Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS PENENTUAN HPP (HARGA POKOK PRODUKSI) MEUBEL

DENGAN METODE FULL COSTING DALAM PENCAPAIAN LABA


PERUSAHAAN DI TOKO MEUBEL KARYA HADI

Disusun oleh:
Husnah Karimah C1C0160
Pensialing C1C016038
Bimo Asfriyanto C1C016072
Astika Freizein Thiya C1C016118

JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2018

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit


sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.

Dalam penyusunannya, kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen


Akuntansi Manajemen kami yaitu Ibu Lisa Martilah P, SE.M.Si.Akt yang telah
memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua
kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan
menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun kami berharap isi dari laporan penelitian kami ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas ini dapat lebih baik lagi.

Bengkulu, 16 Maret 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................... i


Kata Pengantar........................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 2
BAB II METODE PENELITIAN
2.1 Objek Penelitian ........................................................................................... 3
2.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 3
2.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................................. 3
2.4 Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 3
2.5 Metode Analisis Data ................................................................................... 3
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian.............................................................. 5
3.2 Tahapan Produksi Produk Toko Meubel Karya Hadi .................................. 5
3.3 Identifikasi Produk ....................................................................................... 5
3.4 Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing untuk Produk
Lemari 3 Pintu .............................................................................................. 11
3.5 Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing untuk Produk
Lemari Hias 2 Pintu ...................................................................................... 11
3.6 Penentuan Harga Jual Produk ....................................................................... 11
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................................... 13
4.2 Saran ............................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perkembangan ekonomi saat ini sangat berdampak pada meningkatnya persaingan
dalam dunia usaha. Persaingan bisnis saat ini tidak hanya antar perusahaan dalam negeri saja,
tetapi juga perusahaan asing yang sekarang mulai muncul dan menjadi saingan berat untuk
semua warga negara Indonesia. Mulai dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
sampai dengan usaha kelas atas (CV maupun PT) mulai merasakan semakin ketatnya
persaingan dalam dunia bisnis. Hal ini banyak dirasakan juga oleh para pengusaha khususnya
di bidang perusahaan manufaktur.
Pada perusahaan manufaktur, menentukan harga pokok produksi merupakan suatu hal
yang sampai sekarang mendominasi pembahasan akuntansi pada perusahaan, karena
penentuan harga tersebut akan mempengaruhi penghitungan laba rugi perusahaan. Penentuan
harga pokok produksi merupakan hal yang penting karena berisi tentang informasi biaya dari
barang mentah sampai barang jadi guna menentukan harga jual produk.
Kesalahan dalam menghitung harga pokok produksi dapat mempengaruhi harga jual
produk. Apabila dalam perhitungan harga pokok produksi suatu perusahaan menunjukkan
kesalahan dengan hasil yang rendah, maka hal ini akan merugikan perusahaan karena
perusahaan tersebut akan mengalami minim laba atau malah rugi. Hal sebaliknya juga akan
merugikan perusahaan, jika hasil perhitungan harga pokok produksinya terlalu tinggi.
Menentukan harga pokok suatu produk sama halnya dengan menghitung berapa biaya
yang diserap oleh produk tersebut. Biaya tersebut meliputi banyaknya biaya yang dikeluarkan
untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead perusahaan. Ketiga
hal tersebut perlu diperhatikan dan dicatat sesuai dengan penggolongan dan
pengalokasiannya, untuk mendapatkan harga pokok produk yang tepat dan akurat (tidak
terlalu tinggi, tidak terlalu rendah) dan mempermudah penentuan laba yang diinginkan
perusahaan. Pihak perusahan harus cerdas dalam mengambil keputusan berapa jumlah harga
pokok produksi yang dipatok dengan menimbang banyaknya biaya yang dikeluarkan serta
laba yang ingin dicapai perusahaan.

Menurut (Moniaga 2014) dalam penelitian, laba yang dihasilkan dapat membantu
perusahaan dalam mengetahui seberapa kontribusi laba yang dihasilkan masing-masing
produk terhadap perusahaan. Menurut (Charter 2009, 15), Perhitungan biaya berdasarkan
pesanan memberikan kesempatan untuk mengendalikan biaya dan evaluasi profitabilitas dari
suatu produk. Maka dari itu sangat penting suatu perusahaan menimbang berapa laba yang
diharapkan, karena dapat berpengaruh pada keuntungan jangka panjang perusahaan.

Meubel Karya Hadi merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi meubel,


dengan bahan baku kayu. Variasi harga disesuaikan dengan jenis kayu yang dipakai, ukuran,
dan tingkat kesulitan pembuatannya. Jenis kayu yang paling mahal adalah yang memiliki
kualitas terbaik, mulai dari Grade A, B dan C, namun kayu jenis Grade A mulai jarang
ditemui. Perusahaan menentukan harga pokok dengan menggunakan metode Full Costing,
perhitungan diperoleh dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
baik yang tetap maupun variabel. Perusahaan mendapatkan laba mengikuti harga jual pasar.

1
1.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi mebel lemari 3 pintu dan lemari
hias 2 pintu di Toko Meubel Karya Hadi yang dihitung dengan metode full costing

2
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Objek Penelitian
Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah Penentuan HPP (harga pokok
produksi) Meubel dengan Metode Full Costing di Toko Meubel Karya Hadi untuk produk
lemari 3 pintu ukuran 2m x 4m dan lemari hias 2 pintu ukuran 1.10m x1.80m yang
diproduksi di bulan Februari.
2.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Toko Meubel Karya Hadi yang berlokasi di Jl. Pancumas No.21
RT.09 RW.02 Kel.Sukarami Kec.Selebar Kota Bengkulu. Sedangkan waktu penelitian
dimulai dari bulan Februari sampai dengan Maret 2018.
2.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam meneliti penentuan harga pokok produksi yang peneliti
pakai adalah data kuantitatif. Sedangkan sumber data dari penelitian ini, yaitu Data Sekunder
(Secondary Data). Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara) atau data yang dikeluarkan oleh
perusahaan yang berisi mengenai data keuangan.
2.4 Metode Pengumpulan Data
1. Dokumenter (documentary), Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data
dimana metode yang dilakukan untuk mendapatkan data berupa dokumen dan arsip-
arsip dari perusahaan yang berkaitan dengan obyek penelitian, seperti data produk,
biaya yang dikeluarkan perusahaan sebagai overhead pabrik, dan sebagainya.

2. Studi Kepustakaan, Metode ini dilakukan dengan cara mencari dan mempelajari
literatur dan sumber tertulis lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan
diteliti dalam penulisan ini. Data yang dihasilkan dari kepustakaan berupa referensi
terkait dengan penentuan harga pokok produksi.

2.5 Metode Analisis Data

Dalam melakukan penelitian ini, metode analisis yang dipakai adalah analisis deskriptif
kuantitatif dengan menggunakan metode full costing dalam analisis menentukan harga pokok
produksi. Adapun teknik atau langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian
ini:
1. Melakukan observasi ke perusahaan yaitu Toko Meubel Karya Hadi guna mengetahui
gambaran umum dan proses produksi dari perusahaan

2. Mengumpulkan data dan mengidentifikasi biaya yang dipakai Toko Meubel Karya Hadi
selama memproduksi barang bulan februari

3. Melakukan perhitungan harga pokok produksi sesuai dengan landasan teori yang
digunakan untuk memecahkan permasalahan yang diteliti. Teori yang digunakan
perusahaan adalah Full Costing Method, yaitu dengan menjumlahkan biaya bahan baku
langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead variabel dan overhead tetap.

3
Definisi operasional:
Metode full costing: merupakan metode penentuan harga pokok produk dengan memasukkan
seluruh komponen biaya produksi yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya
overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap sebagai unsur harga pokok. Harga
pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur-unsur biaya produksi sebagai
berikut :
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik tetap xxx
Biaya overhead pabrik variabel xxx +
Harga pokok produksi xxx

4
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Toko Meubel Karya Hadi adalah industri furniture yang menjadi salah satu produsen
profesional terkemuka. Perusahaan tersebut didirikan pada 6 September 2010 oleh Hadi
Wadoyo. Toko Meubel Karya Hadi yang berlokasi di Jl. Pancumas No.21 RT.09 RW.02
Kel.Sukarami Kec.Selebar Kota Bengkulu.
Perusahaan ini didukung sekitar 5 tenaga kerja di bagian produksi dan 2 orang
karyawan di bagian office. Selain di dukung oleh tenaga kerja yang berkualitas, perusahaan
ini juga memiliki mesin lengkap yang mampu memproduksi berbagai jenis produk dari kayu
dengan model yang diinginkan.
Bahan baku kayu yang diperoleh perusahaan furniture ini hanya menggunakan kayu
legal dari Perhutani. Toko Meubel Karya Hadi juga sudah memiliki surat ijin usaha
perdagangan (SIUP) dari Pemerintah Kota Bengkulu dengan nomor 519/156/1001/Pemb.
3.2 Tahapan Produksi Produk Toko Meubel Karya Hadi
Pada umumnya, proses produksi meubel antara perusahaan yang satu dengan yang
lain relatif sama. Dalam memproses bahan baku menjadi barang jadi, produk yang diproduksi
juga melalui tahap yang sama, meskipun produk yang dihasilkan bervariasi. Dalam
perusahaan Meubel Karya Hadi, proses produksi terdiri dari empat tahap yaitu:
1. Tahap Awal
Dalam perusahaan Meubel Karya Hadi proses produksi diawali dengan adanya pemesanan
produk dari konsumen ke bagian marketing. Setelah pesanan tersebut disetujui oleh pihak
marketing, kemudian pesanan tersebut diberikan ke bagian pembahanan. Bagian
Pembahanan bertanggung jawab dalam pembelian bahan baku dan mendesain produk yang
sesuai dengan keinginan konsumen.
2. Tahap Penggarapan (Process)
Dalam tahap ini, kayu mulai diproses dari gelondongan menjadi balok atau papan. Balok atau
papan tersebut dibentuk menjadi komponen-komponen dari bagian produk yang di produksi.
Setelah kayu dipotong dan dibentuk, selanjutnya kayu-kayu tersebut dijemur untuk
dikeringkan. Kayu yang sudah kering selanjutnya diberikan ke bagian perakitan.
3. Tahap Perakitan (Assembling)
Tahap selanjutnya adalah tahap perakitan. Kayu yang sudah di potong dan dibentuk
kemudian dirakit atau digabungkan untuk menjadi suatu produk seperti lemari. Dalam proses
perakitan, bagian-bagian tersebut digabungkan dengan cara dilem dan dipaku.
4. Tahap Akhir (Finishing)
Pada tahap ini produk sudah dapat dikatakan sebagai produk setengah jadi, karna produk
sudah terlihat bentuk aslinya. Selanjutnya produk tersebut dihaluskan dengan amplas atau
mesin penghalus untuk menjadi produk jadi.
3.3 Identifikasi Produk
Pada bulan Februari, produk yang dihasilkan perusahaan meliputi produk lemari 3 pintu
dan lemari hias 2 pintu. Perbedaan harga tersebut dipengaruhi dari ukuran kayu yang
digunakan serta jenis kayu yang dipakai. Berikut adalah daftar produk yang dihasilkan oleh
Toko Meubel Karya Hadi pada bulan Februari 2018:

5
Tabel 1. Produk yang Dihasilkan pada Bulan Februari 2018

Nama Jumlah Nilai Jual Total Nilai Jual Proporsi Proporsi


Produk Pesanan Produk Per Unit
(*) (**)
Lemari 3 Pintu 15 Rp 1.700.000 Rp 25.500.000 63.90% 4.26%

Lemari Hias 12 Rp 1.200.000 Rp 14.400.000 36.10% 3.00%


2 Pintu

Jumlah 27 Rp 2.900.000 Rp 39.900.000 100%

(*) Proporsi produk = Total nilai jual x 100%


Jumlah total nilai jual
(**) Proporsi per unit = Proporsi produk
Jumlah pesanan
a. Biaya bahan baku
Bahan baku yang digunakan oleh perusahaan kebanyakan jenis kayu jati grade B+.
Berikut adalah rincian bahan baku yang dibutuhkan untuk produk Lemari 3 Pintu dan
Lemari Hias 2 Pintu:
Tabel 2. Biaya Bahan Baku

Produk Jenis Jumlah Kapling Harga per kapling


Lemari 3 Pintu Kayu Jati (Grade 12 Rp. 75.000
B+)

Total biaya bahan baku Rp. 900.000


Lemari Hias Kayu Jati (Grade 9 Rp. 75.000
2 Pintu B+)

Total Biaya Bahan Baku Rp. 675.000

b. Tenaga Kerja Langsung


Pada bagian tenaga kerja produksi tidak hanya mempekerjakan laki-laki saja, tetapi
juga terdapat pekerja wanita. Jam kerja karyawan di perusahaan Meubel Karya Hadi
adalah setiap hari Senin sampai dengan hari Sabtu dengan jadwal sebagai berikut:
Jam 07.00 – 12.00 jam kerja
Jam 12.00 – 13.00 jam istirahat
Jam 13.00 – 16.00 jam kerja

6
Bagian pembahanan dan pemotongan bahan baku perusahaan tersebut mempunyai
jumlah pekerja sebanyak 2 orang. Pada bagian mesin dan perakitan, terdapat pekerja
sebanyak 3 orang. Sedangkan pada bagian finishing perusahaan mempunyai pekerja
dengan jumlah 2 orang. Upah dari masing-masing bagian berbeda. Sistem pemberian
upahnya dihitung per hari, dan pemberian gaji dilakukan setiap 2 minggu sekali.
Pemberian gaji tiap masing-masing pegawai berbeda sesuai bagiannya. Pemberian
gaji dilakukan setian 2 minggu sekali. Berikut adalah perhitungan biaya tenaga kerja
langsung untuk produk Lemari 3 Pintu dan Lemari Hias 2 Pintu:

Tabel 3. Tenaga Kerja Langsung Lemari 3 Pintu

Keterangan Jumlah tenaga Gaji per hari Gaji per bulan


Pemotong 1 orang Rp 50.000 Rp 1.200.000
Rakit 1 orang Rp 40.000 Rp 960.000
Finishing 1 orang Rp 40.000 Rp 960.000
Jumlah Rp 3.120.000
Proporsi Tenaga Kerja Langsung Lemari 3 Pintu:
4.26% x Rp 3.120.000 = Rp 132.912
Tabel 4. Tenaga Kerja Langsung Lemari Hias 2 Pintu

Keterangan Jumlah tenaga Gaji per hari Gaji per bulan


Pemotong 1 orang Rp 50.000 Rp 1.200.000
Rakit 1 orang Rp 40.000 Rp 960.000
Finishing 1 orang Rp 40.000 Rp 960.000
Jumlah Rp 3.120.000
Proporsi Tenaga Kerja Langsung Lemari Hias 2 Pintu:
3.00% x Rp 3.120.000 = Rp 93.600

c. Biaya Overhead Pabrik


1. Bahan Penolong
Bahan penolong untuk tiap produk lemari relatif sama. Persediaan awal bahan
penolong yang dimiliki perusahaan adalah 24 pcs lem, 12 roll selotip, 2 roll amplas
sobek (panjang 180 meter), 100 pcs Cartoon Box dan 20 kg Paku. Berikut adalah
rincian dari bahan penolong yang dibutuhkan untuk produk Lemari 3 Pintu dan
Lemari Hias 2 Pintu:

Tabel 5. Bahan Penolong Lemari 3 Pintu

Keterangan Bahan Jumlah Harga Total


Penolong Pemakaian Satuan Biaya
Proses Rakit Amplas 1 meter 12.000/meter 12.000
Produksi
Lem Kayu 0,25 pcs 14.500/pcs 3.625

7
Paku 0.5 kg 12.000/kg 6.000
Finishing Selotip 1 4.500/pcs 4.500
Cartoon Box 1 40.000/pcs 40.000
Total Bahan Penolong 71.125

Tabel 6. Bahan Penolong Lemari Hias 2 Pintu

Keterangan Bahan Jumlah Harga Total


Penolong Pemakaian Satuan Biaya
Proses Rakit Amplas 0,8 meter 12.000/meter 9.600
Produksi
Lem Kayu 0,2 pcs 14.500/pcs 2.900
Paku 0,5 kg 12.000/kg 6.000
Finishing Selotip 1 4.500/pcs 4.500
Cartoon Box 1 40.000/pcs 40.000
Total Bahan Penolong 63.000

2. Biaya Listrik Perusahaan menggunakan tenaga listrik dari PLN. Dari tagihan yang
diterima pada bulan September 2015 biaya yang dikeluarkan untuk membayar listrik
adalah sebesar Rp. 600.000, dengan rincian 80% untuk produksi dan 20% untuk
kantor.

Biaya Listrik Produksi Rp 480.000


Biaya Listrik Kantor Rp 120.000

Biaya Listrik Lemari 3 Pintu Per unit:


Listrik = 4.26 % x Rp 480.000 = Rp 20.448
Biaya Listrik Lemari Hias 2 Pintu Per unit:
Listrik = 3.00 % x Rp 480.000 = Rp 14.400
*Data yang diperoleh berdasarkan kisaran taksiran, bukan merupakan data riil karena
pihak perusahaan membatasi akses
3. Penyusutan Mesin
Dalam kegiatan produksi, perusahaan banyak menggunakan mesin selama proses
produksinya. Maka dalam pembebanan biaya overhead pabrik perusahaan harus
mengalokasikan biaya penyusutan mesin dan peralatan. Metode penyusutan yang
digunakan adalah metode garis lurus, yaitu dengan menghitung harga beli dikurangi
dengan nilai sisa dan membaginya dengan umur ekonomis. Metode penyusutan tersebut
sesuai dengan peraturan Menteri Keuangan No.96/PMK.03/2009 dan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang telah diatur pada pasal 11 undang-undang Pajak
Penghasilan.

Beban Penyusutan = (Harga Beli-Nilai Sisa)


Umur Ekonomis

8
Mesin yang digunakan untuk tiap produk lemari relatif sama, karena untuk setiap produk
melalui proses yang sama yaitu pemotongan, perakitan, dan finishing. Berikut adalah
biaya penyusutan mesin yang diberikan untuk tiap produknya:
Tabel 7. Penyusutan Mesin dan Peralatan Produksi Lemari 3 Pintu dan

Lemari Hias 2 Pintu

Keterangan Jumlah Harga Nilai Umur Penyusutan Penyusutan


Sisa Ekonomis per tahun per bulan
Generator 1 1.000.000 100.000 5 180.000 15.000
Mesin 1 550.000 55.000 5 99.000 8.250
Suguh
Mesin 1 450.000 45.000 5 81.000 6.750
Cutter Saw
Mesin 1 450.000 45.000 5 81.000 6.750
Sercle
Mesin 1 750.000 75.000 5 135.000 11.250
Tenon &
Mortize
Mesin Bor 1 700.000 70.000 4 157.500 13.125
Surface 1 650.000 65.000 4 146.250 12.187
Planer
Total 879.750 73.312

Lemari 3 Pintu
4.26% % x 73.312 = Rp 3.123
Lemari Hias 2 Pintu
3.00 % x 73.312 = Rp 2.199

4. Penyusutan Bangunan
Bangunan yang digunakan Toko Meubel Karya Hadi adalah seluas 550 m2, dengan nilai
bangunan Rp 125.000.000. Dari nilai total nilai tersebut 50% adalah nilai bangunan produksi,
35 % adalah nilai bangunan kantor, dan 15% untuk showroom. Penyusutan bangunan
tersebut disusutkan selama 20 tahun. Perhitungan biaya penyusutan dari nilai bangunan
tersebut adalah sebagai berikut:
Bangunan produksi 50% x 125.000.000 = Rp 62.500.000
Bangunan Kantor 35% x 125.000.000 = Rp 43.750.000
Showroom 15% x 125.000.000 = Rp 18.750.000

Penyusutan bangunan produksi= (Rp 62.500.000 – Rp 6.250.000)


20 tahun

9
= Rp 2.812.500/tahun

= Rp 2.812.500
12 bulan
= Rp 234.375/bulan
Asumsi biaya yang dikenakan untuk pembebanan biaya penyusutan bangunan per produk
adalah sebagai berikut:
Lemari 3 Pintu
4.26 % x 234.375 = Rp 9.985
Lemari Hias 2 Pintu
3.00% x 234.375 = Rp 7.031
5. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tenaga kerja tidak langsung yang ada di perusahaan Meubel Karya Hadi adalah 1 orang
yaitu bagian kepala produksi. Perusahaan megeluarkan biaya tenaga kerja tidak langsung
pada bulan Februari sebesar Rp. 1.000.000. Dalam menentukan biaya tenaga kerja tidak
langsung yang dibebankan per unit produk digunakan sebagai berikut:
Lemari 3 Pintu:
4.26 % x 1.000.000 = Rp 42.600
Lemari Hias 2 Pintu
3.00% x 1.000.000 = Rp 30.000
6. Biaya Asuransi Gedung
Toko Meubel Karya Hadi juga mengasuransikan gedung bangunannya apabila suatu saat
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Perusahaan mengeluarkan Rp 500.000 untuk asuransi
gedung pada bulan Februari.
Bangunan produksi 50% x 500.000= Rp 250.000
Bangunan Kantor 35% x 500.000 = Rp 175.000
Showroom 15% x 500.000 = Rp 75.000
Maka proporsi pembebanan biaya asuransi gedung produksi adalah:
Lemari 3 Pintu:
4.26 % x 250.000 = Rp 10.650

Lemari Hias 2 Pintu


3.0 x 250.000 = Rp 7.500

10
3.4 Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing untuk Produk
Lemari 3 Pintu:

Biaya Bahan Baku Rp 900.000


Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 132.912
Biaya Overhead:
Biaya Penolong Rp 71.125
Biaya Listrik Rp 20.448
Biaya tenaga kerja TL Rp 42.600
Biaya penyusutan gedung Rp 9.985
Biaya penyusutan mesin Rp 3.123
Biaya asuransi gedung Rp 10.650
Rp 157.931
Harga Pokok Produksi Rp 1.190.843
\
3.5 Perhitungan Harga Pokok Pesanan dengan Metode Full Costing untuk Produk
Lemari Hias 2 Pintu:

Biaya Bahan Baku Rp. 675.000


Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 93.600
Biaya Overhead
Biaya Penolong Rp 63.000
Biaya Listrik Rp 14.400
Biaya tenaga kerja TL Rp 30.000
Biaya penyusutan gedung Rp 7.031
Biaya penyusutan mesin Rp 2.199
Biaya asuransi gedung Rp 7.500
Rp 124.130
Harga Pokok Produksi Rp 892.730

3.6 Penentuan Harga Jual Produk

Dalam menentukan harga jual produk Toko Meubel Karya Hadi mengikuti
perkembangan harga pasar tanpa melihat harga pokok produksinya. Untuk 1 Lemari 3 Pintu
dengan harga Rp 1.700.000 dan untuk 1 Lemari Hias 2 Pintu Sebesar Rp 1.200.000. Dengan
begitu laba yang di dapat Toko Meubel Karya Hadi untuk 1 Lemari 3 Pintu sebesar 29.95%
dari Harga Pokok Produksi, dan untuk 1 Lemari Hias 2 Pintu sebesar 25.60% dari Harga
Pokok Produksi.

11
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛−𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
* Persentase laba = 𝑥 100%
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan evaluasi yang telah dilakukan terhadap perusahaan Meubel
Karya Hadi mengenai harga pokok produksi metode perusahaan dengan metode harga pokok
pesanan full costing maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Harga pokok produksi untuk produk Lemari 3 Pintu yaitu sebesar Rp 1.190.843,-.
Harga pokok produksi Lemari Hias 2 Pintu sebesar Rp 892.730
2. Dengan menggunakan harga pasar dalam menentukan harga, pencapaian laba produk
Lemari 3 Pintu sebesar 29.95% dan Lemari Hias 2 Pintu sebesar 25.60%
4.2 Saran
Saran yang diberikan penulis kepada perusahaan berdasarkan teori akuntansi biaya
dalam menentukan harga pokok produksi adalah sebagai berikut: Toko Meubel Karya Hadi
lebih baik menggunakan metode full costing dalam perhitungan harga pokok produksinya,
karena mengingat Toko Meubel Karya Hadi merupakan perusahaan yang tergolong besar dan
banyak mengeluarkan biaya untuk memproduksi meubel yang meliputi penyusutan
bangunan, listrik, dan penyusutan mesin, sehingga perusahaan dapat memperoleh harga
pokok produksi yang lebih akurat dan bisa memperoleh laba yang maksimal.

13
DAFTAR PUSTAKA
Batubara, H. (2013). Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Full
Costing Pada Pembuatan Etalase Kaca dan Alumunium di UD. Istana Alumunium
Manado. Jurnal Emba , 217-224.
Samsul, N. H. (2013). Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing dan
Variable Costing Untuk Harga Jual CV. PYRAMID. Jurnal Emba , 366-373.

Slat, A. H. (2013). Analisis Harga Pokok Produk Dengan Metode Full Costing dan
Penentuan Harga Jual. Jurnal Emba , 110-117.

14
LAMPIRAN

Surat izin usaha

Proses Produksi

15
Barang Jadi

Proses Wawancara bersama Bapak Hadi pemilik Meubel Karya Hadi

Foto Bersama

16

Anda mungkin juga menyukai