UNIVERSITAS PATTIMURA
OSTEOARTHRITIS GENU
Oleh:
Imelda Lie
2018-84-073
Pembimbing :
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan
salah satu tugas Kepaniteraan Klinik pada Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
dalam penyusunan laporan ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Definisi....................................................................................... 4
B. Epidemiologi .............................................................................. 4
C. Etiologi ....................................................................................... 5
D. Klasifikasi .................................................................................. 7
E. Patofisiologi ................................................................................ 9
G. Diagnosis.................................................................................... 14
I. Penatalaksanaan ........................................................................... 24
J. Komplikasi .................................................................................. 32
K. Prognosis .................................................................................... 32
A. Kesimpulan ................................................................................ 33
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Osteoarthritis (OA) merupakan suau penyakit degeneratif akibat kegagalan sendi yang
bersifat kronis dan menyerang persendian, terutama kartilago sendi. Kartilago merupakan
suatu jaringan keras bersifat licin yang melingkupi sekitar bagian akhir tulang keras di dalam
persendian. Jaringan ini berfungsi sebagai penghalus gerakan antar tulang dan sebagai
peredam pada saat persedian melakukan aktivitas atau gerakan. Berdasarkan penulusuran
World Health Organization (WHO) pada tahun 2014, penderita osteoarthritis di dunia
mencapai angka 151 juta dan 24 juta jiwa pada kawasan Asia Tenggara, sedangkan
berdasarkan National Centers for Health Statistics pada tahun 2018, memperkirakan terdapat
15,8 juta (12%) orang dewasa antara rentang usia 25-74 tahun memiliki keluhan
osteoarthritis.1
Prevalensi OA di dunia termasuk dalam kategori tinggi berkisar antara 2.3% hingga
11.3%, Prevalensi OA pada lansia usia > 60 tahun diestimasikan sebesar 10 -15% dengan
angka kejadian 18.0% pada perempuan dan 9.6% pada laki - laki, dari angka tersebut dapat
dilihat bahwa prevalensi OA pada perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki – laki.
Bagi masyarakat barat, OA merupakan masalah yang semakin umum dan sering terjadi.
menyebabkan rasa sakit bahkan kecacatan. Amerika Serikat terdapat 15% dari total penduduk
yang menderita OA, 85% dari jumlah tersebut adalah penderita dengan usia diatas 75 tahun
1
jumlah tersebut adalah penderita berumur diatas 65 tahun, sedangkan pada usia dibawah 65
tahun hanya berkisar 15% saja. Diperkirakan pada tahun 2020 penderita osteoarthritis akan
meningkat 11,6 juta penderita.1,2 Di Indonesia, OA merupakan penyakit reumatik yang paling
banyak ditemui dibandingkan kasus penyakit reumatik lainnya. Berdasarkan data Badan
mencapai 5% pada usia <40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, dan 65% pada usia >61 tahun.
Untuk osteoarthritis lutut prevalensinya cukup tinggi yaitu 15,5% pada pria dan 12,7% pada
wanita.2
Osteoartritis merupakan salah satu masalah kedokteran yang paling sering terjadi dan
menimbulkan gejala pada orang – orang usia lanjut maupun setengah baya. Terjadi pada
orang dari segala etnis, lebih sering mengenai wanita, dan merupakan penyebab tersering
disabilitas jangka panjang pada pasien dengan usia lebih dari 65 tahun. Lebih dari sepertiga
orang dengan usia lebih dari 45 tahun mengeluhkan gejala persendian yang bervariasi mulai
sensasi kekakuan sendi tertentu dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan dengan aktivitas,
sampai kelumpuhan anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap, biasanya dirasakan akibat
deformitas dan ketidakstabilan sendi. Degenerasi sendi yang menyebabkan sindrom klinis
osteoartritis muncul paling sering pada sendi leher, vertebra lumbosakral, panggul, lutut,
pergelangan kaki dan sendi tangan. Prevalensi kerusakan sendi synovial ini meningkat
Klinis osteoartritis disertai adanya nyeri sendi yang kronik. Banyak pasien dengan
osteoartritis juga mengalami keterbatasan gerakan, krepitasi dengan gerakan, dan efusi sendi.
Pada kondisi yang berat dapat terjadi deformitas tulang dan subluksasi. Sebagian besar pasien
dengan osteoartritis datang dengan keluhan nyeri sendi. Pasien sering menggambarkan nyeri
2
yang dalam, ketidaknyamanan yang sukar dilokalisasikan, yang telah dirasakan selama
bertahun-tahun. Nyeri yang berhubungan dengan aktivitas biasanya terasa segera setelah
penggunaan sendi dan nyeri dapat menetap selama berjam-jam setelah aktivitas.1
3
BAB II
ISI
A. DEFINISI
Osteoarthritis (OA) berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang, arthro
yang berarti sendi dan itis yang berarti inflamasi, merupakan suatu penyakit degeneratif pada
persendiaan yang disebabkan oleh beberapa macam faktor. Penyakit ini mempunyai
karakteristik berupa terjadinya kerusakan pada kartilago (tulang rawan sendi). Kartilago
merupakan suatu jaringan keras bersifat licin yang melingkupi sekitar bagian akhir tulang
keras di dalam persendian. Jaringan ini berfungsi sebagai penghalus gerakan antar tulang dan
sebagai peredam pada saat persediaan melakukan aktivitas atau gerakan. Predileksi sendi
terkena ialah weight bearing joint : sendi leher, vertebra lumbosakral, panggul, lutut,
pergelangan kaki, dan sendi metatarsal falangeal pertama, serta sendi tangan carpo meta
carpal joint (CMC), proximal inter phalangeal joint (PIP) dan distal inter phalangeal joint
(DIP).2,3
B. EPIDEMIOLOGI
Osteoartritis merupakan penyakit sendi yang paling banyak mengenai terutama pada
osteoarthritis pada gambaran x-ray, meskipun hanya 35%-50% hanya mengalami gejala.
Umur di bawah 45 tahun prevalensi terjadinya Osteoarthritis lebih banyak terjadi pada pria
sedangkan pada umur 55 tahun lebih banyak terjadi pada wanita. Pada beberapa penelitian
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan terjadinya Osteoarthritis pada obesitas, pada sendi
4
Progresifitas dari OA biasanya berjalan perlahan-lahan, terjadi dalam beberapa tahun
atau bahkan dekade. Nyeri yang timbul biasanya menjadi sumber morbiditas awal dan utama
pada pasien dengan OA. Pasien dapat secara progresif menjadi semakin tidak aktif
penurunan berat yang bermakna). Prevalensi OA berbeda-beda pada berbagai ras. OA lutut
lebih banyak terjadi pada wanita Afrika Amerika dibandingan dengan ras yang lainnya.
pertambahan usia. Penyakit ini biasanya sebanding jumlah kejadiannya pada pria dan wanita
pada usia 45-55 tahun. Setelah usia 55 tahun, cenderung lebih banyak terjadi pada wanita.4
C. ETIOLOGI
Sampai saat belum diketahui dengan pasti penyebab dari osteoartritis, tetapi ada
1. Usia
Faktor resiko yang paling utama pada penyakit osteartritis adalah usia, biasanya
mengenai usia dewasa muda hingga lansia, jarang pada umur di bawah 40 tahun dan sering
pada umur di atas 60 tahun. Prevalensi dan beratnya osteoartritis akan meningkat sesuai
dengan pertumbuhan umur, namun osteoartritis bukan terjadi akibat pertumbuhan usia saja,
melainkan juga dapat terjadi akibat perubahan pada tulang rawan sendi. Hal ini disebabkan
karena adanya hubungan antara umur dengan penurunan kekuatan kolagen dan proteoglikan
5
2. Jenis Kelamin
Prevalensi osteoartritis lebih meningkat pada jenis kelamin wanita dibanding dengan
pria, 3,2% : 3%. Diperkirakan hal ini terjadi akibat perbedaan bentuk pinggul antara pria dan
wanita. Setelah menopause kisaran umur diatas 50 tahun frekuensi OA lebih banyak pada
wanita daripada pria. Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis OA. 5
3. Faktor Herediter/Genetik
seorang ibu dengan osteoartritis pada sendi lutut, maka kemungkinan anaknya berpeluang tiga
kali lebih sering untuk terkena penyakit yang sama. Hal ini disebabkan adanya mutasi dalam
gen prokolagen atau gen-gen struktural lain untuk unsur-unsur tulang rawan sendi seperti
selain itu beberapa kasusorang lahir dengan kelainan sendi tulang akan lebih besar
berjalan, setengah berat badan bertumpu pada sendi lutut oleh karena itu peningkatan berat
badan akan melipat gandakan beban sendi lutut saat berjalan. Kegemukan ternyata tidak
hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tetapi juga dengan
osteoartritis sendi lain, diduga terdapat faktor lain (metabolik) yang berperan pada timbulnya
kaitan tersebut antara lain penyakit jantung koroner,diabetes melitus dan hipertensi. Pasien
6
OA ternyata mempunyai risiko penyakit jantung koroner dan hipertensi yang lebih tinggi dari
Cedera sendi pinggul akan menimbulkan perubahan retikular pada sendi sehingga
berdampak pada kejadian penyakit osteoartritis. Selain itu pekerjaan yang berat akan menjadi
penentu beratnya osteoartritis yang dialami. Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian suatu
sendi yang terus-menerus, berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis. Demikian juga
cedera sendi dan oleh raga yang sering menimbulkan cedera sendi berkaitan resiko
D. KLASIFIKASI
sekunder. OA primer disebut juga OA idiopatik yaitu OA yang kausanya tidak diketahui dan
tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal pada sendi.
pertumbuhan, herediter, serta imobilisasi yang terlalu lama. OA primer lebih sering
7
Tabel 1. Penyebab OA sekunder6
8
E. PATOFISIOLOGI
kemudian hancur dalam matriks kartilago. Kondrosit juga memproduksi penghambat protease
yang akan mempengaruhi proteolitik. Kondisi ini memberikan manifestasi pada penipisan
kartilago.
2. Fase 2: Pada fase ini terjadi fibrilasi dan erosi pada permukaan kartilago disertai
3. Fase 3: proses penguraian dari produk kartilago yang menginduksi respon inflamasi
pada sinovia. Produksi makrofag sinovia seperti interleukin 1 (IL-1), tumor necrosis factor
manifestasi balik pada kartilago dan secara langsung meberikan dampak adanya destruksi
pada kartilago. Molekul-molekul pro-inflamasi lainnya seperti nitric oxide (NO) juga ikut
terlibat. Kondisi ini memberikan manifestasi perubahan arsitektur sendi, dan memberikan
dampak terhadap pertumbuhan tulang akibat stabilitas sendi. Perubahan arsitetektur sendi dan
stess inflamasi memberikan pengaruh pada permukaan artikular menjadikan kondisi gangguan
yang progresif.
9
Gambar 2. Perbedaan persedian lutut normal dan sendi lutut pasien OA7
F. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis dari OA biasanya terjadi secara perlahan-lahan. Awalnya
persendian akan terasa nyeri di persendian, kemudian nyeri tersebut akan menjadi persisten
atau menetap, kemudian diikuti dengan kekakuan sendi terutama saat pagi hari atau pada
Tanda kardinal dari OA adalah kekakuan dari persendian setelah bangun dari tidur atau
duduk dalam waktu yang lama, swelling (bengkak) pada satu atau lebih persendian, terdengar
10
Pada kasus-kasus yang lanjut terdapat pengurangan massa otot. Terdapatnya luka
Pergerakan selalu terbatas, tetapi sering dirasakan tidak sakit pada jarak tertentu; hal ini
mungkin disertai dengan krepitasi.Beberapa gerakan lebih terbatas dari yang lainnya oleh
karena itu, pada ekstensi panggul, abduksi dan rotasi interna biasanya merupakan gerakan
yang paling terbatas. Pada stadium lanjut ketidakstabilan sendi dapat muncul dikarenakan tiga
alasan: berkurangnya kartilago dan tulang, kontraktur kapsuler asimetris, dan kelemahan
otot.7
Seperti pada penyakit reumatik umumnya diagnosis tak dapat didasarkan hanya pada
berdasarkan prinsip GALS (Gait, arms, legs, spine) dengan memperhatikan gejala-gejala dan
Hambatan pergerakan sendi ini bersifat progresif lambat, bertambah berat secara
2. Nyeri Sendi
Merupakan keluhan utama yang sering kali membawa pasien datang ke dokter.Nyeri
biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa
gerakan tertentu menimbulkan rasa sakit yang berlebih dibanding gerakan lain. Nyeri
juga dapat menjalar (radikulopati) misalnya pada osteoarthritis servikal dan lumbal.
lumbal yang telah mengalami stenosis spinal. Asal nyeri dapat dibedakan, yaitu :
11
- Peradangan
Nyeri yang berasal dari peradangan biasanya bertambah pada pagi hari ( morning
stiffness ) atau setelah istirahat beberapa saat dan berkurang setelah bergerak. Hal
- Mekanik
Nyeri akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan berkurang
pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit yang
telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeri biasanya terlokalisasi
3. Krepitasi
Rasa gemeretak (seringkali sampai terdengar) yang terjadi pada sendi yang sakit.
5. Kaku Sendi
Merupakan keluhan pada hampir semua penyakit sendi dan osteoartritis yang tidak
berat. Pada beberapa pasien, nyeri dan kaku sendi dapat timbul setelah istirahat
beberapa saat misalnya sehabis duduk lama atau bangun tidur. Berlawanan dengan
penyakit inflamasi sendi seperti artritis rheumatoid, dimana pada artritis rheumatoid
kekakuan sendi pada pagi hari berlangsung lebih dari 1 jam,maka pada osteoartritis
12
6. Pembengkakan Sendi
Biasanya teraba panas tanpa adanya kemerahan. Pada sendi yang terkena akan terlihat
peradangan pada sendi (nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata, dan
Salah satu gejala yang menyusahkan pada pasien osteoartritis adalah adanya
perubahan gaya jalan. Hampir pada semua pasien osteoartritis, pergelangan kaki,
tumit, lutut atau panggulnya berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan
gangguan fungsi sendi yang lain merupakan ancaman besar untuk kemandirian pasien
lanjut usia.
8. Gangguan Fungsi
13
G. DIAGNOSIS
Diagnosis osteoarthritis lutut berdasrkan klinis, klinis dan radiologis, serta klinis dan
a. Klinis:
3. krepitus
3. Krepitus
14
4. nyeri tekan tepi tulang
5. pembesaran tulang
7. LED<40 mm/jam
8. RF <1:40
Kriteria diagnosis osteoarthritis tangan adalah nyeri tangan, ngilu atau kaku dan
Catatan: 10 sendi yang dimaksud adalah: DIP 2 dan 3, PIP 2 dan 3 dan CMC 1 masing-
15
Gambar 3. Kriteria diagnosis OA lutut7
16
Gambar 4. Kriteria diagnosis OA tangan
17
Pada pemeriksaan fisik fokus didapatkan hal-hal sebagai berikut:6
18
sendi lutut dan sendi lutut akan terasa kendor. Posisi pemeriksa di depan kaki penderita. Jika
terdorong lebih dari normal, artinya tes drawer positif.9
4. Lachman Test
Test Lachman dikelola dengan meletakkan lutut pada posisi fleksi kira-kira dalam sudut
0
30 , dengan tungkai diputar secara eksternal. Satu tangan dari pemeriksaan menstabilkan
tungkai bawah dengan memegang bagian akhir atau ujung distal dari tungkai atas, dan tangan
yang lain memegang bagian proksimal dari tulang tibia, kemudian usahakan untuk digerakkan
ke arah anterior.9
19
Gambar 9. Pemeriksaan Lachman
20
lakukan fiksasi. Apabila pada distraksi eksorotasi dan endorotasi itu terdapat nyeri maka hal
tersebut disebabkan oleh lesi di ligamen. 9
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
tidak ada satupun yang spesifik untuk osteoartritis. Pemeriksaan hematologis umumnya
normal, jumlah leukosit dan laju endap darah normal, kecuali jika disertai infeksi lain. 6,10
Cairan sendi dapat diambil dari sendi manapun yang bengkak dan tindakan ini dapat
mengurangi rasa nyeri penderita. Pada osteoartritis, cairan sendi akan meningkat jumlahnya,
berwarna kuning transparan, kental, terdapat gumpalan musin, jumlah leukosit kurang dari
2000/mm3 dengan proporsi sel normal (25% PMN). Mungkin ditemukan kristal kalsium
pirofosfat dan hidroksi-apatit sebagai penyebab reaksi peradangan. Dapat juga ditemukan
21
2. Radiologis
radiologis tidak terlalu berarti bahwa ini sebagai penyebab satu-satunya keluhan penderita.
22
Derajat kerusakan sendi berdasarkan gambaran radiologis kriteria Kellgren &
Lawrence:6,10
(A) (B)
(C) (D)
Gambar 12. Kriteri Kellgren and Lawrence
(A) Derajat 1. (B) Derajat 2. (C) Derejat 3. (D )Derajat 4
23
I. PENATALAKSANAAN
Strategi pengelolaan pasien dan pilihan jenis pengobatan ditentukan oleh letak sendi
yang mengalami OA, sesuai dengan karakteristik masing-masing serta kebutuhannya. Oleh
karena itu diperlukan penilaian yang cermat pada sendi dan pasiennya secara keseluruhan,
24
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengelolaan pasien dengan osteoarthritis yaitu :10
takut sekali menjadi lumpuh atau cacat. Rencana pengobatan selanjutnya dijelaskan
dan disesuaikan dengan keadaan umum penderita, sendi-sendi yang terkena, keluhan
Koreksi semua faktor-faktor yang menimbulkan stress berlebihan pada rawan sendi.
Tindakan ini bukan saja akan mengurangi beban pada rawan sendi, tetapi juga
regenerasi berlangsung.
Diet, selain untuk mengurangi berat badan, tidak ada bukti bahwa diet berperan
penderita osteoarthritis sendi penyokong berat badan maka akan mengurangi keluhan.
Fisioterapi, terutama pemanasan dan latihan yang adekuat. Pemanasan badan (moist
terbatas karena hanya berefek pada otot yang melingkupi sendi, sedang sendinya
sendiri tidak dapat dicapai. Massage berguna untuk mengurangi nyeri karena spasme
otot.
Alat bantu, misalnya traksi atau pemakaian soft collar untuk spondilosis leher, korset untuk
25
Tujuan penatalaksanaan pasien dengan osteoarthritis adalah: 10
1. Meredakan nyeri
hidup
Nonfarmakologis:
Edukasi
Modifikasi aktivitas
26
Farmakologis:10
a. Sistemik
1. Analgetik
- Oral
- injeksi
- suppositoria
Pada sebuah studi, telah ditetapkan bahwa sekelompok zat yang sebelumnya dikenal
sebagai food supplement, berdasarkan berbagai penelitian yang telah dilakukan diakui sebagai
nutraceutical atau disease modifying osteorthritis drugs. Bahan yang tergolong nutraceutical
ini berfungsi memperbaiki metabolisme kartilago sendi apabila dipergunakan dalam jangka
panjang ( 2-3 tahun). Disamping itu beberapa penelitian juga membuktikan bahwa obat ini
bersifat anti inflamasi ringan dengan memperbaiki konstituen cairan sinovial. Diantara
nutraceutical yang saat ini tersedia di Indonesia adalah Glucosamine sulfate dan Chondroitine
sulfate.10
Karena tersedia dalam berbagai dosis dan kombinasi dengan vitamin C atau mineral,
27
b. Topikal
Beberapa sediaan telah tersedia di Indonesia dengan cara kerja pada umumnya bersifat
counter irritant.10
2. Krim NSAIDs
Selain zat berkhasiat yang terkandung didalamnya, perlu diperhatikan campuran yang
dipergunakan untuk penetrasi kulit. Salah satu yang dapat digunakan adalah gel piroxicam,
Injeksi intra artikular ataupun periartikular bukan merupakan pilihan utama dalam
modalitas terapi ini, mengingat efek merugikan baik yang bersifat lokal maupun sistemik.
Pada dasarnya ada 2 indikasi suntikan intra artikular yakni penanganan simtomatik dengan
Dengan pertimbangan ini yang sebaiknya melakukan tindakan, adalah dokter yang telah
1. Steroid:
Hanya diberikan jika ada satu atau dua sendi yang mengalami nyeri dan inflamasi
yang kurang responsif terhadap pemberian NSAIDs, tak dapat mentolerir NSAIDs atau ada
penyuntikan harus aseptik, tepat dan benar untuk menghindari penyulit yang timbul. Sebagian
28
besar literatur tidak menganjurkan dilakukan penyuntikan lebih dari sekali dalam kurun 3
bulan atau setahun 3 kali terutama untuk sendi besar penyangga tubuh.
Dosis untuk sendi besar seperti lutut 40-50 mg/injeksi, sedangkan untuk sendi-sendi
biasanya untuk sendi lutut (paling sering), sendi bahu dan koksa. Diberikan berturut-turut 5
sampai 6 kali dengan interval satu minggu masing-masing 2 sampai 2,5 ml Hyaluronan.
Teknik penyuntikan harus aseptik, tepat dan benar. Kalau tidak dapat timbul berbagai penyulit
seperti artritis septik, nekrosis jaringan dan abses steril. Perlu diperhatikan faktor alergi
terhadap unsur/bahan dasar hyaluronan misalnya harus dicari riwayat alergi terhadap telur.
d. Pembedahan
2. Nyeri yang tidak dapat teratasi dengan penganan medikamentosa dan rehabilitatif
29
Ada 2 tipe terapi pembedahan : Realignment osteotomi dan replacement joint.9,10
1. Realignment osteotomi
Permukaan sendi direposisikan dengan cara memotong tulang dan merubah sudut dari
weight bearing. Tujuan : Membuat karilago sendi yang sehat menopang sebagian besar berat
2. . Arthroplasty
Permukaan sendi yang arthritis dipindahkan, dan permukaan sendi yang baru ditanam.
Permukaan penunjang biasanya terbuat dari logam yang berada dalam high-density
polyethylene.9
a) Partial replacement/unicompartemental
d) Minimally constrained total replacement : stabilitas sendi dilakukan sebagian oleh ligament
e) Cinstrained joint : fixed hinges : dipakai bila ada tulang hilang&severe instability. 9
non fungsi otot ektensor, adanya neuromuscular dysfunction, Infeksi, Neuropathic Joint,
30
Gambar14. Algoritme tatalaksana pasien osteoarthritis
31
J. KOMPLIKASI
3. Stenosis spinal
K. PROGNOSIS
32
BAB III
PENUTUP
perubahan patologis pada struktur sendi tersebut yaitu berupa degenerasi tulang
terutama pada orang tua. Selain itu, osteoarthritis ini juga merupakan penyebab
kecacatan paling banyak pada orang tua. Etiologi osteoarthritis belum diketahui
secara pasti, namun faktor biomekanik dan biokimia sepertinya merupakan faktor
sendi-sendi tertentu terutama sendi-sendi yang mendapat beban cukup berat dari
aktivitas sehari-hari.
atau gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Gejala yang sering muncul pada
osteoarthritis adalah nyeri sendi yang diperburuk oleh aktivitas dan gejala akan
penunjang diagnosis.
Sampai saat ini belum ada terapi definitif untuk mengobati osteoarthritis.
Terapi yang sudah ada bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan meminimalisasi
hilangnya fungsi fisik. Hal ini bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien
dengan cara membantu pasien agar tetap bisa melakukan aktivitas sehari-hari.
33
DAFTAR PSUTAKA
34