Anda di halaman 1dari 20

HAKEKAT DAN KONSEP-KONSEP DASAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN,

BELAJAR, DAN PEMBELAJARAN, SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHINYA

Abstrak

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan


berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku
individu. Aspek psikologi merupakan salah satu faktor penting yang
akan mempengaruhi belajar dan hasil belajar siswa. Pemahaman yang
baik terkait psikologi pendidikan dapat dijadikan landasan berpikir
dan bertindak bagi praktisi pendidikan dalam menyelenggarkan
pendidikan dalam upaya memperoleh hasil belajar yang optimal

PENDAHULUAN

Psikologi sebagai ilmu pengetahuan berupaya memahami keadaan dan

perilaku manusia, termasuk para siswa yang satu sama lainnya berbeda.

Pengetahuan mengenai psikologi ini amat penting bagi para pendidik pada semua

jenjang satuan pendidikan. Para ahli psikologi dan pendidikan pada umumnya

berkeyakinan bahwa dua orang anak (yang kembar sekalipun) tak pernah memiliki

respons yang sama persis terhadap situasi belajar mengajar di kelas. Keduanya

sangat mungkin berbeda dalam hal pembawaan, kematangan jasmani, intelegensi

dan keterampilan motorik. Anak-anak itu seperti juga anak lainnya relatif berbeda

dalam kepribadian sebagaimana yang tampak dalam penampilan dan cara berfikir

atau memecahkan masalah mereka masing-masing.

Dimanapun proses pendidikan berlangsung, alasan utama kehadiran guru

adalah untuk membantu siswa agar belajar sebaik-baiknya.Dengan memahami

siswanya secara psikologis, guru akan dapat memahami proses dan tahapan-

tahapan belajar yang terjadi bagi para siswanya. Pengetahuan mengenai psikologi

1
pendidikan bagi para guru berperan penting dalam menyelenggarakan

pendididkan di sekolah-sekolah. Pengetahuan yang bersifat psikologis mengenai

peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran sesungguhnya tidak hanya

diperlukan calon guru atau guru yang sedang bertugas di lembaga pendidikan

dasar dan menengah, melainkan juga para dosen di perguruan tinggi (Muhibinsyah

dalam Sagala, 2012: 121). Pemahaman yang baik terkait psikologi pendidikan dapat

dijadikan landasan berpikir dan bertindak bagi guru, konselor dan juga tenaga

profesional kependidikan lainnya dalam mengelola proses belajar dan

pembelajaran, dalam upaya mencapai hasil belajar yang optimal, karena aspek

psikologi siswa merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi belajar

dan hasil belajar siswa. Untuk itu artikel ini akan membahas mengenai hakekat dan

konsep dasar psikologi pendidikan, belajar dan pembelajaran serta faktor yang

mempengaruhinya.

PEMBAHASAN

PengertianPsikologi Pendidikan

Pengertian dan definisi Psikologi Pendidikan dapat dilihat dari dua sudut

yakni etimologi dan terminologi. Menurut etimologi (asal usul kata) Psikologi

Pendidikan dapat dijabarkan dalam dua kata yakni “Psikologi” dan

“Pendidikan”. Psikologi pertama secara etimologi adalah istilah hasil peng-

Indonesia-an dari bahasa asing, yakni bahasa Inggeris “Psychology”. Istilah psychologi

sendiri bersal dari kata kata Yunani ”Psyche”, yang dapat diartikan sebagai roh, jiwa

atau daya hidup, dan “logis” yang dapat diartikan ilmu. Kedua secara

terminologi (istilah) maka psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang memperlajari

atau menyelidiki pernyataan pernyataan (A.Sujanto,1985).

Pendidikan yang berasal dari kata didik dalam bahasa Indonesia juga

hasil dari peng-Indonesia-an dari bahasa Yunani yaitu “Peadagogie”. Etimologi

kata Peadagogie adalah “pais” yang artinya “Anak”, dan “again” yang terjemahannya
2
adalah “bimbing”. Jadi terjemahan bebas kata peadagogie berarti “bimbingan yang

diberikan kepada anak”. Menurut termonologi yag lebih luas maka pendidikan

adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang lain agar

menjadi dewasa atau mencapai tujuan hidup dan penghidupan yang lebih tinggi

dalam arti mental (Sudirman N,1992). Penelusuran makna dua kata psikologi

dan pendidikan di atas dapat dijadikan dasar untuk melihat lebih jauh pengertian

dan definisi psikologi pendidikan, namun secara ringkas Santrock dalam Mulyadi

dkk (2016) menjelaskan psikologi pendidikan adalah cabang psikologi yang

mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam

lingkungan pendidikan, sedangkan Ormrod, (2008) mendefinisikan Psikologi

Pendidikan adalah disiplin akademik yang (a) secara sistematis mempelajarai

hakikat pembelajaran, perkembangan anak, motivasi dan topic topic yang terkait

dan (b) menerapakan hasil-hasil penelitiannya untuk mengidentifikasi dan

mengembangkan praktik praktik instruksional yang efektif. definisi di atas penulis

anggap dapat mewakili banyak definisi yang dikemukakan para ahli.

Sedikitnya ada tiga hal penting yang harus dijelaskan dari pengertian

Psikologi Pendidikan yakni: 1) Psikologi Pendidikan adalah pengetahuan

kependidikan yang didasarkan atas hasil hasil temuan riset psikologi. 2) Hasil

hasil riset psikologi tersebut kemudian dirumuskan sehingga menjadi konsep

konsep, teori teori, dan metode metode serta strategi strategi yang

utuh.3)Konsep, teori, metode dan strategi tersebut kemudian disistematisasikan

hingga menjadi “repertoire of resources”, yakni rangkaian sumber yang berisi

pendekatan yang dapat dipilih dan digunakan untuk praktik praktik kependidikan

khususnya dalam hal belajar mengajar

Arti Penting Dan Tujuan Psikologi Pendidikan

Ada 2 tujuan utama dari studi tentang psikologi pendidikan menurut Nana

Syaodih dalam Sagala, (2012: 121) yaitu: 1) Agar seorang mempunyai pemahaman
3
yang lebih tentang individu, baik dirinya sendiri maupun orang lain, 2) Dengan hasil

pemahaman tersebut seseorang diharapkan dapat bertindak ataupun memberikan

perlakuan yang lebih bijaksana. Secara umum manfaat dan kegunaan psikologi

pendidikan menurut pendapat Muhibinsyah dalam Sagala (2012: 122) bahwa

psikologi pendidikan merupakan alat bantu yang penting bagi penyelenggara

pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Psikologi pendidikan dapat

dijadikan landasan berpikir dan bertindak bagi guru, konselor dan juga tenaga

profesional kependidikan lainnya dalam mengelola proses belajar. Sedangkan proses

pembelajaran tersebut adalah unsur utama dalam pelaksanaan setiap sistem

pendidikan. Manfaat dan kegunaan psikologi pendidikan juga membantu untuk

memahami karakteristik peserta didik apakah termasuk anak yang lambat belajar

atau yang cepat belajar, dengan mengetahui karakteristik ini guru dapat mendesain

pendekatan belajar untuk anak didik yang berbeda-beda tersebut sehingga

pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal untuk seluruh karakteristik anak

didik.

Konsep Belajar & Pembelajaran

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan

penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu, sebagian besar

perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Berbagai definisi

(rumusan) tentang belajar telah di kemukakan oleh para ahli, yang

semuanya sepakat bahwa belajar itu bertujuan untuk mengadakan

perubahan. Hilgard dalam Sanjaya (2008) mengungkapkan “learning is

the process by wich an activity originates or changed through training procedurs

as distinguished form changes by factors not attributable to training”. Belajar

bukan sekedar mengumpulkan pengetahuan, belajar adalah proses

mental yang terdiri dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan

munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental terjadi karena adanya


4
interaksi individu dengan lingkungan yang disadari. Jelasnya belajar dapat

didefinisikan sebagai Suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk

mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup; perubahan

tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.

Banyak teori yang membahas tentang terjadinya perubahan tingkah

laku, namun demikian setiap teori itu berpangkal dari pandangan tentang

hakikat manusia, yaitu hakikat manusia menurut pandangan John locked dan

hakikat manusia menurut Leibnitz. Menurut John Locke manusia itu

merupakan organisme yang pasif dengan teori Tabularasa, pandangan ini

memunculkan aliran belajar behavioristic-elementeristik. Menurut aliran

behavioristik, termasuk di dalamnya koneksionisme dengan tokohnya

Thorndike, classical conditioning dengan tokohnya Pavlop, operant conditioning

dengan tokohnya Skinner, systematic behavior yang dikembangkan oleh Hull

dan Contiguous conditioning yang dikembangkan oleh Guthrie berpendapat

bahwa, belajar pada hakikatnya adalah pembentukan asosiasi antara kesan

yang ditangkap pancaindra dengan kecenderungan untuk bertindak atau

hubungan antara stimulus dan respon (S-R). Berbeda dengan John Locke

Leibnitz menganggap bahwa manusia adalah organisme yang aktif. Manusia

merupakan sumber dari semua kegiatan, menurut aliran ini tingkah laku

manusia hanyalah ekspresi yang dapat diamati sebagai akibat dari eksistensi

internal yang pada hakikatnya bersifat pribadi. Pendapat Leibnitz ini

melahirkan aliran belajar kognitif holistik, termasuk di dalamnya Teori Gestalt

dengan tokohnya Kofka, Kohler dan Wertheimer, Teori medan dengan

tokohnya Lewin, teori organismic yang dikembangkan oleh Wheeler, teori

humanistic dengan tokohnya Maslow dan Rogers dan Teori Konstruktivistik.

Kata “ pembelajaran “ adalah terjemahan dari “instruction yang banyak

dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. (Sanjaya, 2008) Istilah ini
5
banyak dipengaruhi oleh aliran kognitif wholistik yang menempatkan siswa

sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu istilah ini juga banyak dipengaruhi oleh

perkembangan teknologi yang dapat mempermudah siswa mempelajari segala

sesuatu lewat berbagai macam media, sehingga semua ini mendorong terjadinya

perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar – mengajar. Hal ini

seperti diungkapkan oleh Gagne 1992 dalam Sanjaya (2008) “instruction is set of event

that effect learners in such away that learning is facilitated”

Bruce. Weil 1980 dalam Sanjaya (2007 :216) mengemukakan tiga prinsip

penting dalam proses pembelajaran yaitu : 1) Proses pembelajaran adalah

membentuk kreasi lingkungan yang dapat membentuk atau mengubah struktur

kognitif siswa. Tujuan pengaturan lingkungan ini dimaksudkan untuk menyediakan

pengalaman belajar yang memberi latihan-latihan penggunaan fakta-fakta. Menurut

Piaget, struktur kognitif akan tumbuh manakala siswa memiliki pengalaman belajar.

Oleh karena itu proses pembelajaran menuntut keaktifan siswa. 2) Proses

pembelajaran berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajari.

Ada tiga tipe pengetahuan yang masing-masing memerlukan situasi yang berbeda

dalam mempelajarinya. Pengetahuan tersebut adalah pengetahuan fisis, sosial dan

logika. Pengetahuan fisis adalah pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari suatu objek

atau kejadian, seperti bentuk, besar, berat serta bagaimana objek itu berinteraksi satu

dengan yang lainnya. Pengetahuan fisis diperoleh melalui pengalaman indera secara

langsung. Pengetahuan sosial berhubungan dengan perilaku individu dalam suatu

sisem atau hubungan antara manusia yang dapat mempengaruhi interaksi sosial.

Pengetahuan sosial tidak dapat dibentuk dari suatu tindakan seseorang terhadap

suatu objek tetapi dibentuk dari interaksi seseorang dengan orang lain. Pengetahuan

logika adalah pengetahuan yang dibentuk berdasarkan pengalaman dengan suatu

objek atau kejadian tertentu. Pengetahuan ini diciptakan dan dibentuk oleh pikiran

individu itu sendiri, sedangkan objek yang dipelajarinya hanya bertindak sebagai
6
perantara. Dari penjelasan di atas diketahui bahwa jenis pengetahuan memiliki

karakteristik tersendiri, oleh karena itu pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh

siswa mestinya berbeda. 3) Dalam proses pembelajaran harus melibatkan peran

lingkungan sosial. Melalui pergaulan dan hubungan sosial anak akan belajar lebih

efektif dibandingkan dengan belajar yang menjauhkan dari hubungan sosial

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Dalam Upaya mengoptimalkan belajar perlu dipahami, faktor faktor apa

saying berpengaruh. Faktor yang mempengaruhi belajar terbagi atas faktor internal

dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor faktor yang berasal dari seseorang

sendiri dan dapat mempengaruhi terhadap belajarnya.

Faktor internal dibedakan menjadi tiga yaitu faktor jasmaniah, faktor

kelelahan dan faktor psikologi. Faktor jasmaniah ini terdiri atas dua faktor yang

mempengaruhinya yang pertama; 1) Faktor Kesehatan. Sehat berarti dalam keadaan

baik segenap badan beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan

seseorang berpengaruh terhadap belajarnya karena proses belajar seseorang akan

terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga akan cepat lelah,

kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah

ataupun ada gangguan-gangguan/kelainan kelainan alat inderanya serta tubuhnya.

Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan

badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan

tentang bekerja,belajar, istirahat, tidur, makan olah raga, rekreasi dan ibadah. Faktor

jasmani yang ke 2) yaitu, cacat tubuh. Cacat tubuh adalah sesuatu yang

menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Keadaan

cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu,

jika hal ini terjadi maka hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau

diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh

kecacatan itu.
7
Faktor internal yang kedua adalah, faktor kelelahan. Kelelahan pada

seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat

dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan

tubuh karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga

darah tidak/kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani

dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan

untuk menghasilkan sesuatu hilang, kelelahan ini sangat terasa pada bagia kepala

dengan pusing-pusing sehingga sulit untuk konsentrasi seolah-olah otak kehabisan

daya untuk bekerja. Kelelahan baik secara jasmani maupun rohani dapat

dihilangkan dengan cara-cara sebagai berikut: a) tidur, b) istirahat, c) mengusahakan

variasi dalam belajar, juga dalam bekerja, d) menggunakan obat-obatan yang bersifat

melancarkan peredaran darah, misalnya obat gosok, e) rekreasi dan ibadah yang

teratur, f) olahraga secara teratur, dan g) mengimbangi makan dengan makanan

yang memenuhi syarat-syarat kesehatan (memenuhi empat sehat lima sempurna), h)

jika kelelahan sangat serius cepat-cepat menghubungi seorang ahli, misalnya dokter,

psikiater dan lain-lain.

Faktor Internal yang ke tiga adalah faktor psikologis. Faktor psikologis ini

terdiri dari delapan faktor yang mempengaruhinya antara lain: faktor intelegensi,

perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan dan cara belajar. 1)

Intelegensi/kecerdasan. Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis

yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru

dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang

abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

Kecerdasan merupakan salah satu aspek penting, dan sangat menentukan berhasil

tidaknya studi seseorang. 2) Perhatian, menurut Gazali dalam buku Slameto (2003:

57) adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada
8
suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar

yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang

dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa atau menarik,

maka timbulah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. 3) Minat adalah

kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa

kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran

yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan

sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Bahan pelajaran yang menarik

minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan

siswa. 4) Bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberi kesempatan untuk

dikembangkan melalui belajar, akan menjadi kecakapan yang nyata. Seseorang yang

tidak berbakat akan sukar untuk mempelajari sesuatu secara mendalam.

Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar

atau berlatih. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya,

maka hasil belajarnya akan lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah

selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu. Mengetahui bakat yang dimiliki

siswa itu sangat penting karena dengan mengetahuinya, maka akan dapat

menempatkan siswa tersebut belajar di sekolah sesuai dengan bakatnya. 5) Motif

merupakan dorongan yang mendasari dan mempunyai setiap usaha serta kegiatan

seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Gazali dalam Slameto 2013).

Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam

menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan

itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu

sendiri sebagai daya penggerak/ pendorongnya. Motif yang sangat kuatlah perlu di

dalam belajar, di dalam membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan

adanya latihan-latihan/kebiasaan-kebiasaan dan pengaruh lingkungan yang

memperkuat, jadi latihan/kebiasaan itu sangat perlu dalam belajar. 6) Kematangan


9
adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya

sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak

dapat melaksanakan kegiatan secara terus-menerus, untuk itu diperlukan latihan-

latihan dan pelajaran. Dengan kata lain anak yang sudah siap (matang) belum dapat

melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan lebih berhasil jika

anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu

tergantung dari kematangan dan belajar. 7) Kesiapan adalah kesediaan untuk

memberi respon atau reaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga

berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk

melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar,

karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya

akan lebih baik. 8) Cara belajar seseorang mempunyai pencapaian hasil belajarnya.

Belajar tanpa memperhatikan teknik, faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu

kesehatan akan mempengaruhi hasil yang kurang memuaskan. Ada seseorang yang

sangat rajin belajar, siang dan malam tanpa istirahat yang cukup, cara belajar seperti

ini tidak baik. Belajar harus ada istirahat untuk memberi kesempatan kepada mata,

otak serta organ tubuh yang lainnya untuk memperoleh tenaga kembali. Selain itu

teknik-teknik belajar perlu diperhatikan bagaimana caranya membaca, mencatat,

menggaris bawahi, membuat ringkasan dan sebagainya. Selain itu perlu

diperhatikan waktu belajar, tempat, fasilitas, penggunaan media dan penyesuaian

bahan pelajaran. Karena semua itu dapat mempengaruhi minat belajar siswa untuk

memperoleh hasil yang lebih baik.

Disamping faktor internal belajar juga dipengaruhi oleh faktor eksternal,

Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari lingkungan luar dan dapat

mempengaruhi terhadap belajar siswa. Faktor eksternal dibedakan menjadi tiga

yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

Faktor keluarga yang mempengaruhi belajar ini mencakup cara orang tua
10
mendidik, relasi antara angota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Gazali dalam Slameto 2013

menjelaskan : 1) Cara orang tua mendidik, keluarga adalah lembaga pendidikan

yang pertama dan utama. Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan

anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak

memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-

kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak

menyediakan/melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar

atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-

kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak

tidak/kurang berhasil dalam belajarnya. 2) Relasi antar anggota keluarga yang

terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan

saudaranya atau anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak.

Wujud relasi itu apakah hubungan itu penuh kasih sayang dan pengertian, ataukah

diliputi oleh kebencian, sebetulnya relasi antaranggota keluarga ini erat

hubungannya dengan cara orang tua mendidik. Demi kelancaran belajar serta

keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak

tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih

sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman- hukuman untuk

mensukseskan belajar anak sendiri. 3) Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi

atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada

dan belajar. Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak

disengaja, suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberi

ketenangan kepada anak yang belajar. Agar anak dapat belajar dengan baik perlulah

diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram, di dalam suasana rumah yang

tenang dan tentram selain anak kerasan/betah tinggal dirumah, anak juga dapat

belajar dengan baik. 4) Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar
11
anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuh kebutuhan pokoknya, misal

makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas

belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku

dan lain- lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai

cukup uang. 5) Pengertian Orang Tua. Anak belajar perlu dorongan dan perhatian

orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah,

kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi

pengertian dan mendorongnya dan membantu sedapat mungkin kesulitan yang

dialami anak di sekolah, kalau perlu menghubungi guru anaknya untuk mengetahui

perkembangannya. 6) Latar Belakang Kebudayaan Tingkat pendidikan atau

kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada

anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak

untuk belajar.

Faktor eksternal yang kedua adalah faktor sekolah. Gazali dalam (Slameto

2013) menjelaskan Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin

sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode

belajar dan tugas rumah. 1) Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus

dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan

mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Agar siswa dapat belajar dengan

baik, maka metode belajar harus diusahakan yang setepat, seefisien dan seefektif

mungkin, karena guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru,

yang dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan motivasi

siswa untuk belajar. 2) Kurikulum, diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang

diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan

pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran

itu. Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang
12
kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. 3) Relasi Guru dengan Siswa.

Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga

akan menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga siswa berusaha

mempelajarinya sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa

membenci gurunya, maka ia segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya,

akibatnya pelajarannya tidak maju. 4) Relasi Siswa dengan Siswa. Siswa yang

mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain,

mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan

diasingkan dari kelompok. Akibat makin parah masalahnya dan akan mengganggu

belajarnya. Lebih-lebih lagi ia menjadi malas untuk masuk sekolah dengan alasan-

alasan yang tidak–tidak karena di sekolah mengalami perlakuan yang kurang

menyenangkan dari teman- temannya. Menciptakan relasi yang baik antar siswa

adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.

5) Disiplin Sekolah. Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa

dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan

guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan

pegawai/karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan/ keteraturan kelas,

gedung sekolah dan lain-lain. Dengan demikian agar siswa belajar lebih maju, siswa

harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan, agar

siswa disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin pula.

SIMPULAN

1. Psikologi pendidikan adalah cabang psikologi yang mengkhususkan diri pada

cara memahami pengajaran dan pembelajaran. Pengetahuan mengenai psikologi

ini amat penting bagi para pendidik pada semua jenjang satuan pendidikan,

karena dapat dijadikan landasan berpikir dan bertindak bagi guru, konselor dan

juga tenaga profesional kependidikan lainnya dalam mengelola proses belajar.

13
2. Belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk

mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup; perubahan

tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan

sebagainya. Dalam teori belajar terdapat 2 aliran besar yaitu, aliran

behavioristik, dan aliran kognitif.

3. Belajar dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu 1) faktor internal terdiri atas, faktor

jasmani, kelelahan dan psikologi. 2) faktor eksternal yang terdiri atas faktor

keluarga, sekolah dan masyarakat.

14
BUKU SUMBER

Agus Sujanto (1985), Psikologi Perkembangan, Jakarta: Rajawali

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta :
Ar – Ruz Media.

Dalyono. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Hergenhahn, B.R & Olson.M.H. 2008. Theories of Learning. Edisi Ketujuh. Alih Bahasa
Tri Wibowo. Jakarta : kencana Prenada Media

Ormrod J.E 2008. Psikologi Pendidikan (Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang)
Edisi ke enam. Alih Bahasa Wahyu Idianti dkk.Jakarta : Erlangga

Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung : Alfabeta

Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta : Kencana

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka


Cipta.

Sudirman N. Dkk (1992), Ilmu Pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya

Sudjana N (1991), Teori Teori Belajar untuk Pengajaran, Jakarta: FE.UI

15
5 SOAL OBJEKTIF

1. Cabang psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan

pembelajaran dalam lingkungan pendidikan adalah …

a. Psikologi Perkembangan
b. Psikologi Pembelajaran
c. Psikologi Pendidikan
d. Psikologi Pengajaran
e. Psikologi Kematangan

2. Belajar adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap oleh panca

indera dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara stimulus

dan respon (S-R), adalah konsep belajar yang berlandasakan pada teori:

a. Koneksionisme
b. Operant Conditioning
c. Gestalt
d. Humanistik
e. Konstruktivistik

3. Dalam pembelajaran dipahami bahwa struktur kognitif akan tumbuh manakala

siswa memiliki pengalaman belajar, pendapat ini dikemukakan oleh :

a. Gagne
b. Piaget
c. Thorndike
d. Pavlop
e. Skinner

4. Faktor psikologi merupakan salah satu faktor internal yang berpengaruh terhadap
belajar, yang termasuk faktor psikologi adalah :
a. Minat, gaya belajar, kelelahan,
b. Intelegensi, kematangan, gaya belajar
c. Perhatian,kesehatan, kesiapan.
d. Minat, Intelegensi, lingkungan
e. Metoda mengajar, gaya belajar, kesiapan

16
5. Berikut adalah faktor yang mempengaruhi belajar yang tergolong ke dalam faktor
sekolah, kecuali:
a. Kurikulum
b. Relasi guru- siswa
c. Relasi orang tua –anak
d. Metode mengajar
e. Gaya mengajar

2 SOAL ESSAY

1. Paparkan perbedaan antara aliran behavioristik dan kognitif, dan


hubungannya dengan pembelajaran

Menurut aliran behavioristik, belajar pada hakikatnya adalah pembentukan

asosiasi antara kesan yang ditangkap panca indera dengan kecenderungan

untuk bertindak, , oleh karena itu seorang guru perlu membentuk hubungan

stimulus dan respon sebanyak banyaknya, stimulus yang dibentuk

disesuaikan dengan faktor psikologis siswa seperti dengan tingkat intelegensi,

Contoh: Jika seorang guru mengajar di kelas unggul yang diasumsikan

memiliki intelegensi yang baik, maka mereka senantiasa dilatih dengan soal-

soal sulit sehingga mereka terbiasa dan akhirnya akan meningkatkan

kemampuan mereka, pada aliran ini maka peran guru dalam pembelajaran

dominan karena bertugas memberikan stimulus semaksimal mungkin

sedangkan menurut aliran kognitif belajar adalah proses mengembangkan

insight,( insight adalah pemahaman terhadap antar bagian di dalam suatu

situasi/kasus.). Aliran kognitif akan mengharapkan pembelajaran yang

dilaksanakan lebih menempatkan guru sebagai fasilitator, dan siswa yang

lebih banyak aktif, karena pembelajaran akan maksimal apabila siswa mampu

17
menangkap makan dan keterhubungan antara komponen komponen yang ada

di lingkungan.

2. Jelaskan apa yang akan anda lakukan selaku guru berdasarkan teori Skinner
dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa.

Skinner dengan teori operant conditioning berpandangan bahwa belajar akan

berlangsung efektif apabila pembelajar segera diberi umpan balik/ feedback,

misalnya ada beberapa orang siswa yang mengerjakan tugas secara sempurna

dan lebih dari apa yang diminta, untuk itu bagi siswa yang menunjukkan

perilaku tersebut diberikan secara langsung reinforcement seperti pujian

secara verbal, pemberian bintang atau penguatan lain yang dapat

menimbulkan rasa senang dan bangga. Dengan demikian siswa tersebut akan

mengulang kembali perilaku tersebut pada kesempatan berikutnya. Dan siswa

yang lain juga akan terpengaruh dan diharapkan menunjukkan perilaku yang

sama.

3. Jelaskan peranan faktor sekolah dalam mempengaruhi belajar bagi masing-

masing peserta didik

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin

sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung,

metode belajar dan tugas rumah.

a. Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam

mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi

belajar siswa yang tidak baik pula

b. Kurikulum, diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada

siswa. Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa.

Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.

18
c. Relasi guru dengan siswa. Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik,

siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang

diberikan sehingga siswa berusaha mempelajarinya sebaik-baiknya. Hal

tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya, maka ia

segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya

pelajarannya tidak maju.

d. Relasi siswa dengan siswa. Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah

laku yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri

atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari

kelompok. Akibat makin parah masalahnya dan akan mengganggu

belajarnya. Lebih-lebih lagi ia menjadi malas untuk masuk sekolah dengan

alasan-alasan yang tidak–tidak karena di sekolah mengalami perlakuan

yang kurang menyenangkan dari teman- temannya. Menciptakan relasi

yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang

positif terhadap belajar siswa.

e. Disiplin sekolah.. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam

mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan

pegawai/karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan/

keteraturan kelas, gedung sekolah dan lain-lain. Dengan demikian agar

siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar baik di

sekolah, di rumah dan di perpustakaan, agar siswa disiplin haruslah guru

beserta staf yang lain disiplin pula

19
YEL -YEL

Anak ayam dan anak itik


Main bersama di tengah lapangan
Kalau ngaku seorang pendidik
Wajib paham psikologi pendidikan

Nak duo Pantun Sairiang


Pantai Arta di Pariaman
Jam Gadang di kota Bukittinggi
Tidak hanya paham psikologi pendidikan
Konsep belajar dan Pembelajaran juga harus dikuasai

20

Anda mungkin juga menyukai