Anda di halaman 1dari 9

Bahan Saat Teduh Umum

16 – 22 September 2019

Senin, 16 September 2019 : Ketetapan Hati (Ibrani 12 : 28)


Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap
syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan
hormat dan takut. Kerajaan yang kita terima menjadi warisan kita adalah suatu kerajaan
yang tidak tergoncangkan. Kerajaan itu menjadi milik kita dan ada di hidup kita, artinya
pemerintahan Tuhan ada di dalam diri kita. Ciri manifestasi Tuhan ada di dalam kita
adalah ketetapan hati. Ketetapan hati untuk taat. Yesus memiliki ketetapan hati untuk
taat kepada Yusuf dan Maria, Yesus tinggal di dalam rumah Yusuf dan Maria, diajar dan
dibentuk selama 30 tahun di dalam rumah, sehingga Yusuf dan Maria berhasil
menjadikan Yesus sebagai Anak Allah yang maha tinggi (Lukas 1 : 32). Daniel, Sadrakh,
Mesakh dan Abednego mempunyai ketetapan hati untuk tidak makan dari sajian Raja,
sehingga mereka lebih sehat dari yang lain dan mereka sepuluh kali lebih cerdas dari
pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya (Daniel 1 : 8-
20). Mereka juga mempunyai ketetapan hati untuk tetap beribadah kepada Tuhan
Allahnya walaupun harus masuk gua singa dan dibakar di tungku perapian (Daniel 3 :
13 – 27). Bahkan Sadrakh Mesakh dan Abednego berkata di Daniel 3 : 17-18 Jika Allah
kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari
perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya
tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa
tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu." Luar biasa
sekali ketetapn hati yang mereka miliki untuk tetap taat menyembah kepada Tuhan
mereka. Ketetapan hati mereka membuat surga bereaksi sehingga tubuh bahkan baju
dan rambut mereka tdak berbakar. Kerajaan yang tidak tergoncangkan itu telah mereka
terima sebagai warisan dalam hidup Yesus, Daniel, Sadrakh dan Abednego, sehingga
mereka memiliki ketetapn hati untuk taat hanya kepada Tuhan.

Renungan :
1. Apakah saudara sudah menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan itu?
2. Bagaimana proses yang saudara alami untuk bisa menerima kerajaan yang tidak
tergoncangkan itu ?
3. Yesus, Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego adalah beberapa contoh orang-
orang yang memiliki ketetapn hati untuk taat kepada Tuhan. Bagaimana dengan
saudara ?
Selasa, 17 September 2019 : Berlomba Dengan Tekun
Menurut Kamus besar bahasa Indonesia kata “tekun” adalah sama dengan bersungguh-
sungguh. Bertekun artinya memiliki sebuah ketetapan hati untuk melakukan sesuatu hal
dengan sungguh-sungguh dengan berkelanjutan (konsisten). Tuhan menginginkan kita
mengikuti sebuah perlombaan dengan bertekun. Seorang yang sedang berlomba tentu
memiliki sebuah tujuan yang jelas atau target. Kita sudah memahami bahwa tujuan
hidup kita adalah bagaimana supaya kita sampai ke posisi Sion. Karena itu kita harus
dengan segenap hati dan segenap kekuatan untuk sampai ke Sion, tidak bisa dengan
setengah-setengah. Harus dengan rela hati menanggalkan segala hal yang membuat
kita tidak mencapai posisi Sion. Segala hal yang lahiriah harus di kerat dan berubah ke
jalan yang spritual. Jalan pikiran yang berasal dari diri sendiri yang dulu kita anggap
baik harus kita selaraskan dengan cara pandang Tuhan menjadi benar. Karena itu salah
satu yang sangat penting untuk di ubah supaya kita sampai ke Sion adalah pola pikir.
Contoh sebuah pola pikir sebagai orang tua kita sangat menginginkan anak kita
memasuki sebuah perguruan tinggi Favorit, karena banyak yang berpikir kalau dia
masuk ke perguruan tinggi tersebut masa depan nya pasti cemerlang. Secara tidak
sadar kita telah terjebak memiliki pola pikir lahiriah tentang kesuksesan ( Yosua 1:8),
tidak salah seorang anak memasuki sebuah perguruan tinggi favourite tapi ketika kita
mengambil kesuksesan dengan ukuran lahiriah, kita sedang berada di gunung Sinai.

Renungan :
1. Untuk kita memenangkan perlombaan hal pertama yang harus di ubah adalah
pola pikir yang lahiriah. ( Roma 12:1-2). Coba tuliskan pengertian Pola pikir lahiriah dan
contoh dalam kehidupan mu.
2. Kita harus menganggalkan segala beban dan dosa yang merintangi . Supaya
dapat mengakhiri pertandingan dengan baik seperti Rasul Paulus ( 2 Timotius 4:7-8).
Kehidupan yang bagaimana yang membuat kita berhasil. Renungkan 2 Timotius 2:19-
20, 2 Timotius 3:10
Rabu, 18 September 2019 : Tanggalkan Segala Beban Dan Segala Kenaturalan
Untuk Membangun Sion
Tuhan memiliki kekuasaan untuk memberikan berkat ilahi dan bukan bicara hal-hal
yang natural. Allah tidak menyukai apalagi kalau kita mengandalkan hal-hal yang
natural dan yang lahiriah, Tuhan paling tidak suka itu. Ketika Daud mengandalkan
jumlah dengan menghitung jumlah pasukannya, membuat dia berdosa kepada Tuhan.
Paulus berkata mengapa banyak orang Ibrani gagal padahal mereka ada di track yang
sama. Karena mereka membawa beban. Mereka memiliki reputasi dimasa lampau yang
mereka andalkan yaitu keberhasilan-keberhasilan mereka. Kita dapat menunjukkan Sion,
tanpa melihat kesukuan. Karena asal-usul lahiriah tidak dipakai oleh Tuhan. Paulus
katakan ia telah terima mahkota dan menyelesaikan garis akhir. Semua orang
menantikan kedatanganNya yaitu Kerajaan seribu tahun. Orang yang menerima
kerajaan itu bukanlah orang yang sembarangan. Itu sebabnya kita tidak boleh
sembarangan dengan hidup kita. Banyak orang yang akan melihat dan juga mengamati
hidup kita. Itu sebabnya saudara harus menjaga hidup saudara, perlombaan yang
Tuhan tetapkan sudah ada yaitu menuju Sion, bukan menuju Sinai. Daud berpesan
kepada Salomo untuk membangun bait suci, bait suci yang ada di Sion. Di Sion ada
suku Yebus yaitu orang yang menyembah dewa (roh), tetapi Daud menyerbu suku
Yebus dengan perantaraan orang-orangnya yang akhirnya berhasil membantai suku
Yebus. Yebus adalah orang buta dan orang pincang yang membuat tidak masuk
kepada kerajaan. Orang-orang yang tidak dapat melihat tujuan dan rencana Tuhan dan
orang-orang yang berlambat-lambat karena memiliki beban. Sehingga tidak bisa
melakukan agenda demi agenda yang Tuhan berikan. Daud paling tidak suka orang
buta dan pincang itu, karena itu Daud berhasil mengusirnya.

Renungan :
1. Tuhan menghendaki Sion, karena itu perlombaan kita adalah menuju Sion.
Bagaimana cara saudara untuk ikut dalam perlombaan tersebut? Jelaskan!
2. Semua orang menantikan kedatanganNya yaitu Kerajaan seribu tahun, bagaimana
saudara mempersiapkan diri saudara di dalam menantikan kedatangan Tuhan itu?
Beban apa saja yang membuat saudara terlambat? Segera saudara selesaikan supaya
saudara leluasa memasuki agenda demi agenda yang Tuhan berikan.
Kamis, 19 September 2019 : Memiliki Kapasitas Roh Yang Terus Bertambah
Ibrani 12:1 (TB) Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi
kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita,
dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Untuk
sampai kepada garis akhir maka kita harus memiliki kapasitaa Roh yang besar. Akan
banyak hal yang membuat kita bisa berhenti dari perjalanan menuju destiny oleh karena
itu sangat penting buat kita untuk memperbesar kapasitas Roh kita karena saat ini kita
sedang ada di dalam perlombaan (Ibrani 12: 1). Kapasitas Roh yang besar tidak dengan
sendirinya ada atau muncul lewat hanya mendengar firman saja tetapi lebih daripada
itu. Perenungan firman, mengulangi firman, menuliskannya kembali Dan
mendeklarasikan nya membuat kita semakin kuat dan tahan dengan siruasi dan kondisi
apapun. Kita tidak menjadi pribadi yang dengan mudah dikontaminasi oleh hal- hal
natural. Kapasitas Roh itu ada ketika kita mau bertumbuh, mau di upgrade dan dilatih
oleh sumber anugerah kita, oleh Karena itu Kita harus terus memiliki rasa Haus lapar
akan firman dan terus mengalami pertumbuhan ( 1 Petrus 2: 2). Kita bisa cek hidup kita
apa kapasitas roh kita semakin bertambah atau kah sebaliknya. Apa yang menjadi
kesukaan dan kebiasaan kita akan menunjukan seberapa besar kapasitas roh yang kita
miliki. Yesus semakin hari semakin besar dikatakan semakin berhikmat dan disukai oleh
Allah dan manusia (Lukas 2:52). Ada progres yang dialami Yesus, Dia pastinya semakin
memiliki kapasitan Roh yang bertambah Hari demi hari bahkan dikatakan Dia
mengajukan pertanyaan kepada alim ulama (Lukas 2:46-47). Ini adalah pola yang harus
kita hidupi, bagaimana Yesus hidup taat di rumah Yusuf dan Maria. Mengalami naik
level setiap hari, dia menjadi anak yang berkenan kepada BapaNya (Marius 3:17) karena
Yesus hidup dalam agenda BapaNya (Yohanes 4:34). Pola sudah Yesus tunjukan ketika
Dia hidup sebagai anak manusia, pola itu Juga harus menjadi pola yang Kita hidupi di
dalam rumah rohani. Dikatakan Kita Ada di dalam perlombaan (Ibrani 12: 1), oleh karena
itu Kita harus memiliki kapasitan Roh yang terus bertambah sehingga Kita bisa sampai
kepada garis akhir.

Renungan :
1. Coba saudara renungkan bagaimana menurut saudara memiliki kapasitas Roh yang
bertambah, berikan gambarannya.
2. Ibrani 12:1 dikatakan berlomba dengan tekun. Apa arti tekun dalam hal ini?
3. Bagaimana hubungannya dengan kapasitas roh?
Jumat, 20 September 2019 : Memiliki Dimensi Para Saksi Iman
Gideon berkata “Allah yang kami dengar itu” (Hakim2 6:13), artinya setiap saksi-saksi
iman memiliki setiap dimensi yang harus saudara warisi. Merka ingin ada generasi yang
menangkap dimensi mereka. Mereka memiliki dimensi ketaatan, penundukan diri,
percaya dan banyak hal lagi yang mereka miliki. Para saksi itu sedang melihat dan
menyaksikan saudara. Apa yang dibangun oleh Nuh tidak diambil oleh Daud. Tetapi apa
yang dibangun oleh Nuh dan yang dibangun oleh Daud bisa saudara ambil. Karena
setiap apa yang pahlawan iman itu telah kontribusikan dapat saudara peroleh karena
saudara adalah generasi terakhir. Itu sebabnya generasi ini tidak akan gagal karena
sungguh banyak saksi yang mengelilingi saudara. Bahkan apa yang masih belum
berhasil mereka terima, saudara dapat memperolehnya hari ini, Itu sebabnya saudara
harus menanggalkan beban dan ambil semua dimensi yang mereka miliki. Apabila
saudara ingin memiliki ketahanan Roh, maka dapat saudara peroleh dari kontribusi saksi
iman yaitu ketaatan, iman, kepercayaan. Semuanya dapat kita diperoleh. Ibrani 11 : 39-
40 Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka
telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik. Sebab Allah telah
menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai
kepada kesempurnaan. Mereka memang tidak memperolehnya, namun mereka
mewariskan kepada saudara. Bahkan tanpa saudara mereka tidak menjadi sempurna.
Saudara memerlukan dimensi para saksi itu, dimensi Daud, Daniel, Nuh, Abraham dan
nabi – nabi lain. Saudara membutuhkan itu, mereka sangat optimis dan mereka yakin
bahwa saudara akan berhasil. Kalau mereka sudah pernah memiliki itu maka
kesempatan yang sama di zaman ini saudara dapat memperoleh seluruhnya dimensi itu.
Setiap saksi itu memiliki beban dan dosa tetapi mereka menanggalkannya, para saksi itu
melihat generasi ini. Ibrani 12 : 2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju
kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu
kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti
sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
Tingkatkan kapasitas Roh saudara, kumpulan saksi itu memiliki pesan untuk
menanggalkan beban dan dosa tetapi sebaliknya memandang Yesus. Jadi apa yang
telah ditunjukkan oleh Yesus sebagai manusia sudah menjadi contoh. Ia dihina, ia
memikul salib, dan Allah telah membangkitkan Dia. Ibrani 12 : 3 Ingatlah selalu akan
Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak
orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. Allah
membangkitkan Yesus yang adalah manusia dan Ia didudukkan disamping tahta Allah.
Ia adalah seorang manusia, itu sebabnya ada kesempatan yang sama, saudara juga
dapat mewarisi tahta.

Renungan :
1. Para saksi iman adalah manusia biasa (Yak 5:17), Yesus sepenuhnya adalah
manusia (Fil 2 : 7-8). Apakah saudara bisa melihat kesempatan yang sama untuk
memiliki apa yang para saksi iman telah miliki dan yang telah Yesus sempurnakan
dalam hidupNya, dapat saudara miliki juga pada hari ini?
2. Bagaimana caranya supaya saudara memiliki dimensi-dimensi para saksi iman
itu?
3. Dengan banyaknya para saksi, dan dimensi-dimensi yang tersedia yang bisa kita
ambil. Membuat kita tidak akan gagal lagi. Tetapi selalu saja ada yang gagal
mencapai garis akhir. Menurut saudara apa penyebab mereka gagal? Apa
keputusan dan tindakan saudara supaya tidak menjadi bagian dari generasi yang
gagal tersebut?

Sabtu, 21 September 2019 : Allah Ingin Menaikkan Kapasitas Rohmu (Ibrani


12:1,8-9, 12-14 Dan Ibrani 11)
Ibrani 12:8 Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang,
maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. Ganjaran harus diterima oleh
semua orang yang tidak mau disebut anak gampangan. Ingatkah saudara, sewaktu kita
duduk di bangku sekolah, kita pasti pernah dapat giliran piket kebersihan. Kita akan
melakukannya dengan baik, bukan?! Jika seorang guru mendapati kelas yang
dimasukinya sangat kotor dan tidak memberi ganjaran apapun pada muridnya
(khususnya yang piket saat itu), maka dia bukanlah guru yang mendidik. Seorang guru
yang mendidik akan memberi ganjaran. Seperti kisah nyata Sabtu, 14 September 2019
adalah seorang guru yang mendisiplin atau memberi ganjaran kepada semua muridnya
untuk tidak boleh jajan hari itu dikarenakan kelas didapatinya sangat kotor. Meskipun
ada yang menawarkan jajanan di kantin, murid-murid itu tetap taat tidak mau jajan.
Mereka mau dibentuk, mau mendapat ganjaran karena mereka mau dididik bukan
menjadi anak-anak gampang. Allah Bapa kita pun demikian. Allah Bapa ingin mendidik
kita bukan menjadi anak gampangan, Dia tahu mendidik anaknya. Anak hanya dihajar di
dalam rumah. Bapa melakukan hal ini untuk menaikkan kapasitas roh anak-anaknya.
Dari bapa lahiriah saja kita harus tetap hormat menerima ganjaran yang harus kita
terima jika kita melakukan kesalahan, bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala
roh, supaya kita beroleh hidup? Ibrani 12:9 Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia
diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia
menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih
olehnya. Kita dilatih untuk memiliki kapasitas roh. Hanya bapa yang dapat
melakukannya agar kita bisa mencapai garis akhir. Sama seperti perlombaan, untuk
sebuah perlombaan dibutuhkan ketahanan (endurance) dan hal ini tidak bisa dicapai
kalau kita hanya latihan sekali saja. Kita perlu latihan berkali-kali dan sangat perlu
ditambahkan ketekunan, sehingga kita bisa memenangkan perlombaan. Kita akan terus
berlatih, dan berlatih, dan akhirnya kita capai waktu yang ditetapkan bagi kita. Kita harus
kuat dan semakin kuat karena kita sedang menuju Sion. Kita hanya kuat kalau mau
dibentuk, dihajar, disesah oleh bapa kita. Tuhan memberi ajaran kepada yang
dikasihiNya seperti seorang ayah kepada anak yang dikasihinya (Amsal 3:12). Semua
ajaran yang diberikan Tuhan kepada kita juga untuk kebaikan kita. Sekalipun terkadang
kita tidak terima. Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya, dan Ia menyesah
orang yang diakuiNya sebagai anak (Ibrani 12:6). Kita juga harus tahu kita memiliki
banyak saksi yang menyaksikan hidup kita. Mereka adalah manusia yang memiliki
dimensi ilahi. Kita harus mengambil seluruh dimensi yang ada untuk kita sebagai
generasi terakhir. Dimensi Nuh, dimensi Daniel, dan lainnya. Kita terima itu semua dari
Bapa yang mau menaikkan kapasitas roh kita.

Renungan :

1. Seberapa sering kita memiliki hati yang rela saat menerima ganjaran dari bapa
rohani kita?
2. Bagaimana respon saudara selama ini? Upaya apa yang harus segera saudara
lakukan agar memiliki respon yang benar?
3. Bagaimana agar kita memiliki ketahanan roh supaya menjadi anak yang kelak
bersama-sama memerintah dalam kerajaanNya (Wahyu 5:10)?

Minggu, 22 September 2019 : “Kuatkanlah”, “Luruskanlah”, “Berusahalah Hidup


Damai”, Itu Adalah Manifestasi Dari Roh.

Ibrani 12: 12 – 14
12 Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah;
13 dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi
menjadi sembuh.
14 Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa
kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.

Jika semua yang dilakukan Yesus, menjadi fokus kita, maka kita akan mengalami
kapasitas roh yang kuat sekali. 3 (Tiga) hal yang terjadi pada hidup kita, yaitu :
1. “Kuatkanlah”. Ini menunjukkan saudara akan menjadi kuat dalam perbuatan,
dalam tanganmu.
2. “Luruskanlah jalan”. Ini menyangkut destinymu supaya engkau tidak kesasar pada
perjalanan hidupmu. Kalau kita tahu destiny adalah Sion, ingatlah bagaimana supaya
kita tidak terpelecok, supaya kaki kita tidak pincang, supaya jalan kita lurus. Ingatlah
selalu akan Dia. Itu akan menjadi kekuatan hidup kita.
3. “Berusahalah hidup damai”. Alkitab berkata bukan “berusaha”, akan tetapi “pursue,
kejar”. Mengapa? Kalau engkau mengejar berarti engkau memiliki kekuatan untuk lari.
Berusahalah untuk hidup damai. Tidak ada konflik dengan orang. Salah satu kuasa dari
Allah adalah Dia bisa damai. Ke iblis saja hatiNya bisa damai. Dia hanya menetapkan
hukum ini dan Dia tenang. Itulah luar biasanya kuasa Damai. Kuasa yang tertinggi
adalah damai. Itu sebabnya ketika engkau bisa mendamaikan orang, itu adalah perkara
luar biasa. Artinya kuasa ilahi atau otoritas tertinggi Allah, engkau miliki. Hidup damai
dengan semua orang, adalah bukti diluar sana. Jadi kita harus mengejar damai dan
kekudusan. Tiga hal ini penting menunjukkan bahwa engkau memiliki kapasitas roh
yang di bangun oleh karena engkau melihat Yesus, yang dibangun oleh karena para
saksi itu, yang dibangun didalam alam roh. Itu sebabnya engkau harus memiliki
kapasitas roh tersebut. Maka engkau akan bisa berlari sekuat tenaga. Engkau bisa
“trecho”. Bahasa Yunaninya “run” adalah Trecho. Ibrani 12 : 15 Jagalah supaya jangan
ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang
pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang. Apa yang
Allah berikan? Kasih karunia. Jangan pernah menjauh dari Tuhan. Mungkin engkau
katakan “Ooo...aku tidak punya uang. Tapi terimakasih Tuhan, itu adalah kasih karunia”.
Berani tidak bilang seperti itu? Bisa saja engkau berkata, “Tidak boleh. Saya tidak setuju
dengan keadaan seperti ini. Tidak punya uang. Tidak pernah melihat kasih karunia
Tuhan. Tidak punya uang tapi ngotot terus sama Tuhan”. Bersyukurlah karena kasih
karunia Tuhan. Mengapa? Saat engkau tidak punya uang tapi masih bisa hidup satu
minggu lagi, bukan?! Belajarlah dari orang yang memberi kesaksian sembuh dari sakit
kanker. Tiga bulan sudah divonis, tapi dia tetap gembira. Dia mengerti kasih karunia
Tuhan. Mengapa? Masih hidup 3 bulan, itu adalah kasih karunia Tuhan. Dia ceritakan
kasih karunia Allah itu kemana-mana. Orang lain pada bingung karena sulit menerima
kasih karunia itu. Tapi dia bisa hidup karena ada damai dalam dirinya. Tidak ada konflik.
Tidak takut akan kematian. Lalu kata Tuhan “Untuk model orang seperti ini, Aku
perpanjang lagilah. Tidak ada takut akan kematian dalam dirinya”. Saudara harus
percaya akan kebenaran itu. Allah tidak pernah berdusta. Jangan ragukan Allah
sedikitpun juga. Saudara harus benar - benar percaya pada apa yang dilakukanNya.

Renungan :
1. Apa hal yang saudara perlu lakukan agar semua yang dilakukan Yesus, menjadi
fokusmu? Kita tidak fokus kepada hal – hal lahiriah saja.
2. Apa yang akan kita peroleh jika kita fokus kepada Dia?
3. Bagaimana upaya saudara agar kebenaran hari ini benar – benar bisa saudara
percayai dengan segenap hati tidak sekedar pengetahuan?

Anda mungkin juga menyukai