TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
(Williams Obstetri,1995)
Abortus imminens adalah keadaan dimana perdarahan berasal dari intra uteri
yang timbul sebelum umur kehamilan lengkap 20 minggu, dengan atau tanpa kolik
uterus, tanpa hasil pengeluaran hasil konsepsi dan tanpa dilatasi serviks.
1. Abortus spontan adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor
sudah terbuka dan ketuban sudah teraba. Kehamilan sudah tidak dapat
dipertahankan lagi.
e. Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati tetapi tetap berada
2. Abortus provokatus (induced abortion) adalah abortus yang disengaja baik dengan
kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah:
b. Kelainan kromosom
3. Faktor maternal
trimester kedua), retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.
kehamilan positif.
5. Perdarahan implitasi biasanya sedikit warnanya merah dan cepat berhenti dan
(Wiknjosastro, 1997)
D. Komplikasi
1. Perdarahan
Apabila perdarahan dari jalan lahir tidak segera diatasi atau pertolongan tidak
diberikan tepat pada waktunya maka akan terjadi pengeluaran hasil konsepsi.
2. Syock
3. Infeksi
Hal ini seharusnya jarang terjadi jika memakai tehnik asepsis dengan cermat.
E. Penatalaksanaan
1. Istirahat baring
Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan karena cara ini
mekanis.
2. Coitus dilarang selama 2 minggu setelah perdarahan berhenti
5. Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila klien tidak panas dan tiap
6. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah
7. Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negatif, mungkin janin sudah mati.
F. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan
sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, Villi korialis belum menembus desidua
secara dalam. Jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya pada kehamilan 8
sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan
minggu, janin dikeluarkan lebih dulu dari pada plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam
berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas
bentuknya, janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus,
kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa
adanya dilatasi serviks. Diagnosis abortus imminens ditentukan karena pada wanita
hamil terjadi perdarahan melalui ostium uteri eksternum, disertai mules sedikit atau
tidak sama sekali, uterus membesar sebesar tuanya kehamilan, serviks belum
membuka, dan tes kehamilan positif. Pada beberapa wanita hamil dapat terjadi
perdarahan sedikit pada saat haid yang semestinya datang jika tidak terjadi
pembuahan. Hal ini disebaban oleh penembusan villi korialis kedalam desidua, pada
saat implantasi ovum. Perdarahan implantasi biasanya sedikit, warnanya merah dan
G. Diagnosa Keperawatan
Dari alur masalah yang tertulis diatas maka dapat ditemukan masalah
keperawatan diantaranya.
terhadap bedrest.
H. Fokus intervensi
120/80 N: 84 S: 37 RR: 20
Intervensi:
intervensi:
c) Berikan lingkungan yang terbuka untuk diskusi pada pasien dan keluarga
menghakimi
kehamilan mendatang
Intervensi:
b) Kaji perdarahan pasien tiap jam, catat warna perdarahan, jumlah pembalut
yang digunakan
terhadap bedrest.
Intervensi:
b) Anjurkan isitrahat yang adekuat dan penggunaan posisi miring kanan dan
miring kiri.
(Doengoes, 2001)
Pathway
Faktor Predisposisi
-Kelemahan pertumbuhan
hasil konsepsi
- Kelainan pada plasenta
- Kelainan maternal
Gangguan sirkulasi uterus
Abortus
Cemas terhadap
Resiko ancaman Terlepas sedikit
keselamatan janin
kesehatan pada janin
Therapi bedrest
Intoleransi aktifitas
(Wiknjosastro, 1997)