Abstrak
PENDAHULUAN
perilaku manusia, termasuk para siswa yang satu sama lainnya berbeda.
Pengetahuan mengenai psikologi ini amat penting bagi para pendidik pada semua
jenjang satuan pendidikan. Para ahli psikologi dan pendidikan pada umumnya
berkeyakinan bahwa dua orang anak (yang kembar sekalipun) tak pernah memiliki
respons yang sama persis terhadap situasi belajar mengajar di kelas. Keduanya
dan keterampilan motorik. Anak-anak itu seperti juga anak lainnya relatif berbeda
dalam kepribadian sebagaimana yang tampak dalam penampilan dan cara berfikir
siswanya secara psikologis, guru akan dapat memahami proses dan tahapan-
tahapan belajar yang terjadi bagi para siswanya. Pengetahuan mengenai psikologi
1
pendidikan bagi para guru berperan penting dalam menyelenggarakan
peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran sesungguhnya tidak hanya
diperlukan calon guru atau guru yang sedang bertugas di lembaga pendidikan
dasar dan menengah, melainkan juga para dosen di perguruan tinggi (Muhibinsyah
dalam Sagala, 2012: 121). Pemahaman yang baik terkait psikologi pendidikan dapat
dijadikan landasan berpikir dan bertindak bagi guru, konselor dan juga tenaga
pembelajaran, dalam upaya mencapai hasil belajar yang optimal, karena aspek
psikologi siswa merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi belajar
dan hasil belajar siswa. Untuk itu artikel ini akan membahas mengenai hakekat dan
konsep dasar psikologi pendidikan, belajar dan pembelajaran serta faktor yang
mempengaruhinya.
PEMBAHASAN
PengertianPsikologi Pendidikan
Pengertian dan definisi Psikologi Pendidikan dapat dilihat dari dua sudut
yakni etimologi dan terminologi. Menurut etimologi (asal usul kata) Psikologi
Indonesia-an dari bahasa asing, yakni bahasa Inggeris “Psychology”. Istilah psychologi
sendiri bersal dari kata kata Yunani ”Psyche”, yang dapat diartikan sebagai roh, jiwa
atau daya hidup, dan “logis” yang dapat diartikan ilmu. Kedua secara
terminologi (istilah) maka psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang memperlajari
Pendidikan yang berasal dari kata didik dalam bahasa Indonesia juga
kata Peadagogie adalah “pais” yang artinya “Anak”, dan “again” yang terjemahannya
2
adalah “bimbing”. Jadi terjemahan bebas kata peadagogie berarti “bimbingan yang
diberikan kepada anak”. Menurut termonologi yag lebih luas maka pendidikan
adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang lain agar
menjadi dewasa atau mencapai tujuan hidup dan penghidupan yang lebih tinggi
dalam arti mental (Sudirman N,1992). Penelusuran makna dua kata psikologi
dan pendidikan di atas dapat dijadikan dasar untuk melihat lebih jauh pengertian
dan definisi psikologi pendidikan, namun secara ringkas Santrock dalam Mulyadi
hakikat pembelajaran, perkembangan anak, motivasi dan topic topic yang terkait
Sedikitnya ada tiga hal penting yang harus dijelaskan dari pengertian
kependidikan yang didasarkan atas hasil hasil temuan riset psikologi. 2) Hasil
konsep, teori teori, dan metode metode serta strategi strategi yang
pendekatan yang dapat dipilih dan digunakan untuk praktik praktik kependidikan
Ada 2 tujuan utama dari studi tentang psikologi pendidikan menurut Nana
Syaodih dalam Sagala, (2012: 121) yaitu: 1) Agar seorang mempunyai pemahaman
3
yang lebih tentang individu, baik dirinya sendiri maupun orang lain, 2) Dengan hasil
perlakuan yang lebih bijaksana. Secara umum manfaat dan kegunaan psikologi
dijadikan landasan berpikir dan bertindak bagi guru, konselor dan juga tenaga
memahami karakteristik peserta didik apakah termasuk anak yang lambat belajar
atau yang cepat belajar, dengan mengetahui karakteristik ini guru dapat mendesain
didik.
laku, namun demikian setiap teori itu berpangkal dari pandangan tentang
hakikat manusia, yaitu hakikat manusia menurut pandangan John locked dan
hubungan antara stimulus dan respon (S-R). Berbeda dengan John Locke
merupakan sumber dari semua kegiatan, menurut aliran ini tingkah laku
manusia hanyalah ekspresi yang dapat diamati sebagai akibat dari eksistensi
dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. (Sanjaya, 2008) Istilah ini
5
banyak dipengaruhi oleh aliran kognitif wholistik yang menempatkan siswa
sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu istilah ini juga banyak dipengaruhi oleh
sesuatu lewat berbagai macam media, sehingga semua ini mendorong terjadinya
perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar – mengajar. Hal ini
seperti diungkapkan oleh Gagne 1992 dalam Sanjaya (2008) “instruction is set of event
Bruce. Weil 1980 dalam Sanjaya (2007 :216) mengemukakan tiga prinsip
Piaget, struktur kognitif akan tumbuh manakala siswa memiliki pengalaman belajar.
Ada tiga tipe pengetahuan yang masing-masing memerlukan situasi yang berbeda
logika. Pengetahuan fisis adalah pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari suatu objek
atau kejadian, seperti bentuk, besar, berat serta bagaimana objek itu berinteraksi satu
dengan yang lainnya. Pengetahuan fisis diperoleh melalui pengalaman indera secara
sisem atau hubungan antara manusia yang dapat mempengaruhi interaksi sosial.
Pengetahuan sosial tidak dapat dibentuk dari suatu tindakan seseorang terhadap
suatu objek tetapi dibentuk dari interaksi seseorang dengan orang lain. Pengetahuan
objek atau kejadian tertentu. Pengetahuan ini diciptakan dan dibentuk oleh pikiran
individu itu sendiri, sedangkan objek yang dipelajarinya hanya bertindak sebagai
6
perantara. Dari penjelasan di atas diketahui bahwa jenis pengetahuan memiliki
karakteristik tersendiri, oleh karena itu pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh
lingkungan sosial. Melalui pergaulan dan hubungan sosial anak akan belajar lebih
saying berpengaruh. Faktor yang mempengaruhi belajar terbagi atas faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor faktor yang berasal dari seseorang
kelelahan dan faktor psikologi. Faktor jasmaniah ini terdiri atas dua faktor yang
terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga akan cepat lelah,
kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah
tentang bekerja,belajar, istirahat, tidur, makan olah raga, rekreasi dan ibadah. Faktor
jasmani yang ke 2) yaitu, cacat tubuh. Cacat tubuh adalah sesuatu yang
cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu,
jika hal ini terjadi maka hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau
kecacatan itu.
7
Faktor internal yang kedua adalah, faktor kelelahan. Kelelahan pada
seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat
tubuh karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga
dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan
untuk menghasilkan sesuatu hilang, kelelahan ini sangat terasa pada bagia kepala
daya untuk bekerja. Kelelahan baik secara jasmani maupun rohani dapat
variasi dalam belajar, juga dalam bekerja, d) menggunakan obat-obatan yang bersifat
melancarkan peredaran darah, misalnya obat gosok, e) rekreasi dan ibadah yang
jika kelelahan sangat serius cepat-cepat menghubungi seorang ahli, misalnya dokter,
Faktor Internal yang ke tiga adalah faktor psikologis. Faktor psikologis ini
terdiri dari delapan faktor yang mempengaruhinya antara lain: faktor intelegensi,
yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru
Kecerdasan merupakan salah satu aspek penting, dan sangat menentukan berhasil
tidaknya studi seseorang. 2) Perhatian, menurut Gazali dalam buku Slameto (2003:
57) adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada
8
suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar
yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang
dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa atau menarik,
maka timbulah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. 3) Minat adalah
kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan
sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Bahan pelajaran yang menarik
minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan
siswa. 4) Bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberi kesempatan untuk
dikembangkan melalui belajar, akan menjadi kecakapan yang nyata. Seseorang yang
Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar
atau berlatih. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya,
maka hasil belajarnya akan lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah
selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu. Mengetahui bakat yang dimiliki
siswa itu sangat penting karena dengan mengetahuinya, maka akan dapat
merupakan dorongan yang mendasari dan mempunyai setiap usaha serta kegiatan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Gazali dalam Slameto 2013).
Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam
menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan
itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu
sendiri sebagai daya penggerak/ pendorongnya. Motif yang sangat kuatlah perlu di
dalam belajar, di dalam membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan
sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak
latihan dan pelajaran. Dengan kata lain anak yang sudah siap (matang) belum dapat
anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu
memberi respon atau reaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga
karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya
akan lebih baik. 8) Cara belajar seseorang mempunyai pencapaian hasil belajarnya.
kesehatan akan mempengaruhi hasil yang kurang memuaskan. Ada seseorang yang
sangat rajin belajar, siang dan malam tanpa istirahat yang cukup, cara belajar seperti
ini tidak baik. Belajar harus ada istirahat untuk memberi kesempatan kepada mata,
otak serta organ tubuh yang lainnya untuk memperoleh tenaga kembali. Selain itu
bahan pelajaran. Karena semua itu dapat mempengaruhi minat belajar siswa untuk
Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari lingkungan luar dan dapat
Faktor keluarga yang mempengaruhi belajar ini mencakup cara orang tua
10
mendidik, relasi antara angota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Gazali dalam Slameto 2013
yang pertama dan utama. Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan
anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak
atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-
kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak
terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan
saudaranya atau anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak.
Wujud relasi itu apakah hubungan itu penuh kasih sayang dan pengertian, ataukah
hubungannya dengan cara orang tua mendidik. Demi kelancaran belajar serta
keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak
tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih
sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman- hukuman untuk
atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada
dan belajar. Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak
disengaja, suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberi
ketenangan kepada anak yang belajar. Agar anak dapat belajar dengan baik perlulah
diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram, di dalam suasana rumah yang
tenang dan tentram selain anak kerasan/betah tinggal dirumah, anak juga dapat
belajar dengan baik. 4) Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar
11
anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuh kebutuhan pokoknya, misal
belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku
dan lain- lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai
cukup uang. 5) Pengertian Orang Tua. Anak belajar perlu dorongan dan perhatian
orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah,
dialami anak di sekolah, kalau perlu menghubungi guru anaknya untuk mengetahui
kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada
untuk belajar.
Faktor eksternal yang kedua adalah faktor sekolah. Gazali dalam (Slameto
2013) menjelaskan Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode
belajar dan tugas rumah. 1) Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus
dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan
mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Agar siswa dapat belajar dengan
baik, maka metode belajar harus diusahakan yang setepat, seefisien dan seefektif
mungkin, karena guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru,
diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan
itu. Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang
12
kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. 3) Relasi Guru dengan Siswa.
Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga
akibatnya pelajarannya tidak maju. 4) Relasi Siswa dengan Siswa. Siswa yang
mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain,
mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan
diasingkan dari kelompok. Akibat makin parah masalahnya dan akan mengganggu
belajarnya. Lebih-lebih lagi ia menjadi malas untuk masuk sekolah dengan alasan-
menyenangkan dari teman- temannya. Menciptakan relasi yang baik antar siswa
adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.
dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan
gedung sekolah dan lain-lain. Dengan demikian agar siswa belajar lebih maju, siswa
harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan, agar
siswa disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin pula.
SIMPULAN
ini amat penting bagi para pendidik pada semua jenjang satuan pendidikan,
karena dapat dijadikan landasan berpikir dan bertindak bagi guru, konselor dan
13
2. Belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk
3. Belajar dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu 1) faktor internal terdiri atas, faktor
jasmani, kelelahan dan psikologi. 2) faktor eksternal yang terdiri atas faktor
14
BUKU SUMBER
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta :
Ar – Ruz Media.
Hergenhahn, B.R & Olson.M.H. 2008. Theories of Learning. Edisi Ketujuh. Alih Bahasa
Tri Wibowo. Jakarta : kencana Prenada Media
Ormrod J.E 2008. Psikologi Pendidikan (Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang)
Edisi ke enam. Alih Bahasa Wahyu Idianti dkk.Jakarta : Erlangga
15
5 SOAL OBJEKTIF
1. Cabang psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan
a. Psikologi Perkembangan
b. Psikologi Pembelajaran
c. Psikologi Pendidikan
d. Psikologi Pengajaran
e. Psikologi Kematangan
2. Belajar adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap oleh panca
dan respon (S-R), adalah konsep belajar yang berlandasakan pada teori:
a. Koneksionisme
b. Operant Conditioning
c. Gestalt
d. Humanistik
e. Konstruktivistik
a. Gagne
b. Piaget
c. Thorndike
d. Pavlop
e. Skinner
4. Faktor psikologi merupakan salah satu faktor internal yang berpengaruh terhadap
belajar, yang termasuk faktor psikologi adalah :
a. Minat, gaya belajar, kelelahan,
b. Intelegensi, kematangan, gaya belajar
c. Perhatian,kesehatan, kesiapan.
d. Minat, Intelegensi, lingkungan
e. Metoda mengajar, gaya belajar, kesiapan
16
5. Berikut adalah faktor yang mempengaruhi belajar yang tergolong ke dalam faktor
sekolah, kecuali:
a. Kurikulum
b. Relasi guru- siswa
c. Relasi orang tua –anak
d. Metode mengajar
e. Gaya mengajar
2 SOAL ESSAY
untuk bertindak, , oleh karena itu seorang guru perlu membentuk hubungan
memiliki intelegensi yang baik, maka mereka senantiasa dilatih dengan soal-
kemampuan mereka, pada aliran ini maka peran guru dalam pembelajaran
lebih banyak aktif, karena pembelajaran akan maksimal apabila siswa mampu
17
menangkap makan dan keterhubungan antara komponen komponen yang ada
di lingkungan.
2. Jelaskan apa yang akan anda lakukan selaku guru berdasarkan teori Skinner
dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa.
misalnya ada beberapa orang siswa yang mengerjakan tugas secara sempurna
dan lebih dari apa yang diminta, untuk itu bagi siswa yang menunjukkan
menimbulkan rasa senang dan bangga. Dengan demikian siswa tersebut akan
yang lain juga akan terpengaruh dan diharapkan menunjukkan perilaku yang
sama.
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
18
c. Relasi guru dengan siswa. Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik,
siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang
d. Relasi siswa dengan siswa. Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah
laku yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri
yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang
siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar baik di
19
YEL -YEL
20