Askep DEMAM TYPOID
Askep DEMAM TYPOID
DEMAM TYPOID
1. Definisi
Demam Typoid adalah penyakit infeksi otot usus halus dengan gejala demam
minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran cerna dengan atau tanpa
gangguan kesadaran.
Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada
saluran cerna dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat gangguan
kesadaran.
salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang
sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine orang yang terinfeksi kuman
salmonella.
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman
salmonella Thypi.
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman
salmonella thypi dan salmonella para thypi A, B, C. Sinonim dari penyakit ini
Typhoid adalah penyakit infeksi pada usus halus, thypoid disebut juga
Penularan terjadi secara pecal, oral melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi.
adalah suatu penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh salmonella type A,
B dan C yang dapat menular melalui oral, fecal, makanan dan minuman yang
terkontaminasi.
2. Etiologi
Ada dua sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid
dan pasien dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid
dan masih terus mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama 1
tahun.
Penyebab dari demam typoid adalah salmonella typosa, merupakan hasil gram
3. Anatomi fisiologi
zat makanan ke dalam tubuh. Zat makanan yang dikonsumsi pada umumnya
karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin sebagian besar air. Zat tersebut
2. Rongga pharing
3. Esophagus
4. Usus besar
5. Usus kecil
Makanan yang dari lambung akan diserap oleh usus halus terdiri dari
a. Lapisan mukosa
c. Lapisan muskularis
d. Lapisan serosa
salmonella typhi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui
perantara lalat, dimana lalat akan hinggap di makanan yang akan dikonsumsi
oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan
dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella
lambung oleh asam lambung. Sebagian lagi diserap usus halus melalui pembuluh
limfe terus masuk ke peredaran darah sampai ke organ-organ terutama hati dan
perforasi pada usus, gejala demam disebabkan oleh endotoksin yang mempunyai
merangsang sintesa dan pelepasan zat progenik dan leukosit, jaringan yang
mengakibatkan demam, jika suhu tubuh semakin meningkat lidah yang khas akan
Sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh kelainan pada usus
halus.
Masuk ke lambung
Tukak usus
MK : Gangguan Nutrisi
1).Demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung selama tiga minggu
- Minggu I peningkatan suhu tubuh sore dan malam hari, dan menurun
pada pagi hari dan siang hari karena kuman salmonella typosa bekerja
3. Adanya bintik-bintik merah pada kulit akibat dari emboli dalam kapiler kulit.
6. Manifestasi Klinik
Minggu I
Pada umumnya demam berangsur naik, terutama sore hari dan malam
anorexia dan mual, batuk epitaksis, obstipasi/ diare, perasaan tidak enal
di perut.
Minggu II
a. Komplikasi intestinal
1. Perdarahan usus
2. Perporasi usus
3. Ilius paralitik
kolesistitis.
perinepritis.
dan arthritis.
8. Penatalaksanaan
2. Isolasi pasien.
3. Istirahatkan selama demam hingga dua minggu.
4. Diit tinggi kalori, tinggi protein, tidak mengandung banyak serat, pada
5. mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya transfusi bila
ampicillin.
9. Pencegahan
Cara pencegahan yang dilakukan pada demam typoid adalah cuci tangan
setelah dari toilet dan khususnya sebelum makan atau mempersiapkan makanan,
hindari minum susu mentah yang (belum yang belum dipasteurisasi), hindari
minum air mentah, rebus air sampai mendidih dan hindari makanan pedas.
atau lebih.
a. Pemeriksaan leukosit
sering dijumpai. Pada kebanyakan kasus demam typhoid, jumlah leukosit pada
terdapat leukosit walaupun tidak ada komplikasi atau infeksi sekunder. Oleh
karena itu pemeriksaan jumlah leukosit tidak berguna untuk diagnosa demam
typhoid.
c. Biakan darah
Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid, tetapi bila
typhoid. Hal ini dikarenakan hasil biakan darah tergantung dari beberapa
faktor :
yang lain, hal ini disebabkan oleh perbedaan teknik dan media biakan
yang digunakan. Waktu pengambilan darah yang baik adalah pada saat
d. Uji Widal
Uji Widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody
serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah
salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan dari uji
widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutunin dalam serum klien yang
tubuh kuman).
Aglutunin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari
fagel kuman).
simpai kuman).
Dari ketiga kuman tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan titernya
untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien menderita typhoid.
antibodi.
lanjut.
lahan selama 1 atau 2 tahun. Oleh sebab itu titer aglutinin H pada
diagnostic.
Faktor-faktor teknis
:
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Riwayat kesehatan
klien pernah dirawat di rumah sakit karena menderita penyakit yang akut
atau kronis.
Klien mengeluh badan terasa panas terutama pada sore dan malam hari,
Klien Mual, nafsu makan kurang, terjadi diare, bibir pecah-pecah, lidah
kotor.
mempertahankan kebersihan.
c. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala dilihat higlena kepala warna rambut apakah ada lesi atau tidak
pada kepala.
2. Mata simetris kiri dan kanan, tidak terjadi edeme, konjungtiva tidak
Dilihat dari higiene hidung, ada lesi atau tidak apakah ada kelainan pada
4. Mulut
Lidah kotor ditutupi selaput putih kotor, pinggir lidah merah saat
7. Cardiovaskuler
8. Abdomen
P : Bunyi sonor.
9. Genito urinaria
Terpasang kateter atau tidak, apakah ada kelainan.
10. Muskuloskeletal
kesehatan.
a. Nutrisi
b. Pola Tidur
c. Pola Eleminasi
d. Pola Aktifitas
e. Higiene
a. Pemeriksaan leukosit
peradangan pada usus halus. Tujuan : Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh.
Intervensi :
Rasional : Diharapkan panas tubuh klien dapat keluar melalui urine dan
keringat.
menyerap keringat.
Rasional : Pakaian yang longgar akan meyerap keringat, panas tubuh akan
dapat keluar.
konveksi.
Tujuan :
Nutrisi terpenuhi
Intervensi :
berlebihan.
3. Identifikasi bersama klien makan yang disukai
makanan.
bertambah.
Intervensi :
perasaannya.
tidak.
anaknya.
IV. Implementasi
mengatasi masalah guna untuk tercapainya suatu tujuan atas tindakan yang
telah dilakukan perawat terhadap kliennya dan juga kolaborasi yang dilakukan
V. Evaluasi
umpan balik dari proses keperawatan itu sendiri. Di sini perawat dapat menilai
keberhasilan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan dan sejauh mana