila terjadi penyimpangan atau terdapat
kondisi yang berbahaya maka proses produksi akan berhenti
secara otomatis. Sebagai pengontrol kondisi proses (tekanan,
besarnya O2, ketinggian cairan) dipasang Safety Alarm dan
dimonitor dari Control Room sehingga bila terjadi kondisi yang
berbahaya dapat segera diketahui dan dikendalikan. Juga
terdapat Safety Valve pada peralatan produksi untuk
pengendalian secara otomatis atau manual.
24

11) Lembar Data Keselamatan Bahan ( LDKB )


Untuk memberikan informasi tentang jenis, bahaya dan
penanganan tentang bahan-bahan kimia yang ada di PT Indo
Acidatam Tbk, maka dibuat Lembar Data Keselamatan Bahan
(LDKB) yang isinya antara lain; nama bahan kimia yang umum
dipakai, data bahaya kebakaran dan peledakan, data bahaya
terhadap keselamatan dan kesehatan, prosedur P3K dan prosedur
penanganannya.
12) Unit Pendukung Produktivitas
Utilitas memiliki peranan yang sangat besar dan penting dalam
suatu industri, karena menunjang dalam jalannya proses produksi.
Unit Utilitas di PT. Indo Accidatama. Tbk. Kemiri, Kebakramat,
Karanganyar adalah sebagai berikut :
 Power Listrik PLN/ Diesesl Buatan Jerman. Memiliki 3 Trafo
 MAK/Genset, merupakan pusat pembangkit sumber tenaga
listrik untuk semua kegiatan produksi.
- Kapasitasnya (Diesel)
- 3 Unit x 900 KW = 2700 KW
13) Unit Cooling Tower
Merupakan unit untuk mengolah dan menditribusikan air ke
seluruh plant produksi dan keperluan-keperluan unit yang lain.
- Cooling water = pendinginan
- Proses Water = proses produksi
- Service Water = Cleaning water
- Soft water = boiler sebagai air uapan
14) Boiler (Menghasilkan steam)
Merupakan unit yang menyediakan uap steam untuk perusahaan
proses. Terdapat berbagai macam boiler, diantaranya :
1. Boiler Biogas (Menghasilkan steam)
- Type : Universal – Jerman
- Kapasitas = 14 ton steam/jam
2. Boiler A Listom
- Coal : Batu bara
- Kapasitas : 16 ton stem/jam
- Buatan : Afrika Selatan

3. Boiler Basuki
- Coal : Batu Bara
- Kapasitas : 15 ton steam/jam
- Buatan : Indonesia
25

4. Composser Turbo 2 Unit


Merupakan unit pensuplai udara bertekanan yang
digunakan untuk menggerakkan semua peralatan
instrument di plant produksi Control Room dan untuk
udara proses. Terdapat 6 unit Compressor dengan total
kapasitas 15.900 kg/jam.
- Kapasitas Udara : 4800 kg/jam
- Power : 500 Kw/unit
- Merk : Elliot/ US

C. Proses Produksi, dan Jenis Produk


1. Proses
PT Indo Acidatama awalnya memproduksi etanol, asam asetat dan
etil asetat. Namun, karena saat ini biaya produksi asam asetat lebih
Gambar 1. Proses Produksi

besar dari pada biaya untuk hanya dengan membelinya, maka


produksi asam asetat untuk sementara dihentikan, dan untuk bahan
baku etil asetat, asam asetat didapatkan dengan membeli asam

asetat tersebut. Proses pembuatan etanol pada hakikatnya terdiri


dari proses fermentasi bahan baku tetes tebu (molases) yang mana
merupakan hasil samping pembuatan gula pasir menjadi mash,
kemudian setelah itu mash tersebut yang telah mengandung kadar
26

alkohol 8-10% akan didistilasi menjadi alkohol (ethanol). Proses


pembuatan asam asetat terdiri dari proses oksidasi uap ethanol
dengan udara dalam reaktor fixed bed menjadi asetaldehid, lalu
asetaldehid cair tersebut dioksidasi lagi dengan udara dalam
reaktor gelembung menjadi asam asetat. Sedangkan proses
pembuatan etil asetat merupakan hasil reaksi esterifikasi antara
asam asetat dengan etanol yang berlangsung dalam reaktor fixed
bed.
a. Pada Proses Umum
Secara umum, proses produksi yang terjadi meiputi tiga
proses utama yaitu:
a) PROSES FERMENTASI
Tetes tebu sebagai bahan baku dari beberapa pabrik
gula diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk tanki dan
disimpan ke dalam 5 tanki tetes dengan kapasitas simpan 64.000
ton. Pada unit fermentasi , tetes tebu difermentasi menjadi mash,
proses fermentasi dengan menggunakan ragi/yeast “High Bio
Technology” dan ditambah nutrisi yang mengandung unsur N, P
dll. Mash yang dihasilkan memiliki kadar etanol 8-10% dan siap
didistilasikan.
b) PROSES DISTILASI
Mash dari unit fermentasi didistilasi vakum. Produk
utama yang dihasilkan adalah etanol “Super Prima” dengan
kemurnian 96,5% bV, bebas dari metanol, asetaldehid dan logam
berat. Sedangkan hasil sampingan adalah etanol teknis yang
kemudian diolah menjadi spirtus.
c) PROSES OKSIDASI
Pada unit uap etanol dioksidasi dengan udara didalam
reaktor fixed bed dengan menggunakan katalisator padatan.
Produk asetaldehid yang dihasilkan memiliki kemurnian
99,9%bW. Dalam unit ini seluruh produk asetaldehid diolah
27

menjadi asam asetat. Asetaldehid fasa cair dioksidasi dengan


udara didalam reaktor gelembung dengan katalisator cair.
1) Jenis Produk
PT INDO ACIDATAMA Tbk memiliki empat jenis produk, yaitu:
a) Ethanol (C2H5OH)
Ethanol berkualitas Super Prima dengan kemurnian 96,5%
bV, yang dapat digunakan untuk :
1) Industri minuman, kosmetik, parfum & rokok.
2) Melarutkan lemak, resin, oil dan hydrocarbon.
3) Bahan baku untuk Acetaldehyde, Acetic Acid, Ethyl Acetate dan
Ethylene.
PT INDO ACIDATAMA Tbk. merupakan penghasil Ethanol
terbesar di Indonesia.
b) Acetic Acid (CH3COOH).
Acetic Acid berkualitas Food Grade dengan kemurnian
99,8% bW, yang dapat digunakan untuk :
1) Solvent Katalisator dalam pembuatan Pure Terephthalic Acid
(PTA).
2) Bahan baku Cellulosa Acetate, Ethyl Acetate, Vinyl Acetate &
Acetic Anhydride.
3) Food additive & cuka.
4) Industri tekstil, farmasi dan karet.
PT INDO ACIDATAMA Tbk. merupakan penghasil Acetid
Acid pertama dan satu-satunya produsen di Indonesia dan Asia
Tenggara yang terpadu dengan Ethanol.
c) Ethyl Acetate (CH3COOC2H5)
Ethyl Acetate dengan kemurnian 99,9% bW, yang dapat
digunakan untuk bahan pelarut cat, plastik, serta digunakan dalam
industri farmasi dan percetakan.
d) Pupuk Bio Organik Plus
Dengan pemanfaatan teknologi modern dalam penelitian
dan pengujian yang terus menerus, PT INDO ACIDATAMA Tbk
dapat menghasilkan produk berkualitas berupa Pupuk Bio Organik
Plus dengan merek dagang POMI dan RANDEX serta Decomposer
Plus dengan merek dagang BEKA.
28

BAB IV
PEMBAHASAN

Perusahaan telah melakukan pencegahan secara dini atau preventif terhadap


segala jenis potensi dan faktor bahaya yang ada untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja.
1. Potensi Bahaya
a. Kebakaran
29

PT. Indo Acidatama Tbk,dilengkapi denganberbagai sarana dan


peralatan seperti : Alat Pemadam Api Ringan (APAR),Hydrant dan 1
buah APA (Alat Pemadam Api). Hal ini sesuai dengan PermenakerNo.
04/MEN/1980 tentang Alat Pemadam Api Ringan.Perusahaan juga
telah membentuk tim pemadam dan penanggulangan kebakaran, yang
beranggotakan baik karyawan shift maupun non shift. Tim ini telah
melakukan pelatihan secara terprogram, berkesinambungan dan
bertahap yang terkoordinasi oleh bagian Safety. Setiap shift ada tim
yang selalu siap selama 24 jam.Hal ini telah sesuai dengan Keputusan
Menteri Tenaga Kerja No. 186/MEN/1996 tentang Penanganan Bahan
Kimia Berbahaya di Tempat Kerja, yang menyebutkan bahwa “harus
diadakan penjagaan terus menerus selama 24 jam termasuk hari libur”,
sehingga apabila terjadi kebakaran dapat segera diatasi. Selain
pembentukan tim pemadam,
b. Ledakan
Usaha yang dilakukan oleh PT. Indo Acidatama Tbk, Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar untuk menghindari terjadinya peledakan,
perusahaan telah memasang safety valve pada Boiler dan melatih
operator agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Perusahaan juga
telah melakukan pengamanan tempat-tempat penyimpanan bahan
kimia mudah terbakar dan meledak; pengamanan pada mesin, dan
pengamanan pada tenaga kerja dengan menyediakan alat pelindung
diri. Hal ini telah sesuai dengan Undang Undang No. 1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja pasal 3 yang mengatur tentang syarat-syarat
keselamatan kerja dalam mencegah dan mengurangi kecelakaan
bahaya kebakaran dan peledakan.
c. Mesin
Tenaga kerja melakukan suatu pekerjaan berdasarkan Safety Permit
yang diberikan oleh Safety Inspector yang berupa Hot Permit/Cold
Permit/Electrical permit untuk menghindari adanya potensi bahaya
dari mesin dan peralatan kerja. Dilakukan inspeksi secara rutin yang
dilakukan oleh Safety Inspector.Inspeksi dilaksanakan dengan
30

menggunakan Check List dan hasil inspeksi dibawadalam rapat


manajemen untuk dilakukan tindakan koreksi dan perbaikan.Kemudian
dilakukan evaluasi atas tindakan perbaikan tersebut.Apabila tenaga
kerja tidak menjalankan dan mematuhi prosedur kerja atau SOP
(Standar Operational Procedure) maka akan dikenakan sanksi. Hal ini
sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1996
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

2. Faktor Bahaya
a. Kebisingan
Berdasarkan PermenakertransNomor Per.13/Men/X/2011TentangNilai
Ambang Batas Faktor Fisika Dan Faktor KimiaDi Tempat Kerja
disebutkan bahwa NAB kebisingan ditetapkan sebesar 85 decibel A
(dBA) untuk pekerjaan yang tidak melebihi8 jam sehari atau 40 jam
seminggu dimana tenaga kerja tidak mengalamigangguan pendengaran
atau penyakit akibat kerja.
Sebagai upaya pencegahan untuk mengurangi pemaparan
kebisingandan efek yang tidak baik pada tenaga kerja, perusahaan
telah menyediakanAlat Pelindung Diri berupa ear muff dan ear plug di
ruang mesin di UnitMAK, Compressor, Boiler BBM/ Gas dan Batu
Bara (Basuki dan Alstom) jikadalam keadaan (on). Perusahaan
menyediakan ruang kedapsuara untuk keadaan stand by operatornya.
b. Pencahayaan
Banyak dijumpai ruang yang tidak sesuai dengan standar, hal ini tidak
sesuai dengan Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja pasal 3 ayat 1 (i) ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja yang
berkaitan dengan penerangan yaitu memperoleh penerangan yang
cukup dan sesuai. Ketentuan intensitas penerangan yang baik berdasar
Peraturan Menteri Perburuhan No. 07 Tahun 1964 tentang Syarat-
Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja.
c. Getaran Mekanis
Berdasarkan PermenakertransNomor Per.13/Men/X/2011TentangNilai
Ambang Batas Faktor Fisika Dan Faktor KimiaDi Tempat Kerja
disebutkan bahwa NAB getaran alat kerja yang kontak langsung
31

maupun tidak langsung pada lengan dantangan tenaga kerja ditetapkan


sebesar 4 meter per detik kuadrat (m/det2) untuk pemaparan 4 jam dan
kurang dari 8 jam per hari kerja.
Usaha yang telah dilakukan perusahaanuntuk meminimalkan dan
meredam getaran berlebih pada mesin-mesin denganmemberikan
bantalan peredam pada bagian bawah mesin yang berhubungandan
bersentuhan langsung dengan lantai untuk mencegah perambatan
getaranmelalui lantai
d. Sinar Ultra Violet ( UV)
Sinar UV yang ada di PT. Indo Acidatama Tbk, paling banyak beradadi
halaman dan di workshop karena di halaman bersumber langsung dari
sinarmatahari sedangkan di workshop banyak dilakukan pekerjaan
pengelasan yangmenimbulkan sinar UV. NAB radiasi sinar ultra ungu
ditetapkan sebesar 0,0001 milliWatt per sentimeter persegi (mW/cm2)
dalam pemaparan 8 jam per hari kerja sesuai dengan
PermenakertransNomor Per.13/Men/X/2011TentangNilai Ambang
Batas Faktor Fisika Dan Faktor KimiaDi Tempat Kerja.

e. Iklim Kerja
NAB iklim kerja menggunakan parameter ISBB sebagaimana
tercantum dalamPermenakertransNomor
Per.13/Men/X/2011TentangNilai Ambang Batas Faktor Fisika Dan
Faktor KimiaDi Tempat Kerja.Untuk mengendalikan lingkungan kerja
yang panas perusahaan menyediakan kipas angin di tiap-tiap ruang
operator dan Air Conditioner pada ruang kantor.
f. Debu
Nilai Ambang Batas (NAB) debu coal adalah 2 mg/m3 menurut
Permenakertrans Nomor Per.13/Men/X/2011 Tentang Nilai Ambang
Batas Faktor Fisika Dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja.Perusahaan
telah menyediakan alat pelindung diri berupa masker untuk
menghindari debu tersebut terhirup oleh tenaga kerja. Hal ini sesuai
dengan Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pasal 14 bagian (c) bahwa pengurus diwajibkan menyediakan secara
32

cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga


kerja yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap
orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut.
g. Pemaparan B3
Bahan-bahan kimia berbahaya yang diproduksi oleh Di PT. Indo
Acidatama Tbk, beserta akibatnya antara lain :
- Ethanol : dapat menyebabkan depresi SSP, iritasi mata dan
keracunan.
- Acetaldehyde : bersifat merangsang, dapat menyebabkan depresi
sel-sel tubuh, iritasi dan edema paru.
- Acetic acid : bersifat korosif, dapat menyebabkan iritasi pada mata,
kulitdan saluran pernapasan bagian atas, radang paru-paru dan
gangguansaluran pencernaan.
- Ethyl acetat : bersifat korosif, dapat menyebabkan iritasi mata
dansaluran pernapasan atas, kerusakan hati, ginjal dan sakit perut.
Di PT Indo Acidatama Tbk telah dibuat Lembar Data
Keselamatan Bahan (LDKB) dan dipasang label untuk semua
produk bahan kimia yang diproduksinya. Sedangkan petugas dan
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kimianya sudah ada
dan dipegang oleh Safety Inspector. Perusahaanjuga melakukan
pengendalian dengan pemasangan blower untuk menyerapuap
bahan kimia dan penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk
tenaga kerja.
33

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. PT. Indo Acidatama berdiri pada tahun 1983, dan
bergerak dibidang agrokimia. Pada awalnya, tahun 1983 perseroan bernama
PT. Indo Alkohol Utama. Kemudian pada tahun 1986 berubah nama menjadi
PT. Indo Acidatama Chemical Industry dengan ethanol sebagai produk
utama.
2. Program pelayanan kesehatan kerja
a. Program Pelayanan Promotif
b. Program Pelayanan Preventif
c. Program Pelayanan Kuratif
d. Program Pelayanan Rehabilitatif
3. Unit Keselamatan Kerja
a. Sistem Izin kerja
b. Inspeksi Keselamatan Kerja
c. Alat Pelindung Diri
d. PengamananPadaPeralatan
4. Unit Pendukung Produktivitas
a) Power Listrik PLN/ Diesel Buatan Jerman. Memiliki 3 Trafo
34

b) MAK/Genset, merupakan pusat pembangkit sumber tenaga listrik untuk


semua kegiatan produksi. Kapasitasnya (Diesel): 3 Unit x 900 KW =
2700 KW
c) Unit Cooling Tower
Merupakan unit untukmengolahdanmenditribusikan air keseluruh plant
produksidankeperluan-keperluan unit yang lain.
Cooling water = pendinginan
Proses Water = proses produksi
Service Water = Cleaning water
Soft water = boiler sebagai air uapan

d) Boiler (Menghasilkan steam)


Merupakan unit yang menyediakanuap steam untukperusahaan proses.
Terdapatberbagaimacam boiler, diantaranya :
1) Boiler Biogas (Menghasilkan steam)
Type : Universal – Jerman
Kapasitas = 14 ton steam/jam
2) Boiler A Listom
Coal : Batubara
Kapasitas : 16 ton stem/jam
Buatan : Afrika Selatan
3) Boiler Basuki
Coal :Batu Bara
Kapasitas : 15 ton steam/jam
Buatan : Indonesia
e) Composser Turbo 2 Unit
Merupakan unit pensuplaiudarabertekanan yang
digunakanuntukmenggerakkansemuaperalatan instrument di plant
produksi Control
5. Proses dan Jenis Produksi
2) Proses
35

3) JenisProduk
e) Ethanol (C2H5OH)
f) Acetic Acid (CH3COOH).
g) Ethyl Acetate (CH3COOC2H5)
h) Pupuk Bio Organik Plus

B. Saran
1. Sebaiknyawaktu untuk praktek lebih lama.
2. Sebaiknya dalam praktek praktikan lebih banyak diajak untuk melihat atau
meninjau lokasi.
3. Sebaiknya pemberian teori dalam praktek dipersingkat dan praktikan lebih
banyak diajak untuk berkelilinglokasi.
4. Sebaiknya perusahaan juga melihat hal hal kecil seperti ergonomi kerja
pekerja dst.
5. Dalam hal pelayanan kesehatan kerja, hendaknya pelayanan di poliklinik
dibuka 24 jam dan kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
disediakan di masing-masing unit kerja, sehingga kecelakaan ringan dapat
segera ditangani.
6. Pengawasan terhadap kedisiplinan tenaga kerja dalam hal pemakaian Alat
Pelindung Diri hendaknya lebih ditingkatkan lagi sehingga tenaga kerja
menyadari pentingnya pemakaian Alat Pelindung Diri selama bekerja
untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja dan timbulnya penyakit
akibat kerja
36

DAFTAR PUSTAKA

Purwani, Iis. 2009. Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Indo


Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Program D4
Kesehatan Kerja, Universitas Sebelas Maret.
Ruslina, Maya. 2012. Laporan Kerja Praktek PT Indo Acidatama Tbk Departemen
Produksi Unit Fermentasi. Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.
Suma’mur,dr. 1998. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Gunung
Agung.
Tim penyusun. 2017. Buku Panduan Praktikum Keselamatan Kerja Semester III
Program Studi D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Surakarta: Fakultas
Kedokteran UNS.
Website PT Indo Acidatama Tbk: https://www.acidatama.co.id diakses 17
Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai