Anda di halaman 1dari 23

1

KATA PENGATAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena


berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Mekanika
Fluida tanpa halangan suatu apapun
Dengan tersusunya makalah ini kami berharap dengan makalah ini bisa
membuat kami dapat nilai yang baik dan juga tugas ini semoga dapat berguna
dalam proses perkuliahan pada dan berguna bagi si pembacanya dengan begitu
tidak percuma laporan ini disusun.
Dalam kesempatan kali tidak lupa kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada Ibu Heny Ekawati Haryono, M,Pd. yang telah membina dan
mengarahkan kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan hasil yang
baik dan kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam penyusunan laporan ini.
Mengingat bahwa manusia memiliki kelebihan maupun
kekurangan dalam mengerjakan sesuatu hal, maka kami mengharapkan pembaca
bersedia untuk memberika koreksi terhadap makala ini. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari para pembaca semua
dan juga mudah mudahan makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi
pembaca semua dan dapat meningkatkan prestasi si penyusun dan si pembaca .

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bojonegoro, 24 Desember 2015

Tim Penyusun

DAFTAR ISI
2

KATA PENGATAR...................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULAUN........................................................................ 4
A. Latar Belakang................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah............................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 5
A. Fluida................................................................................................ 5
1.1 Fluida......................................................................................... 5
1.2 Massa Jenis................................................................................ 5
B. Tekanan............................................................................................ 5
2.1 Tekanan Gauge.......................................................................... 6
2.2. Tekanan dalam Suatu Fluida..................................................... 6
C. Hukum-hukum Dasar Fluida Statis.................................................. 7
3.1 Hukum Pascal............................................................................ 7
3.2 Hukum Pokok Hidrostatis......................................................... 8
3.3 Hukum Archimedes................................................................... 9
3.3.1 Berat Semu dan Berat di udara........................................ 9
3.3.2 Hubungan Massa Jenis Benda dengan Massa Jenis
Fluida............................................................................... 10
3.3.3 Penerapan Hukum Archimedes........................................ 10
3.3.4 Tenggelam, Melayang dan Mengapung........................... 10
3.3.5 Kasus Benda Mengapung ............................................... 11
3.3.6 Massa Jenis Benda mengapung....................................... 11
3.3.7 Tegangan Permukaan zat cair.......................................... 12
3.4 Sudut Kontak............................................................................. 12
3.5 Kapilaritas................................................................................. 13
D. Fluida Mengalir................................................................................ 14
4.1 Macam-macam Aliran Fluida.................................................... 14
4.2 Persamaan Kontinuitas.............................................................. 15
4.3 Debit Fluida............................................................................... 15
4.4 Asas Bernoulli........................................................................... 16
4.4.1 Persamaan Bernoulli........................................................ 16
4.4.2 Dua Kasus Khusus dalam Hukum Bernoulli................... 17
3

4.4.3 Hukum Torricelli.............................................................. 17


4.4.4 Penerapan Hukum Bernoulli............................................ 18
4.4.4.1 Venturimeter......................................................... 18
4.4.4.2 Tabung Pitot......................................................... 19
4.4.4.3 Alat Penyemprot parfum dan Racun Serangga.... 20
4.4.4.4 Gaya angkat sayap pada pesawat terbang............ 20
4.5 Viskositas Fluida....................................................................... 21
4.6 Kecepatan Terminal................................................................... 21
BAB III PENUTUP.................................................................................... 22
A. Kesimpulan............................................................................. 22
B. Saran....................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelajaran Fisika sampai sekarang ini masih dianggap pelajaran sulit,
sukar dan juga membingungkan. Anggapan ini tidaklah salah namun tidak
sepenuhnya benar. Banyak yang mengatakan fisika sulit dikarena dikatakan
pelajaran yang sangat banyak rumus-rumusnya.
Salah satu pelajaran fisika adalah mekanika fluida. Di Mekanika
Fluida akan banyak sekali materi dan bahasan salah satunya adalah tekanan.
Kata tekanan tidaklah asing ditelinga kita. Disini kita akan melihat tekanan
dalam sudut pandang fisika. Dalam Mekanika Fluida tidak hanya ada tekanan
saja banyak materi yang perlu kita pelajari juga. Antara lain Hukum dan
tekanan Hidrostatis, Hukum Pascal dan Archimedes, cara mengukur tekanan,
kemudian jenis-jenis aliran fluida, persamaan Kontinuitas dan Persamaan
Bernouli.
Mekanika Fluida harus dipelajari bukan hanya sebagai tugas kuliah
tapi Mekanika Fluida dipelajari untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang
terjadi disekitar kita yang memakai konsep fluida. Sehingga memang Materi
Mekanika Fluida harus dipelajari dan dipahami.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Tekanan dalam Fluida?
2. Apa itu Tekanan Hidrostatik?
3. Bagaimana Prinsip Pascal dan Archimedes?
4. Bagaimana cara mengukur Tekanan?
5. Apa saja jenis-jenis aliran fluida?
6. Bagaimana persamaan Kontinuitas?
7. Bagaimana persamaan Bernoulli?
5

BAB II
PEMBAHASAN
A. Fluida
1.1. Fluida
Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit
hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan. Yang termasuk
fluida adalah zat cair dan gas. Ilmu yang mempelajari fluida tak mengalir
disebut Hidrostatis
1.2. Massa Jenis
Massa Jenis suatu zat adalah massa zat itu per satuan volumennya.
m

v
Satuan SI untuk massa (m) adalah kg, untuk volume (V) adalah m3,
sehingga satuan SI untuk massa jenis ( ) adalah kg/m3 atau kg.m3.
Satuan lain yang masih sering digunakan adalah g/cm3.
Massa jenis relatif adalah nilai perbandingan massa jenis suatu bahan
terhadap massa jenis air.

B. Tekanan
Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu bidang per
satuan luas bidang itu.
gaya
Tekanan =
luas
F
p =
A
Satuan SI untuk gaya, F adalah newton (N) dan untuk luas bidang A
adalah m2, sehingga satuan SI untuk tekanan N/m2. Satuan SI untuk tekanan
diberinama pascal (Pa). Jadi…
1 Pa = 1 N/m2
Satuan lain yang digunakan adalah atmosfer (atm), cmHg, dan milibar
(mb) dimana
1 mb = 0,001 bar
1 bar = 105 Pa
1 atm = 76 cmHg = 1,01  105 Pa = 1,01 bar
6

2.1. Tekanan gauge


Tekanan gauge (gauge pressure) adalah selisih antara tekanan yang
tidak diketahui dan tekanan atmosfer (tekanan udara luar). Nilai tekanan
yang diukur oleh alat pengukur tekanan sesungguhnya dikenal sebagai
tekanan mutlak
Tekanan mutlak = Tekanan gauge + Tekanan atmosfer
p = pgauge + patmosfer
Sebagai contoh, sebuah ban yang mengandung udara dengan tekanan
gauge 2 bar memiliki tekanan mutlak kira-kira 3 bar sebab tekanan
atmosfer pada permukaan laut kira-kira 1 bar
2.2. Tekanan dalam Suatu Fluida
Tekanan adalah suatu besaran dari fluida (zat cair dan gas) yang
penting karena sifat-sifat fluida sebagai berikut.
1) Gaya-gaya yang dikerjakan suatu fluida pada dinding wadahnya
selalu berarah tegak lurus terhadap dinding wadahnya.
2) Gaya yang dikerjakan oleh tekanan dalam suatu fluida pada
kedalaman yang sama adalah sama dalam segala arah
3) Suatu gaya luar yang bekerja pada suatu fluida diteruskan sama besar
keseluruh fluida.
Ini tidak berarti bahwa tekanan dalam suatu fluida adalah sama
dimana saja, sebab berat fluida itu sendiri mengerjakan tekanan yang
bertambah dengan bertambahnya kedalaman. Tekanan zat cair yang
hanya disebabkan oleh beratnya sendiri disebut tekanan hidrostatis
Tekanan hidrostatis zat cair (ph) dengan massa jenis  pada
kedalaman h dinyatakan dengan
p h  gh

Dengan  adalah massa jenis fluida (kg/m3), g adalah percepatan


gravitasi bumi (m/s2), h adalah kedalaman fluida (m) dan ph adalah
tekanan hidrostatis (Pa). Dengan demikian, tekanan total (tekanan
mutlak) pada kedalaman h adalah
p  pluar  p h

p  pluar  gh
7

Jika fluida dalam suatu wadah terbuka yang berhubungan dengan


udara luar, maka udara luar (atmosfer) mengerjakan gaya luar pada fluida
pluar  p atm

C. Hukum-hukum Dasar Fluida Statis


Hukum-hukum dasar fluida statis yang akan kami bahas adalah Hukum
Pascal, Hukum Pokok Hidrostatis dan Hukum Archimedes
3.1. Hukum Pascal
Hukum Pascal berbunyi: tekanan yang diberikan kepada fluida di
dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah.
Dari hukum ini diperoleh prinsip bahwa dengan gaya kecil dapat
dihasilkan gaya yang lebih besar. Prinsip ini dimanfaatkan dalam
1) Dongkrak hidrolik
2) Pompa hidrolik ban sepeda
3) Mesin hidrolik pengangkat mobil
4) Mesin pengepres hidrolik
5) Rem piringan hidrolik pada mobil

Gambar 1 : Ilustrasi Hukum Pascal

Perhatikan gambar mesin hidrolik pengangkt mobil yang


penampanya ditununjukkan gambit diatas.
Jika luas penampang kecil A1 ditekan dengan gaya input F1, maka
pada luas penampang yang besar akan dihasilkan gaya angkat output F2.
Sesuai dengan hukum Pascal diperoleh
p1  p 2

F2 F A
 1 atau F2  2  F1
A2 A1 A1
8

1
Untuk luas penampang berbentuk silinder, A1 =  d12 dan A2 =
4

1
 d 22 , dengan d1 dan d2 adalah diameter masing-masing penampang
4
sehingga diperoleh
1 2
d1
F2  4  F1
1 2
d 2
4
2
d 
F2   2   F1
 d1 
3.2. Hukum Pokok Hidrostatis
Hukum Pokok Hidrostatis berbunyi: semua titik yang terletak pada
suatu bidang datar di dalam zat cair yang sejenis memiliki tekanan yang
sama.
Misalkan sebuah pipa U diisi oleh dua jenis zat cair yang tidak
bercampur, maka terdapat perbedaan ketinggian zat cair pada kedua kaki
pipa U. Lihat gambar dibawah ini
Pada kedua kaki dimana terdapat
dua jenis zat cair, kita buat garis
lurus mendatar yang memisahkan
kedua jenis zat cair tersebut.
Garis ini disebut bidang batas.
Kita ambil dua titik yang terletak
pada bidang batas ini, A di kaki
kiri2 :dan
Gambar Titik B
padadikedalaman
kaki kanan.
sama Seseuai dengan hukum pokok hidrostatis
memiliki tekanan yang sama
tekanan pada kedua titik ini sama besar .
p A  pB

p atm  1 gh1  p atm   2 gh2

1h1   2 h2

3.3. Hukum Archimedes


9

Hukum Archimedes berbunyi: benda yang tercelup sebagian atau


seluruhnya ke dalam fluida mengalami gaya keatas sebesar berat fluida
yang dipindahkan oleh benda yang tercelup tersebut.
Gaya keatas = berat fluida yang dipindahkan
Fa  m f  g

Fa   f  Vbf  g

Dengan  f = massa jenis fluida (kg/m3), Vbf volume benda yang


tercelup dalam fluida (m3), dan g adalah percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
Volume benda yang tercelup dalam fluida adalah Vbf . Jika benda
tercelup seluruhnya dalam fluida maka Vbf = Vb ( Vb = volume benda).
Jika benda tercelup setengah bagian dalam fluida maka

Vbf
1
= Vb
2
3.3.1 Berat Semu dan Berat di Udara
Jika benda ditimbang di udara berat yang ditunjukkan neraca
adalah berat sesungguhnya

Fa

w = mg
(a) di udara
w = mg

(b) Tercelup sepenuhnya


dalam fluida

Gambar 3 : Benda yang dicelupkan ke dalam fluida mengalami gaya ke atas


10

Jadi berat benda di udara


w=mg
Jika benda ditimbang dalam fluida, berat yang ditunjukkan
neraca adalah berat adalah berat semu wf dimana
Berat semu = berat di udara – gaya keatas
w f  wu  Fa atau Fa  wu  w f

3.3.2 Hubungan Massa Jenis benda dan Massa Jenis Fluida


Jika suatu benda dengan massa jenis b dicelupkan
seluruhnya kedalam zat cair dengan massa jenis f maka berlaku
b w

 f Fa

Dengan  b adalah massa jenis benda ,  f massa jenis


fluida, w adalah berat benda dan Fa adalah gaya keatas.
3.3.3 Penerapan Hukum Archimedes
Penerapan hukum Archimedes antara lain: (1) kapal laut yang
terbuat dari besi dapat mengapung diar, (2) kapal selam dapat
mengapung, melayang dan tenggelam di air, (3) galangan kapal
untuk memperbaiki atau memriksa bagian bawah kapal, (4) balon
udara dapat naik keatas (5) hydrometer untuk mengukur massa
jenis zat cair
3.3.4 Tengelam, Melayang dan Mengapung
Benda tenggelam (gambar 4a) jika gaya ke atas oleh zat cair
lebih kecil daripada berat benda, atau jika massa jenis zat cair lebih
kecil daripada massa jenis rata-rata benda
Syarat tenggelam, Fa  w atau  f   b

(c)

(b)
(a)
(a) Tenggelam (b) Melayang
(c) Mengapung
Gambar 4 : Bagian yang diarsir menyatakan volume benda yang tercelup dalam zat cair
11

Benda melayang dalam zat cair (gambar 4b) jika gaya ke atas
oleh zat cair sama dengan berat benda, atau jika massa jenis zat cair
sama dengan massa jenis rata-rata benda.
Syyarat melayang Fa = w
f = b rata-rata
Benda mengapung dalam zat cair (gambar 4c) jika gaya
keatas oleh zat cair yang disebabkan oleh volume benda yang
tercelup saja (bagian yang diarsir) sama dengan berat benda. Pada
benda mengapung, massa jenis zat cair lebih besar dari pada massa
jenis rata-rata benda (  f = b rata-rata)
Syarat mengapung Fa = w
3.3.5 Kasus untuk benda mengapung
Jika volume benda yang tercelup dalam zat cair adalah Vbf
dan volume total adalah Vb berlaku
 b Vbf

f Vb

Jika tinggi benda yang tercelup dalam zat cair adalah hbf
dan tinggi benda total adalah hb maka berlaku
 b hbf

f hb

3.3.6 Massa jenis benda yang mengapung


Untuk benda yang mengapung dalam satu jenis fluida, maka
massa jenisnya dirumuskan sebagai berikut
 f  Vbf

Vb

Sedangkan untuk benda yang mengapung dalam beberapa


jenis fluida, maka massa jenisnya dirumuskan sebagai berikut.
 fi  Vbfi  f 1  Vbf 1   f 2  Vbf 2   f 3  Vbf 3    
 =
Vb Vb
12

3.3.7 Tegangan permukaan zat cair


Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan zat cair
untuk meregang sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh
suatu lapisan elastis. Beberapa cotoh tegangan permukaan zat cair
adalah: (1) pisau silet dan jarum dapat mengapung di air walaupun
massa jenisnya lebih besar daripada massa jenis air; (2) nyamuk
dapat hinggap di atas permukaan air; (3) tetes air yang jatuh pada
permukaan kaca berbentuk bola (bulatan)
Secara kuantitatif, tegangan permukaan  di definisikan
sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaan F dan
panjang permukaan d dimana gaya itu bekerja.
F
 
d

3.4. Sudut Kontak


Sudut kontak adalah sudut antara kelengkungan permukaan zat cair
(meniscus) terhadap garis lurus vertikal. Pada zat cair meniscus cekung,
seperti air (gambar 5a) sudut kontak  , adalah lancip (0    90). Pada
zat cair meniscus cembung, seperti raksa (gambar 5b), sudut kontak, ,
adalah tummpul (90    180)
Air adalah zat cair meniscus cekung sehingga air membasahi
dinding kaca wadanya. Raksa adalah zat cair meniscus cembung
sehingga raksa tidak membasahi dinding kaca wadahnya. Ada hubungan
antara kemampuan membasahi air dan tegangan permukaannya. Makin
kecil tegangan permukaan air, makin besar kemampuan air untuk
membasahi benda.

air raksa

Gambar 5 : (a) Meniskus cekung (b) Meniskus cembung


13

3.5. Kapilaritas
Kapilaritas adalah peristiwa naik turunnya permukaan zat cair di
dalam lubang sempit (pipa kapiler). Air di dalam pipa kapiler naik karena
adhesi antara partikel air dan partikel
kaca lebih besar daripada kohesi
antarpartikel air. Raksa di dalam pipa
kapiler turun karena adhesi antara
partikel raksa dan partikel kaca lebih
Gambar 6 : Adheasi air kaca lebih besar kecil daripada kohesi antar partikel
daripada kohesi antar partikel air
raksa.

Naik atau turunnya permukaan zat cair dalam pipa kapiler h


dinyatakan oleh persamaan
2 cos 
h
gr

Dengan  adalah tegangan permukaan (N/m),  adalah sudut


kontak,  adalah massa jenis (kg/m3), g adalah percepatan gravitasi (m/s2)
dan r adalah jari-jari pipa kapiler (m).
Manfaat Kapilaritas antara lain: (1) naiknnya minyak tanah melalui
sumbu kompor. (2) sifat menghisap cairan beberapa benda (kain dan
kertas isap). (3) naiknya air dari akar menuju bagian atas (daun-daun)
melalui pembuluh kayu (pembuluh xylem) dalam batang pohon.
Masalah yang ditimbulkan Kapilaritas antara lain: (1)
merembesnya air hujan melalui pori-pori dinding yang berfungsi sebagai
pipa kapiler (2) naiknya air dari dinding bawah rumah melalui batu bata
menuju keatas dan membasahi dinding sehingga dinding menjadi
lembab.
14

D. Fluida Mengalir
Fluida disebut bergerak atau mengalir jika fluida itu bergarak terus
terhadap sekitarnya. Fluida mengalir diasumsikan sebagai fluida ideal, yaitu
fluida yang tak termampatkan (incompressible), tidak kental, dan memiliki
aliran tunak.
Fluida tak kental adalah aliran fluida yang tidak mengalami gesekan.
Pada aliran fluida tak kental, antara satu lapisan fluida dengan lapisan fluida
di dekatnya tidak mengalami gesekan begitu pula antara fluida dengan
dinding saluran (pipa) sehingga gesekan antara fluida dengan dinding saluran
tidak menghambat gerak fluida.
4.1 Macam - macam aliran Fluida
Aliran dari fluida dapat digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu
• Aliran Steady. Suatu aliran fluida disebut steady jika tidak ada
perubahan kecepatan terhadap waktu pada semua titik dalam aliran
tersebut.
• Airan Unsteady jika terdapat perubahan kecepatan terhadap waktu
dalam aliran tersebut.
• Aliran Laminer jika gerakan dari partikel-partikel fluida membentuk
lapisan yang teratur dan juga memiliki bilangan Renault < 2000
• Aliran Turbulen jika gerakan partikel fluida acak atau tidak teratur dan
juga memiliki bilangan Renault > 3000
• Compressible jika ada perubahan besaran kerapatan massa (densitas)
dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida compressible
adalah: udara, gas alam, dll
• Incompressible jika tidak berubahan besaran kerapatan massa
(densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida
incompressible adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll
• Aliran Uniform
• Aliran Non Uniform
15

4.2 Persamaan Kontinuitas


Persamaan kontinuitas berbunyi: pada fluida yang tak
termampatkan, hasil kali antara kelajuan aliran fluida dalam suatu
wadah dengan luas penampang wadah selalu konstan. Jika suatu wadah
(pipa) memiliki penampang berbeda maka secara matematis persamaan
kontinuitas dinyatakan oleh :

Gambar 7 : Hasil kali luas penampang dengan kecepatan


adalah konstan di titik manapun untuk fluida mengalir

A1v1 = A2v2
Atau
v2 A
 1
v1 A2

Misalkan penampang pipa berbentuk silinder, maka


d12 d 22
A1   r12  , A2  r2 
2
4 4
Masukkan persamaan diatas ke persamaan sebelumnya sehingga kita
peroleh
d 12
v2  r12 4 v 2  r1 
2
d 
2
  2 sehingga     1 
v1  r22 d 2 v1  r2   d2 
4
4.3 Debit Fluida
Jika anda perhatikan maka satuan dari Av adalah (m2) (m/s2), yaitu
volume per sekon. Volume fluida yang mengalir per satuan waktu
didefinisikan sebagai suatu besaran yang disebut debit (Q) jadi
V
Q  Av
t
16

Oleh karena itu, persamaan kontinuitas yang dinyatakan diatas disebut


juga dengan persamaan debit konstan yang dinyatakan oleh
A1 v1  A2 v 2

Q1 = Q2
4.4 Asas Bernoulli
Asas Bernoulli menyatakan bahwa “Pada pipa mendatar
(horizontal), tekanan fluida paling besar adalah bagian yang kelajuan
alirannya paling kecil dan tekanan yang paling kecil pada bagian yang
kelajuan alirannya paling besar”.
4.4.1 Persamaan Bernoulli
Persamaan Bernoulli berlaku untuk fluida ideal dan
diturunkan dari hukum kekekalan energi menurut persamaan ini

1 2
besaran p  gh  v memiliki nilai yang sama dengan setiap
2

titik dalam aliran fluida dengan massa jenis  , dimana p adalah


tekanan mutlak, h adalah ketinggian diatas suatu bidang acuan, dan
v adalah kecepatan fluida. Dengan demikian, untuk dua kedudukan
1 dan 2, berlaku
1 2 1
p1  gh1  v1  p 2  gh2  v 22
2 2

Gambar 8 : Ilustrasi hukum Bernoulli

Besaran gh adalah energy potensial fluida per satuan volume, dan

1
v 2 adalah energi kinetik fluida per satuan volume. Kedua
2
besaran ini memiliki satuan tekanan.

4.4.2 Dua Kasus Khusus Hukum Bernoulli


17

Untuk fluida tak bergerak (fluida statis), kecepatan v1 = v2 = 0


sehingga persamaan Bernoulli menjadi
p1  gh1  0  p 2  gh2  0

p1  p 2  g (h2  h1 )

Untuk fluida yang mengalir (fluida dinamis) dalam pipa


mendatar dimana tak terdapat bedaan ketinggian diantara bagian-
bagian fluida. Ini berarti h1 = h2, sehingga persamaan Bernoulli
menjadi
1 2 1
p1  v1  p 2  v 22
2 2
1
p1  p 2   (v12  v 22 )
2
Persamaan diatas menunjukkan bahwa hubungan tekanan dan
kelajuan fluida ntuk fluida yang mengalir horizontal (h1 = h2), titik
yang kelajuan fluidanya lebih kecil memiliki tekanan lebih besar
dan sebaliknya, titik yang kelajuan lebih besar memiliki tekanan
lebih kecil (asas Bernoulli). Efek ini dimanfaatkan oleh gaya
angkat pada pesawat terbang
4.4.3 Teorema Torricelli
Dalam kasus sustu zat cair yang keluar dari wadah (tangki)
terbuka melalui sustu lubang kecil yang berada pada jarak h
dibawah permukaan air, tekanan pada permukaan zat cair sama
dengan tekanan pada lubang, dan kecepatan ke bawah dari
permukaan zat cair dapat diabaikan terhadap kecepatan semprotan
fluida yang keluat dari lubang.

Gambar 9 : Sebuah tangki air yang memiliki lubang


Dalam kasus ini persamaan Bernoulli menjadi
v 2 gh
18

Persamaan inilah yang disebut teorema Torricelli. Persamaan ini


identic dengan dari suatu benda jatuh bebas dari ketinggian h.
Debit fluida yang menyembur keluar dari lubang dangan luas
A dihitung dengan
Q=Av
Q=A 2 gh

Jika keluarnya zat cair berada pada ketinggia (H  h) diatas


tanah, dengan H adalah ketinggian zat cair diatas tanah, maka jarak
horizontal terjauh yang dapat dicapai zat cair dapat diukur dari kaki
tangki (titik C) dinyatakan dengan persamaan
R  2 ( H  h)

4.4.4 Penerapan Hukum Bernoulli


Penerapan hukum Bernoulli dalam bidang tehnik antara lain
venturimeter, tabung pitot, alat penyemprot parfum atau racun
serangga dan gaya angkat sayap pesawat terbang.
4.4.4.1 Venturimeter
Venturimeter adalah alat ukur yang digunakan untuk
mengukur kelajuan alir suatu cairan. Untuk venturimeter
tanpa manometer

Gambar 10 : Venturimeter
dengan titik 1 adalah bagian yang lebar dan titik 2 adalah
bagian yang menyempit, h adalah selisih ketinggian cairan
dalam tabung 1 dan 2, maka berlaku tiga persamaan
berikut.
1
p1  p 2  p (v12  v22 )
2
A2
v2   v1
A1
19

p1  p 2   g h

Untuk venturimeter dengan manometer dimana


cairan manometer umumnya raksa dengan massa jenis ’,
berlaku ketiga persamaan diatas tapi khusus pada
persamaan ketiga  diganti dengan ’.
4.4.4.2 Tabung Pitot
Tabung pitot adalah alat ukur yang digunakan untuk
mengukur kelajuan aliran gas.

Gambar 11 : Tabung pitot

Jika massa jenis cairan dalam tabung , beda kedua kaki


adalah h, massa jenis gas ’ dan kelajuan alir gas v maka
berlaku
1 2
v   ' gh
2
2  ' gh

20

4.4.4.3 Alat penyemprot parfum atau racun serangga


Prinsip kerja alat penyemprot parfum adalah dengan
memaksa udara keluar dari bola karet termampatkan
sehingga menghasilkan semburan udara melalui lubang
sempit diatas tabung silinder yang memanjang kebawah
dan masuk ke dalam cairan parfum. Semburan udara
tersebut yang bergerak cepat pada bagian atas tabung
menurunkan tekanan udara pada bagian atas tabung, dan
menyebabkan tekanan atmosfer pada permukaan cairan
memaksa cairan naik keatas tabung. Semprotan
berkelajuan tinggi meniup parfum naik keatas tabung
tersebut sehingga cairan parfum dikeluarkan sebagai
semburan kabut halus. Prinsip kerja alat penyemprot racun
serangga persis seperti penyemprot parfum. Jika
penyemprot parfum udara dipaksa keluar dengan menekan
tombol, maka penyemprot racun serangga dengan
menekan masuk batang penghisap.
4.4.4.4 Gaya angkat sayap pada pesawat terbang
Desain sayap pesawat yang berbentuk aerofoil
menyebabkan kelajuan udara diatas sayap v2 lebih besar
daripada dibawah sayap v1. Ini menghasilkan gaya angkat.

Gambar 11 : Mekanisme sayap pesawat

1 2
F1  F2  (v 2  v12 ) A
2

Dengan  adalah massa jenis udara disekitar pesawat dan


A adalah total bentangan sayap. Ketika pesawat terbang
21

dalam arah mendatar, berat total pesawat sama dengan


gaya angkatnya.
4.5 Viskositas Fluida
Viskositas (kekentalan) fluida menyatakan gesekan di dalam fluida.
Fluida kental seperti oli, memiliki koefisien viskositas besar (
  110  10 3 Pa s). Fluida tak kental seperti air, memiliki koefisien
viskositas kecil (   1,00  10 3 Pa s)
Besar gaya gesekan, Ff yang diberikan oleh fluida kental dinyatakan
oleh persamaan:
Ff = k  v
Koefisien k bergantung pada bentuk geometric benda. Persamaan
diatas disebut hukum stokes. Untuk benda berbentuk bola, k = 6r,
sehingga hukum Stokes dinyatakan oleh persamaan
F f = 6 r  v
Dengan r adalah jari-jari benda (m),  aadalah koefisien viskositas
(Pa s) dan v adalah kelajuan benda (m/s2)
4.6 Kecepatan Terminal
Jika sebuah kelereng dijatuhkan bebas dalam suatu fluida kental
yang berada dalam suatu wadah, mula-mula kecepatan kelereng
bertambah besar tetapi pada suatu kedudukan tertentu akan konstan.
Kecepatan kelereng yang paling besar dan konstan ini dinamakan
kecepatan terminal. Kecepatan terminal v dari kelereng dapat dihitung
dengan persamaan
2r 2 g
v  (b   f )
9

Dengan r adalah jari-jari kelerng (m), g adalah percepatan gravitasi


(m/s2)  adalah koefisien viskositas (Pa s), b massa jenis benda, f massa
jenis fluida kental.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
22

Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit


hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan. Massa Jenis suatu zat
adalah massa zat itu per satuan volumennya.
m

v
Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu bidang per
satuan luas bidang itu.
gaya F
Tekanan = ,p =
luas A
Hukum-hukum dasar fluida statis adalah Hukum Pascal, Hukum Pokok
Hidrostatis dan Hukum Archimedes.
Fluida disebut bergerak atau mengalir jika fluida itu bergarak terus
terhadap sekitarnya. Fluida mengalir diasumsikan sebagai fluida ideal, yaitu
fluida yang tak termampatkan (incompressible), tidak kental, dan memiliki
aliran tunak.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun. Kami menyadari bahwa
masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca
sangat diharapkan demi kesempurnaannya makalah kami. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
23

DAFTAR PUSTAKA

Kanginan, Marthen. 2008. SeribuPena Fisika untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta:
Erlangga
http://kabar-agro.blogspot.com/2011/11/dasar-dasar-aliran-fluida.html di unduh tanggal 24
Desember 2015 jam 16:35 WIB

Anda mungkin juga menyukai