S1 2013 284210 Chapter1 PDF
S1 2013 284210 Chapter1 PDF
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
pendapatan tetap (fixed income) berupa kupon dan prinsipal pada waktu jatuh
temponya, sedangkan bagi perusahaan emiten, obligasi merupakan salah satu cara
untuk mendapatkan dana pinjaman yang menawarkan bunga cukup rendah
dibandingkan dengan suku bunga pinjaman bank.
Sekarang ini obligasi sudah menjadi sarana investasi masyarakat luas.
Sebelumnya obligasi hanya menjadi sarana investasi bagi investor yang memiliki
uang dalam jumlah besar. Akan tetapi, sekarang ini banyak reksadana yang
menjadikan obligasi sebagai salah satu jenis investasi dalam komponen portofolio
reksadana tersebut.
Obligasi terdiri dari berbagai macam jenis. Salah satunya adalah obligasi tipe
callable yang akan dibahas dalam skripsi ini. Obligasi callable ini merupakan
obligasi yang memberikan hak kepada penerbit obligasi untuk membeli kembali
obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
Hal yang sangat berpengaruh di harga pasar obligasi adalah perubahan suku
bunga. Tingkat bunga dan prediksi pergerakan nilainya di masa depan merupakan
salah satu kunci terpenting dalam pengambilan keputusan suatu investasi. Naik
turunnya suku bunga akan berpengaruh terhadap harga pasar suatu obligasi.
Hubungan harga pasar obligasi dengan suku bunga mempunyai hubungan berbanding
terbalik atau berkorelasi negatif. Jadi jika terjadi kenaikan suku bunga, harga obligasi
akan turun. Sebaliknya, jika suku bunga turun harga obligasi akan naik. Untuk tingkat
bunga yang konstan, tidaklah sulit untuk menentukan harga obligasi. Akan tetapi
pada kenyataannya seringkali pergerakan tingkat bunga berubah-ubah secara tidak
pasti dan merupakan proses stokastik sehingga untuk mengamatinya diperlukan suatu
model tingkat bunga stokastik. Saat ini terdapat banyak model tingkat bunga yang
dapat digunakan untuk mengaproksimasi harga suatu obligasi. Model-model tersebut
dapat dibedakan berdasarkan jumlah faktor stokastiknya, yaitu model dengan faktor
stokastik tunggal dan model dengan faktor stokastik lebih dari satu.
Dalam skripsi ini, digunakan suku bunga acuan model faktor tunggal dengan
asumsi no-arbitrage. No-arbitrage merupakan keadaan dimana investor tidak dapat
3
melakukan aksi profit taking. Model no-arbitrage ini, terdiri dari 5 model yaitu, Ho
Lee model, Hull White model, Kalotay Willaim Fabozzi model, Black Derman Toy
model, dan Black Karasinski model seperti yang diungkapkan oleh Gerald W.
Buetow, Jr dan James Sockacki dalam bukunya yang berjudul “Term Structure Model
Using Binomial Trees”. Dari kelima model tersebut, akan dibahas satu model saja,
yaitu model Black Derman Toy (BDT). Model suku bunga ini dikembangkan pada
tahun 1990 oleh Fischer Black, Emanuel Derman, dan William Toy yang
mengasumsikan bahwa harga obligasi yang digunakan berdasarkan pada tingkat suku
bunga jangka pendek (short rate). Short rate ini berdistribusi lognormal, sehingga
suku bunga tidak akan bernilai negatif. Suku bunga negatif bisa terjadi jika nilai
inflasi lebih tinggi dari nilai suku bunga.
Mengingat sering terjadinya fluktuasi tingkat suku bunga yang berpengaruh
terhadap harga suatu obligasi, diperlukan suatu metode yang dapat digunakan untuk
menentukan harga obligasi. Salah satunya adalah dengan metode pohon binomial
(binomial tree). Seperti distribusi binomial yang menyebutkan adanya peluang sukses
dan peluang gagal, pohon binomial juga merepresentasikan 2 kemungkinan yang
yang mungkin akan terjadi yang digambarkan dengan cabang-cabang. Untuk
memudahkan perhitungan, sebelum memodelkan pohon harga obligasi, dimodelkan
dulu pohon suku bunga jangka pendek secara forward dan secara backward dalam
penentuan harga obligasi.
1.2 Pembatasan Masalah
Skripsi ini akan membahas mengenai cara menentukan harga obligasi callable
menggunakan pohon binomial dengan pemodelan suku bunga faktor tunggal Black
Derman Toy (BDT) yang short rate nya berdistribusi lognormal. Metode pohon
binomial ini mempresentasikan pergerakan suku bunga dan harga obligasi yang
mengalami kemungkinan naik dan kemungkinan turun. Dalam pemodelan pohon
binomial ini, ditentukan dulu pemodelan pohon suku bunga yang dihitung secara
forward kemudian dilanjutkan dengan pemodelan harga obligasi callable yang
dihitung secara backward.
4
mengestimasi kemungkinan naik turunnya suatu harga. Penentuan harga obligasi ini
diawali dengan pemodelan suku bunga acuan dengan pohon binomial yang bekerja
forward, kemudian akan bekerja backward dalam menentukan harga obligasi
callable. (Fabozzi, 2004)
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN