DISUSUN OLEH :
KETUA : Felix
ANGGOTA :
Claudya
Febby
Immanuel
Rebecca
A.Latar Belakang
Klasifikasi 6 Kingdom
Perkembangan klasifikasi makhluk hidup tidak berhenti sampai lima kingdom. Saat ini,
teah berkembang klasifikasi enam kingdom. Dalam klasifikasi ini, makhluk hidup
dikelompokkan dalam kingdom Archaebacteria, Eubacteria, Protista, Fungi, dan
Animalia. Kingdom Archaebacteria dan Eubacteria merupakan pengelompokkan makhluk
hidup yang sebelumnya berasal dari kingdom monera. Archaebacteria dan Eubacteria
dipisahkan karena adanya perbedaan struktur dinding sel diantara kedua kelompok
makhluk hidup prokariot tersebut.
B. Tujuan
1. Pengertian klasifikasi
2. Keanekaragaman antar makhluk hidup
3. Perbedaan antar makhluk hidup
4. Jenis-Jenis makhuk hidup
5. Tujuan pengklasifikasian dalam penelitian alam
6. Pengertian Jamur
7. Ciri-ciri Jamur
8. Manfaat Jamur
C. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:
1. Perbedaan Klasifikasi 6 kingdom?
Bab 2
PEMBAHASAN
A.Perbedaan 6 Kingdom
Archaebacteria
Archaebacteria adalah bentuk kehidupan tertua dibumi.
Archaebacteria pertama kali ditemukkan dikolam termal yang panas
dan ventilasi lautan yang dalam, dimana mereka dapat hidup dalam air
mendidih. Mereka dapat ditemukkan di banyak habitat lain. Mereka
adalah organisme bersel satu tanpa inti.
Archaebacteria non-patogenetik. Mereka digunakan dalam produksi
bio-gas, dalam pengolahan limbah dibidang bioteknologi
Eubacteria
Sepeti archaebacteria, eubacteria adalah organisme yang
kompleks, organisme bersel tunggal. Mereka adalah jenis bakteri yang
ditemukan hamper dimana saja, bahkan didalam diri anda. Beberapa
eubacteria bersifat patogen. Anggota kelompok ini memiliki makna
besar dalam pengolahan limbah, pengendalian hama secara biologis,
makanan fermentasi dan penelitian ilmiah
Protista
Protista dapat bersel tunggal atau multi sel. Mereka memiliki
organel membrane terikat, termasuk inti sejati, dan mungkin memiiki
kloropas, sehingga beberapa Protista bias berwarna hijau. Beberapa
Protista mampu bergerak dan beberapa lagi tidak. Protista memperoleh
nutrisi dengan penyerapan, konsumsi organisme lain dan fotosintesis
(proses yang mengubah karbon dioksida menjadi senyawa organik
dengan menggunakan energy dari sinar matahari). Klasifikasi Protista
termasuk amuba, ganggang hijau, ganggang coklat, diatom, Euglena
dan jamur lender.
Fungi
Jamur terdiri dari sekelompok bersel tunggal atau multiseluler,
organisme non-motil. Ukuran dari anggota yang termasuk kelompok ini
dapat berkisar dari ukuran mikroskopis kecil (ragi) sampai besar
(Jamur). Organisme diklasifikasikan dalam jamur termasuk jamur
paying dan jamur. Jamur adalah salah satu tumbuhan heterotof (mereka
memperoleh nutrisi mereka dengan penyerapan dari bahan yang
mengandung karbon organic, yang sudah mati dan organisme yang
membusuk)
Plantae
Kerajaan Plantae meliputi organisme multiseluler, organisme hidup
non-motil yang memiliki akar, batang dan daun. Organisme ini
memiliki dinding sel dan mengandung pigmen klorofil fotosintesis.
Oleh karena itu mereka mensintesis makanannya sendiri melalui foto
sintesis. Organisme diklasifikasikan dalam kerajaan ini meliputi
ganggang,lumut, pakis dan tanaman non-bunga dan berbunga
Animalia
Kerajaan animalia adalah sekelompok organisme multiseluler
motil.beberapa organisme dalam kerajaan ini adalah serangga, cacing,
ikan, reptil, burung, amfibi dan mamalia. Mereka tidak dapat membuat
makanannya sendiri dan modus nutrisi mereka adalah dengan memakan
organisme lain.
B. Sejarah 6 Kingdom
Semula para ahli hanya mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2 kerajaan, yaitu kerajaan
tumbuhan dan kerajaan hewan. Dasar para ahli mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2
kerajaan :
1. Kenyataan bahwa sel kelompok tumbuhan memiliki dinding sel yang tersusun dari
selulosa.
2. Tumbuhan memiliki klorofil sehingga dapat membuat makanannya sendiri melalui proses
fotosintesis dan tidak dapat berpindah tempat sedangkan hewan tidak memiliki dinding
sel, tidak bisa membuat makanannya sendiri, dan umumnya dapat berpindah tempat.
Namun ada tumbuhan yang tidak dapat membuat makanannya sendiri, yaitu jamur (fungi).
Berarti, tumbuhan berbeda dengan jamur maka para ahli taksonomi kemudian mengelompokkan
makhluk hidup menjadi tiga kelompok, yaitu Plantae (tumbuhan), Fungi (jamur), dan Animalia
(hewan).
Setelah para ahli mengetahui struktur sel (susunan sel) secara pasti, makhluk hidup
dikelompokkan menjadi empat kerajaan, yaitu Prokariot, Fungi, Plantae, dan Animalia,
Pengelompokan ini berdasarkan ada tidaknya membran inti sel. Sel yang memiliki membran inti
disebut sel eukariotik, sel yang tidak memiliki membran inti disebut sel prokariotik.
Pada tahun 1969 Robert H. Whittaker mengelompokkan makhluk hidup menjadi lima
kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Pengelompokan ini berdasarkan
pada susunan sel, cara makhluk hidup memenuhi makanannya, dan tingkatan makhluk hidup.
Kemudian sistem ini diubah dengan dipecahnya kingdom monera menjadi kingdom Eubacteria
dan Archaebacteria
Jamur atau cendawan adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat
heterotrof.[1] Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler.[1] Tubuhnya terdiri dari benang-benang
yang disebut hifa.[1] Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut
miselium.[1] Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada juga dengan cara generatif.[1]
Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk memperoleh
makanannya.[2] Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen.[2] Jamur merupakan
konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein,
vitamin, dan senyawa kimia lainnya.[2] Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya.[2] Sebagai
makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.[2]
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme.[2] Jamur yang hidup
bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang
bermanfaat bagi simbionnya.[2] Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada
mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.[2] Jamur
berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme.[2]
Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi
dengan organisme air.[2] Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan
kebanyakan dari kelas Oomycetes.[2] Jamur dibedakan menjadi 4 divisio, yaitu Zygomycota,
Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota.
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
BAB 2
PEMBAHASAN
A. ciri-ciri Jamur
b. Tidak mempunyai klorofil, sehingga cara hidupnya bersifat heterotrof (saprofit maupun
parasit).
e. Tubuhnya berbentuk benang hifa, ada juga yang membentuk anyaman benang yang disebut
miselium
f. Jamur banyak dijumpai di tempat lembap, agak asam, pada bahan makanan, pada bahan
organik, serta hidup sebagai saprofit dan parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia
Organisme yang memiliki ciri-ciri yang baru saja dijelaskan dapat ditemukan dalam dua dari
tujuh kingdom- mereka membuat seluruh kingdom Eumycota atau jamur sejati, dengan dinding
sel (dinding hifa) yang dibuat sebagian besar dari kitin (seperti eksoskeleton serangga); dan
bagian dari kingdom Chromista, dengan dinding sel terbuat dari selulosa (seperti tanaman), dan
yang juga mencakup ganggang coklat – dan kelps (semua Chromista ini, meskipun mereka
mungkin terlihat sangat berbeda, memiliki sel renang yang sama dengan dua flagela di satu tahap
dalam hidup mereka).
B. Peranannya
Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang merugikan maupun
yang menguntungkan. Jamur yang menguntungkan meliputi berbagai jenis antara lain sebagai
berikut.
Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga mempunyai peranan yang
merugikan, antara lain sebagai berikut.
1. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit rebah semai.
2. Phythophthora inf’estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman kentang.
3. Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.
4. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
5. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru manusia.
6. Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.
Bab 3
Kesimpulan
BAB III
KESIMPULAN
Jamur adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof. Jamur
ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa.
Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur,
ada yang dengan cara vegetatif ada juga dengan cara generatif. Jamur menyerap zat organik dari
lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk memperoleh makanannya. Setelah itu,
menyimpannya dalam bentuk glikogen. Jamur merupakan konsumen, maka dari itu jamur
bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia
lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat
bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup
bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang
bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat
padamikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur
berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak
organisme.Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan
berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit,
dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.segitigabermuda.com/2015/12/makalah-biologi-tentang-jamur.html
Moore RT. 1980. "Taxonomic proposals for the classification of marine yeasts and other yeast-
like fungi including the smuts". Botanica Marine 23: 361–73 The classification system presented
here is based on the 2007 phylogenetic study by Hibbett et all
Gould. Dinah.2003. Mikrobiologi Terapan Untuk Perawat. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
Melnick. Jawetz. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.