PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu usaha tani diartikan sebagai ilmu yg mempelajari bagaimana mengalokasikan sumber
daya yang dimiliki secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang
maksimum pada suatu waktu tertentu. Dalam melakukan usaha tani petani akan berfikir untuk
mengalokasikan input seefisien mungkin untuk mendapatkan produksi yang maksimum dan juga
memperoleh keuntungan yang maksimum.
Peranan penting dalam upaya produksi dalam usaha tani adalah dengan dilaksanakannya
pengelolaan yang tepat. Seiring dengan perkembangan zaman cara-cara pengolahan input
semakin maju. Untuk memdukung pembangunan pertanian, berbagai teknologi dan pengetahuan
baru dibidang pertanian dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Untuk
memperoleh keuntungan maksimal tersebut, petani harus mengadakan pemilihan penggunaan
faktor produksi secara tepat, mengkombinasikan secara optimal dan efisien.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana manfaat sistem tanam Jajar Legowo yang diterapkan oleh petani padi
sawah?
2. Apa faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi padi dengan metode Jajar
Legowo?
C. TUJUAN
Untuk mengetahui manfaat sistem dan faktor-faktor produksi dalam metode tanam Jajar
Legowo.
D. MANFAAT
1. Memperkaya pengetahuan yang berkaitan dengan teori produksi dan efesiensi
2. Mendapatkan hasil produksi yang maksimum
3. Mendapatkan keuntungan yang maksimum
II
PEMBAHASAN
Tekologi Jajar Legowo Super adalah teknolgi budidaya terpadu padi sawah irigasi berbasis
tanam jajar legowo 2:1. Teknolgi ini dihasilkan oleh Balitbangtan setelah melalui penilitian dan
pengkajian pada berbagai lokasi di Indonesia. Selain menggunakan sistem tanam Jajar Legowo
2:1 sebagai basis penerapan dilapangan, bagian penting dari teknologi Jajar Legowo Super
adalah
Varietas unggul merupakan suatu komponen utama teknologi yang terbukti mampu
meningkatkan produktivitas padi dan pendapatan petani. Varietas unggul yang digunakan adalah
varietas yang memiliki potensi hasil tinggi.
Benih bermutu adalah benih dengan tingkat kemurnoian dan vigor yang tinngi. Benih
varietas unggul berperan tidak hanya sebagai pengantar teknologi tetapi juga menetukan potensi
hasil yang bisa dicapai, kualitas gabah yang akan dihasilkan, dan efesiensi produksi.
B. Biodekomposer
Pupuk hayati diaplikasikan hanya satu kali, yakni pada saat benih akan disemai, dengan cara
sebagai berikut:
1. Benih padi yang telah direndam dan diperam selama 24 jam, kemudian ditiriskan
(kondisi lembab) kemudian dicampur dengan pupuk hayati.
2. Pencampuran benih dengan pupuk hayati dilakukan ditempat teduh.
3. Benih padi yang telah dicampur pupuk hayati segera disemai, upayakan tidak ditunda
lebih dari 3jam dan tidak terkena paparan sinar matahari agar tidak mematikan mikroba
yang telat melekat pada permukaan benih.
4. Sisa pupuk hayati yang tidak melekat pada benih padi disebarkan dipersemaian.
5. Benih yang telah terselimuti pupuk hayati disebar dipersemaian pada kondisi tidak hujan.
Hama utama tanaman padi adalah wereng batang cokelat, pengerek batang, dan tikus.
Sementara penyakit penting padi adalah bals, hawar daun bakteri, dan tungro. Pengedalian hama
dan penyakit diutamakan dengan tanaman serempak, penggunaan varietas tahan, pengendalian
hayati, biopestisida, fisik dan mekanis, feromon, dan mempertahankan populai musuh alami.
Penggunaan insektisia kimia slektif merupakan cara terakhir jika komponen pengendalian lain
tidak mampu mengendalikan hama penyakit.
Penggunaan alat mesin pertanian bertujuan untuk mempercepat proses produksi dan
menghemat biaya tenaga kerja. Alat mesin utama komponen Jajar Legowo Super adalah mesin
tanam (jarwo transplanter) dan mesin pemanen combine harvester. Mesin pemanen ini
mengabungkan kegiatan pemotongan, pengangkutan, perontokan, pembersihan gabah, sortasi
gabah, dan pengantongan gabah menjadi satu rangkain yang terkontrol. Penggunaan combine
harvester menekan kehilangan hasil gabah hingga kurang dari 2%, sementara kehilangan hasil
jika dipanen secara manual rata-rat 10%.
III
Sebaiknya pemerintah dan aktifis pertanian lebih luas lagi dalam penyosialisasian
mengenai inovasi ini dan diharapkan petani mengaplikasikan inovasi ini didadalam kegiatan
becocok tanam
IV
REFERENSI