FAMILY MEDICINE
UPTD PUSKESMAS KOPELMA DARUSSALAM
BANDA ACEH
PERIODE 10 - 21 SEPTEMBER 2019
disusun oleh :
HILWA SALSABILA
1707101030016
Pembimbing:
dr. Oriza Savitri
dr. Dian Safira
dr. Zuhaira
Disusun Oleh:
Hilwa Salsabila
1707101030016
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
pada Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Unsyiah
di UPTD Puskesmas Kopelma Darussalam
Banda Aceh
Disahkan Oleh :
Banda Aceh, 21 September 2019
Mengetahui
dr. Amalia
NIP. 19800428 200101 2 014
Penulis
LAMPIRAN I
PROMOSI KESEHATAN
LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN (PENYULUHAN)
PERTOLONGAN PERTAMA PADA LUKA BAKAR
DI PUSKESMAS KOPELMA DARUSSALAM
I. PENDAHULUAN
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik
dan radiasi.1 Luka bakar merupakan bentuk trauma yang terjadi sebagai akibat
dari aktifitas manusia dalam rumah tangga, industri, trafic accident, maupun
bencana alam.2 Anak yang baru belajar tidak merasa takut dan memiliki rasa ingin
tahu yang besar namun lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan
sehingga anak tersebut mudah mengalami luka bakar akibat ulahnya sendiri, oleh
karena itu anak beresiko tinggi mengalami cidera luka bakar.3
Pengetahuan ibu tentang penanganan luka bakar cenderung buruk hal ini
terjadi pada kebiasaan banyak orang yang memberikan pertolongan pertama pada
kasus luka bakar dengan mengoleskan pasta gigi, mentega, kecap, minyak, dan
masih banyak lagi anggapan dan kepercayaan seseorang yang selama ini diyakini
di masyarakat.3
Di Indonesia, luka bakar masih merupakan problem yang berat. Perawatan
dan rehabilitasinya masih sukar dan memerlukan ketekunan, biaya mahal, tenaga
terlatih dan terampil. Oleh karena itu, penanganan luka bakar lebih tepat dikelola
oleh suatu tim trauma yang terdiri dari spesialis bedah (bedah anak, bedah plastik,
bedah thoraks, bedah umum), intensifis, spesialis penyakit dalam, ahli gizi,
rehabilitasi medik, psikiatri, dan psikologi.4
Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan.
Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel
darah yang ada di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia.
Meningkatnya permeabilitas menyebabkan oedem dan menimbulkan bula yang
banyak elektrolit.5
II. NAMA KEGIATAN
Penyuluhan tentang pertolongan pertama pada luka bakar.
V. PESERTA KEGIATAN
Penyuluhan kesehatan ini diikuti oleh pasien dan keluarga pasien yang
datang ke Puskesmas Kopelma Darussalam.
Jawab :
Boleh saja jika tidak ada air yang mengalir. Namun jika ada air
ayng mengalir, lebih baik dialirkan air yang mengalir. Hal ini dikarenakan,
pada air yang tidak mengalir atau air tampungan di ember atau bak,
beresiko adanya kuman atau kotoran.
IX. PENUTUP
Penyuluhan telah dilakukan kepada pasien dan keluarga pasien yang
berada di Puskesmas Kopelma Darussalam dan dilakukan di ruang tunggu poli
umum UPTD Puskesmas Kopelma Darussalam saat pasien menunggu pelayanan.
Penyuluhan dilakukan dengan alat bantu leaflet diikuti sesi tanya jawab.
Tanggapan para peserta penyuluhan cukup baik dan antusias dalam mendengarkan
serta adanya beberapa peserta yang bertanya. Adapun harapan yang ingin dicapai
dengan adanya penyuluhan ini adalah peserta dapat mengetahui tentang
pentingnya penanganan awal yang tepat pada luka bakar untuk mencegah angka
kesakitan akibat luka bakar terutama luka bakar derajat ringan.
X. DAFTAR PUSTAKA
1. Jong, W. d. (2005). Luka Bakar. In W. d. Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah edisi 2
(pp. 66-68). Jakarta: EGC.
Gambar 1 :
Kegiatan Penyuluhan pertolongan pertama pada luka bakar di Puskesmas Kopelma
Darussalam
Gambar 2 :
Leaflet Penyuluhan pertolongan pertama pada luka bakar
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
dr. Amalia
NIP. 19800428 200101 2 014
LAMPIRAN II
KEGIATAN KUNJUNGAN
RUMAH (HOME VISIT)
Berkas Pasien
LAPORAN KEGIATAN HOME VISIT I
KUNJUNGAN PERTAMA
I. Data Administrasi
Nama Fasillitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas Kopelma Darussalam
Nomor Rekam Medis 19.00532.1477994927
Tanggal Kunjungan 12 September 2019
Diisi oleh Hilwa Salsabila
b. Status Generalis
Kepala
Mata : Cekung (-/-) sklera ikterik (-/-), konjungtiva palpebra inferior
pucat (-/-)
THT : dalam batas normal
Paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung
Perkusi : Batas kiri jantung di linea midclavicula sinistra 1 cm ke latareal
Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : Distensi (-)
Auskultasi : Peristaltik usus (Normal)
Ekstremitas : CRT < 2 detik
Ekstremitas Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Sianotik - - - -
Edema - - - -
Ikterik - - - -
e. Pemeriksaan Laboratorium
(23 April 2019)
-Hb: 11,3 mg/dL
-Leukosit 11.300 mg/dL
-KGD: 173 gr/dL
-Asam urat: 9,8 mg/dL
2. Aspek Klinik :
DM tipe 2 + sindrom obstruksi post tuberkulosis
5. Derajat Fungsional :
Derajat 1 yaitu tidak mengalami kesulitan apapun dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.
6. Genogram
Keterangan :
: Pasien
: Laki-laki meninggal dengan riwayat DM
: Wanita meninggal
c
: Wanita meninggal dengan riwayat hipertensi
c
: Laki-laki meninggal
: Laki-laki hidup
: Wanita hidup
: Tinggal Serumah
2. Spesific Protection
Pasien disarankan untuk memakai sandal di dalam rumah untuk mencegah
terjadinya trauma di kaki pasien karena kaki pasien kebas dan sering mati rasa.
Melakukan pemeriksaan funduskopi, EKG dan fungsi ginjal secara berkala,
melakukan penimbangan BB setiap bulan. Jika terdapat gejala seperti lemas, sakit
kepala, gangguan penglihatan pasien dianjurkan segera memeriksakan kesehatan
ke puskesmas.
3. Prompt Treatment
Lantus, apidra, seretide, mecobalamin, curcuma.
4. Disability Limitation
Pasien saat ini tidak memiliki keterbatasan kemampuan dalam beraktifitas
(Disability Limitation).
5. Rehabilitasi
Pasien saat ini tidak memerlukan rehabilitasi.
Pasien 2
I. Data Pasien
Nama Ny. Y
Umur 31 tahun / 28 Agustus 1984
Alamat Jln. Seroja, Ie Masen, Ulee Kareng
– Banda Aceh
Jenis Kelamin Perempuan
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan Sudah Menikah
Kunjungan yang ke 1
Pengobatan Sebelumnya -
Alergi Obat -
PEMERIKSAAN FISIK
KU : Baik TD : 120/80 mmHg BB : 65 Kg
Nadi:82x/menit TB : 157 cm
RR:18x/menit IMT : 26,3 kg/m2
Suhu : 36,80C (aksila) Status Gizi : Normoweight
STATUS GENERALIS
Mata : sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-)
THT : dbn
Paru : dada simetris
Auskultasi Vesikuler (normal/normal)
Rhonki (-/-)
Wheezing (-/-)
Jantung : bising jantung (-)
Ekstremitas : sianosis perifer (-/-), CRT < 2 detik
Abdomen
Inspeksi : distensi (-), striae (-)
Auskultasi : peristaltik dbn
Palpasi : pembesaran organ (-), undulasi (-), nyeri tekan (-)
Perkusi : dbn
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN HOLISTIK
Aspek personal :
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga. Saat ini pasien tidak
memiliki keluhan apapun.
Aspek klinik:
Diagnosis klinis : Baik
Diagnosis psikologis : Baik
Diagnosis intelektual : Baik
Diagnosis sosial : Baik
Diagnosis nutrisi : Normal
Derajat fungsional:
Derajat fungsional satu dimana pasien tidak mengalami kesulitan
melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Specific protection:
Proteksi yang dapat dilakukan pada pasien ini adalah dengan pola hidup
bersih dan sehat untuk mengontrol kesehatan pasien. Hal ini dilakukan dengan
membatasi asupan makanan siap saji. Pasien juga diharuskan untuk rutin
berolahraga dan memeriksakan kesehatannya di puskesmas.
3. Prompt treatment:
Tidak ada
4. Disabillity limitation:
Pasien saat ini tidak memiliki keterbatasan kemampuan dalam beraktifitas
(Disability Limitation).
5. Rehabilitasi:
Pada pasien ini belum perlu untuk dilakukan rehabilitasi.
Pasien 3
I. Data Pasien
Nama An. MKM
Umur 4 tahun / 14 oktober 2015
Alamat Jln. Seroja, Ie Maseen, Ulee
Kareng– Banda Aceh
Jenis Kelamin Laki-laki
Agama Islam
Pendidikan Belum sekolah
Pekerjaan Belum bekerja
Status Perkawinan Belum Menikah
Kunjungan yang ke 1
Pengobatan Sebelumnya -
Alergi Obat -
II. Data Pelayanan
1. Anamnesis (dilakukan secara autoanamnesis dan heteroanamnesis)
Keluhan Utama
Tidak ada
Keluhan Tambahan
Tidak ada
Riwayat Penyakit Sekarang
Tidak ada
Riwayat Penyakit Dahulu
Kejang demam, tonsillitis kronik
Riwayat Penyakit Keluarga
Ayah pasien memiliki riwayat DM. Nenek dari ibu memiliki riwayat
hipertensi. Kakek dari ayah memiliki riwayat DM.
Riwayat Kebiasaan Sosial
Menurut ibu pasien, An. MKM sering jajan di luar dan suka minum es. Ia
juga aktif bermain dengan kawan-kawannya dan tidak dijumpai gangguan
bersosial.
Riwayat Imunisasi
An. MKM mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
PEMERIKSAAN FISIK
KU : Baik Nadi: 92x/menit BB : 15 Kg
RR: 20x/menit TB : 97 cm
Suhu : 36,50C (aksila) Status Gizi : Gizi normal
Gambar 3. Kurva CDC BB/TB pada An. MKM
STATUS GENERALIS
Mata : Pupil isokor
Konjungtiva : Hiperemis (-), anemis (-)
Sklera : Ikterik (-)
THT : Tonsil T3/T1, kripta melebar, detritus (-), hiperemis(-).
Paru : Dbn
Jantung : Dbn
Abdomen : Dbn
Punggung : Dbn
Ekstremitas : Dbn
Status neurologis : Dbn
C. Status lokalis
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I > BJ II, bising (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN HOLISTIK
Aspek personal :
Saat ini pasien tidak memiliki keluhan apapun.
Aspek klinik:
Diagnosis klinis : Baik
Diagnosis psikologis : Baik
Diagnosis intelektual : Baik
Diagnosis sosial : Baik
Diagnosis nutrisi : Normal
Aspek risiko internal:
Pasien memiliki riwayat diabetes dan hipertensi dikeluarganya. Pasien suka
minum es dan jajan diluar. Pasien juga memiliki riwayat kejang demam.
Aspek risiko eksternal:
Pasien tinggal di lingkungan yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan
siap saji.
Derajat fungsional:
Derajat fungsional satu (1) dimana pasien tidak mengalami kesulitan melakukan
aktivitas sehari-hari.
1. Follow Up
1. Keluhan
Keluhan nyeri kepala berkurang. Kebas dan mata kabur masih ada.
2. Keadaan umum, tanda vital dan status gizi
KU : Baik TD : 120/80 mmHg BB : 42 Kg
Nadi: 88x/menit TB : 165 cm
RR: 20x/menit IMT : 15,4 kg/m2
Suhu : 36,70C (aksila) Status Gizi : Sangat Kurus
Status Generalis
Kepala
Mata : Cekung (-/-) sklera ikterik (-/-), konjungtiva palpebra inferior
pucat (-/-)
THT : dalam batas normal
Paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung
Perkusi : Batas kiri jantung di linea midclavicula sinistra 1 cm ke latareal
Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : Distensi (-)
Auskultasi : Peristaltik usus (Normal)
Ekstremitas
CRT < 2 detik, sianosis perifer (-) pucat (+)
Pemeriksaan Laboratorium
Tidak ada.
2. Spesific Protection
3. Prompt Treatment
Lantus, apidra, seretide, mecobalamin, curcuma.
4. Disability Limitation
Pasien saat ini tidak memiliki keterbatasan kemampuan dalam beraktifitas
(Disability Limitation).
5. Rehabilitasi
Pasien saat ini tidak memerlukan rehabilitasi.
IV. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengobatan
Faktor pendukung pengobatan yang terdapat pada pasien antara lain adalah :
Pasien bersedia mengikuti saran dokter untuk mulai mengubah pola makan
dan menambah porsi makan. Pasien juga sudah mulai memakai sandal saat
berada di rumah.
Pasien dan keluarganya termasuk kooperatif dalam hal hidup bersih dan
sehat.
Faktor penghambat pengobatan yang terdapat pada pasien antara lain adalah :
Pasien belum memulai olahraga pagi, hal ini dikarenakan pagi hari pasien
mengantar anak ke sekolah.
2. Follow Up
Keluhan
Tidak ada keluhan
Keadaan umum, tanda vital dan status gizi
KU : Baik TD : 120/80 mmHg BB : 65 Kg
Nadi:88 x/menit TB : 157 cm
RR: 20 x/menit IMT : 26,3 kg/m2
Suhu : 37,00C (aksila) Status Gizi : Normoweight
STATUS GENERALIS
Mata : sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-)
THT : dbn
Paru : dada simetris
Auskultasi Vesikuler (normal/normal)
Rhonki (-/-)
Wheezing (-/-)
Jantung : bising jantung (-)
Ekstremitas : sianosis perifer (-/-), CRT < 2 detik
Abdomen
Inspeksi : distensi (-), striae (-)
Auskultasi : peristaltik dbn
Palpasi : pembesaran organ (-), undulasi (-), nyeri tekan (-)
Perkusi : dbn
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN HOLISTIK
Aspek personal :
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga. Saat ini pasien tidak
memiliki keluhan apapun.
Aspek klinik:
Diagnosis klinis : Baik
Diagnosis psikologis : Baik
Diagnosis intelektual : Baik
Diagnosis sosial : Baik
Diagnosis nutrisi : Normal
2. Specific protection:
Proteksi yang dapat dilakukan pada pasien ini adalah dengan pola hidup
bersih dan sehat untuk mengontrol kesehatan pasien. Hal ini dilakukan dengan
membatasi asupan makanan siap saji. Pasien juga diharuskan untuk rutin
berolahraga dan memeriksakan kesehatannya di puskesmas.
3. Prompt treatment:
Tidak ada
4. Disabillity limitation:
Pasien saat ini tidak memiliki keterbatasan kemampuan dalam beraktifitas
(Disability Limitation).
5. Rehabilitasi:
Pada pasien ini belum perlu untuk dilakukan rehabilitasi.
IV. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengobatan
Faktor pendukung pengobatan yang terdapat pada pasien antara lain adalah :
Pasien dan keluarganya termasuk kooperatif dalam hal hidup bersih dan
sehat.
Faktor penghambat pengobatan yang terdapat pada pasien antara lain adalah :
Tidak ada faktor penghambat.
Dokumentasi
Mengetahui
dr. Amalia
NIP. 19800428 200101 2 014