Anda di halaman 1dari 6

Purwadianto A, Soetedjo, Sjamsuhidajat R.

Sikap Etik Dokter Terhadap Pelayanan Kesehatan ISSN 2598-179X (cetak)


Tradisional. JEKI. 2019;3(1):17–22. doi: 10.26880/jeki.v3i1.29. ISSN 2598-053X (online)

Sikap Etik Dokter Terhadap


Pelayanan Kesehatan Tradisional
Agus Purwadianto1,2, Soetedjo1,3, R. Sjamsuhidajat1
1
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia
2
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
3
Departemen Neurologi, Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi, Surakarta, Jawa Tengah

Kata Kunci Abstrak Pelayanan kesehatan tradisional adalah salah satu ciri
etika, herbal, jamu, kedokteran, budaya dan kearifan lokal Indonesia. Pada saat ini, sebanyak
tradisional 69.6% orang Indonesia menggunakan pelayanan kesehatan
Korespondensi tradisional, baik berupa ramuan maupun keterampilan. Dalam
contact@ilmiah.id sistem kesehatan di Indonesia, pelayanan kesehatan tradisional
Publikasi sudah diakui dengan disahkannya undang-undang/peraturan
© 2019 JEKI/ilmiah.id
dan pohon keilmuan Sistem Kesehatan Tradisional Indonesia
DOI
(SISKESTRAINDO). Tenaga medis dan tenaga kesehatan
10.26880/jeki.v3i1.29
tradisional sudah selayaknya bekerja secara sinergis dalam
Tanggal masuk: 20 Oktober 2018 pelayanan kesehatan, sehingga dibutuhkan panduan mengenai
Tanggal ditelaah: 12 Januari 2019 sikap etik sebagai seorang tenaga medis. Pelayanan kesehatan
Tanggal diterima: 18 Januari 2019 tradisional yang murah, mudah, dan mujarab harus didukung
Tanggal publikasi: 2 Februari 2019 karena memiliki manfaat besar bagi masyarakat. Di sisi lain,
pelayanan kesehatan tradisional yang tidak memenuhi syarat-
syarat tersebut, terlebih memberikan dampak buruk pada pasien,
harus ditolak dengan tegas metode, klaim, dan prakteknya.

Abstract Traditional medicine is one of Indonesian’s biocultural diversity. Currently, 69.6% of


households in Indonesia use traditional medicine, either in the form of herbal medicine or manual
techniques. Indonesia has formally accepted traditional medicine by integrating it in law and creating
tree of knowledge of traditional health system (SISKESTRAINDO). Both conventional and traditional
medical society should be working in synergy, therefore we need an ethical guideline about how the
conventional medical society should respond toward the traditional medical society. Inexpensive,
accessible, and effective traditional medicine should be supported because of its huge benefit toward
the society. On the contrary, those which are expensive, inaccessible, and ineffective should be rejected
because of the risks posed to the society.

Di dunia, selain pelayanan kesehatan umum.1 Dalam Sistem Kesehatan Nasional di


konvensional juga dikenal pelayanan kesehatan Indonesia, pelayanan kesehatan konvensional
tradisional. World Health Organization (WHO) sudah diakui dan mendominasi karena
sendiri mengakui pelayanan kesehatan dijalankan oleh dokter, perawat, bidan, dan
tradisional dan mendukung melalui strategi 2014- tenaga medis profesional lainnya. Sebuah
2023 yang memiliki target untuk meningkatkan tantangan saat ini adalah pelayanan kesehatan
integrasi pelayanan kesehatan tradisional tradisional yang semakin kuat dengan diakuinya
terhadap kebijakan nasional; meningkatkan tenaga kesehatan tradisional sebagai salah
keamanan, efikasi, dan kualitas dari pelayanan satu tenaga kesehatan sesuai dengan Undang-
kesehatan tradisional; meningkatkan akses undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
baik secara ketersediaan maupun harga dari Kesehatan dan tergabung dalam Majelis
pelayanan; serta meningkatkan penggunaan Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) bersama
rasional pengobatan tradisional dalam usaha tenaga kesehatan lain di luar dokter dan
meningkatkan kualitas kesehatan secara dokter gigi.2 Selain itu juga telah dipopulerkan

Jurnal Etika Kedokteran Indonesia Vol 3 No. 1 Feb 2019 17


Sikap Etik Dokter Terhadap Pelayanan Kesehatan Tradisional

saintifikasi jamu sesuai dengan Peraturan biokultural sesuai dan memandang manusia
Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 20103 dan sebagai BPPSK dibandingkan dengan
disahkannya pohon keilmuan Sistem Kesehatan pengobatan konvensional.5 Relevansi saling
Tradisional Indonesia (SISKESTRAINDO),4 memengaruhi pendekatan biomedik dan
serta ditunjuknya beberapa rumah sakit untuk biokultural akan semakin dijumpai pada
melakukan pelayanan kesehatan tradisional. penanggulangan penyakit tidak menular yang
Pemerintah juga telah menugaskan direktorat hanya akan terkontrol secara efektif dan efisien
pelayanan kesehatan tradisional di Kementrian melalui pengubahan perilaku hidup bersih dan
Kesehatan untuk mengembangkan dan sehat. Hal ini untuk menanggulangi penyakit
menata pelayanan kesehatan sebagai bagian tidak menular yang menurut RISKESDAS akan
dari sistem kesehatan nasional. Pelayanan semakin banyak dijumpai karena bersumber
kesehatan tradisional meliputi pelayanan jenis dari perilaku manusia.
keterampilan, ramuan, dan kombinasinya. Di beberapa negara seperti Cina dan
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 103 India, pelayanan kesehatan tradisional
Tahun 2014,5 pemerintah berupaya pula untuk telah didampingkan dengan pelayanan
melindungi pelayanan kesehatan tradisional kesehatan konvensional dan sama-sama diakui
yang terbukti secara ilmiah menyehatkan keberadaannya serta dapat menjadi pilihan
masyaratkan dan secara bertahap disinergikan dari masyarakat.1 Dalam pelayanan kesehatan
dengan budaya dan kearifan lokal yang berguna. tradisional integrasi, untuk menjaga sisi sehat
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar klien, dokter dan tenaga kesehatan tradisional
(RISKESDAS) tahun 2013, pengguna pelayanan sebaiknya bekerja sama sesuai dengan
kesehatan tradisional dalam rumah tangga keilmuannya masing-masing. Apabila suatu
di Indonesia mencapai 69.6% dengan 77.8% saat seorang klien menjadi sakit, maka demi
menggunakan keterampilan tanpa alat dan keselamatan pasien, orientasi sisi sakit lebih
49% menggunakan ramuan.6 RISKESDAS diprioritaskan dan seharusnya ditangani oleh
2018 menunjukkan 98.5% pelayanan kesehatan dokter. Dalam keadaan pasien masih sehat atau
dilakukan oleh penyehat tradisional, sedangkan memiliki penyakit yang terkontrol dan tidak
2.7% dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam keadaan gawat darurat, maka dokter dan
tradisional.7 tenaga kesehatan tradisional dapat bekerja sama
di fasilitas pelayanan kesehatan.
Peran Pelayanan Kesehatan Tradisional Secara sederhana, kontinuum pelayanan
Peran pelayanan kesehatan tradisional kesehatan tradisional empirik, komplementer,
ditujukan kepada klien/pasien sebagai manusia integrasi dan pelayanan kesehatan konvensional
yang terdiri dari dua sisi, yakni sisi sehat dan sisi dapat ditunjukkan seperti gambar 1.
sakit. Hal ini sejalan dengan pengertian manusia
sebagai makhluk biopsikospiritososiokultural
(BPSSK). Seperti namanya, sisi sehat (klien)
adalah keadaan tubuh terbaik yang mungkin
dicapai secara jasmani, kejiwaan dan sosial sesuai
dengan pengertian WHO akan sehat.8 Sisi sakit
(pasien) adalah saat seseorang memiliki sebuah
sakit/penyakit tertentu yang menimbulkan
penderitaan akibat penurunan produktifitas, Gambar 1. Diagram pembagian peran pada
kecacatan, atau bahkan kematian. Pelayanan kedua sisi.
sisi sehat dan sisi sakit perlu dilakukan
bersama-sama untuk mencapai definisi sehat Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan Tradisional
menurut WHO, dan terdiri atas pendekatan Tenaga kesehatan tradisional dapat
biomedik dan biokultural. Pelayanan kesehatan dibagi menjadi 3 jenis, yakni tenaga kesehatan
tradisional lebih menekankan pendekatan tradisional empiris, komplementer, dan

18 Jurnal Etika Kedokteran Indonesia Vol 3 No. 1 Feb 2019


Purwadianto A, Soetedjo, dan Sjamsuhidajat R

integrasi. Tenaga kesehatan tradisional sesuatu yang objektif (ditentukan oleh pemberi
empiris didefinisikan sebagai tenaga kesehatan pelayanan terpisah dari persepsi pasien).
tradisional yang ilmunya terbukti secara empiris, Perkembangan mutakhirnya mengarah ke
meliputi keterampilan dan/atau ramuan. 4P medicine (personalized, preventive, predictive,
Tenaga kesehatan tradisional empiris disebut dan participatory) yang ingin menjelaskan
sebagai penyehat tradisional. Tenaga kesehatan bahwa patologis objektif akan berinteraksi
tradisional komplementer adalah tenaga dengan subjektifitas pasien. Ini sejalan
kesehatan tradisional yang menggunakan ilmu dengan konsep manusia sebagai BPSSK yang
biokultural dan biomedis, serta manfaat dan dianut oleh pelayanan kesehatan tradisional.
keamanannya terbukti secara ilmiah. Tenaga Secara epistemologis cara pembuktian ilmiah
kesehatan tradisional komplementer dapat konvensional menggunakan epidemiologi,
menggunakan moda teknik manual, terapi uji klinik, dan luaran klinis yang bertumpu
energi, terapi olah pikir, atau ramuan dari pada ukuran objektif, yang akan dilengkapi
tanaman, hewan, mineral, maupun sarian dengan pembuktian secara kuantitatif dan
khas Indonesia dengan tujuan meningkatkan kualitatif berupa studi kasus, studi observasi
indeks kebugaran. Tenaga kesehatan tradisional klinis, penggunaan luaran klinis yang bersifat
komplementer merupakan tenaga kesehatan objektif. Dengan 4P, subjektivitas (patient
yang memperoleh ilmu dan keterampilannya reported outcome) dan kualitas hidup pasien akan
melalui pendidikan tinggi di bidang kesehatan menjadi penilaian bersama. Secara aksiologis,
paling rendah Diploma 3 yang saat ini sudah cara memakai ilmu kedokteran konvensional
diakui kewenangan praktiknya melalui mengedepankan modalitas intervensi sebagai
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun piranti penyembuhan yang lebih banyak
2018 tentang Penyelenggaraan Pelayanan berguna untuk penyakit akut dan gawat
Kesehatan Tradisional Komplementer.9 darurat. Sedangkan, pendekatan tradisional
Pelayanan kesehatan tradisional integrasi lebih mengedepankan interaksi utuh penuh
adalah kombinasi dari tenaga kesehatan selaku kepercayaan (dyadic) antara penyembuh dan
penanggung jawab dengan tenaga kesehatan pasien dengan penguatan sisi sehatnya agar
komplementer. Pelayanan kesehatan tradisional terjadi keseimbangan dan bahkan mengatasi sisi
integrasi harus diselenggarakan di fasilitas sakit pasien.4
pelayanan kesehatan.5 Pemerintah saat ini Pelayanan kedokteran dengan konsep
berupaya untuk membuka pendidikan tinggi evidence-based medicine pada dasarnya lebih
kesehatan tradisional Indonesia berbasis mengutamakan produk/standar yang diakui
akademik profesional setingkat Sarjana 1 dan melalui hasil-hasil penelitian, sehingga seringkali
kelak lebih tinggi. terjadi produk/standar mengonstruksi pemberi
layanan dan pasien sekaligus. Sedangkan,
Kesamaan Konsep Filosofis pada pelayanan kesehatan tradisional produk
Perkembangan ilmu kedokteran di didesain berdasarkan kebutuhan bersama
Indonesia saat ini dapat ditilik berdasarkan antara penyehat/tenaga kesehatan tradisional
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang dengan klien sesuai kepentingan terbaik klien.4
Pendidikan Kedokteran10 yang membagi
ilmu kedokteran ke dalam empat pilar yaitu Sikap Dokter Terhadap Pelayanan Kesehatan
biomedik, klinis, kesehatan masyarakat, dan Tradisional
bioetika humaniora kesehatan. Kesamaan ilmu Dokter seharusnya memiliki pikiran positif
kedokteran konvensional dengan kesehatan dalam bekerja bersama dengan para tenaga
tradisional akan mencakup keempat pilar kesehatan tradisional untuk mempertahankan
tersebut, namun titik persamaannya lebih sisi sehat seorang klien. Upaya ini sebenarnya
banyak di bioetika dan humaniora kesehatan. selaras dengan tujuan preventif dan promotif
Secara ontologis paradigma konvensional seorang dokter dalam masyarakat. Selain itu,
mendefinisikan keadaan patologis sebagai dokter seharusnya memahami bahwa pelayanan
Jurnal Etika Kedokteran Indonesia Vol 3 No. 1 Feb 2019 19
Sikap Etik Dokter Terhadap Pelayanan Kesehatan Tradisional

kesehatan tradisional adalah wujud salah satu tersebut.


ciri budaya dan kearifan lokal masyarakat 2. Apabila suatu pelayanan kesehatan
yang harus dilestarikan, apalagi negara kita tradisional melakukan klaim kuratif
terkenal dengan biodiversitasnya, dan sekaligus terhadap penyakit-penyakit akut, bersifat
dikembangkan. Selayaknya dokter berlaku gawat darurat, atau mengancam nyawa
bijak dan adil dalam menyikapi pendekatan yang sebenarnya dapat diintervensi dengan
biokultural untuk pelayanan penyakit-penyakit sempurna secara medis, serta memiliki
yang bersifat emik (didalilkan oleh komunitas periode emas dalam pengobatannya, maka
setempat), apalagi bila secara konvensional tidak seorang dokter harus menentang dengan
terdefinisikan dengan baik, contohnya adalah tegas atas dasar kepentingan pasien demi
masuk angin atau panas dalam. Pelayanan keselamatannya. Contoh dari kasus ini
kesehatan tradisional juga dapat menjadi salah antara lain serangan jantung dan stroke.
satu sumber pendapatan masyarakatnya, berupa Dalam hal ini, seorang dokter harus
penggunaan dan pengolahan bahan jamu dan menolak dengan tegas klaim, metode, dan
obat tradisional dari dalam negeri. Secara praktik pelayanan kesehatan tradisional
makro, bahan bakunya semestinya dari bahan tersebut.
alam dapat diolah menjadi produk berkhasiat 3. Apabila suatu pelayanan kesehatan
skala rumah tangga atau skala industri sehingga tradisional melakukan diagnosis
akan menambah devisa negara. Pelayanan spa menggunakan alat diagnostik konvensional
medik yang dilakukan dalam rangka pariwisata di luar kompetensinya. Contoh dari kasus
berpotensi menarik lapangan kerja sekaligus ini antara lain seorang tenaga kesehatan
pemberi jasa tipe keterampilan bersama tipe tradisional memesan dan menginterpretasi
ramuan. Di sisi lain, secara budaya masih sendiri hasil Computed Tomography (CT)
terdapat fakta bahwa masyarakat penggemar scan atau Magnetic Resonance Imaging
jamu menjadi korban dan belum sepenuhnya (MRI). Dalam hal ini, seorang dokter harus
terlindung dari pelayanan dan/atau penggunaan menolak dengan tegas klaim, metode, dan
produk kesehatan tradisional, apalagi bila praktik pelayanan kesehatan tradisional
dicampur dengan bahan kimia obat. tersebut.
Dalam menyikapi bercampurnya pelayanan 4. Apabila suatu pelayanan kesehatan
konvensional dan pelayanan kesehatan tradisional melakukan terapi menggunakan
tradisional, seorang dokter seharusnya memiliki metode terapi konvensional di luar
beberapa pertimbangan yang dapat dijadikan kompetensinya. Contoh dari kasus ini antara
patokan untuk menentukan etis tidaknya suatu lain penggunaan obat golongan obat keras,
pelayanan kesehatan tradisional: psikotropika, atau bahkan narkotika yang
1. Apabila suatu pelayanan kesehatan memerlukan resep. Dalam hal ini, seorang
tradisional melakukan klaim kuratif dokter harus menolak dengan tegas klaim,
terhadap penyakit-penyakit yang telah metode, dan praktik pelayanan kesehatan
memiliki pengobatan baku emas dan tradisional tersebut.
terbukti secara nasional maupun 5. Apabila ditemukan suatu pelayanan
internasional, termasuk dalam Pedoman kesehatan tradisional berupa jamu atau
Nasional Pelayanan Kesehatan (PNPK) ramuan yang dicampurkan dengan obat-
atau Panduan Praktik Klinis (PPK), serta obatan konvensional atau disebut sebagai
sudah diakui dan dibiayai oleh Jaminan bahan kimia obat (BKO). Dalam hal ini,
Kesehatan Nasional (JKN). Contoh dari dokter harus menolak dengan tegas BKO
kasus ini antara lain lupus eritromatosus yang dicampurkan tetapi tidak serta merta
sistemik dan infeksi human immunodeficiency menolak jamu atau ramuan tradisional yang
virus. Dalam hal ini, seorang dokter harus telah terbukti secara empirik.
menolak dengan tegas klaim, metode, dan 6. Apabila suatu pelayanan kesehatan
praktik pelayanan kesehatan tradisional tradisional tidak memiliki bukti efektivitas,
20 Jurnal Etika Kedokteran Indonesia Vol 3 No. 1 Feb 2019
Purwadianto A, Soetedjo, dan Sjamsuhidajat R

tidak murah, tidak mudah, atau mengklaim pelayanan kesehatan tradisional tersebut,
kompetensi yang dimiliki oleh praktik dengan cara mendukung saintifikasi dan bila
kedokteran. Contoh dari kasus ini antara terbukti efektif mendorong pemakaiannya
lain menawarkan paket-paket pengobatan dan memasukkannya ke dalam indikasi
tradisional berbayar di muka, praktik medis serta bila perlu masuk ke dalam JKN.
multilevel marketing yang tidak jelas khasiatnya, 10. Apabila suatu pelayanan kesehatan
ataupun meminta tarif dengan harga yang tradisional mudah, murah, dan mujarab,
eksploitatif sehingga dapat menimbulkan terutama pelayanan kesehatan tradisional
kerugian ekonomi pasien. Dalam hal ini, yang menggunakan metode-metode yang
seorang dokter harus menolak dengan khas Indonesia dengan memanfaatkan
tegas klaim, metode, dan praktik pelayanan sumber daya alam Indonesia sehingga
kesehatan tradisional tersebut. memiliki kekhususan tersendiri. Dokter
7. Apabila suatu pelayanan kesehatan harus menerima dan mendukung pelayanan
tradisional tidak sesuai dengan perizinan kesehatan tradisional tersebut karena selain
yang dimiliki sesuai dengan Peraturan bermanfaat tetapi juga memiliki nilai jati
Pemerintah (PP) nomor 103 tahun 2014 diri, ekonomi, sosial, budaya, sebagaimana
tentang Pelayanan Kesehatan Nasional. sudah dicanangkan pemerintah dalam
Penyehat tradisional yang hanya melakukan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017
klaim atas promotif dan preventif harus tentang Pemajuan Budaya.13
memiliki Surat Terdaftar Penyehat 11. Seorang dokter harus menghormati pilihan
Tradisional (STPT). Tenaga kesehatan pasien apabila memang ingin menggunakan
tradisional yang melakukan klaim kuratif obat-obatan yang tergolong /jenis pelayanan
harus memiliki Surat Tanda Registrasi yang tergolong dalam obat tradisional
Tenaga Kesehatan Tradisional (STPTKT) dengan cara yang bijak dan tidak mencela
dan Surat Izin Praktik Tenaga Kesehatan teman sejawat yang memang mendalami dan
Tradisional (SIPTKT). Hal ini sama seperti dengan menggunakan pendekatan ekletik
seorang dokter harus memiliki Surat Tanda holistik untuk kepentingan terbaik pasien,
Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktek mengembangkan kesehatan tradisional
(SIP) sebelum dapat melakukan praktek dengan etikat baik untuk memajukan
kedokteran. Dalam hal ini, seorang dokter bangsa, mencegah ketergantungan obat
harus menolak dengan tegas klaim, metode, ataupun alat kesehatan dari luar negeri serta
dan praktik pelayanan kesehatan tradisional untuk kepentingan promotif dan preventif.
yang tidak berizin tersebut.5,10 12. Seorang dokter terdorong untuk
8. Apabila suatu pelayanan kesehatan mensupervisi sesama tenaga kesehatan
tradisional melakukan klaim yang khususnya tenaga kesehatan tradisional
berlebihan, belum diterima oleh masyarakat dalam interkolaborasi mengusung
kedokteran dan/atau kesehatan karena paradigma sehat (gerakan masyarakat
manfaat dan keamanannya diragukan atau sehat, Perilaku Hidup Bersih Sehat, dan
belum terbukti. Dalam hal ini, seorang mengentaskan kemiskinan) sebagai sumber
dokter harus menolak dengan tegas klaim, dari rendahnya derajat/status kesehatan
metode, dan praktik pelayanan kesehatan masyarakat.
tradisional tersebut.12 Dokter dan pelayanan kesehatan tradisional
9. Apabila suatu pelayanan kesehatan sebaiknya bekerja sama dengan membuat sebuah
tradisional melakukan klaim kuratif secara tempat terlokalisir atau kordinasi secara regional
biokultural terhadap penyakit yang tidak agar dapat memudahkan proses supervisi,
berbahaya, tidak darurat, dan tidak ada edukasi, konsultasi, dan penelitian. Proses
baku emas pengobatannya, contohnya supervisi artinya praktik pelayanan kesehatan
masuk angin dan panas dalam, dalam hal ini tradisional harus dalam batas yang sesuai dengan
seorang dokter berlapang dada menerima kemampuannya, tidak melakukan klaim-klaim
Jurnal Etika Kedokteran Indonesia Vol 3 No. 1 Feb 2019 21
Sikap Etik Dokter Terhadap Pelayanan Kesehatan Tradisional

atau tindakan yang tidak sesuai kompetensi sesuai Pengembangan Pelayanan Kesehatan. 2017;
perizinannya. Proses edukasi artinya dilakukan 1(1): 17-31.
pelatihan agar praktik pelayanan kesehatan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun
tradisional semakin terstandardisasi, tidak
2014 tentang Pelayanan Kesehatan
membahayakan, serta para tenaga kesehatannya
Tradisional.
dapat mengidentifikasi kemungkinan adanya
penyakit yang berada pada ranah konvensional. 6. Badan Penelitian dan Pengembangan
Proses konsultasi artinya tenaga kesehatan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Riset
tradisional dapat berkonsultasi dengan dokter kesehatan dasar 2013.
dengan mudah ketika menemukan suatu kasus
7. Badan Penelitian dan Pengembangan
yang rancu. Proses penelitian adalah proses
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Riset
saintifikasi suatu metode pelayanan kesehatan
kesehatan dasar 2018.
tradisional sehingga nantinya dapat dibuktikan
secara evidence-based medicine. 8. Constitution of the World Health
Organization 1946.
KESIMPULAN 9. International Bioethics Committee. Report
of the IBC on traditional medicine systems
Pengobatan konvensional dan tradisional
and their ethical implications. Paris:
harus bekerja secara sinergis dan sesuai
UNESCO; 2013.
porsinya dengan memperhatikan kondisi dari
klien atau pasien. Dokter harus menyadari 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
kalau pengobatan tradisional adalah salah 15 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan
satu kekayaan budaya dan berpotensi secara Pelayanan Kesehatan Tradisional
ekonomi. Dokter juga selayaknya dapat Komplementer
membuat keputusan apakah suatu pengobatan
11. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2013
tradisional adalah etis atau tidak dengan kaidah-
tentang Pendidikan Kedokteran.
kaidah yang sesuai. Bentuk kerjasama yang
dapat dilakukan antara seorang dokter dengan 12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
pengobat tradisional antara lain dalam hal Indonesia Nomor 1787/MENKES/PER/
supervisi, edukasi, konsultasi, dan penelitian. XII/2010 tentang Iklan dan Publikasi
Pelayanan Kesehatan.
KONFLIK KEPENTINGAN 13. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017
tentang Pemajuan Budaya.
Tidak ada konflik kepentingan.

REFERENSI

1. World Health Organization. WHO


traditional medicine strategy: 2014-2023.
Hong Kong: WHO Press; 2013.
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3
Tahun 2010 tentang Saintifikasi Jamu.
4. Siswanto. Pengembangan kesehatan
tradisional Indonesia: konsep, strategi,
dan tantangan. Jurnal Penelitian dan

22 Jurnal Etika Kedokteran Indonesia Vol 3 No. 1 Feb 2019

Anda mungkin juga menyukai