Anda di halaman 1dari 7

Teaching and learning in Community setting

dr. Rita Mustika,M.Epid


Selasa, 3 Maret 2020 (10.00-12.00)

1. Apa yang dimaksud dengan istilah CBE,COME dan CBME? Jelaskan.Apa saja strategi
pembelajaran yang digunakan dalam CBE? Jelaskan contoh kegiatan yang dilakukan.
Community-oriented education (COME) atau pendidikan berorientasi komunitas adalah
tipe pembelajaran bagi tenaga kesehatan yang berfokus baik pada populasi maupun
individu, dengan mempertimbangkan kebutuhan kesehatan yang dibutuhkan komunitas.

Community-based education (CBE) atau pendidikan berbasis komunitas adalah aktivitas


pembelajaran yang dilakukan di komunitas dengan capaian pendidikan yang
berhubungan dengan kebutuhan komunitas tersebut. Mereka yang terlibat dalam
aktivitas ini tidak hanya peserta didik, namun juga staf pengajar, anggota komunitas, dan
perwakilan sektor lainnya.

Dapat diambil kesimpulan, bahwa pendidikan berorientasi merujuk kepada tujuan atau
capaian pembelajaran pendidikan dan hubungannya dengan kebutuhan kesehatan
komunitas yang tercantum dalam kurikulum institusi pendidikan. Sedangkan, pendidikan
berbasis kompetensi adalah aktivitas pembelajaran di komunitas.
Terdapat 3 kategori CBE, yakni:
1. Program berorientasi pelayanan
 Fokus pada pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh peserta didik dan staf
pengajar
 Pelayanan bervariasi dari mulai pelayanan kuratif di unit pelayanan kesehatan
primer hingga komunitas
 Terdapat 2 macam program, yakni program intervensi kesehatan dan
program pengembangan komunitas
 Program intervensi kesehatan: berfokus pada pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan kuratif di pusat kesehatan terpencil dan preventif seperti aktivitas
penyuluhan kesehatan, program kebersihan lingkungan dan pengadaan air
bersih di tingkat komunitas.
 Program pengembangan komunitas: harus diorganisir dari mulai tingkat
universitas atau bekerja sama dengan pihak lainnya. Sebaiknya program
dilakukan dari tahap awal peserta didik mengikuti pendidikan di fakultas
kedokteran dan berkelanjutan, dengan keterlibatan aktif komunitas, peserta
didik, dan universitas.
2. Program berorientasi penelitian
 Peserta didik dan staf pengajar terlibat dalam melakukan penelitian mengenai
masalah kesehatan yang ada di komunitas
 Tujuan penelitian adalah pembuatan keputusan dan menyelesaikan suatu
masalah kesehatan
 Ada 2 macam program, yakni program berbasis komunitas dan program
berbasis fasilitas kesehatan yang dibedakan berdasarkan tempat penelitian
dilakukan.
3. Program berfokus pelatihan
 Peserta didik berlatih langsung di komunitas, bisa di pusat kesehatan primer
(puskesmas), komunitas tertentu, atau lingkungan kerja
 Tujuanya adalah untuk menghasilkan dokter yang dapat bekerja di area yang
tidak terjangkau fasilitas kesehatan
 Terdapat 2 jenis program, yakni program berorientasi pelayanan primer dan
program pajanan komunitas.
 Program berorientasi pelayanan primer: tujuannya adalah untuk melatih
peserta didik di fasilitas pelayanan kesehatan primer (puskesmas)
 Program pajanan komunitas: peserta didik mengobservasi atau terlibat dalam
pengumpulan data dengan durasi waktu terbatas, contohnya adalah
pengukuran tekanan darah di komunitas selama 1-2 hari, sering juga disebut
dengan “community sightseeing”.

2. Apa keuntungan dan kerugian pembelajaran di komunitas? Mengapa diperlukan?

Keuntungan
 CBE dapat menghasilkan dokter yang mau ditempatkan dan melayani di daerah
terpencil.
 CBE dapat meningkatkan pemahaman bagi peserta didik akan pembelajaran suatu
materi, karena CBE memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk “terjun”
langsung ke komunitas yang menggambarkan praktik kedokteran sesungguhnya, dan
menerapkan ilmu pengetahuan yang sudah mereka pelajari sebelumnya.
 CBE juga memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan pelayanan
langsung kepada masyarakat.
 CBE memfasilitasi peserta didik untuk melatih general skills mereka, seperti
leadership, teamwork, problem solving, kemampuan komunikasi interpersonal, dll
 CBE memberikan kesempatan peserta didik untuk belajar dan bekerja dengan
petugas kesehatan lainnya (interprofessional education)
 CBE membuat kurikulum terus diperbaharui, berdasarkan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat.
 CBE dapat membantu institusi untuk memperkuat image nyadi banyak bidang, baik
secara politis, finansial, dan moral.
 CBE membuka kesempatan bagi institusi untuk dapat bekerja sama baik dengan
pemerintah, pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama, dan bahkan institusi
lainnya.
3. Apa hambatan dan tantangannya?
 Alasan utama, tentu saja, adalah bahwa pembelajaran berbasis di komunitas, dan
komunitas bisa sangat berbeda. hal tersebut dikarenakan adanya variasi dalam
budaya, kesejahteraan sosial, tingkat ekonomi, dan tingkat pendidikan yang berbeda,
Begitupun dalam pemberian pelayanan kesehatan. Ada masyarakat yang
memperoleh pelayanan dengan baik, ada pula yang masih belum mendapatkan
pelayanan yang baik. Selain itu, sistem pendidikan nasional di mana sekolah
beroperasi, dan administrasi dan pengaturan politik lembaga, merupakan faktor
penting dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pada akhirnya membentuk program
CBE. Dengan demikian, faktor negara, komunitas, regional, dan kelembagaan
semuanya membentuk program CBE di suatu lembaga dan memberikan
identitasnya.
 Permasalahan kedua berhubungan dengan ketersediaan data mengenai program
CBE ini. Beberapa studi yang tersedia seringkali tidak cukup deskriptif dalam
memberikan informasi terkait program CBE, misalnya dalam hal konten dan evaluasi.
Keterbatasan ini membuat analisis dari program CBE ini sulit dilakukan.
 Masalah ketiga berada pada hasil interpretasi dari data yang sebelumnya sudah
tersedia. Adanya perbedaan pengertian mengenai sebuah istilah dapat membuat
interpretasi yang berbeda pula, hingga pada akhirnya dapat terkait dengan
pelaksanaan program CBE di setiap institusi.
 Masalah yang terakhir seringkali bersumber pada capaian pembelajaran yang
dirumuskan oleh institusi, ataupun pada pelaksanaan program CBE tersebut. Banyak
institusi yang hanya mengungkapkan bahwa mereka memiliki program berbasis
komunitas namun tidak ada pelaksanaannya.

Pertanyaan individu:

4. Bagaimana pembelajaran di komunitas di tempat saudara? Apa kelebihan dan


kekurangannya? Apa perbaikan yang bisa dilakukan?

PEMBELAJARAN KOMUNITAS DI UPH


 Pembelajaran komunitas di UPH dilaksanakan sejak semester 2 sampai
semester 4 (mata kuliah clinical exposure).
o Semester 2: mahasiswa melakukan observasi di rumah sakit
pendidikan (RSU Siloam – Karawaci), mengenai pelayanan apa saja
yang diberikan di rumah sakit dan mekanisme pelayanan tersebut.
o Semester 3 dan 4: mahasiswa pergi ke puskesmas jejaring, melakukan
observasi mengenai kegiatan yang berlangsung di puskesmas, ikut
terlibat dalam kegiatan puskesmas (posyandu, posbindu, penjaringan,
dll), serta melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik sederhana
kepada pasien untuk menyelesaikan tugas dalam mata kuliah clinical
exposure (6 laporan kasus)
 Kelebihan
o mahasiswa sudah terbiasa dan mengenal lingkungan rumah sakit dan
puskesmas sejak awal masa pendidikan sehingga tidak terlalu bingung
pada saat menjalankan program kepaniteraan klinik.
 Kekurangan
o kegiatan di puskesmas kurang bisa terpantau dengan baik banyaknya
puskesmas jejaring
o adanya ketidakseragaman antar puskesmas jejaring - ada puskesmas
yang sangat peduli dan memfasilitasi mahasiswa, ada pula yang
kurang memfasilitasi mahasiswa
o mahasiswa belum paham betul mengenai tujuan dan keuntungan dari
pembelajaran ini – sehingga seringkali mahasiswa hanya menjalankan
ini sebagai kewajiban saja.
 Perbaikan yang bisa dilakukan
o memberikan pengarahan untuk puskesmas jejaring di setiap awal
semester untuk menyamakan standar dan mengenai tujuan
pembelajaran dan aktivitas yang akan dilakukan oleh mahasiswa
o memberikan pengarahan bagi mahasiswa mengenai capaian
pembelajaran dari mata kuliah ini
PEMBELAJARAN KOMUNITAS DI YARSI
Di FK Universitas YARSI kegiatan pembelajaran di komunitas dilaksanakan pada saat
pre klinik dan klinik
- Preklinik: adanya modul kedokteran komunitas (6 minggu) dan kedokteran
keluarga (6 minggu)
o Kegiatan: Kunjungan lapangan untuk mengindentifikasi masalah
kesehatan di komunitas
o Pelaksanaan: Mahasiswa dibagi kelompok sesuai dengan kelompok PBL,
mengunjungi satu komunitas tertentu kemudian mengidentifikasi
masalah kesehatan yang ada di komunitas tersebut. Hasilnya
dipresentasikan dan dikumpulkan dalam bentuk makalah
- Klinik: stase kedokteran komunitas (5 minggu) dan kedokteran keluarga (5
minggu)
o Kegiatan:
 Kedokteran komunitas:
 mahasiswa ditugaskan di puskesmas tanjung pasir
mengikuti kegiatan di puskesmas tersebut (pembagian
tugas diserahkan kepada puskesmas terkait)
 mahasiswa ditugaskan untuk berkunjung ke komunitas di
daerah tanjung pasir dan mengidentifikasi masalah
kesehatan yang ada di komunitas tersebut
 hasil: mahasiswa melakukan intervensi/solusi terhadap
masalah kesehatan yang ditemukan, presentasi, dan tugas
makalah
 Kedokteran keluarga:
 Mahasiswa dibagi kelompok dan ditugaskan di beberapa
puskesmas jejaring (kegiatan dibagi oleh puskesmas)
 Mengidentifikasi satu kasus pasien dari aspek klinis dan
aspek keluarga
 Hasil: presentasi dan makalah
Keuntungan:

o Mahasiswa sudah diperkenalkan dengan komunitas sejak awal


pendidikan sehingga saat menjadi dokter mereka akan lebih siap
o Mahasiswa belajar untuk menangani pasien tidak hanya dari aspek medis
saja tetapi juga secara holistik dan komprehensif
Kerugian:
o Sulit untuk mengontrol jalannya kegiatan karena terbatasnya sumber
daya
o kegiatan ditentukan oleh masing-masing puskesmas jejaring (tidak
seragam), sehingga aktivitas dan capaian pembelajaran dapat berbeda

Anda mungkin juga menyukai