Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

MASTEKTOMI RADIKAL MODIFIKASI (MRM)

A. Pengertian
Modified Radical Mastectomy adalah suatu tindakan pembedahan onkologis pada
keganasan payudara yaitu dengan mengangkat seluruh jaringan payudara yang terdiri dari
seluruh stroma dan parenkhim payudara, areola dan puting susu serta kulit diatas
tumornya disertai diseksi kelenjar getah bening aksila ipsilateral level I, II/III secara en
bloc tanpa mengangkat m.pektoralis major dan minor.
B. Ruang lingkup
Payudara adalah masa stroma dan parenkhim payudara yang terletak di dinding
torak anterior antara ICS II dan VI dan parasternal sampai dengan garis axilaris medius.
Payudara mendapat vaskularisasi utama dari cabang a. mammaria interna, a.
Torakoakromialis dan cabang a. Interkostalis 3,4,5. KGB regional pada payudara adalah
KGB aksila, supra dan infraklavikula serta mammaria interna. KGB aksila dibagi atas 3
zona yaitu Level I, II dan III. Level I adalah KGB yang terletak lateral dari muskulus
pektoralis minor, level II adalah KGB yang terletak dibelakang m.pektoralis minor dan
Level III adalah KGB yang terletak medial dari m.pektoralis minor. Disamping itu juga
ada KGB interpektoral atau disebut Rotter.
C. Tipe-tipe mastektomi yang ada pada saat ini
1. Mastektomi Preventif (Preventive Mastectomy)
Mastektomi preventif disebut juga prophylactic mastectomy. Operasi ini dapat
berupa total mastektomi dengan mengangkat seluruh payudara dan puting. Atau
berupa subcutaneous mastectomy, dimana seluruh payudara diangkat namun puting
tetap dipertahankan. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kekambuhan kanker
payudara dapat dikurangi hingga 90% atau lebih setelah mastektomi preventif pada
wanita dengan risiko tinggi.
2. Mastektomi Sederhana atau Total (Simple or Total Mastectomy)
Mastektomi dengan mengangkat payudara berikut kulit dan putingnya, namun
simpul limfe masih dipertahankan. Pada beberapa kasus, sentinel node biopsy
terpisah dilakukan untuk membuang satu sampai tiga simpul limfe pertama.
3. Mastektomi Radikal Termodifikasi (Modified Radical Mastectomy)
Terdapat prosedur yang disebut modified radical mastectomy (MRM)-
mastektomi radikal termodifikasi. MRM memberikan trauma yang lebih ringan
daripada mastektomi radikal, dan ssat ini banyak dilakukan di Amerika. Dengan
MRM, seluruh payudara akan diangkat beserta simpul limfe di bawah ketiak, tetapi
otot pectoral (mayor dan minor) – otot penggantung payudara – masih tetap
dipertahankan. Kulit dada dapat diangkat dapat pula dipertahankan, Prosedur ini akan
diikuti dengan rekonstruksi payudara yang akan dilakukan oleh dokter bedah plastik.
4. Mastektomi Radikal (Radical Mastectomy)
Mastektomi radikal merupakan pengangkatan payudara ‘komplit’, termasuk
puting. Dokter juga akan mengangkat seluruh kulit payudara, otot dibawah payudara,
serta simpul limfe (getah bening). Karena mastektomi radikal ini tidak lebih efektif
namun merupakan bentuk mastektomi yang lebih ‘ekstrim’ , saat ini jarang dilakukan.
5. Mastektomi Parsial atau Segmental (Partial or Segmental Mastectomy)
Dokter dapat melakukan mastektomi parsial kepada wanita dengan kanker
payudara stadium I dan II. Mastektomi parsial merupakan breast-conserving therapy-
terapi penyelamatan payudara yang akan mengangkat bagian payudara dimana tumor
bersarang. Prosedur ini biasanya akan diikuti dengan terapi radiasi untuk mematikan
sel kanker pada jaringan payudara yang tersisa. Sinar X berkekuatan penuh akan
ditembakkan pada beberapa bagian jaringan payudara. Radiasi akan membunuh
kanker dan mencegahnya menyebar ke bagian tubuh yang lain.
6. Quandrantectomy
Tipe lain dari mastektomi parsial disebut quadrantectomy. Pada prosedur ini,
dokter akan mengangkat tumor dan lebih banyak jaringan payudara dibandingkan
dengan lumpektomi.
7. Lumpectomy atau sayatan lebar,
Merupakan pembedahan untuk mengangkat tumor payudara dan sedikit
jaringan normal di sekitarnya. Lumpektomi (lumpectomy) hanya mengangkat tumor
dan sedikit area bebas kanker di jaringan payudara di sekitar tumor. Jika sel kanker
ditemukan di kemudian hari, dokter akan mengangkat lebih banyak jaringan.
Prosedur ini disebuat re-excision (terjemahan : pengirisan/penyayatan kembali).
8. Excisional Biopsy
Biopsi dengan sayatan juga mengangkat tumor payudara dan sedikit jaringan
normal di sekitarnya. Kadang, pembedahan lanjutan tidak diperlukan jika biopsy
dengan sayatan ini berhasil mengangkat seluruh tumor.
D. Indikasi Operasi MRM
1. Kanker payudara stadium dini (I,II)
2. Kanker payudara stadium lanjut lokal dengan persyaratan tertentu
3. Keganasan jaringan lunak pada payudara.
E. Kontra Indikasi Operasi MRM
1. Tumor melekat dinding dada
2. Edema lengan
3. Nodul satelit yang luas
4. Mastitis inflamatoar
F. Persiapan Operasi MRM
1. Fase Preoperatif Mastektomi
Fase preoperatif dimulai ketika ada keputusan untuk dilakukan intervensi dan
diakhiri ketika pasien dikirim ke kamar operasi. Lingkup aktivitas keperawatan
selama waktu tersebut dapat mencakup penetapan pengkajian dasar pasien.
Wawancara praoperatif dan menyiapkan pasien untuk anestesi yang diberikan dalam
pembedahan
a. Pengkajian :
· Identitas pasien
· Tanda-tanad vital
· Riwayat penyakit : alergi, penyakit paru (asma, PPOM, TB paru),
penggunaan narkoba, alkoholisme, menggunakan obat seperti
kortikosteroid dan obat jantung
· Riwayat kesehatan keluarga : DM. Hipertensi
· Status nutrisi : BB, puasa, tinggi badan
· Keseimbangan cairan dan elektrolit
· Ada tidaknya gigi palsu, pemakaian lensa kontak, atau cat kuku dan
implan prosthesis lainnya
· Pencukuran daerha operasi
· Kolaborasi dengan dokter anestesi tentang pemberian jenis anestesi dan
pemakaian obat anestesi yang akan dilakukan
· Pemeriksaan penunjung : rontgen, EKG, pemeriksaan laboratorium
(darah lengkap, faal hepar, faa ginjal, masa pembekuan darah), biopsi,
pemeriksaan gula darah
· Informed consent
· Penentuan status ASA
b. Diagnosa keperawatan pre operasi Mastektomi
· Cemas berhubungan dengan krisis situasional
· Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan
· Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi

c. Rencana Keperawatan pre operatif Mastektomi:


DIAGNOSA KEP. NOC NIC
Cemas berhubungan Setelah dilakukan Anxiety reduction :
dengan perubahan asuhan keperawatan · Tenangkan pasien
status kesehatan selama..... pasien · Jelaskan seluruh prosedurt tindakan
menunjukan anxiety kepada pasien dan perasaan yang
control dengan mungkin muncul pada saat melakukan
kriteria hasil: tindakan
· pasien kooperatif · Berusaha memahami keadaan pasien
· Mampu · Berikan informasi tentang diagnosa,
mengidentifikasikan prognosis dan tindakan
cemas dengan · Mendampingi pasien untuk
bahasa tubuh yang mengurangi kecemasan dan
tenang meningkatkan kenyamanan
· Vital sign dbn · Dorong pasien untuk menyampaikan
tentang isi perasaannya
· Kaji tingkat kecemasan
· Dengarkan dengan penuh perhatian
· Ciptakan hubungan saling percaya
· Bantu pasien menjelaskan keadaan
yang bisa menimbulkan kecemasan
· Bantu pasien untuk mengungkapkan
hal hal yang membuat cemas
· Ajarkan pasien teknik relaksasi
· Berikan obat obat yang mengurangi
cemas

Kurang pengetahuan Setelah dilakukan Teaching : Dissease Process


tentang penyakit, asuhan keperawatan- Kaji tingkat pengetahuan klien dan
perawatan,pengobatan selama......, keluarga tentang proses penyakit
kurang paparan pengetahuan klien-Jelaskan tentang patofisiologi penyakit,
terhadap informasi
meningkat dengan tanda dan gejala serta penyebabnya
kriteria hasil -Sediakan informasi tentang kondisi klien
Klien mampu-Berikan informasi tentang perkembangan
menjelaskan klien
kembali apa yang-Diskusikan perubahan gaya hidup yang
dijelaskan mungkin diperlukan untuk mencegah
Klien kooperative saat komplikasi di masa yang akan datang
dilakukan tindakan dan atau kontrol proses penyakit
-Jelaskan alasan dilaksanakannya
tindakan atau terapi
-Gambarkan komplikasi yang mungkin
terjadi
-Anjurkan klien untuk mencegah efek
samping dari penyakit
-Gali sumber-sumber atau dukungan yang
ada
-Anjurkan klien untuk melaporkan tanda
dan gejala yang muncul pada petugas
kesehatan
Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan
· Lakukan pengkajian nyeri secara
injuri biologi
asuhan keperawatan komprehensif termasuk lokasi,
selama 1x karakteristik, durasi, frekuensi
pertemuan nyeri
· Monitor vital sign
klien berkurang
· Gunakan teknik komunikasi
dengan kriteria terapeutik untuk mengetahui
hasil: pengalaman nyeri
· Nyeri terkontrol · Ajarkan teknik
· Klien relaksasi nafas dalam untuk
mengurangi nyeri
menggunakan
teknik non
farmakologi untuk
mengurangi nyeri
· Tanda vital dalam
rentang normal

d. Fase Intraoperatif Mastektomi


Fase intra operatif dimulai ketika pasien masuk atau dipindah ke
instalasi bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.
Aktivitas keperawatan yang dilakukan selama tahap intra operatif meliputi 4
hal, yaitu :
1. Safety Management (Pengaturan posisi pasien)
Faktor penting yang harus diperhatikan ketika mengatur posisi di ruang
operasi adalah: daerah operasi, usia, berat badan pasien, tipe anastesidan
nyeri. Posisi yang diberikan tidak boleh mengganggu sirkulasi, respirasi,
tidak melakukan penekanan yang berlebihan pada kulit dan tidak
menutupi daerah atau medan operasi.
 Kesejajaran fungsional maksudnya adalah memberikan posisi yang
tepat selama operasi. Operasi yang berbeda akan membutuhkan
posisi yang berbeda pula  supine
 Pemajanan area pembedahan maksudnya adalah daerah mana yang
akan dilakukan tindakan pembedahan. Dengan pengetahuan tentang
hal ini perawat dapat mempersiapkan daerah operasi dengan teknik
drapping
 Mempertahankan posisi sepanjang prosedur operasi
dengan tujuan untuk mempermudah proses pembedahan juga sebagai
bentuk jaminan keselamatan pasien dengan memberikan posisi
fisiologis dan mencegah terjadinya injury.
 Memasang alat grounding ke pasien
 Memberikan dukungan fisik dan psikologis pada klien untuk
menenagkan pasien selama operasi sehingga pasien kooperatif.
 Memastikan bahwa semua peralatan yang dibutuhkan telah siap
seperti : cairan infus, oksigen, jumlah spongs, jarum dan instrumen
tepat.
2. Monitoring Fisiologis
 Melakukan balance cairan
 Memantau kondisi cardiopulmonal meliputi fungsi pernafasan, nadi,
tekanan darah, frekuensi denyut jantung, saturasi oksigen,
perdarahan dll.
 Pemantauan terhadap perubahan vital sign
3. Monitoring Psikologis
 Memberikan dukungan emosional pada pasien
 Berdiri di dekat klien dan memberikan sentuhan selama prosedur
induksi
 Mengkaji status emosional klien
 Mengkomunikasikan status emosional klien kepada tim kesehatan
(jika ada perubahan)
4. Pengaturan dan koordinasi Nursing Care
 Memanage keamanan fisik pasien
 Mempertahankan prinsip dan teknik asepsis
Obat-obat anestesi :
1. Obat-obat premedikasi
- SA 0,001-0,002 mg/KgBB
- Midazolam 0,1-0,2 mg/KgBB
- Fentanyl 1-2 mcg/KgBB
- Pethidin 1 mg/KgBB
2. Obat antiemetik
- Ondansetron 4mg/2mL
- Sotatic 10mg/2 mL
3. Obat induksi
- Propofol 1,5-2,5 mg/Kg/BB
4. Obat musculorelaksan
- Recorium bromide 0,5-1 mg/Kg/BB
- Sucynil Colin 1 mg/KgBB
- Roculax 0,5-1 mg/KgBB
5. Obat emergency
- Adrenalin injeksi
- Epidrin injeksi
- Dexamethason injeksi
- Aminophilin injeksi
6. Obat analgetik
- Ketorolac 30 mg/ 1 mL
- Torasix 30mg/1 mL
- Oat antidotum
- Prostigmin dan narkan
7. Cairan yang diperlukan
- Kristaloid seperto ringer laktat, aquadest 25 CC untuk larutan obat,
assering
- Koloid seperti fimahest atau gelofusion
8. Diagnosa Keperawatan intra operatis yang sering muncul Mastektomi :
- Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan tekanan
inspirasi dan ekspirasi karena pemberian agent anastesi.
- Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan, prosedur invasif dan
truma jaringan.
- Resiko cidera berhubungan dengan anastesi dan pembedahan.
9. Rencana Keperawatan intra operatif Mastektomi:
DIAGNOSA KEP. NOC NIC
Pola nafas tidak Setelah dilakukan asuhan Airway and breathing management
efektif berhubungan keperawatan selama..... :
dengan penurunan pasien menunjukan · Monitor ventilasi (jalan dan suara
tekanan inspirasi respiration control dengan nafas)
dan ekspirasi kriteria hasil: · Lakukan management ventilasi
karena pemberian · Jalan nafas adequat dengan head tilt chin leaf / jaw
agent anastesi. · Suara nafas vesikuler trust positioning
· Saturasi O2 dbn · Pasang alat bantu nafas : mouth
airway/orofaringeal tube, ET,
LMA
· Monitor keakuratan fungsi ET,
LMA
· Lakukan assisted respiration
· Monitor vital sign dan saturasi O2
secara periodik
Resiko infeksi Setelah dilakukan asuhan Infection control management
berhubungan keperawatan selama......,· Kendalikan prosedur masuk
dengan menunjukkan infection kamar operasi untuk pasien
pembedahan, protection, enviroment, maupun petugas
prosedur invasif host and agent control · Batasi jumlah personil di kamar
dan truma jaringan. dengan kriteria hasil operasi
· Terkendalinya nfection· Kendalikan sterilitas ruangan
control dan peralatan yang dipakai
· Luka dan keadaan sekitar· Lakukan cuci tangan bedah,
bersih pemakaian jas operasi, pemakaian
sarung tangan dan duk operasi
sesuai prosedur.
· Terapkan prosedur septik
aseptik.
· Lakukan penutupan luka sesuai
prosedur
· Kolaborasi pemberian antibiotik
· Environment kontrol
Resiko cidera Setelah dilakukan asuhan Injury control management
berhubungan keperawatan selama......· Anatomis dan imobil position
dengan anastesi dan menunjukkan injury· Pasang groundit kouter dengan
pembedahan. neuromuscular protection benar
dengan kriteria hasil : · Melakukan tindakan anastesi
· Tidak terjadi luka baru sesuai dengan prosedur
diluar organ target · Memasang alat bantu pernafasan
· Instrument terhitung sesuai dengan prosedur
lengkap sebelum dan
· Hindari manipulasi jaringan
sesudah operasi.
berlebihan
· Penggunaan instrument yang
tepat dan benar
· Perhitungan jumlah instrument
sebelum dan sesudah operasi yang

e. Fase Post operastif Mastektomi


1. Fase pasca anesthesia.
Setelah dilakukan mastektomi, penderita dipindah ke ruang pemulihan disertai dengan oleh ahli
anesthesia dan staf profesional lainnya.
 Mempertahankan ventilasi pulmoner.
Menghindari terjadiya obstruksi pada periode anestesi pada saluran pernafasan,
diakibatkan penyumbatan oleh lidah yang jatuh, kebelakang dan tumpukan sekret, lendir
yang terkumpul dalam faring trakea atau bronkhial ini dapat dicegah dengan posisi yang
tepat dengan posisi miring/setengah telungkup dengan kepala ditengadahkan bila klien
tidak bisa batuk dan mengeluarkan dahak atau lendir, harus dilakukan penghisapan
dengan suction.
 Mempertahankan sirkulasi
Pada saat klien sadar, baik dan stabil, maka posisi tidur diatur ”semi fowler” untuk
mengurangi oozing venous (keluarnya darah dari pembuluh-pembuluh darah halus)
lengan diangkat untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah terjadinya udema, semua
masalah ini gangguan rasa nyaman (nyeri) akibat dari sayatan luka operasi merupakan hal
yang pailing sering terjadi
 Masalah psikologis.
Payudara merupakan alat vital seseorang ibu dan wanita, kelainan atau kehilangan akibat
operasi payudara sangat terasa oleh pasien,haknya seperti dirampas sebagai wanita
normal, ada rasa kehilangan tentang hubungannya dengan ssuami, dan hilangnya daya
tarik serta serta pengaruh terhadap anak dari segi menyusui.
 Mobilisasi fisik.
Pada pasien pasca mastektomi perlu adanya latihan-latihan untuk mencegah atropi otot-
otot kekakuan dan kontraktur sendi bahu, untuk mencegah kelainan bentuk (diformity)
lainnya, maka latihan harus seimbang dengan menggunakan secara bersamaan.
2. Perawatan post mastektomi
 Pemasangan plester /hipafik
Dalam hal ini pemasangan plester pada operasi mastektomi hendaknya diperhatikan arah
tarikan-tarikan kulit (langer line) agar tidak melawan gerakkan-gerakkan alamiah,
sehingga pasien dengan rileks menggerakkan sendi bahu tanpa hambatan dan tidak nyeri
untuk itu perlu diperhatikan cara meletakkan kasa pada luka operasi dan cara melakukan
fiksasi plester pada dinding dada.
Plester medial melewati garis midsternal
Plester posterior melewati garis axillaris line/garis ketiak
Plester posterior(belakang) melewati garis axillaris posterior.
Plester superior tidak melewati clavicula
Plester inferior harus melewati lubang drain
 Untuk dibawah klavicula ujug hifavik dipotong miring seperti memotong baju dan
dipasang miring dibawah ketiak sehingga tidak mengangu grakkan tangan.
 Perawatan pada luka eksisi tumor.
Bila dikerjakan tumorektomi,pakai hipafik ukuran 10 cm yang dibuat seperti BH
sehingga menyangga payudara .
 Klien yang dikerjakan transplantasi kulit kalau kasa penutup luka basah dengan darah
atau serum harus segera diganti, tetapi bola penutup (thiersch) tidak boleh dibuka.
 Pemberian injeksi dan pengambilan darah.
 Pengukuran tensi
3. Diagnosa keperawatan post operasi yang sering muncul Mastektomi::
 Resiko aspirasi berhubungan dengan status kesadaran, reflek menelan belum optimal
karena pemakaian obat anastesi
 Resiko cidera berhubungan dengan tingkat kesadaran pasien
4. Rencana intervensi keperawatan post operasi Mastektomi:
DIAGNOSA KEP. NOC NIC
Resiko aspirasi Setelah dilakukan Aspiration Precaution :
berhubungan
asuhan keperawatan· Monitor tingkat kesadaran dan reflek
dengan status
kesadaran, reflek selama......, menelan
menelan belum
menunjukkan control · Monitor status airway dan bebaskan
optimal karena
pemakaian obat dengan kriteria hasil airway
anastesi
· Airway terkontrol dan· Lakukan suctioning jika perlu
adequat · Posisikan supinasi atau posisi SIM
· Reflek menelan efektif pada operasi jalan nafas

Resiko cidera Setelah dilakukan Environment Management :


berhubungan
asuhan keperawatan· Sediakan lingkungan yang aman dan
dengan tingkat
kesadaran pasien selama......, nyaman
menunjukkan risk· Posisikan tidur sesuai instruksi medis /
control dengan kriteria anastesi
hasil · Memasang side trail tempat tidur
· Pasien terbebas dari· Hindari dari perabot yang berbahaya
cidera · Kaji tingkat kesadaran
· Pasien komunikatif· Dampingi selama pasien belum sadar
dan kooperatif
penuh
· Lindungi arah gerakan dan jangan
lawan gerakan pasien
· Rangsang kesadaran pasien ke
Compos Mentis
· Alat invasif terkontrol

Anda mungkin juga menyukai