Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS KONJOIN DALAM MENENTUKAN PERSEPSI

SISWA TENTANG KARAKTERISTIK


GURU MATEMATIKA

Teguh Santoso
Program Pascasarjana Magister Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Malang
teguhsantoso261996@gmail.com
Tri Bhekti
Program Pascasarjana Magister Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Malang
teguhsantoso261996@gmail.com
Farah
Program Pascasarjana Magister Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Malang
teguhsantoso261996@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik guru matematika yang ideal
menurut siswa SMA Negeri 1 Merauke. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Teknik sampling
yang digunakan adalah teknik stratified proportional random sampling dan diperoleh 256 siswa sebagai
sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran kuesioner, kemudian data dari
hasil kuesioner dianalisis menggunakan analisis konjoin dengan metode full profile menggunakan
orthogonal array. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik guru matematika yang diinginkan oleh
siswa adalah guru yang berjenis kelamin laki-laki, mempunyai usia antara 46-55 tahun, kemudian
mempunyai gaya mengajar yang santai tapi serius, dengan menggunakan metode pembelajaran yang
inkonvensional, guru menyampaikan materi matematika disertai dengan aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari, selanjutnya mempunyai semangat mengajar yang tinggi dan mampu menggunakan teknologi
dalam pembelajaran dengan baik, serta interaksi antara guru dengan siswa yang aktif.
Kata kunci: Karakteristik guru matematika, Analisis konjoin

IMPLEMENTATION OF CONJOINT ANALYSIS IN DETERMINING


PERCEPTIONS OF STUDENT IN SMA NEGERI 1 MERAUKE ABOUT
CHARACTERISTICS OF MATHEMATICS TEACHERS
Abstract: This research aims to know the characteristic of ideal mathematics teacher according
to student of SMA Negeri 1 Merauke. This research is quantitative research. The sampling technique
used was stratified proportional random sampling technique and obtained 256 students as sample. Data
collection techniques used is the spread of questionnaires, then data from the questionnaire were
analyzed using conjoint analysis with full profile method and orthogonal array. The results showed that
the characteristics of mathematics teachers desired by students are teachers of male sex, have age
between 46-55 years, then have a relaxed but serious teaching style, using unconventional learning
method, teacher convey mathematics material accompanied by its application in daily life, then have
high spirit of teaching and able to use technology in learning well, interaction between teacher with
active student.
Keywords: Characteristic of mathematics teacher, conjoint analysis

How to Cite: Santoso, T., Ruslau, M. F. V., & Suryani, D. R. (2018).Penerapan Analisis Konjoin dalam Menentukan Persepsi
Siswa SMA N 1 Merauke tentang Karakteristik Guru Matematika. Musamus Jurnal of Mathematics Education, 1(1), 17-29.

17
PENDAHULUAN disebabkan karena proses pembelajaran
yang diperankan oleh guru, tidak dapat
Guru sebagai salah satu komponen
digantikan oleh teknologi. Berdasarkan
pendidikan sangat menentukan
keberhasilan pendidikan, karena guru observasi penulis, jika guru matematika
terlibat langsung di dalamnya. Menurut tidak berada di kelas siswa lebih cenderung
bermain dan tidak belajar mandiri. Hal ini
Adams & Decey (Usman, 2010: 9) peranan
membuktikan guru matematika merupakan
dan kompetensi guru dalam proses belajar
mengajar antara lain guru sebagai pengajar, faktor penting, dalam siswa memahami
pemimpin kelas, pembimbing, pengatur materi.
Guru matematika berperan sangat
lingkungan, partisipan, ekspeditor,
penting dalam proses pembelajaran di
perencana, supervisor, motivator, dan
konselor. Menurut Roestiyah (Werang B. , kelas, karena jika guru matematika bisa
2010: 24) ciri-ciri guru profesional yaitu: menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan, maka siswa akan menaruh
(a) ahli dalam bidang teori dan praktek
minat untuk belajar matematika selama
keguruan, (b) senang memasuki organisasi
keguruan, (c) memiliki latar belakang proses pembelajaran. Siswa yang
pendidikan yang memadai, (d) mempunyai minat dalam belajar
melaksanakan kode etik guru, (e) memiliki matematika, maka tidak hanya sekedar
memenuhi kewajiban dan tugas dari guru
otonomi dan rasa tanggung jawab, (f)
memiliki rasa pengabdian terhadap atau tuntutan kurikulum, tetapi siswa
masyarakat, dan (g) bekerja atas panggilan menjadikan belajar matematika sebagai
hati nurani. suatu kebutuhan yang harus dipenuhi.
Guru matematika yang ada di MAN
Menurut Rina Eny Anawati
Kota Batu mempunyai jumlah yang cukup
(Asmara, 2015) proses kreatif dalam
pembelajaran sangat penting bagi seorang memadai yaitu ada 6 guru, dua guru
guru. Menciptakan suasana kelas yang mengajar kelas X, dua guru mengajar kelas
XI, dan dua guru lagi mengajar kelas XII,
penuh inspirasi bagi siswa, kreatif, dan
dengan karakter dan cara mengajar yang
antusias merupakan salah satu tugas dan
tanggung jawab seorang guru. Dengan berbeda-beda. Berdasarkan wawancara
begitu waktu belajar menjadi saat yang peneliti dengan beberapa siswa, banyak
siswa yang tidak menyukai pelajaran
dinanti-nantikan oleh siswa. Selain itu,
matematika yang salah satu faktornya
kualitas pembelajaran sangat ditentukan
oleh aktivitas dan kreativitas guru, adalah guru yang mengajar di kelas. Guru
disamping kompetensi-kompetensi merupakan salah satu faktor terpenting bagi
siswa memahami materi matematika. Siswa
profesionalnya.
mengatakan ada guru matematika yang
Peranan guru matematika masih disukai dalam mengajar di kelas, sehingga
sangat dominan meskipun teknologi yang siswa cepat dalam memahami materi yang
dapat dimanfaatkan dalam proses diajarkan, ada juga guru matematika yang
pembelajaran berkembang sangat cepat, menjelaskan materi pelajaran tetapi
siswa dapat belajar materi matematika mungkin karena metode yang digunakan
melalui video pembelajaran, google, dan kurang tepat, mengakibatkan siswa sulit
lain sebagainya yang saat ini dapat di akses untuk memahami materi yang diajarkan.
dengan mudah oleh para siswa. Hal ini

18
Faktor lain yang mempengaruhi yang bertugas dan bertanggung jawab
yaitu proses belajar mengajar siswa hingga untuk mendidik para calon biksu di
pukul 15.45 WIT, dan ada mata pelajaran Bhinaya Panti. Di Indonesia, khususnya di
matematika yang dijadwalkan siang sampai daerah pedesaan, masyarakat masih tetap
sore hari, sehingga guru matematika yang memberikan penghargaan dan status sosial
tidak dapat membuat siswanya senang yang tinggi kepada profesi guru (Werang B.
ataupun menggunakan metode yang tepat, , 2010: 13).
siswa akan merasa bosan bahkan Menurut Syah (2010: 222) guru
mengantuk yang mengakibatkan siswa dalam Bahasa Arab disebut Mu’alim dan
tidak memahami materi yang dijelaskan dalam Bahasa Inggris disebut Teacher,
oleh guru. yakni seorang yang pekerjaannya mengajar.
Berdasarkan hasil observasi penulis Sedangkan menurut Idris dan Jamal
terhadap siswa, menunjukan bahwa (Werang B. , 2010: 3-4) guru adalah orang
sebenarnya siswa sangat antusias apabila dewasa yang bertanggung jawab
guru matematika yang mengajar disukai. memberikan bimbingan kepada peserta
Siswa merasa waktu belajarnya ingin didik dalam hal perkembangan jasmani dan
ditambah, tetapi jika yang mengajarkan rohaninya untuk mencapai tingkat
guru yang kurang disukai banyak siswa kedewasaan, memenuhi tanggung
yang tidak memperhatikan materi seperti: jawabnya sebagai makhluk Tuhan,
bermain, mengantuk, menggambar atau makhluk individu yang mandiri dan
melakukan aktivitas lain selain belajar. Hal makhluk sosial. Guru juga berarti orang
ini dibuktikan dengan hasil ulangan UAS dewasa yang bertanggung jawab
(Ujian Akhir Sekolah) matematika, ada memberikan pertolongan pada anak didik
yang dengan guru matematika tertentu satu dalam perkembangan jasmani dan
kelas hampir semua mendapat nilai rata- ruhaninya.
rata diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Guru wajib memiliki kualifikasi
Minimal) yaitu 75 untuk matematika, akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sedangkan ada juga dengan guru sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
matematika yang lain, satu kelas hampir kemampuan untuk mewujudkan tujuan
semua nilai UAS dibawah KKM. pendidikan nasional. Kompetensi
Berdasarkan uraian di atas, rumusan sebagaimana dimaksud dalam Undang-
masalah dalam penelitian ini yaitu Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
bagaimana karakteristik guru matematika guru dan dosen, meliputi kompetensi
yang ideal menurut siswa SMA Negeri 1 pedagogik, kompetensi kepribadian,
Merauke. Adapun tujuan dilaksanakannya kompetensi sosial, dan kompetensi
penelitian ini adalah untuk mengetahui profesional yang diperoleh melalui
karakteristik guru matematika yang ideal pendidikan profesi. Kompetensi
menurut siswa SMA Negeri 1 Merauke. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
KAJIAN PUSTAKA terdiri atas (Asmara, 2015: 13): a)
Kompetensi pedagogik, b) Kompetensi
Kata guru berasal dari bahasa
kepribadian, c) Kompetensi profesional, d)
Sansekerta yang berarti dihormati. Dalam
tradisi agama Hindu, guru lebih dikenal Kompetensi sosial.
dengan istilah maharesi guru, yaitu orang

19
Analisis konjoin diperkenalkan METODE PENELITIAN
pertama kali oleh matematikawan-psikolog Jenis penelitian ini adalah penelitian
dan statistikawan yaitu Luce dan Tukey kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di
pada tahun 1964 (Riskinandini, 2007: 8). MAN Kota Batu pada semester ganjil Tahun
Pada mulanya analisis ini lebih banyak Ajaran 2018/2019. Populasi dalam
digunakan oleh perusahaan untuk riset penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI
dalam mengembangkan produknya. Namun Jurusan MIPA, dan IPS terdiri atas 22 kelas
seiring perkembangan zaman, analisis yang berjumlah 769 siswa. Teknik
konjoin dapat pula diterapkan pada bidang pengambilan sampel yang digunakan adalah
lain seperti pertanian, psikologi, biologi, stratified proportional random sampling.
dan bidang-bidang lainnya. Dibentuk dua kelompok dari 22 kelas, yakni
Kata conjoint menurut para praktisi kelompok kelas X MIPA dan IPS yang
riset diambil dari kata Considered Jointly. terdiri atas 10 kelas, dan kelompok kelas XI
Dalam kenyataannya kata sifat conjoint MIPA dan IPS yang terdiri atas 12 kelas.
diturunkan dari kata benda to conjoint yang Selanjutnya, ditentukan jumlah sampel pada
berarti joined together atau bekerja sama. setiap kelas secara proporsional dengan
Analisis konjoin adalah suatu teknik yang acuan jumlah seluruh sampel yang
secara spesifik digunakan untuk memahami dikehendaki adalah 256 siswa. Kerangka
bagaimana keinginan atau preferensi sampling dapat dilihat pada tabel 3.1.
konsumen terhadap suatu produk atau jasa Pada penelitian ini, digunakan satu
dengan mengukur tingkat kegunaan dan variabel dependen dan beberapa variabel
nilai kepentingan relatif berbagai atribut independen. Variabel dependennya yaitu
suatu produk (Widyawati, Sitepu, & persepsi siswa (responden) terhadap ciri-ciri
Napitupulu, 2014: 190). guru matematika, sedangkan untuk variabel
Kegunaan utama analisis konjoin independennya terdiri dari beberapa faktor
menurut Sarwono (2012:15) adalah untuk : yang mempengaruhi preferensi siswa
a) Mengetahui atribut suatu produk terhadap ciri-ciri guru matematika.
yang paling disukai oleh konsumen, Berdasarkan wawancara penulis dengan
b) Membantu menentukan komposisi beberapa siswa, faktor-faktor yang
atribut suatu produk baru, dan mempengaruhi preferensi siswa tentang
c) Menganalisis atribut-atribut produk karakteristik guru matematika antara lain:
baru yang sudah diluncurkan a. Jenis kelamin guru
kepasaran sehingga perusahaan Atribut jenis kelamin terdiri dari dua
dapat memperbaiki produk tersebut. taraf atribut :
Tujuan analisis konjoin 1) Guru laki-laki
(Widyawati, Sitepu, & Napitupulu, 2014: 2) Guru perempuan
190) adalah untuk mengetahui bagaimana b. Usia guru
persepsi seseorang terhadap suatu objek Atribut usia guru terdiri dari tiga taraf
yang terdiri atas satu atau banyak bagian. atribut yaitu :
Hasil utama analisis konjoin adalah suatu 1) Usia 25 – 35 Tahun
bentuk (desain) produk barang atau jasa, 2) Usia 36 – 45 Tahun
atau objek tertentu yang diinginkan oleh 3) Usia 46 – 55 Tahun
sebagian besar responden.
c. Gaya mengajar guru

20
Atribut gaya mengajar guru terdiri dari Atribut dalam variabel ini terdiri
tiga taraf atribut yaitu : dari dua taraf atribut yaitu :
1) Gaya mengajar yang santai, 1) Interaksi yang aktif
2) Gaya mengajar yang santai tapi 2) Interaksi yang pasif,
serius,
3) Gaya mengajar yang serius, Teknik pengumpulan data
d. Metode pembelajaran menggunakan kuesioner. Kuesioner/angket
Atribut metode pembelajaran terdiri dalam penelitian ini berisi serangkaian ciri-
dari dua taraf atribut yaitu : ciri guru matematika yang sudah dibentuk
1) Metode pembelajaran dari sekian kombinasi yang terpilih.
inkonvensional Penelitian ini menggunakan instrumen
2) Metode pembelajaran kuesioner/angket. Tujuannya yaitu untuk
konvensional mengetahui ciri-ciri guru matematika yang
e. Penyampaian materi ideal menurut siswa.
Atribut materi terdiri dari dua taraf Teknik analisis data pada penelitian
atribut yaitu: ini menggunakan analisis konjoin dengan
1) Materi matematika murni, metode full profile orthogonal array, dengan
2) Materi matematika dengan dibantu aplikasi program IBM SPSS 21.0.
aplikasinya Langkah-langkah atau tahapan analisis
f. Semangat mengajar guru konjoin dalam penelitian ini adalah: (1)
Atribut semangat mengajar guru perumusan masalah yaitu menentukan
terdiri dari dua taraf atribut yaitu: atribut dan taraf atributnya, (2) merancang
1) Semangat mengajar tinggi dan kombinasi atribut menggunakan full profile
menggunakan teknologi dengan orthogonal array, (3) merancang variabel
baik, dummy setiap atribut, (4) analisis data,
2) Semangat mengajar cukup dan dalam penelitian ini menggunakan analisis
menggunakan teknologi regresi, (5) Menghitung Utilitas Atribut, (6)
seadanya, menghitung kepentingan relatif, (7)
g. Interaksi di kelas interprestasi hasil, (8) kesimpulan.

21
Tabel 3.1 Kerangka Sampling
Jumlah
Kelas Stratified Proportional
Siswa
35
X MIPA 1 × 118 = 11,6997 12
353
35
X MIPA 2 × 118 = 11,6997 12
353
36
X MIPA 3 × 118 = 12,034 12
353
36
X MIPA 4 × 118 = 12,034 12
353
36
X MIPA 5 Kelompok Kelas X × 118 = 12,034 12
353
MIPA dan IPS 35
X IPS 1 353 × 118 = 11,6997 12
× 256 = 117,514 ≈ 118 353
769 35
X IPS 2 × 118 = 11,6997 12
353
35
X IPS 3 × 118 = 11,6997 12
353
35
X IPS 4 × 118 = 11,6997 12
353
35
X IPS 5 × 118 = 11,6997 12
353
36
XI MIPA 1 × 138 = 11,942 12
416
36
XI MIPA 2 × 138 = 11,942 12
416
36
XI MIPA 3 × 138 = 11,942 12
416
37
XI MIPA 4 × 138 = 12,363 12
416
37
XI MIPA 5 × 138 = 12,363 12
416
37
XI MIPA 6 × 138 = 12,363 12
416
37
XI MIPA 7 × 138 = 12,363 12
Kelompok Kelas XI 416
MIPA dan IPS 37
XI MIPA 8 416 × 138 = 12,363 12
× 256 = 138,486 ≈ 138 416
769 31
XI IPS 1 × 138 = 10,284 10
416
31
XI IPS 2 × 138 = 10,284 10
416
31
XI IPS 3 × 138 = 10,284 10
416
30
XI IPS 4 × 138 = 9,952 10
416
JUMLAH 256

22
HASIL DAN PEMBAHASAN tahapan-tahapan analisis regresi dalam
Hasil Penelitian penelitian ini adalah sebagai berikut:
Data hasil kuesioner dari penilaian Koefisien Regresi
responden menunjukkan bahwa stimuli Persamaan regresi dalam penelitian
yang mempunyai nilai paling tinggi atau ini digunakan untuk mencari nilai
yang pertama adalah stimuli ke 11 yaitu kegunaan. Koefisien regresi dari masing-
guru yang berjenis kelamin laki-laki, masing variabel akan digunakan untuk
mempunyai usia 46-55 tahun, kemudian menentukan nilai kegunaan dari masing-
mempunyai gaya mengajar yang santai tapi masing taraf atribut. Persamaaan regresinya
serius, menggunakan metode pembelajaran adalah
yang inkonvensional, guru menyampaikan Y  59,847  4,852 x1  0,199 x2  3,226 x3  6,085x4
materi matematika dengan menjelaskan  14,841x5  3,608x6  8,411x7  6,564 x8 
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari,
disaat mengajar guru mempunyai semangat 5,358x9
mengajar yang tinggi serta mampu Koefisien Determinasi
menggunakan teknologi dalam Berdasarkan hasil analisis diperoleh
pembelajaran dengan baik, dan interaksi nilai R square atau koefisien determinasi
antara guru dan siswa yang aktif. Stimuli sebesar 0,888 atau 88,8%, angka tersebut
yang mempunyai nilai paling rendah adalah berarti bahwa sebesar 88,8% preferensi
stimuli ke 7 dan stimuli ke 5. Stimuli ke 7 responden dipengaruhi oleh atribut
yaitu guru berjenis kelamin laki-laki yang preferensi siswa terhadap guru matematika
mempunyai usia antara 46-55 tahun, yang digunakan dalam model. Sisanya
kemudian mempunyai gaya mengajar yang yaitu 11,2% dipengaruhi faktor-faktor lain
serius, menggunakan metode konvensional, diluar model regresi ini.
guru menyampaikan materi matematika Signifikansi Koefisien Regresi
murni yaitu tidak menjelaskan aplikasinya Uji anova menghasilkan tingkat
dalam kehidupan sehari-hari, disaat signifikansi (angka probabilitas) sebesar
mengajar guru mempunyai semangat 0,028. Hal ini menunjukkan angka
mengajar yang cukup dan menggunakan probabilitas kurang dari 0,05, yang berarti
teknologi dalam pembelajaran dengan bahwa model regresi ini sudah layak
seadanya, dan mempunyai interaksi yang digunakan untuk memprediksi preferensi
aktif antara guru dan siswa. responden terhadap atribut karateristik guru
Hasil nilai atau rangking tertinggi matematika.
dan terendah belum dapat menjadi Nilai Kegunaan
karakteristik guru matematika karena siswa Nilai kegunaan hampir sama
hanya memberikan nilai pada profil-profil dengan nilai tingkat kepentingan, bedanya
yang diberikan, untuk dapat menentukan adalah pada nilai kegunaan menunjukkan
karakteristik guru matematika, maka taraf atribut, sedangkan nilai tingkat
dilakukan analisis konjoin. Tahapan analisis kepentingan menunjukkan atributnya. Pada
konjoin dalam penelitian ini menggunakan nilai kegunaan dapat terjadi nilai minus,
analisis regresi karena salah satunya untuk yang berarti bahwa taraf atribut tersebut
menentukan nilai kegunaan dari masing- tidak disukai atau kurang disukai oleh
masing taraf atribut dan kepentingan atribut, responden, sedangkan nilai pada

23
kepentingan dilihat dari yang terbesar adalah 1,804, sedangkan nilai kegunaan
hingga yang terkecil, yang berarti semakin untuk taraf atribut konvensional adalah -
besar nilai kepentingan maka atribut 1,804. Tanda positif pada taraf atribut
tersebut paling disukai oleh responden. inkonvensional, menunjukan bahwa taraf
Pada atribut jenis kelamin terdapat atribut ini sangat dipertimbangkan oleh
dua taraf atribut yaitu laki-laki dan responden atau banyak responden yang
perempuan. Nilai kegunaan pada taraf menyukai metode pembelajaran
atribut laki-laki yaitu , sedangkan nilai inkonvensional seperti: Student Team
kegunaan untuk taraf atribut perempuan Achievement Division, Think-Pair-Share,
yaitu -2,426. Tanda positif pada taraf dan yang lain sebagainya.
atribut laki-laki, menunjukan bahwa taraf Pada atribut cara menyampaikan
atribut ini sangat dipertimbangkan oleh materi, terdapat dua taraf atribut yaitu
responden atau sebagian bessar responden matematika murni dan matematika dengan
menyukai guru matematika yang berjenis aplikasinya. Nilai kegunaan pada taraf
kelamin laki-laki. atribut matematika murni adalah -4,205,
Pada atribut usia guru terdapat tiga sedangkan nilai kegunaan untuk taraf
taraf atribut yaitu usia 25-35 tahun, usia 36- atribut matematika dengan aplikasinya
45 tahun, dan usia 46-55 tahun. Nilai adalah 4,205. Nilai kegunaan dengan tanda
kegunaan pada taraf atribut usia 25-35 positif ada pada taraf atribut matematika
tahun adalah 0,943, sedangkan nilai dengan aplikasinya, hal ini menunjukan
kegunaan pada taraf atribut usia 36-45 bahwa sebagian besar responden menyukai
tahun adalah -2,426, dan nilai kegunaan guru matematika yang menyampaikan
untuk taraf atribut usia 46-55 tahun adalah materi dengan menjelaskan aplikasinya
1,141. Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam kehidupan sehari-hari.
dengan usia 46-55 tahun lebih disukai oleh Pada atribut semangat dalam
responden, dibandingkan dengan usia yang mengajar, terdapat dua taraf atribut yaitu
lainnya. tinggi dan sedang. Nilai kegunaan pada
Pada atribut gaya mengajar guru taraf atribut tinggi adalah 3,284, sedangkan
terdapat tiga taraf atribut yaitu santai, santai nilai kegunaan untuk taraf atribut sedang
tapi serius, dan serius. Nilai kegunaan pada adalah -3,284. Tanda positif pada taraf
taraf atribut santai adalah -0,89, selanjutnya atribut tinggi, artinya banyak responden
nilai kegunaan pada taraf atribut santai tapi menyukai guru yang mempunyai semangat
serius adalah 7,866, dan nilai kegunaan dalam mengajar yang tinggi, serta mampu
untuk taraf atribut serius adalah -6,976. menggunakan teknologi dengan baik.
Nilai kegunaan dengan tanda positif ada Pada atribut interaksi di dalam
pada taraf atribut santai tapi serius, hal ini kelas, terdapat dua taraf atribut yaitu aktif
menunjukkan guru dengan gaya mengajar dan pasif. Nilai kegunaan pada taraf atribut
santai tapi serius sangat dipertimbangkan aktif adalah 2,679, sedangkan nilai
oleh responden atau sangat disukai oleh kegunaan untuk taraf atribut pasif adalah
responden. 2,679. Tanda positif pada taraf atribut aktif,
Pada atribut metode pembelajaran menunjukan bahwa taraf atribut ini sangat
terdapat dua taraf atribut yaitu dipertimbangkan oleh responden atau
inkonvensional, dan konvensional. Nilai banyak responden menyukai guru yang
kegunaan pada taraf atribut inkonvensional berinteraksi di dalam kelas aktif.

24
Tingkat Kepentingan Atribut adalah gaya mengajar guru karena menurut
Hasil tingkat kepentingan atribut siswa gaya mengajar guru ini yang
menunjukkan bahwa atribut yang dianggap membuat siswa bosan atau tidaknya saat
penting oleh sebagian besar responden belajar matematika. Siswa menyukai gaya
adalah atribut gaya mengajar guru yaitu mengajar yang santai tapi serius karena
sebanyak 32,1%. Atribut yang dianggap agar tidak terlalu tegang atau serius saat
penting urutan kedua yaitu penyampaian belajar matematika, tetapi dalam belajarnya
materi sebanyak 17,6%. Atribut yang tetap terfokus dalam materi hanya saja ada
dianggap penting urutan ketiga yaitu intermezzo seperti: games, mengajak cerita,
semangat guru dalam mengajar sebanyak bercanda atau melakukan hal lainnya
12,9%. Atribut yang dianggap penting disela-sela pembelajaran. Gaya mengajar
keempat adalah interaksi di kelas antara guru yang santai tapi serius, dapat membuat
guru dengan siswa sebanyak 11,43%. siswa menjadi rileks atau santai saat belajar
Atribut yang dianggap penting kelima matematika karena adanya intermezzo yang
adalah jenis kelamin guru sebanyak membuat siswa tertawa disela-sela
10,35%. Atribut urutan keenam dan ketujuh pembelajaran matematika. Menurut
mempunyai selisih yang hanya sedikit yaitu Aththibby & Alarifin (2015: 40) icebreaker
0,8%, sehingga atribut yang kurang jenis games dapat membuat konsentrasi
dianggap penting oleh sebagian besar siswa terfokus didalam kelas sehingga
responden adalah atribut usia guru materi pelajaran akan lebih mudah dicerna
sebanyak 6,9%, kemudian diikuti dengan karena Icebreaker jenis games merupakan
atribut metode pembelajaran yang kegiatan yang paling disukai oleh peserta
digunakan guru yaitu sebanyak 7,7%. didik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hasil tingkat kepentingan Irachmat (2015: 9) menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa sebagian besar perhatian siswa meningkat melalui
responden lebih mempertimbangkan dan penerapan permainan icebreaking
menganggap atribut gaya mengajar yang
dibuktikan dari hasil persentase skor
digunakan guru lebih penting dalam
mempengaruhi belajar matematika siswa perhatian siswa pra tindakan belum
daripada atribut usia guru dan metode mencapai 80% siswa yang memperoleh
pembelajaran. skor perhatian siswa dalam kriteria tinggi,
pada pra tindakan hanya 19,1% (4 siswa)
Pembahasan yang memperoleh skor perhatian dalam
kriteria tinggi.
Siswa menyukai penyampaian
materi dengan aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari karena dapat lebih
memahami kegunaan rumus matematika
dalam kehidupan sehari-hari. Penyampaian
materi dengan aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari dapat membuat siswa
lebih tertarik atau tertantang karena
Berdasarkan hasil penelitian, atribut mengetahui banyak kegunaan matematika
yang paling mempengaruhi siswa dalam dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
memilih karakteristik guru matematika apabila siswa mendapatkan persoalan

25
dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dapat membantu dalam memahami materi,
diselesaikan dengan matematika, maka seperti: guru sering bertanya kepada siswa,
siswa dapat mengaplikasikan rumus yang sehingga siswa mempunyai keberanian
sudah dipelajari. Menurut Isjoni (2016: 63) untuk bisa menjawab, dan apabila
guru berperan sebagai penghubung dalam jawabanya salah guru bisa memberikan
menjebatani mengaitkan materi jawaban yang benar, yang mengakibatkan
pembelajaran yang sedang dibahas dengan siswa lebih memahami materi yang
permasalahan yang nyata yang ditemukan dijelaskan. Interaksi antara guru dan siswa
di lapangan. Menurut Jensen, (2010: 12) dapat digunakan sebagai kontrol, pada
faktor-faktor yang paling berkorelasi siswa yang kurang memperhatikan materi,
dengan prestasi siswa mencakup suhu, seperti menggambar, bercerita, atau yang
akustik, penerangan, tempat duduk, dan lainnya, apabila guru sering berinteraksi
kondisi sosial, setiap faktor ini dapat maka siswa akan merasa diawasi dan lebih
mempengaruhi akses ke isi, status otak memperhatikan materi. Menurut Danim &
sementara, dan level stres. Singkatnya Danim (2013: 233) guru dan siswa atau
lingkungan mempengaruhi kita secara fisik, sejenis dengan itu, sama-sama dapat
kognitif dan emosional. memainkan peran sebagai komunikator
Siswa menyukai guru yang sekaligus pendengar yang baik, terutama
mempunyai semangat mengajar yang tinggi dalam rangka pembelajaran.
karena jika guru matematika masuk di Jenis kelamin laki-laki lebih banyak
dalam kelas dengan begitu antusias atau disukai responden karena memang adanya
bersemangat, maka siswa akan ikut sikap dan sifat alami yang berbeda antara
bersemangat dalam menerima materi, guru berjenis kelamin laki-laki dengan guru
karena terbawa suasana yang dibawa oleh berjenis kelamin perempuan, menurut
guru tersebut, dan mampu menggunakan Gilarso (Widdy, 2016: 20) seorang
teknologi dengan baik, sehingga mampu perempuan lebih mempunyai sifat keibuan
menciptakan pembelajaran yang menarik yang lemah lembut, berperasaan, dan lebih
bagi siswa agar lebih memudahkan dalam feminim, sedangkan laki-laki mempunyai
memahami materi. Menurut Hamalik sifat yang maskulin, kasar, dan lebih
(Nurseto, 2011: 22) pemanfaatan teknologi perkasa. Jumlah siswa perempuan lebih
dalam pembelajaran dapat membangkitkan banyak dibandingkan dengan laki-laki,
keinginan dan minat baru, meningkatkan sehingga banyak yang menyukai guru laki-
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, laki karena mempunyai daya tarik
dan bahkan berpengaruh secara psikologis tersendiri. Menurut Widdy (2016) guru
kepada siswa. Studi yang dilakukan oleh perempuan kebanyakan lebih cenderung
Zaranis dkk (Murtiyasa, 2015: 44) memperhatikan laki-laki daripada
menunjukkan bahwa pembelajaran perempuan dan apresiasi yang tinggi juga
matematika realistik yang menggunakan cenderung diberikan kepada siswa
perangkatlunak pendidikan untuk tablet berlawanan gender dengan guru
memberikan hasil yang lebih baik jika matematika. Namun kondisi ini tidak
dibandingkan kelas konvensional. mutlak terjadi di semua tempat.
Siswa menyukai interaksi antara Siswa lebih menyukai metode
guru dan siswa yang aktif karena jika guru pembelajaran yang inkonvensional. Atribut
banyak berinteraksi dengan siswa maka metode pembelajaran tidak begitu

26
berpengaruh karena mempunyai nilai dapat mengajar dengan maksimal, karena
kepentingan yang relatif kecil. Siswa lebih keterbatasan tenaga yang dimiliki dan
menyukai metode pembelajaran yang pengetahuan mengenai teknologi yang
inkonvensional seperti kelompok karena minim, walaupun sudah memiliki
lebih tertantang dalam mengerjakan soal pengalaman mengajar lebih dari 20 tahun.
bersama dengan kelompok dan dapat Menurut Song & Felch (Eggen & Kauchak,
bertukar pendapat, sehingga siswa lebih 2012) guru dengan dua puluh tahun
aktif dan tidak merasa bosan selama pengalaman kerap tidak lebih efektif
pembelajaran matematika berlangsung. ketimbang rekan mereka yang hanya
Menurut Isjoni (2016) dengan belajar memiliki lima tahun pengalaman di ruang
secara berkelompok dapat diterapkan untuk kelas. Menurut Eggen & Kauchak (2012)
memotivasi siswa berani mengemukakan dibandingkan dengan para guru yang
pendapatnya, menghargai pendapat teman, sekedar berpengalaman, para guru yang ahli
dan saling memerikan pendapat. Selain itu, lebih berwawasan.
belajar kelompok sangat baik untuk
dilaksanakan karena siswa dapat bekerja PENUTUP
sama dan saling tolong-menolong Simpulan
mengatasi tugas yang dihadapinya. Berdasarkan hasil perhitungan
Atribut yang dianggap siswa kurang dengan menggunakan analisis konjoin,
mempengaruhi dalam memilih diperoleh kesimpulan karakteristik guru
karakteristik guru matematika adalah matematika yang di inginkan oleh siswa
atribut usia guru karena mempunyai nilai MAN Kota Batu adalah guru yang berjenis
kepentingan yang paling kecil, kelamin laki-laki, mempunyai usia antara
dibandingkan dengan yang lain. Siswa 46-55 tahun, kemudian mempunyai gaya
lebih menyukai guru yang berusia antara mengajar yang santai tapi serius,
46-55 tahun karena lebih mempunyai menggunakan metode pembelajaran yang
pengalaman yang banyak dalam mengajar inkonvensional. Selanjutnya, guru yang
dibandingkan usia yang lain, sehingga menyampaikan materi matematika disertai
dapat menyiapkan pembelajaran yang lebih dengan aplikasinya dalam kehidupan
tepat, karena sudah terbiasa dalam sehari-hari, mempunyai semangat mengajar
mengajar. Hasil penelitian yang dilakukan yang tinggi dan mampu menggunakan
oleh Maharani (Issom & Amelia, 2015: 45) teknologi dalam pembelajaran dengan baik,
menunjukkan bahwa guru yang berusia 46– serta interaksi antara guru dengan siswa
50 tahun ke atas memilki self efficacy yang yang aktif.
tinggi dibandingkan dengan guru yang
lebih muda. Saran
Untuk menjadi guru matematika Adapun saran yang dapat diberikan
usia tidak begitu berpengaruh dalam siswa terkait dengan penelitian ini adalah sebagai
memahami materi, baik itu usia 25-35 atau berikut : (1) Bagi peneliti dan khususnya
36-45 tahun. Berdasarkan wawancara dari calon guru matematika, informasi yang
Issom & Amelia (2015: 45) seorang guru diperoleh dari penelitian ini dapat dijadikan
yang mengajar menggunakan kurikulum sebagai masukan agar menjadi guru
2013 yang sudah berusia lebih dari 50 tahun, matematika yang ideal bagi siswa, sehingga
berpendapat untuk seusianya mungkin tidak apabila gurunya sudah disukai oleh siswa

27
maka siswa juga akan menyukai materi Isjoni. (2016). Cooperative Learning
yang diajarkan. (2) Bagi guru matematika, Efektifitas Pembelajaran
karateristik guru yang ideal dalam Kelompok. Bandung: Alfabeta.
penelitian ini dapat dijadikan sebagai Issom, F. L., & Amelia, D. (2015). Usia dan
masukan tetang kebutuhan/keinginan siswa Pengalaman Mengajar Terhadap
selama proses pembelajaran, agar dapat Teacher Efficacy di Sekolah Dasar
dengan Kurikulum 2013. Jurnal
meningkatkan semangat siswa dalam
Penelitian dan Pengukuran
belajar matematika. (3) Bagi siswa, Psikologi Vol. 4, No. 2, 43-48.
diharapkan dapat mengikuti kegiatan
Jensen, E. (2010). Guru Super dan Super
pembelajaran matematika dengan baik dan
Teaching. Jakarta: Indeks.
berani memberikan saran serta masukan
kepada guru matematika, agar proses Lestari, F. (2016). Perbandingan Tingkat
Kemudahan Tiga Metode Konjoin
pembelajaran menjadi lebih baik. (4) Bagi
pada Preferensi Mahasiswa
penelitian selanjutnya, dalam penelitian ini Terhadap Kualitas Dosen STIS.
tidak mencantumkan data hasil ujian akhir Seminar Nasional Matematika dan
siswa yang yang dapat disesuaikan dengan Pendidikan Matematika UNY ISBN
hasil penelitian, sehingga dalam penelitian 978-602-73403-1-2, 115-120.
selanjutnya diharapkan dapat Murtiyasa, B. (2015). Tantangan
mencantumkan data hasil ujian akhir Pembelajaran Matematika Era
sekolah, agar lebih memperkuat teori yang Global. Prosiding Seminar
dicantumkan. Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika UMS,
ISBN: 978.602.361.002.0, 28-47.
DAFTAR PUSTAKA
Nurseto, T. (2011). Membuat Media
Asmara, H. (2015). Profesi Kependidikan.
Pembelajaran Yang Menarik.
Bandung: Alfabeta.
Jurnal Ekonomi & Pendidikan,
Aththibby, A. R., & Alarifin, D. H. (2015). Volume 8 Nomor 1, 19-35.
Pengaruh Permainan dalam
Riskinandini, R. (2007). Analisis Konjoin:
Pembelajaran Fisika Terhadap
Metode Full Profile Dan CBC
Motivasi Belajar Peserta Didik.
Untuk Menelaah Persepsi
JRKPF UAD Vol.2 No.2, 38-41.
Mahasiswa Terhadap Pilihan
Danim, S., & Danim, Y. (2013). Pekerjaan. Forum Statistika dan
Administrasi Sekolah & Menejemen Komputasi Vol 12 No.1 ISSN :
Kelas. Bandung: Pustaka Setia. 0853-8115, 8-17.
Eggen, P., & Kauchak, D. (2012). Strategi Sarwono, J. (2012). Statistik Multivariat
dan Model Pembelajaran. Jakarta: Aplikasi untuk Riset Skripsi.
Indeks. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Irachmat, M. R. (2015). Peningkatan Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan
Perhatian Siswa Pada Proses dengan Pendekatan Baru.
Pembelajaran Kelas III Melalui Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Permainan Icebreaking di SDN
Gembongan. Jurnal Pendidikan Usman, U. (2010). Menjadi Guru
Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun Profesional. Bandung: PT Remaja
ke IV, 1-9. Rosdakarya.

28
Werang, B. R. (2010). Profesi Keguruan. Widyawati, W., Sitepu, R., & Napitupulu,
Malang: Elang Mas. N. (2014). Penerapan Analisis
Konjoin Pada Preferensi Mahasiswa
Widdy, N. (2016). Kompetensi Guru
Terhadap Pekerjaan. Saintia
Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia,
Matematika Vol. 2, No. 2, ISSN:
Pengalaman Mengajar, dan
2337-9197, 189–200.
Tingkat Pendidikan. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.

29

Anda mungkin juga menyukai