B. Warfarin
Dosis :dosis bersifat individual, dosis awal 5-10 mg per hariselama 2 hari. Dosis
pemeliharaan 2-10 mg per hari.
C. Fenitoin
3. Fenitoin menurunkan aktivitas maksimal pusat batang otak yang berhubungan dengan
fase tonik dari kejang tonik-klonik (grand mal)
4. Waktu paruh plasma setelah pemberian oral rata-rata adalah 22 jam (antara 7-42 jam).
Jika diberikan bersamaan dengan nutrisi enteral, bioavailabilitas fenitoin akan turun.
Dapat menurunkan kadar kalsium, asam folat dan vitamin D yang berasal dari
makanan.
2. Individualisasi Dosis
Respon klinis terhadap dosis obat rata-rata atau yang biasa direkomendasikan dapat
bervariasi, walaupun telah diberikan dosis sesuai dengan berat badan, luas permukaan
tubuh, dan tahap maturasi penderita. Variasi ini merupakan akibat dari perbedaan antar
perorangan pada farmakokinetik dan farmakodinamik obat, serta berbagai variabel
biologis, termasuk perbedaan genetic dalam metabolisme dan patofisiologi yang
menyertai . variabilitas perorangan berkenaan dengan kemanjuran dan kemungkinan
toksisitas obat seringkali memerlukan penyesuaian regimen dosis untuk penderita
tertentu, terutama bila obat yang diberikan mempunyai indeks terapeutik rendah. Untuk
obat-obat tertentu, termasuk dopamin, nitroprusida, dan furosemid, dosis obat dapat
segera disesuaikan, sesuai dengan respons klinis segera dan dengan mudah dapat
dikuantifikasi penderita. Untuk obat lain penyesuaian lebih baik berpedoman pada
kombinasi antara respons klinis dan pengukuran kadar obat dalam plasma atau serum.
Pendekatan terapi seperti ini sering disebut sebagai strategi kadar sasaran, karena
respons farmakologis dan toksikologis obat secara langsung dihubungkan dengan kisaran
kadar serum spesifik