Anda di halaman 1dari 6

ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN

Dari Asam Buah Menjadi Listrik

Hasil teknologi ini merupakan pengembangan hasil penelitian dari Alexander

Volta. Dari penelitian volta disebutkan bahwa jika suatu deretan zat dimasukan ke larutan

asam atau garam maka akan melepaskan muatan-muatan listrik.

“Berdasarkan teori itulah kami mencelupkan dua logam yang teramasuk deret

volta seperti ujung kabel yang dihubungkan dari zat asam ke jam dinding tanpa baterai,

sehingga jam tersebut bergerak. Limbah itu menggunakan buah-buahan yang sudah

membusuk sehingga terjadi reaksi kimia dan mengantar listrik,” terangnya.

Buah yang memiliki zat asam, seperti tomat, asam, belimbing mampu menjadi media belajar materi
sumber energi listrik.

A. Kulit Pisang Sumber Energi Alternatif yang Cukup Menjanjikan

Energi alternatif merupakan sumber energi yang dihasilkan dari bahan-bahan yang belum pernah
dimanfaatkan secara luas. Saat ini, penelitian mengenai energi alternatif lebih dititik beratkan kepada
energi alternatif yang menggunakan bahan-bahan alami dan bersumber dari alam. Menurut Sutikno
(2008) elektrolit dalam batu baterai bersifat asam, sehingga buah yang bersifat asam dapat menjadi
elektrolit. Innocencio Kresna Pratama (2007) menambahkan, bahwa selain jeruk dan apel, buah lain
dapat juga menghasilkan listrik. Percobaan Wasis Sucipto, S.Pd (2007) membuktikan bahwa kulit pisang
dan jeruk dapat digunakan sebagai sumber arus listrik searah. Hal tersebut menimbulkan permasalahan,
antara lain : Bagaimanakah performa (voltase dan ketahanan) baterai kering yang menggunakan bahan
baku dari kulit pisang? dan Bagaimanakah pengaruh jenis kulit pisang terhadap performa baterai ?. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tegangan yang dihasilkan oleh baterai kering dengan elektrolit
kulit pisang adalah 1,24 volt. Dan ketahanan dalam jam dinding rata-rata selama 5 hari 6 jam (135 jam).
Kontruksi baterai kering kulit pisang sama dengan baterai biasa. Perbedaannya adalah pada elektrolitnya.
Kulit pisang mengandung beberapa mineral yang dapat berfungsi sebagai elektrolit. Mineral dalam
jumlah terbanyak adalah potassium atau kalium (K+). Kulit pisang juga mengandung garam sodium yang
mengandung klorida (Cl-) dalam jumlah sedikit. Reaksi antara potassium atau kalium dan garam sodium
dapat membentuk kalium klorida atau KCl. Menurut Drs. Asep Jamal (2008) KCl merupakan elektrolit
kuat yang mampu terionisasi dan menghantarkan arus listrik. Pisang juga mengandung Magnesium dan
Seng. Magnesium (Mg) dapat bereaks dengan diklorida dan menjadi elektrolit kuat. Jumlah Magnesium
hanyalah 15 % dari jumlah pisang keseluruhan. Pisang juga mengandung Seng (Zn) yang merupakan
elektroda positif. jumlah kandungan Seng dalam pisang hanya mencapai 2 %. Sehingga mineral yang
paling berperan dalam menghantarkan listrik adalah potassium atau kalium, yang bereaksi dengan garam
sodium. Dimungkinkan garam magnesium dan seng juga turut berperan dalam menghantarkan dan
menyimpan arus listrik searah. Hasil penelitian juga menunjukkan, baterai kontrol mampu bertahan lebih
dari 7 hari sedangkan baterai kulit pisang hanya kurang dari 6 hari. Hal ini disebabkan baterai kontrol
memiliki senyawa yang berfungsi sebagai depolarisasi. Senyawa yang digunakan adalah mangandioksida.
Walaupun pisang juga mengandung mangan, namun jumlahnya hanya 0,6 mg per 100 g. Disamping itu
setiap reaksi dalam baterai mengalami suatu proses polarisasi akibat adanya gas hidrogen yang terlepas.
Pisang dan terutama kulit pisang mengandung lebih dari 60 % kadar air (H20), yang dapat terlepas
apabila terjadi suatu reaksi kimia. Sehingga kemungkinan terjadinya polarisasi sangat besar. Hal tersebut
yang mengakibatkan perbedaan ketahanan antar baterai kulit pisang dan baterai kontrol cukup besar.
Sedangkan diantara ketiga jenis pisang, maka pisang susu yang memiliki ketahanan tertinggi. Namun
karena selisih ketahanan diantara pisang susu dan jenis pisang lain kurang dari 24 jam, maka bisa
dikatakan bahwa ketahanan di antara ketiga jenis pisang tidak memberikan perbedaan yang signifikan.
Data pelengkap lain, berupa data berat bersih baterai menunjukkan bahwa rata-rata kulit pisang yang
digunakan sebesar 3,3 gram per baterai. Sementara kulit pisang utuh rata-rata 27 gram per satu buah.
Sehingga satu buah kulit pisang mampu dijadikan kurang lebih 8 baterai. Hal ini merupakan keunggulan
lain dari baterai kering dari kulit pisang. Kesimpulan dari penelitian diatas adalah Baterai kering yang
menggunakan bahan baku kulit pisang memiliki rata-rata voltase 1,2 V dan ketahanan rata-rata 5 hari 7
jam dan diantara ketiga jenis pisang tidak memberikan perbedaan performa (voltase dan ketahanan)
yang signifikan.

B. Sel Volta dan Sel Galvani

Sel Volta atau Sel Galvani

Sel volta atau sel galvani adalah suatu sel elektrokimia yang terdiri atas dua buah elektrode yang dapat
menghasilkan energi listrik akibat terjadinya reaksi redoks secara spontan pada kedua elektroda
tersebut.

1)Deret volta

a)Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, Zn, Fe, Ni, Sn, Pb, (H), Cu, Hg, Ag, Pt, Au.

b)Semakin ke kanan, semakin mudah direduksi dan sukar di oksidasi.

c)Semakin ke kiri semakin mudah dioksidasi dan sukar direduksi.

2)Prinsip kerja

Pada anode terjadi reaksi oksidasi dan pada katode terjadi reaksi reduksi. Arus elektron
mengalir dari katode ke anode. Arus listrik mengalir dari katode ke anode. Adanya

jembatan garam untuk menyetimbangkan ion-ion dalam larutan.Terjadi perubahan

energi: energi kimia menjadi energi listrik.

3)Macam-macam sel volta

a)Aki

Aki adalah jenis baterai yang banyak digunakan untuk kendaraan bermotor. Aki menjadi

pilihan praktis karena dapat menghasilkan listrik yang cukup besar dan dapat di isi

kembali. Sel aki terdiri atas anode Pb (Timbel = timah hitam) dan katode PbO2

(Timbel(IV) Oksida). Keduanya merupakan zat padat yang dicelupkan dalam asam sulfat.

Kedua eletrode tersebut juga hasil reaksinya tidak larut dalam asam sulfat, sehingga tidak

diperlukan jembatan garam. Tiap sel aki mempunyai beda potensial kurang lebih 2V. Aki

12V terdiri atas 6 sel yang dihubungkan seri.

Aki dapat di isi kembali karena hsil-hasil reaksi pengosongan aki tetap melekat pada

kedua elektrode. Pengisian aki dilakukan dengan membalik arah aliran elektron pada

kedua elektrode. Pada pengosongan aki, anode (Pb) mengirim elektron pada katode,

sebaliknya pada pengisian aki elektrode Pb dihubungkan dengan kutub negatif sumber

arus sehingga PbSO4 yang terdapat pada elektrode Pb itu direduksi. Sementara itu PbSO4

yang terdapat pada elektrode PbO2 mengalami oksidasi membentuk PbO2.

b)Baterai kering

Baterai kering di temukan oleh Leclanche yang mendapat hak paten atas penemuan itu

pada tahun 1866. Sel leclanche terdiri atas suatu silinder zink yang berisi pasta dari

campuran batu kawi, salmiak, karbon dan sedikit air (jadi sel ini tidak 100% kering) zink
berfungsi sebagai anode sedangkan sebagai katode digunakan elektrode inert, yaitu grafit,

yang di celupkan ditengah-tengah pasta. Pasta itu sendiri berfungsi sebagai oksidator.

Potensial suatu sel leclanche adalah 1,5 volt. Sel ini kadang disebut sel kering asam

karena adanya NH4Cl yang bersifat asam. Sel leclenche tidak dapat di isi ulang.

Listrik Tenaga Blimbing Wuluh

Belimbing Wuluh selain berkhasiat sebagai obat penyakit Gondongan, Obat Batuk, Diabetes, Rematik,
Sariawan dan Sakit Gigi, ternyata juga bisa di manfaatkan sebagai Sumber Energi Listrik.

Sumber Energi Listrik dari Belimbing Wuluh ini ditemukan oleh seorang Guru lulusan dari ITS Surabaya
bernama Sunarto.

Sumber Energi Listrik dari Belimbing Wuluh ini bisa menghantarkan listrik dan menghidupkan sebuah
lampu hanya dengan menggunakan gelas tanah, jus belimbing wuluh, serta lempeng tembaga dan seng
sebagai elektroda. Dari hasil percobaan Sunarto ini lampu bisa bertahan sampai 1 bulan tanpa dimatikan.

Listrik Tenaga Kulit Pisang


Pisang. Kalian pasti udah pada tahu buah sarat karbohidrat satu ini bukan? “Pisang sangat berlimpah di
negara kita. Bagaimana ya kalau kulit pisang yang selama ini menjadi limbah bisa diolah menjadi produk
yang bermanfaat?

Huh! Dari pada kulit pisang bikin kamu sama temen kamu terpeleset mending dimanfaatin aja. dia
memiliki kandungan karbohidrat tinggi lho. nah, dari situ diciptakan sebuah alat yang mereka ber nama
banana natural energizer alias Ba-na Gyzer. Alat ini menggunakan larutan asam asetat hasil fermentasi
dari limbah kulit pisang tadi untuk kemudian dijadikan larutan elektrolit pada sel volta yang terdapat
dalam komponen alat tersebut. Nah nantinya dari situ akan muncul tegangan listrik yang bisa dijadikan
penjebak hama tanaman di lahan pertanian (light trap). Hebat ya!

Alat kami ini bisa membuat petani mengurangi pemakaian pestisida, jadi sangat ramah lingkungan lho.
Selain itu, limbah ampas kulit pisangnya dapat dijadikan pupuk oleh petani.

Listrik Tenaga Apel

Jika kita menancapkan pelat tembaga dan pelat seng pada buah apel, kemudian menghubungkan kedua
pelat dengan kabel, akan terjadi arus listrik dari pelat tembaga menuju pelat seng. Hal ini berarti
rangkaian tersebut menghasilkan energi listrik. Dari sini kita pasti bertanya-tanya bagaimana buah apel
dapat menghasilkan listrik?

Di dalam buah apel terdapat cairan asam yang dapat berfungsi sebagai elektrolit. Pada saat kedua pelat
logam itu ditancapkan, di dalam buah apel terjadi reaksi kimia yang menghasilkan energi listrik.

Baterai dengan sebuah apel menghasilkan arus listrik lemah. Untuk mendapat arus listrik yang besar
diperlukan buah apel lebih banyak. Caranya, baterai apel disusun secara seri. Pelat seng dari apel
pertama dihubungkan dengan pelat tembaga dari apel yang kedua. Pelat seng apel kedua dihubungkan
dengan pelat seng apel ketiga, dan begitu seterusnya. Selain buah apel, buah lainnya seperti jeruk juga
dapat dibuat baterai.

Bila lampu kamar tempat kita sumber listrik nya menggunakan Belimbing, maka ini adalah suatu
penghematan yang luar biasa. Selain bisa menghemat sumber daya listrik, juga bisa menghemat kantong
kita.

Anda mungkin juga menyukai