Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun
dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih umum dikenal
sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, serta
dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas
biaya sendiri. (wikipedia, 2017)
Perpustakaan bukan hanya menjadi pusat informasi bagi pendidikan, melainkan menjadi pusat
informasi penelitian dan pengembangan. Karena ilmu disadari oleh penelitian akan sangat
dominan pengaruhnya bagi perkembangan keilmuan. Penulis meyakini dengan perpustakaan
yang lengkap dan terus berkembang disinilah letak signifikansinya. Membuat kita nyaman dan
berhak mendapatkan pelayanan yang baik.
Perkembangan dunia perpustakaan diligat dari segi koleksi data dan dokumen yang disimpan,
diawali dari perpustakaan tradisional yang hanya terdiri dari kumpulan koleksi buku tanpa
katalog, kemudian muncul perpustakaan semu modern yang menggunakan katalog (index).
Perkembangan mutakhir adalah munculnya perpustakaan digital (digital library) yang memiliki
keunggulan dalam keceptan pengaksesan karena berorientasi ke data digital dan media jarinngan
komputer (internet). Selain itu, dari segi manajemen (teknik pengolahan), dengan semakin
kompleknya koleksi perpustakaan, saat ini muncul kebutuhan akan penggunaan teknologi
informasi untuk otomatisasi Business process di perpustakaan. Sistem yang dikembangkan
kemudian terkenal dengan sebutan sistem otomasi perpustakaan (library automation
System) (Romi, 2003:1), berikut
berikut secara singkat dipaparkan perbedaan secara umum antara perpustakaan manual dan
perpustakaan digital (Cyber Library)
Manual Library
Perpustakaan Manual ialah mencakup suatu ruangan, bagian dari gedung / bangunan atau
gedung tersendiri yang berisi bukubuku koleksi, yang diatur dan disusun demikian rupa,
sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca.
Atau Perpustakaan fisik adalah kumpulan atau bangunan fisik sebagai tempat buku dikumpulkan
dan disusun menurut sistem tertentu atau keperluan pemakai.
Menghadapi era informasi (information era), informasi menjadi sangat penting dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Adanya perkembangan dan kemajuan bidang
teknologi informasi (Information Technology) yang sangat pesat dewasa ini, mengharuskan
perubahan paradigma dan kinerja pada pusat-pusat atau sumber informasi. Salah satu sumber
informasi tersebut adalah perpustakaan, Salah satu upaya memaksimalkan pemanfataan dan
penggunaan data/informasi di atas adalah mengembangkan infrastruktur informasi dengan
konsep perpustakan digital (digital library) atau lebih dikenal dengan e-Library yang pada
akhirnya akan menjadi perpustakaan virtual (virtual library), Digital Library (DL) atau
perpustakaan digital adalah suatu perpustakaan yang menyimpan data baik itu buku (tulisan),
gambar, suara dalam bentuk file elektronik dan mendistribusikannya dengan menggunakan
protokol elektronik melalui jaringan komputer. Istilah digital library sendiri mengandung
pengertian sama dengan electronic library dan virtual library.
E-Library mulai berkembang pesat sejak tahun 1990 diiringi dengan kemajuan teknologi
jaringan komputer yang memungkinkan pengaksesan informasi dari satu tempat ke tempat lain
yang sangat jauh dalam waktu singkat. Dimulai dengan terselenggarakannya “Workshop on
Digital Libraries“ pada tahun 1994 di Amerika.
Tujuan dari membangun e-Library itu sendiri sangat bermacam – macam seperti Mendukung
Pengembangan Kemanusiaan, Eksplorasi Musik Populer (Juga Video dan Multimedia
Lain), Sumber Koleksi, Organisasi Bibliografis, Modus Akses, Digitasi Dokumen.
Manfaat E-library sebagai suatu layanan baru di perpustakaan bagi komunitas pengguna
perpustakaan adalah sebagai berikut:
E-library merupakan layanan yang dapat membantu pada inisiatif pembelajaran yang
terintgrasi.
E-library merupakan sumber yang sempurna untuk mengirmkan teks lengkap dan
referensi penting mutimedia, mudah untuk digunakan dalam penelitian, serta dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Mahasiswa menemukan jawaban yang mereka butuhkan lebih dari 2000 majalah, surat
kabar, buku-buku dan transkrip teks lengkap: termasuk ribuan peta, gambar, website
penddik dari pusat pekerjaan rumah dan file audio/vidio.
Dosen dan pustakawan bekerja sama untuk membangun mata rantai yang kuat terhadap
isi yang terpilih. Menciptakan daftar bacaan dengan halaman-halaman topik, pelajaran-
peajaran dan halaman minat dan kepentingan komuitas perguruan tinggi.
Mengurangi terjadinya pengulangan kegiatan (plagiarism).
Penyebaran dan akses informasi akan lebih cepat tanpa batas waktu dan ruang, karena
tidak terikat secara fisik.
bersifat lebih luas dari katalog induk dunia (universal main catalogue) dan mampu
Melakukan kerjasama dalam jejaring informasi (information networking).
Dalam mengimplementasikan e-Library, banyak kelebihan yang didapat seperti dokumen
mudah ditelusur, keawetan dokumen terjamin, dan lain – lain. Namun Demikian, e-Library
sendiri masih memiliki kelemahan seperti hak cipta pada dokumen digital, gangguan virus,
digitalisasi dokumen non – elektronik, dan lain – lain. Oleh karena itu, perlu untuk memahami e-
Library terlebih dahulu.
Selain itu, membangun suatu e-Library atau perpustakaan digital merupakan suatu usaha besar
yang memerlukan perencanaan yang seksama. Hal ini harus disadari bahwa menyebarluaskan
setiap jenis informasi berimplikasi pertanggungjawaban tertentu seperti hak cipta, masalah sosial
dan masalah etis.
Untuk membangun e-Library, banyak faktor yang perlu dipertimbangkan agar pembangunan
e-Library tersebut dapat berjalan optimal. Adapun faktor – faktornya seperti analisis kebutuhan,
studi kelayakan, pemilihan software, aspek manusia, pelaksanaan dan evaluasi. Untuk
mengembangkan suatu program perpustakaan digital harus didukung dana dan sumberdaya
manusia yang handal karena harus mampu mengelola berbagai komponen penting di dalamnya
seperti : isi (content); sumberdaya informasi (information resources), aplikasi informasi
(information application) dan jasa informasi (information services).
Perpustakaan digital adalah perpustakaan dimana seluruh koleksinya sudah berbentuk digital.
sementara menurut Digital Library Federation di Amerika Serikat memberikan definisi
perpustakaan digital sebagai organisasi-organisasi yang menyediakan sumber-sumber, termasuk
staff dengan keahlian khusus, untuk menyeleksi, menyusun, menginterpretasi, memberikan akses
intelektual, mendistribusikan, melestarikan, dan menjamin keberadaan koleksi karya-karya
digital sepanjang waktu sehingga koleksi tersebut dapat digunakan oleh komunitas masyarakat
tertentu atau masyarakat terpilih, secara ekonomis dan mudah.
Berdasarkan International Conference of Digital Library 2004,konsep Perpustakaan digital
adalah sebagai perpustakaan elektronik yang informasinya didapat, disimpan, dan diperoleh
kembali melalui format digital. Perpustakaan digital merupakan kelompok workstations yang
saling berkaitan dan terhubung dengan jaringan (networks) berkecepatan tinggi. Perpustakaan
digital ini banyak dikembangkan oleh perpustakaan-perpustakaan Universitas di Amerika
Serikat.
Istilah perpustakaan digital itu sendiri digunakan sekitar tahun 1994 sebagaimana diuraikan
Harter (1997) dalam Chisenga (2003), penggunaan istilah perpustakaan digital secara relatif
dapat ditelusuri dalam tahun 1994 melalui pembentukan Digital Libraries Initiative (DLI) yang
didanai bersama oleh National Science Foundation, Advanced Research Projects Agency dan
National Aeronautics and SpaceAdministrationdi Amerika. Perpustakaan Digital adalah sebuah
sistem yang memiliki berbagai layanan dan obyek informasi yang mendukung akses objek
informasi tesebut melalui perangkat digital (Sismanto, 2008). Lesk (dalam Pendit, 2007)
memandang perpustakaan digital secara sangat umum sebagai mata-mata kumpulan informasi
digital yang tertata. Arms (dalam Pendit, 2000) memperluas sedikitnya dengan menambahkan
bahwa koleksi tersebut disediakan sebagai jasa dengan memanfaatkan jaringan informasi. Selain
istilah perpustakaan digital (Digital Library) terdapat juga istilah lain seperti Electronic Library,
Virtual Library, Cyber Library, dan lain sebagainya dimana semua itu memiliki makna yang
sama yaitu perpustakaan yang memiliki koleksi dalam bentuk digital dan dapat diakses oleh para
pengguna dimanapun dan kapanpun. Perbedaan “perpustakaan biasa” dengan “perpustakaan
digital” terlihat pada keberadaan koleksi (Subrata, 2009:5). Koleksi digital tidak harus berada di
sebuah tempat fisik, sedangkan koleksi biasa terletak pada sebuah tempat yang menetap, yaitu
perpustakaan. Perbedaan kedua terlihat dari konsepnya. Konsep perpustakaan digital identik
dengan internet atau komputer, sedangkan konsep perpustakaan biasa adalah buku-buku yang
terletak pada suatu tempat. Perbedaan ketiga, perpustakaan digital bisa dinikmati pengguna
dimana saja pengguna itu berada dan dengan tanpa terbatasnya waktu, sedangkan pada
perpustakaan biasa pengguna menikmati di perpustakaan dengan jam-jam yang telah diatur oleh
kebijakan organisasi perpusakaan tersebut.National Information Standards Organization (NISO,
2007) dalam karyanya berjudul: “A Framework of Guidance for Building Good Digital
Collections” menguraikan komponen-komponen utama yang diperlukan sebagai standar
pengembangan perpustakaan digital. Ada empat jenis kriteria yang harus menjadi pokok utama,
yaitu:
semua link yang tertera pada tabel diatas belum sepenuhnya bisa diakses, beberapa mengalami
maintenance, atau perubahan website
DAFTAR RUJUKAN