1. PENDAHULUAN
jumlah penduduk cukup padat. Tidak bisa di pungkiri bahwa laju pertumbuhan
penduduk Indonesia begitu pesat dan tidak dapat di-hindari, tingkat kompleksitas
penduduk Indonesia akan semakin tinggi pula, yang berdampak pada tingkat
kriminalitas yang tinggi pula. Meskipun pemerintah telah melakukan upaya dan
tawarkan kepada masyarakat, namun tetap saja laju pertumbuhan penduduk tidak
bisa terbantahkan.
Untuk Propinsi Bali jumlah penduduk pada tahun 2010 mencapai 3.890.757 jiwa.
Jumlah ini terus mengalami peningkatan dari sensus penduduk tahun 2000
mencapai 3.146.999 jiwa, sensus penduduk tahun 1990 mencapai 2.777.356 jiwa,
dengan jumlah laki-laki 311.394 jiwa dan jumlah perempuan 312.731 jiwa “ 2.
1
www..babelprov.go.id. Diakses pada tanggal 21 April 2014.
2
www.bali.bps.go.id. Diakses pada tanggal 30 April 2014
2
sedangkan pada tahun 2012 mencapai 641.135 jiwa “3. Data tersebut
Salah satu dampak negatif dari pesatnya pertumbuhan penduduk yang saat
masyarakat. Jumlah penduduk yang tinggi yang tidak dibarengi dengan lapangan
kerja yang cukup hanya akan menimbulkan masalah kriminalitas. Orang yang
tidak mempunyai pekerjaan bisa saja beralih menjadi kriminal. Sebagai contoh, di
kota-kota besar, banyak orang yang tidak mendapatkan pekerjaan, sehingga sulit
agar masyarakat tidak mengalami hal-hal buruk yang dapat merugikan masyarakat
itu sendiri. Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini
3
www.bulelengkab.bps.go.id Diakses pada tanggal 30 April 2014 Statistik Kabupaten
Buleleng 2013. Denpasar: Arysta Jaya.
4
Ibid.
5
BPS Provinsi Bali. 2013. Statistik Kriminal Provinsi Bali 2012. Denpasar: Arysta Jaya.
3
dapat diajukan permasalahan yang merupakan pokok bahasan dalam tulisan ini.
Buleleng?
permasalahan yang ada, maka dalam penulisan ini akan dibatasi ruang lingkupnya
kabupaten Buleleng.
berikut ini :
pada awal abad XIX di Inggris yaitu Marie Stopes (1980-1950) yang
menganjurkan pengaturan kehamilan di kalangan buruh. Di Amerika
Serikat dikenal dengan Margareth Sanger (1883-1966) dengan program
“birth control” nya merupakan pelopor Keluarga Berencana (KB) Modern.
Pada tahun 1948 Margareth Sanger turut aktif di dalam pembentukan
International Committee on Planned Parenthood yang dalam
konferensinya di New Delhi pada tahun 1952 meresmikan berdirinya
International Planned Parenthood Federation (IPPF). Federasi ini memilih
Margareth Sanger dan Lady Rama Ran dari India sebagai pimpinannya.
Sejak saat itu berdirilah perkumpulan-perkumpulan keluarga berencana di
seluruh dunia, termasuk di Indonesia, yang merupakan cabang-cabang
IPPF tersebut 6.
individual. Dalam kondisi angka kematian bayi dan ibu yang melahirkan di
Indonesia cukup tinggi, upaya mengatur kelahiran tersebut makin meluas terutama
di kalangan dokter. Sejak tahun 1950-an para ahli kandungan berusaha mencegah
angka kematian yang terlalu tinggi dengan merintis Bagian Kesehatan Ibu dan
Anak (BKIA). Diantara pelopor keluarga berencana tersebut Dr. Sulianti Saroso.
6
www.bkkbn.go.id. Diakses pada tanggal 5 Mei 2014
6
berencana(KB). Pada tahun 1967 PKBI diakui sebagai badan hukum oleh
Departemen Kehakiman.
Soeharto pada pidatonya “Oleh karena itu kita harus menaruh perhatian secara
berencana yang dapat dibenarkan oleh moral agama dan moral Pancasila”.
Sebagai tindak lanjut dari Pidato Presiden tersebut, Menkesra membentuk Panitia
Nasional.
7
dalam usaha KB, Maka pada tanggal 17 Oktober 1968 dibentuk Lembaga
Pemerintah.
1970 dan sebagai Kepala BKKBN adalah dr. Suwardjo Suryaningrat. Dua tahun
kemudian, pada tahun 1972 keluar Keppres Nomor. 33 Tahun 1972 sebagai
penyempurnaan Organisasi dan tata kerja BKKBN yang ada. Status badan ini
8
Daerah yang antara laian memiliki tugas dan wewenang dalam pengendalian
yang berlaku;
Pemberdayaan Perempuan;
Pemberdayaan Perempuan;
penduduk di suatu daerah atau negara dalam kurun waktu tertentu. Penduduk
faktor :
8
BKKBN Provinsi Bali.2008.Mekanisme Operasional Program KB Nasional Era
Desentralisasi di Provinsi Bali. Denpasar.
10
1. Angka kelahiran
2. Angka kematian
jumlah penduduk. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengatasi pertumbuhan
penduduk dengan mengurangi angka kelahiran. Hal ini dapat mengurangi ledakan
2.1.4 Kriminalitas
9
http://www.blogspot.com . Diakses pada tanggal 12 Mei 2014
11
atau tindak kriminal segala sesuatu yang melanggar hukum atau sebuah tindak
10
kejahatan . Kejahatan merupakan suatu fenomena yang komplek yang dapat
dipahami dari berbagai sisi yang berbeda. Usaha untuk memahami kejahatan ini
sudah dimulai berabad-abad tahun yang lalu, hal ini dibuktikan dengan adanya
pendapat dari para pakar, salah satunya Plato dalam bukunya yang berjudul
teroris.
dengan norma hukum, norma sosial, dan norma agama. Yang termasuk ke dalam
menyebabkan pihak lain kehilangan harta benda, cacat tubuh, bahkan kehilangan
dan terorisme.
offens (kejahatan yang disertai kekerasan pada orang lain) dan property
klasifikasi yang dianut masyarakat atau penegak hukum. Light, Keller, dan
pidana orang lain. Contoh : perbuatan berjudi, penyalahgunaan obat bius, mabuk-
mabukan, hubungan seks yang tidak sah yang dilakukan secara sukarela oleh
sosial juga. Kejahatan jenis ini dapat mengorbankan orang lain apabila
menyebabkan tindakan negatif lebih lanjut, misalnya seseorang ingin berjudi tapi
karena ia tidak memiliki uang lalu ia mencuri harta milik orang lain.
melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang atau kekuasaan dengan jalan
perjudian gelap, penadah barang curian, atau pinjaman uang dengan bunga tinggi.
dilakukan oleh orang terpandang atau orang yang berstatus tinggi dalam rangka
13
Peningkatan Laju
Pertumbuhan
Penduduk
Peranan BKBPP
(Undang No. 52 Tahun 2009)
dalam menekan laju
pertumbuhan penduduk
sehingga dapat mengurangi
tingkat kriminalitas
berikut.
dampak negatif.
tindak kriminalitas.
15
3. Metode Penelitian
sosiologis.
keadaan, gejala atau kelompok tertentu atau untuk menentukan penyebaran suatu
gejala atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala lainnya
dalam masyarakat.
13
Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press. Hlm.51.
16
kabupaten Buleleng.
kepustakaan dan sumber data lapangan. Sebagai penelitian yang bersifat empiris,
akan lebih mengutamakan sumber data lapangan. Dari sumber data lapangan
diharapkan akan diperoleh data sekunder berupa bahan-bahan hukum yang terbagi
atas :
perempuan.
b. Pendapat para pakar, karya tulis hukum yang termuat dalam media massa;
yang diteliti. Teknik ini yakni tanya jawab secara lisan antara interviewer
15
Iqbal Hasan, M.2002.Metode Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Hlm.83.
18
dengan pihak informan yang dalam hal ini dilakukan kepada pihak BKBPP,
data kualitatif, dalam penelitian dengan teknik ini, maka keseluruhan data yang
terkumpul baik dari data primer maupun data sekunder, akan diolah dan dianalisis
dengan cara menyusun data secara sistematis, digolongkan dalam pola dan thema,
lainnya, dilakukan interpretasi untuk memahami makna data dalam situasi sosial,
data dilapangan dan berlanjut terus sampai pada tahap analisis. Setelah dilakukan
analisis secara kualitatif kemudian data akan disajikan secara deskriptif kualitatif
dan sistematis.
16
Remaja. I Nym Gede, Dkk. 2010. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Singaraja:
Unipas.uHlm.24.
19
DAFTAR PUSTAKA
BPS Provinsi Bali. 2013. Statistik Kriminal Provinsi Bali 2012. Denpasar: Arysta
Jaya.
Remaja, I Nym Gede, Dkk. 2010. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Singaraja:
Unipas.