Anda di halaman 1dari 2

NAMA: ADELYA HANIFA

NIM : 1713060227

Pemerintah Upayakan Sawit Indonesia Gantikan Minyak Kedelai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- -Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPBD


KS) menyebut, tengah fokus meningkatkan ekspor sawit ke China. Perang dagang AS-Cina yang
masih berlangsung memberikan celah bagi sawit Indonesia menggantikan posisi minyak kedelai
atau soybean dari AS yang dikonsumsi masyarakat China.
Produk sawit Indonesia diharapkan bisa menggantikan konsumi minyak kedelai di China
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPBD KS) menyebut, tengah fokus
meningkatkan ekspor sawit ke China. Perang dagang AS-Cina yang masih berlangsung
memberikan celah bagi sawit Indonesia menggantikan posisi minyak kedelai atau soybean dari
AS yang dikonsumsi masyarakat China.
Kepala BPBD KS, Dono Boestomi, mengatakan, komoditas sawit di tengah tekanan dari
Uni Eropa masih diandalkan pemerintah sebagai komoditas utama penghasil devisa. Pada tahun
lalu, sawit secara total berkontribusi hingga Rp 240 triliun terhadap total ekspor tahun lalu.
"Di China kami kejar target. Konsumsi minyak nabati China 40 persen dipenuhi oleh
soybean oil, sawit baru 20 persen. Kami harapkan sawit naik jadi 30 persen menggantikan
soybean oil," kata Dono kepada wartawan di The Westin Jakarta, Rabu (18/9).
Ia menjelaskan, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk Indonesia berani memperluas
pasar. Lewat forum Trade Expo Indonesia yang bakal digelar Oktober 2019 mendatang, BPDP
KS siap melakukan misi dagang demi mempertahankan eksistensi ekspor sawit.
Pihaknya menargetkan ekspor sawit ke China tahun ini bisa tembus 6,6 juta ton agar terus
mendekati angka 30 persen. "Kita ketahui, sawit sekarang diserang dimana-mana. Tentu kami
juga meminta Kementerian Luar Negeri membantu kita. Ini akan sangat menolong petani yang
sedang dilanda (kejatuhan) harga," kata Dono.
Lebih lanjut, Dono menerangkan, ekspor sawit ke negara selain China juga masih
memiliki prospek. BPDP KS mengestimasikan ekspor sawit ke India tahun ini tembus 9,7 juta
ton.
Sementara itu, ke negara-negara Eropa sekitar 7,7 juta ton, Pakistan 3 juta ton, dan
Nigeria 2,5 juta ton. Di satu sisi, ia menerangkan bahwa permintaan dalam negeri harus segera
ditingkatkan. Itu bisa dicapai jika pemerintah bersama pelaku usaha mampu menciptakan pasar
dalam negeri bagi minyak sawit.
Salah satu yang telah dilakukan yakni kebijakan bauran biodiesel 20 persen dan 30
persen yang bakal diterapkan mulai tahun depan. "Kita juga akan meluncurkan penggunaan
minyak goreng sehat. Sebetulnya banyak sekali manfaat sawit. Ini kita dorong terus," katanya.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan, Dody
Edward, mengatakan, dari sejumlah pertemuan pimpinan kedua negara, China membuka diri
kepada Indonesia untuk memasok berbagai produk ke China. Pihak China, kata dia, secara jelas
memberikan sinyal bagi Indonesia untuk bisa menggantikan posisi AS sebagai pemasok produk-
produk yang sebelumnya di konsumsi masyarakat China.
Bahkan, Dody menyebut, terdapat beberapa produk yang sangat potensial untuk di ekspor ke
China. Di antaranya yakni eskpor tekstil dan produk tekstil (TPT), makanan dan minuman,
hingga sarang burung walet, hingga buah-buahan memiliki peluang kuat untuk ditingkatkan ke
China.

Anda mungkin juga menyukai