Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRIK (ELS2102)


PERCOBAAN 1 PENGENALAN INSTRUMENTASI LABORATORIUM
Christian Kiky Mario Sihombing (14S18043) – S1 Teknik Elektro
AsistenPraktikum : Pangeran Sitompul
Waktu Praktikum : 08.00 – 12.00 WIB/ 20 September 2018
Laboratorium Dasar Teknik Elektro
Institut Teknologi Del

searah,tegangan bolak-balik, resistansi, dan


arus searah. Dalam penggunaannya
Abstrak multimeter dihubungkan dengan rangkaian
elektrik sesuai dengan besaran elektrik
Instrumentasi pengukuran merupakan hal yang wajib
dikuasai oleh mahasiswa teknik karena akan Untuk pengukuran tegangan searah, multimeter diatur
digunakan pada saat dunia keprofesiannya. untuk tegangan DC dan kemudian dihubungkan
Multimeter dan osiloskop merupakan peralatan dasar secara paralel dengan hambatan yang dialiri listrik
yang dipelajari. Disini akan dilakukan pengukuran pada rangkaian atau langsung pada sumber arus
tegangan AC/DC ,arus AC, dan hambatan. Dengan listrik. Pengukuran arus searah dilakukan dengan
melakukan percobaan ini mahasiswa dapat mengatur untuk arus DC dan kemudian dihubungkan
menggunakan dan menganalisa kelebihan dan dengan secara seri dengan hambatan pada rangkaian.
kelemahan masing-masing peralatan dalam
Pengukuran resistansi dilakukan dengan mengatur
kebutuhannya kelak.
untuk resistansi. Kemudian anoda dan katoda
multimeter dihubungkan kepada resistor yang akan
diukur tanpa dialiri arus listrik.
Namun dalam penggunaan, multimeter tidak bisa
• PENDAHULUAN digunakan untuk mengukur besaran dalam berbagai
kondisi. Hal ini dikarenakan multimeter memiliki
spesifikasi yang terbatas. Spesifikasi ini berhubungan
Percobaan modul 1 ini berisi tentang mempelajari
dengan nilai minimal dan nilai maksimal yang dapat
dan memahami cara menggunakan alat-alat di
diukur oleh multimeter. Spesifikasi tidak hanya
laboratorium. Multimeter digunakan untuk mengukur
menunjukan batasan pengukuran yang dapat diukur,
arus dan tegangan DC, tegangan DC, dan resistansi
tapi juga batasan kuat arus yang dapat ditanggung
dari suatu rangkaian. Memahami cara penggunaan
oleh multimeter sehingga tidak mengalami
power supply DC agar dapat memberikan tegangan
kerusakan.
dan arus yang diinginkan, memahami cara
menggunakan generator sinyal agar dapat Untuk multimeter yang digunakan dalam praktikum
menghasilkan frekuensi dan jenis gelombang yang digunakan 2 macam multimeter. Yaitu, multimeter
diinginkan. Memahami cara mengkalibrasi, analog dan multimeter digital.
mengambil data, dan menghitung menggunakan
osiloskop. Dan mengerti bagaimana alat-alat tersebut
bias digunakan sebagai alat bantu menghitung arus
dan tegangan baik AC maupun DC, menghitung
resistansi, mengukur beda fasa antara 2 gelombang,
mengukur frekuensi, dan mengukur factor penguatan.

• TINJAUAN PUSTAKA
Pada praktikum kali ini kita menggunakan
beberapa alat metode mengukur serta kita juga
melihat beda fase, yakni:
Gambar 2.1
• Alat dan Komponen
Multimeter adalah alat yang dapat
digunakan untuk mengukur tegangan
• Generator sinyal
Generator sinyal adalah instumen yang
menghasilkan berbagai bentuk gelombang.
Gelombang itu antara lain : sinus, kotak, dan
gergaji. Dalam generator sinyal dapat diatur
frekuensi gelombang dan nilai tegangan
output.

Gambar 2.2

• Osiloskop
Osiloskop adalah alat ukur elektronika
yang berfungsi memproyeksikan bentuk
sinyal listrik agar dapat dilihat dan
dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan
tabung sinar katode. Peranti pemancar Gambar 2.4
elektron memproyeksikan sorotan
elektron ke layar tabung sinar • Resistor
katode. Sorotan elektron membekas pada Resistor adalah komponen elektronika yang
layar. Suatu rangkaian khusus dalam berfungsi untuk menghambat atau membatasi
osiloskop menyebabkan sorotan bergerak aliran listrik yang mengalir dalam suatu
berulang-ulang dari kiri ke rangkian. Sebagaimana fungsi resistor yang
kanan. Pengulangan ini menyebabkan sesuai namanya bersifat resesif dan termasuk
bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat rangkaian elektronika dalam kategori
dipelajari. Osiloskop biasanya digunakan komponen pasif.
untuk mengamati bentuk gelombang yang V=I.R
tepat dari sinyal listrik. Selain amplitudo R=V/I
sinyal, osiloskop dapat menunjukkan Resisitor yang biasa kita jumpai dan pada saat
distorsi, waktu antara dua peristiwa praktikum pun memiliki nilai resistansi yang
(seperti lebar pulsa, periode, atau waktu direpresentasikan oleh kode warna(cincin
naik) dan waktu relatif dari dua sinyal resistor).
terkait.
Bagian ini berisi uraian singkat dari
berbagai sumber pustaka (berupa definisi,
teori, rumus dll.) yang berkaitan materi
praktikum, [4]. Nomor dan tanda kurung
yang tertulis di akhir kalimat sebelum ini
menunjukkan sumber pustaka yang
dirujuk oleh pernyataan/ kalimat tersebut.

Gambar 2.5

Gambar 2.3
• Ohm Meter Pada cara ini kita akan menghubungkan
Ohm meter merupakan salah satu fungsi generator sinyal sebagai input rangkaian
multimeter yang berfungsi untuk mengetahui nilai pergeseran fasa. Sambungan output
resistansi suatu resistor atau komponen elektronika rangkaian perggeser fasa ini ke input kanal
yang memiliki unsur resistansi. Pada fungsi ohm A hubungkan dengan sinyal yang akan
meter ini untuk multimeter analog saklar selektor diukur. Ubah mode kerja menjadi X-Y.
berfungsi sebagai multiplier sedangkan pada • Mengukur Frekuensi
multimeter digital saklar selektor berfungsi sebagai
Pengukuran frekuensi suatu sinyal listrik dengan
bats ukur maksimum suatu resistansi yang dapat
osiloskop dapat dilakukan dengan beberapa cara,
dihitung oleh multimeter tersebut.
yakni:

• Cara langsung
Sinyal akan diukur dihubungkan pada kanal
osiloskop. Frekuensi sinyal langsung dapat
ditentukan dari gambar, dimana f=1/T
• Mengukur Beda Fase
Mengukur beda fase antar dua sinyal dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:

• Osiloskop Dual Trace


Sinyal pertama dihubungkan pada kanal A,
sedangkan sinyal kedua dihubungkan pada
kanal B dari osiloskop.
Gambar 2.8

• Osiloskop Dual Trace


Sinyal yang dihubungkan pada kanal A.
generator dengan frekuensi yang diketahui
dihubungkan pada kanal B.
Pengukuran dengan cara ini dapat dilakukan
Gambar 2.6 pada osiloskop yang waktunya kuran baik,
tetapi frekuensi generator sinyal harus
• metode Lissajous terkalibrasi.
Sinyal yang akan diukur dihubungkan pada
kanal A, sedangkan generator dengan • Metode Lissajous
frekuensi yang diketahui (sebagai sinyal Sinyal akan diukur dihubungkan pada kanal
rujukan) dihubungkan pada kanal B. ubah A, sedangkan generator pada frekuensi yang
menjadi mode X-Y, kemudian atur diketahui (sebagai sinyal rujukan)
frekuensi generator. dihubungkan pada kanal B. ubah mode X-
Y, kemudian atur frekuensi generator

Gambar 2.7

• Metode Cincin Modulasi


Gambar 2.9
• Metode Cincin Modulasi Buat rangkaian seri dengan Vs=5v dan
Pada cara ini kita akan menghubungkan R1=R2=120 Ώ, R1=R2=1.5k, R1=R2=1.5M
generator sinyal sebagai input rangkaian dan seterusnya. Lalu ukurlah arus searah
penggeser fasa ini ke input kanal osiloskop. tersebut menggunakan multimeter analog
Input kanal A dihubungkan dengan sinyal dan digital setelah data didapat cantumkan
yang diukur ubah mode kerja menjadi X-Y pada tabel hasil dan analisis.

• Mengukur Faktor Penguat


Ada beberapa cara dalam pengukuran factor
penguat, yakni:

• Cara langsung
Pada cara ini kita akan menghubungkan
keluaran sianyal generator masukan Gambar 3.2 Rangkaian percobaan pengukuran
rangkaian penguat. Penguat ini akan arus
dihubungkan pada kanal 1 osiloskop.
Keluaran rangkaian penguat pada kanal 2 • Mengumpulkan/Mencari Spesifikasi Teknik
akan dihubungkan. Ubah mode menjadi X- 1 (Mengukur Tegangan Searah)
Y
Buat rangkaian seri dengan Vs=6v dan
• Osiloskop Dual Trace
Generator sinyal akan dihubungkan pada R1=R2=120 Ώ, R1=R2=1.5k, R1=R2=1.5M
input rangkaian penguat yang akan diamati dan seterusnya. Lalu ukurlah tegangan
oleh penguatnya dank anal A pada searah tersebut menggunakan multimeter
osiloskop. Output penguat dihubungkan ke analog dan digital setelah data didapat
kanal B osiloskop. cantumkan pada tabel hasil dan analisis

• PROSEDUR PERCOBAAN
Adapun prosedur percobaan dari praktikum ini
adalah:
• Pengenalan terhadap alat-alat serta
pertanggung jawaban terhadapan alat alat Gambar 3.3 Rangkaian percobaan
tersebut. pengukuran tegangan

• Mengukur Tegangan Bolak Balik

Pada bagian ini digunakan generator sinyal


untuk menghasilkan tegangan bolak-balik
dengan frekuensi yang dapat diubah ubah.
Buat rangkaian seperti pada gambar
dibawah:

Table 3.1
Gambar 3.4.1 Rangkaian pengukuran
tegangan AC
• Mengumpulkan/Mencari Spesifikasi Teknik
1 (Mengukur Arus Searah)
Atur tegangan output dari power supply DC
sebesar 2V kemudian kur menggunakan multimeter.
Lalun ukur besar tegangan menggunakan osiloskop.
Yakinkan source kopling pada DC.

• Mengukur Tegangan Bolak-balik


Atur generator sinyal pada frekuensi yang
Gambar 3.4.2 Rangkaian pengukuran tegangan AC dibutuhkan misal 1kHz gelombang sinus dengan
2Vrms kemudian ukur menggunakan multimeter.
Atur frekuensi sinyal yang dibutuhkan Kemudian ukur tegangan menggunakan osiloskop,
misalnya 50hz. Atur amplitude generator pastikan posisi kopling source pada AC. Setelah
sinyal sebesar 6v efektif. Hambatan yang dapat data yang diperoleh, kemudian cantumkan pada
digunakan mulai dari R1=R2=120 Ώ, hasil dan analisi
R1=R2=1.5k Ώ, R1=R2=1.5M Ώ dan
seterusnya. Ukur tegangan Vab pada • Mengukur Beda Fasa
multimeter analog dan digital. Gunakan kit osiloskop dan generator sinyal. Atur
Lakukan kembali pengukuran Vab dengan generator sinyal pada frekuensi yang di inginkan
frekuensi generator pada 500hz, 5khz, misal 1Khz gelombang sinus,dengan tegangan 2 Vpp.
500khz, 5Mhz. catat semua data dan Kemudian hubungkan generator sinyal dengan input
tampilkan pada hasil dan analisis. rangkaian pergeseran fasa pada kit praktikum
(rankaian RC)

• Mengukur dan Membaca Nilai Resistansi

Gunakan kit multimeter. Nyalakan multimeter


analog pada fungsi ohm meter. Hubungkan singkatan Gambar 3.6 Rangkaian Pergeseran Fasa
kedua probe multimeter dan atur multimeter ke harga
0. Ukur resistansi R1,R2,R3,R4,danR5 pada kit Ukur beda fasa antar sinyal input dan outpur
multimeter dengan menggunakan multimeter. rangkaian pergeseran fasa dengan menggunakan cara
Tuliskan warna setiap cincin resistor dan tuliskan membaca dual trace dan lissajous. Pada pengukuran
juga nilai toleransinya. Bandingkan hasil pengukuran ini pastikan source trigger bukan vertical. Kemudian
dengan kedua multimeter tersebut. amati untuk beberapa kedudukan potensio R.

• Kalibrasi • HASIL DAN ANALISIS

Hubungkan output kalibrator dengan output X Adapun komponen dan alat-alat yang digunakan
osiloskop pada praktikum modul 1 Pengenalan Instrumentasi
Laboratorium ini adalah:
:

• Data Spesifikasi Instrumen


No Spesifikasi keterangan
instrumentasi
Gambar 3.5 Terminal sinyal kalibrasi dan port
1 Sensivitas Nilai sensivitas
input osiloskop
20Kohm/v, 9Kohm/v multimeter
DC250 V UP, bergantung pada
Ukur tengan dan periodenya untuk satuan
9Kohm/V AC skala pembaca
“volt/Div”dan”time/Div”. lakukan percobaan untuk
tegangan
kanal 1 dan kanal 2.

• Mengukur Tegangan Searah • Data Pengukuran Arus dengan Multimeter


Parameter Multi
Rangkaian Nilai Multimeter meter
yang arus Analog digita
digunakan terhit l • Data Pengukuran AC
V R1 R2 ung( Bat Batas Nilai Vab
s( (Ώ (Ώ A) as arus arus no Frekuensi Multimeter Multimeter
v) ) ) uku teruk teruk (hz) Analog Digital
r(m ur(m ur(m 1 50 0.666 0.667
A A) A) 2 500 0.666 0.667
6 12 12 0.021 0.2 0.025 24,5 3 5k 0.666 0.667
0 0 5 Dari hasil percobaan yang dilakukan pada
6 12 1. 0.003 25 4 3,72 percobaan ini diperoleh nilai yang sama hal ini dapat
0 5k 7 kami simpulkan bahwa frekuensi tidak
mempengaruhi dari percobaan yang telah dilakukan.
Dari hasil percobaan yang diperoleh pada
percobaan 1 dengan R1=R2=120Ώ yang diperoleh • Hasil Pegukuran Resistansi dengan
dari multimeter digital dan analog tidak jauh berbeda Multimeter
dengan nilai arus terhitung. Begitu juga pada no Nilai Warna Nilai resistansi
percobaan R1=R2=1.5K Ώ. Tetapi pada percobaan 1 resistansi cincin Toleransi analog Digital
yang dimulai R1=120 Ώ,R2=1.5k Ώ dan seterusnya, resistor
hasil yang menggunakan multimeter digital berbeda 1 220k Ώ Merah- 5 230k 229.3k
dengan arus yang terhitung, hal ini terjadi karena merah-
nilai yang terukur sangat kecil sehingga data yang kuning-
diperoleh kurang efektif untuk dihasilkan emas
2 1.5k Ώ Coklat- 5 1 1.5
• Data Pengukuran Tegangan dengan hijau-
Multimeter kuning-
Tegangan yang Multim emas
digunakan Multimeter analog eter 3 10 Ώ Coklat- 5 8 10
digital hitam-
hitam-
Vs( R R2 Batas Sensivitas( Vab( Vab(v) emas
v) 1 Ώ ukur( Ώ/v) v)
Ώ v) Dari hasil percobaan yang kami peroleh, nilai
6 12 120 10 200k 3.3 3.029 resistansi yang terukur berbeda dengan nilai resistansi
0 yang tertulis. Hal ini dikarenakan nilai toleransinya.
6 12 1.5 10 200k 5.7 5.61
0 k
6 0 1.5 10 200k 6.3 6.08
M

Dari hasil percobaan yang diperoleh pada


percobaan 1 dengan R1=R2=120 Ώ, hasil yang
diperoleh dari multimeter digital dan analog tidak
jauh berbeda dengan nilai arus terhitung.
Begitu juga dengan percobaan R1=R2=1,5k Ώ.
Tetapi pada percobaan dari R=1.5k Ώ,R=1,5M Ώ
hingga seterusnya hasil yang diperoleh saat
menggunakan multimeter digital berbeda dengan
tegangan terhitung, hal ini disebabkan karena nilai
terukur sangat kecil dan tidak sesuai dengan
sensivitas multimeter.
• Pemeriksaan kondisi kalibrasi osiloskop

Dari hasil percobaan nilai kalibrator untuk


tegangan dan frekuensi tidak jauh berbeda
dengan hasil pengukuran. Dari data ini
osiloskop yang digunakan stabil.

• Tabel Pengukuran Beda Fase dengan


Osiloskop
Posisi Pengukuran
Nilai Vinpu F(Khz beda fasa
Potensio t ) Dua lissajou
• Hasil pengukuran tegangan DC dengan
R (Vpp) l s
multimeter dan osiloskop
trac
Tegangan terukur (v) e
multimeter Osiloskop minimu 2 1kHz 45 45
2V 2V m

Dari analisis data didapat titik pusat di(0,0).


Setiap satu titk kearah sumbu x maupun y di
Dari hasil percobaan yang diperoleh, nilai hitung 1 pada
tegangan terukur pada multimeter dan osiloskop tidak dual trace sehingga yang didapat:
berbeda. ϕ=Δt/T*360º atau ϕ=1.25/10x360º. Pada
metode lissajous ya ϕ=arcsinc/d atau
• Hasil pengukuran AC dengan multimeter dan ϕ=arcsin10/14.
osiloskop
Frekuensi Tegangan terukur (v)
(hz) Multimeter Osiloskop
100 0.285 0.56
1k 0.006 0.0056
1M 0.046 0.00056
Dari data yang diperoleh, nilai tegangan terukur
pada frekuensi 500hz, 1khz,dan1Mhz pada osiloskop
tidak jauh berbeda.
• KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
1.
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum
• http://ulva.blog.upi.edu/2015/03/16/multimete
modul 1 (Pengenalan Instrumentasi Laboratorium)
r, 9 September 2015, 16:40
adalah multimeter memiliki 3 jenis kegunaan, yaitu
sebagai Amperemeter, Ohmmeter, dan Voltmeter. • https://id.wikipedia.org/wiki/Osiloskop, 9
Pada prakteknya probe dari multimeter (probe merah September 2015, 16:50
dan probe hitam) harus terpasang pada terminal • https://id.wikipedia.org/wiki/Arus_bolak-balik
rangkaian yang benar, jika tidak, maka sekring (fuse) 9 september 2015, 21:20
yang ada pada multimeter akan putus sehingga harus
• Mervin T Hutabarat., Praktikum Rangkaian
diganti dengan fuse yang baru. Pada pengukuran
Elektrik, Bandung, 2015.
menggunakan multimeter analog (AMM) dan
multimeter digital(DMM) akan terjadi perbedaan • https://id.wikipedia.org/wiki/Kalibrasi, 10
nilai dalam pengukuran apapun (arus, tegangan,
resistansi), hal ini disebabkan oleh kurangnya tingkat
ketelitian yang ada pada setiap multimeter, terutama
multimeter analog karena cara membaca nilainya
adalah dengan melihat jarum pada skala pembacaan
tidak seperti multimeter digital yang langsung
menampilkan hasil berupa angka. Pengukuran
tegangan menggunakan osiloskop dan multimeter
akan memberikan hasil yang berbeda karena
tegangan yang diukur oleh osiloskop adalah V
maksimum, sedangkan pada osiloskop, tegangan
yang terukur adalah V rms. Osiloskop memiliki
banyak kegunaan, yaitu ntuk menghitung tegangan
searah, tegangan bolak-balik, beda fasa, dan
frekuensi. Metode yang digunakan dalam melakukan
perhitungan menggunakan osiloskop ada beberapa
cara yaitu metode melihat langsung apa yang ada di
layar osiloskop (mengukur tegangan searah,
mengukur tegangan bolak-balik, mengukur frekuensi,
dan mengukur factor penguatan), Dual Trace
(mengukur beda fasa dan mengukur factor
penguatan), dan Lissajous (mengukur beda fasa dan
menngukur frekuensi). Yang harus sangat
diperhatikan adalah pada percobaan modul 1 ini
dapat dibuktikan bahwa setiap alat ukur memiliki
batas ukur, sehingga jika komponen yang ada pada
rangkaian melebihi batas alat ukur maka nilai yang
ditampilkan oleh alat ukur akan sangat menyimpang,
contohnya adalah saat pengukuran tegangan AC,
ketika menggunakan frekuensi 1M Hz maka tegangan
yang terbaca oleh alat ukur menjadi sangat kecil.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai