Anda di halaman 1dari 8

Apa itu Perawatan Pasien Amputasi?

Ketika mendengar pasien akan menjalani amputasi, pasien dan keluarga dapat merasa sangat
khawatir. Apalagi ketika memikirkan tentang perubahan hidung jangka panjang yang harus
dilakukan untuk dapat beradaptasi dengan keadaan hidup yang benar-benar baru. Memulihkan
keadaan pasien setelah amputasi tidak terjadi dalam waktu semalam dan dapat mengakibatkan
pasien merasa frustasi dan depresi. Kedua hal ini lah yang membuat program pengobatan
perawatan pasien amputasi menyeluruh menjadi bagian dari langkah untuk memulihkan kondisi
pasien.

Langkah terbaik untuk memahami apa saja yang dilibatkan dalam proses perawatan pasien
amputasi adalah dengan membiasakan diri dengan berbagai tahap pemulihan yang dilewati oleh
pasien amputasi. Setiap tahap dilakukan dengan menggabungkan sistem terapi dan rehabilitasi
yang diberikan untuk mengembalikan keadaan kesehatan, emosional, dan psikologis pasien.

Tahap pra operasi atau sebelum operasi


Tahap pasca operasi atau setelah operasi
Tahap perawatan pasca akut rumah sakit atau rehabilitasi awal
Tahap pemulihan atau pemasangan bagian tubuh palsu (prostesis) dan rehabilitasi
Tahap menstabilkan diri

Setiap tahapan mungkin membutuhkan waktu yang sama sampai pasien pulih namun setiap pasien
memiliki kondisi yang berbeda dan kemajuan yang berbeda pula. Pasien dan keluarga sebagainya
tidak memaksakan diri untuk melakukan perawatan ini sebelum pasien benar-benar siap, karena
hal tersebut sama sekali tidak membantu pasien dan sebaiknya dihindari.

Siapa yang Harus Menjalani Perawatan Pasien Amputasi dan Hasil yang Diharapkan

Program perawatan pasien amputasi dirancang bagi pasien amputasi, terlepas dari tingkat
amputasinya, sehingga keluarga dan pengasuh, terapis serta dokter pasien dapat bersama-sama
mencapai tujuan pemulihan dan rehabilitasi pasien amputasi.

Program ini dapat dimanfaatkan oleh pasien amputasi. Pasien amputasi mungkin kesulitan untuk
menerima kondisi, proses penyembuhan, rehabilitasi dan proses kembalinya pasien ke masyarakat.
Oleh karena itu, pasien membutuhkan dukungan yang dapat membantunya untuk menyesuaikan
diri dan melewati setiap perkembangan tahap pemulihan. Setiap tahap yang dilakukan bertujuan
untuk membuat pasien amputasi tetap sehat dan kuat secara psikologis, mental, dan emosional,
agar pasien dapat terus melewati tahap yang ada hingga dapat kembali hidup normal dan
menerima keadaannya.

Cara Kerja Perawatan Pasien Amputasi

Tahap pra operasi atau sebelum operasi – Tahap ini adalah tahap di mana dokter dan pasien
berdiskusi untuk merencanakan operasi amputasi pasien. Dokter akan melakukan pemeriksaan,
untuk memutuskan rencana operasi dan memberitahu efek dari operasi. Dokter juga akan
memberikan dukungan kepada pasien, melalui terapi dan rehabilitasi yang dibutuhkan pasien
selama fase pemulihan. Pasien juga dianjurkan untuk berbicara dengan ahli bagian tubuh palus
untuk mempelajari berbagai jenis prostesis yang merupakan bidang keahliannya. Tujuan dari tahap
ini adalah agar pasien dapat mengajukan pertanyaan dan membiasakan diri dengan tindakan yang
akan dilakukan. Namun, pada kasus darurat, tahap ini dilewati karena pasien tidak dalam keadaan
sehat dan sadar untuk mendiskusikan pilihannya.

Tahap pasca operasi atau setelah operasi – Pada tahap ini, pasien menginap di rumah sakit setelah
operasi selama 5-14 hari. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menyembuhkan luka yang disebabkan
oleh operasi. Dokter akan merawat luka, sehingga tidak muncul memar dan bengkak serta
mengurangi kemungkinan resiko infeksi. Tahap ini juga melibatkan penanganan nyeri dan
dukungan kepada pasien untuk dapat bergerak kembali sehingga mempercepat proses
pemulihannya. Jika bagian tubuh yang diamputasi adalah kaki pasien, pasien juga akan dilatih
untuk menggunakan kursi roda.

Tahap perawatan pasca akut rumah sakit atau rehabilitasi awal – Dalam tahap ini, pasien amputasi
sudah cukup sembuh dan mampu meninggalkan rumah sakit. Tujuan dari tahap ini adalah melatih
pasien agar dapat hidup dengan anggota tubuh yang telah hilang, dimulai dengan membersihkan
daerah anggota badan bekas amputasi. Meskipun pasien amputasi telah meninggalkan rumah
sakit, luka dari bekas luka membutuhkan waktu 3-4 minggu untuk menutup dan bahkan luka
dalam membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh. Untuk menyembuhkan daerah bekas
amputasi, pasien dapat melakukan terapi kompres, yaitu penggunaan krim perawatan kulit dan
latihan untuk membuat tubuh dapat menopang berat dari prostesis yang akan dipasang nantinya.
Penting untuk dicatat bahwa kesehatan daerah tubuh bekas amputasi juga perlu diperhatikan
karena akan menahan tekanan dan menanggung stres dari daerah bekas amputasi.

Tahap pemulihan atau pemasangan bagian tubuh palsu (prostesis) dan rehabilitasi – Tahap
rehabilitasi dimulai dari tahap ini. Pada titik ini, pasien amputasi telah menjadi lebih kuat fisik dan
kesehatannya dan telah siap untuk mendapatkan bagian tubuh palsu. Tahap ini biasanya dilakukan
4-6 bulan setelah operasi meskipun beberapa prostesis dapat dipasang lebih dulu. Dalam tahap ini,
dokter akan menjelaskan informasi mengenai prostesis kepada pasien, pengelolaannya, perawatan
serta cara adaptasi dengan alat tersebut. Pasien amputasi dapat menerima satu atau lebih dari satu
prostesis sementara hingga tubuhnya menyesuaikan diri dengan berat serta tekanan alat tersebut.
Ketika memasang prostesis kaki, pasien akan dilatih bagaimana menggunakan prostesis untuk
berjalan dengan baik tanpa menekannya secara berlebihan pada bagian tubuh lainnya.

Tahap menstabilkan diri – Tahap ini adalah tahap terakhir dalam proses pemulihan. Pada tahap ini,
pasien amputasi telah dapat menggerakan ototnya dengan tepat dan menghubungkannya dengan
kaki palsunya. Pada saat ini, pasien mungkin sudah menggunakan prostesis permanen. Namun,
prostesis mungkin masih perlu disesuaikan secara berkala setelah pasien keluar dari rumah sakit,
setidaknya setalah satu tahun penggunaannya. Kembalinya pasien ke masyarakat juga menjadi
tujuan dari tahap ini sehingga pasien dapat meraih hidupnya dan kembali hidup mandiri.
Kemungkinan Komplikasi dan Resiko Perawatan Pasien Amputasi

Komplikasi perawatan pasien amputasi biasanya terjadi akibat operasi dan proses penyembuhan
luka. Persiapan sebelum operasi sangat penting karena pada tahap ini kondisi kesehatan lainnya
perlu diperhatikan, sehingga dapat mengurangi terjadinya komplikasi.

Pasien juga beresiko kehilangan kestabilan emosionalnya ketika dihadapkan dengan kondisi yang
berat dan mengubah hidupnya ini. Melalui bantuan dan dukungan dari keluarga dan tim perawat,
keadaan pasien ini dapat ditangani bersama-sama.

Rujukan:

Gross KR, Collier BR, Riordan WP Jr, Morris JA Jr. Wilderness trauma and surgical emergencies.
In: Auerbach PS, ed. Wilderness Medicine. 6th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Mosby; 2011:chap
21.

Moorell D. Management of amputations. In: Roberts JR, Hedges JR, eds. Roberts and Hedges’
Clinical Procedures

Bagaimana Merawat Kaki Pasca Amputasi

Semua orang tentu akan merasa takut saat mendengar kata ‘amputasi’. Terutama bagi mereka yang
menderita penyakit diabetes atau mengalami kecelakaan, risiko ini akan meningkat.

Ada kondisi tertentu yang mengakibatkan seseorang harus diamputasi, misalnya jika orang
diabetes mengalami luka dengan gangrene (jaringan yang membusuk). Jika gangrene telah parah
dan meluas, maka tindakan amputasi harus dilakukan.

Definisi Amputasi

Amputasi adalah penghilangan ekstremitas tubuh oleh trauma atau pembedahan. Sebagai tindakan
bedah, tindakan ini digunakan untuk mengontrol rasa sakit atau proses penyakit pada anggota
tubuh yang terkena, seperti kanker atau gangrene. Jika luka gangrene yang sudah parah tidak
diamputasi, maka lukanya akan semakin menghebat dan bisa membahayakan kondisi tubuh. Hal
ini karena di dalam luka tersebut nantinya akan tumbuh menjadi tempat bersarang kuman, kuman
ini akan mengakibatkan luka infeksi membesar

kaki palsu,harga kaki palsu,kaki palsu gratis,jual kaki palsu,pembuat kaki palsu,tangan palsu,kaki
palsu solo,gambar kaki palsu,jari palsu,pembuatan kaki palsu,kaki palsu murah,harga
ortopedi,kaki palsu modern,alat ortopedi,harga tangan palsu,alamat pembuat kaki palsu,kaki palsu
bandung,kaki palsu surabaya,jari kaki palsu,harga alat,sugeng kaki palsu,tangan palsu gratis,foto
kaki palsu,jari tangan palsu,harga jari palsu,kaki palsu sugeng,kaki palsu harga,alat bantu
kaki,sepatu ortopedi,sepatu ortopedi anak,harga sepatu ortopedi,sepatu koreksi,sepatu
diabetes,orthopedi,alat ortopedi,alat kesehatan,alat alat kesehatan,jual alat kesehatan,distributor
alat kesehatan,alat kesehatan murah,harga alat kesehatan,produk alat kesehatan,alat bantu
kaki,daftar alat kesehatan,jual alkes murah,jual alat kesehatan murah,cacat kaki,kaki
cacat,disabilitas,sandal diabetes,tongkat bantu jalan,sandal untuk diabetes,tongkat bantu
berjalan,jual kaki palsu murah

Stump Kaki Bawah Lutut

Setelah amputasi dilakukan biasanya muncul masalah lain terutama psikologis pasien. Pasien
menjadi stres, merasa tidak ada harapan, bahkan ada yang sampai tidak mau makan sehingga
kondisi drop sampai meninggal.

Kondisi ini muncul sebagai akibat kondisi tubuh yang sebelumnya utuh, kini menjadi menghilang
dan hanya kemungkinan kecil dapat digantikan. Bagi orang yang sebelumnya aktif bekerja atau
dianggap sebagai tulang punggung keluarga tentu akan merasakan efek yang merugikan pasca
operasi.

Kemungkinan untuk munculnya stres hingga meninggal dunia memang belum signifikan, namun
keadaan ini mungkin saja terjadi bila tidak ada dukungan serta dorongan dari keluarga serta orang-
orang terdekat pasien.
Untuk itu pasien pasca amputasi harus diajak untuk tetap aktif dalam kegiatannya sehari-hari,
kadang pasien pasca amputasi hanya butuh diyakini bahwa dirinya akan tetap menjadi bagian dari
keluarga, bahkan organisasi. Keterlibatan keluarga dan kerabat tentu dapat mendorong
kepercayaan diri, mengembalikan konsep diri, dan perasaan pasien sehingga dapat mengontrol
hidupnya sendiri.
Masalah Pada Pasien Pasca Amputasi

Selain masalah pada psikologis pasien, hal yang perlu diperhatikan adalah perawatan pasca
amputasi. Perawatan luka merupakan prioritas sebagian besar orang yang mengalami operasi
amputasi. Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi risiko infeksi. Padahal selain merawat luka,
penting juga untuk beradaptasi dengan kondisi fisik yang baru saja kehilangan anggota tubuhnya,
salah satunya dengan fisioterapi.

kaki palsu,harga kaki palsu,kaki palsu gratis,jual kaki palsu,pembuat kaki palsu,tangan palsu,kaki
palsu solo,gambar kaki palsu,jari palsu,pembuatan kaki palsu,kaki palsu murah,harga
ortopedi,kaki palsu modern,alat ortopedi,harga tangan palsu,alamat pembuat kaki palsu,kaki palsu
bandung,kaki palsu surabaya,jari kaki palsu,harga alat,sugeng kaki palsu,tangan palsu gratis,foto
kaki palsu,jari tangan palsu,harga jari palsu,kaki palsu sugeng,kaki palsu harga,alat bantu
kaki,sepatu ortopedi,sepatu ortopedi anak,harga sepatu ortopedi,sepatu koreksi,sepatu
diabetes,orthopedi,alat ortopedi,alat kesehatan,alat alat kesehatan,jual alat kesehatan,distributor
alat kesehatan,alat kesehatan murah,harga alat kesehatan,produk alat kesehatan,alat bantu
kaki,daftar alat kesehatan,jual alkes murah,jual alat kesehatan murah,cacat kaki,kaki
cacat,disabilitas,sandal diabetes,tongkat bantu jalan,sandal untuk diabetes,tongkat bantu
berjalan,jual kaki palsu murah

Fisioterapi merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau
kelompok, termasuk untuk mengembangkan, memelihara, memulihkan gerak, dan fungsi tubuh
sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual.

Selain pewatan luka dan fisioterapi, perlu diperhatikan juga mengenai bagaimana merawat bentuk
kaki pasca amputasi. Bentuk kaki yang diamputasi berpengaruh besar dalam pemakaian kaki palsu
nantinya.
Perawatan Pasca Amputasi

Cara perawatan bentuk kaki, dengan memakai bandage (balut coklat) secara terus menerus sampai
kaki siap untuk memakai kaki palsu. Pengaruh bentuk kaki terkait dengan pemakaian kaki palsu
adalah, biasanya kaki pasca amputasi mengalami bengkak. Pada kondisi diabetes utamanya, kaki
cepat sekali membengkak. Dalam pengukuran kaki palsu, jika masih dalam kondisi bengkak pasti
ketika pemakaian kaki palsu nantinya tidak pas, dan tidak nyaman, karena bengkak pada kaki
semakin lama pasti akan mengempis.

kaki palsu,harga kaki palsu,kaki palsu gratis,jual kaki palsu,pembuat kaki palsu,tangan palsu,kaki
palsu solo,gambar kaki palsu,jari palsu,pembuatan kaki palsu,kaki palsu murah,harga
ortopedi,kaki palsu modern,alat ortopedi,harga tangan palsu,alamat pembuat kaki palsu,kaki palsu
bandung,kaki palsu surabaya,jari kaki palsu,harga alat,sugeng kaki palsu,tangan palsu gratis,foto
kaki palsu,jari tangan palsu,harga jari palsu,kaki palsu sugeng,kaki palsu harga,alat bantu
kaki,sepatu ortopedi,sepatu ortopedi anak,harga sepatu ortopedi,sepatu koreksi,sepatu
diabetes,orthopedi,alat ortopedi,alat kesehatan,alat alat kesehatan,jual alat kesehatan,distributor
alat kesehatan,alat kesehatan murah,harga alat kesehatan,produk alat kesehatan,alat bantu
kaki,daftar alat kesehatan,jual alkes murah,jual alat kesehatan murah,cacat kaki,kaki
cacat,disabilitas,sandal diabetes,tongkat bantu jalan,sandal untuk diabetes,tongkat bantu
berjalan,jual kaki palsu murah

Cara memasang bandage

Selain bengkak, pemasangan bandage juga berpengaruh pada proses pembentukan stump
( puntung kaki sisa amputasi). Bentuk puntung yang tidak beraturan dan banyaknya gumpalan
lemak pada stump sangat berpengaruh pada proses pengukuran dan pemakaian kaki palsu.

Caram memasang bandage, seperti pada foto diatas, pemasangan dengan bentuk menyilang. Hal
ini untuk memastikan bentuk stump conus ( meruncing di ujung bawah). Ini dimaksudkan agar
dalam pemakaian kaki palsu nanti, pasien tidak kesulitan dalam pemasangan dan melepas kaki
palsu

Kaki Palsu Pasca Amputasi

pemakaian kaki palsu pasca amputasi harus melalui beberapa tahap penyembuhan terlebih dahulu.
Tiga hal terpenting dalam menentukan kapan siap memakai kaki palsu, adalah dengan memastikan
luka pasca amputasi betul-betul sembuh, dipastikan tidak dalam posisi bengkak sama sekali, dan
sensitifitas pada kaki pasca amputasi sudah hilang.

Jual Kaki Palsu


Kaki Palsu

Jika tiga hal diatas sudah tidak ada, maka kaki sudah siap untuk memakai kaki palsu. untuk
mengetahui mengenai kaki palsu, silahkan membaca macam macam kaki palsu.
LUKA BEKAS AMPUTASI
Taman Kanak-kanak (TK) tempat anak kami sekolah, mengadakan acara perpisahan akhir tahun
dengan mengunjungi tempat rekreasi di kawasan puncak, Bogor pada hari kamis 18 Juni 2009
lalu. Setelah menonton pertunjukan, kami bermaksud mencari mushola untuk mengerjakan sholat
zhuhur dan ashar sekaligus (dijama’). Ketika kami sedang berjalan, melajulah sebuah kereta
keliling yang berpenumpang padat ke arah kami, dan menabrak putri kami,Hilma Nafi’ah
Shalihah yang saat itu berusia 6 tahun. Kecelakaan itu terjadi karena kelalaian driver (pengemudi)
kereta keliling itu yang tidak mengetahui tombol system.

Bersama tim tempat wisata tersebut kami segera membawa Hilma kerumah sakit terdekat untuk
mendapakan pertolongan secepatnya. Dua hari dirumah sakit, kondisi Hilma semakin memburuk.
Karena dirumah sakit itu tidak ada dokter yang khusus menangani masalah tulang, maka kami
rujuk Hilma ke rumah sakit khusus tulang didaerah Pasar Minggu Jakarta.

Setelah diperiksa oleh dokter,maka dokter memberikan keputusan bahwa separuh telapak kaki kiri
Hilma harus diamputasi karena pembuluh darahnya sudah hancur, membusuk dan lekositnya
sudah naik menjadi 19000 yang pada keadaan normal hanya berjumlah 10000.
Kami sebagai orang tua Hilma pada saat itu tidak mempunyai pilihan lain kecuali mengizinkan
dokter untuk mengamputasi putri kami. Hal ini kami lakukan demi menyelamatkan nyawa anak
kami, sebab jika tidak cepat diamputasi maka lekositnya akan semakin naik dan luka yang
membusuknyapun akan semakin bertambah.

Setelah operasi amputasi, Hilma harus menjalani perawatan sangat intensive dirumah sakit. Ia
harus di infus dengan antibiotic cair dan juga minum obat-obat kimia. Kami konsultasikan hal ini
kepada seorang Leader HPA yaitu Bapak Erwin Chandra Kelana saat Beliau datang menjenguk
anak kami dirumah sakit. Beliau katakan “Dalam kondisi seperti ini kita memang membutuhkan
antibiotic dan penanganan medis”.

Setelah menjalani rawat inap selama 27 hari, Hilma di izinkan untuk pulang. Namun, Hilma harus
tetap control dokter 2 hari sekali untuk memantau kondisi luka amputasinya apakah sudah kering
atau belum. Sementara itu, kadar protein Hilma cukup tinggi sehingga luka amputasinya lama
keringnya. Dokter sendiri tidak memberikan obat khusus untuk diminum kecuali vitamin untuk
tulang dan cairan metronidazole untuk obat kompresnya. Karena sering control, ayah Hilma minta
ijin dokter untuk mengkontrol sendiri untuk membantu mengawasi perkembangan lukanya dan al
hamdulillah dokter mengijinkan, sehingga control ke dokter 2 pekan sekali.

Untuk mempercepat penyembuhan luka amputasi Hilma, kami memberi minum GAMAT kepada
Hilma 3x2 kapsul setiap hari, meskipun product gamafit sempat kosong, maka kami memberi
hilma spirumadu dan spirulina. Setelah product HPA gamatfit ada lagi maka kami lanjutkan
kembali memberi hilma minum gamatfit Kami yakin akan khasiat gamat yang sangat ampuh
untuk regenerasi sel dan tulang. Hilma juga sangat senang sekali minum gamatfit karena rasa ikan
dan agak asin. Hilma minum Gamat fit tanpa dibuka kapsulnya (langsung dikunyah saja).
Sebelumnya kami telah minta izin terlebih dulu kepada dokter untuk memberi minum gamat fit
pada Hilma. Alhamdulillah, dokternya mengizinkan. Pada kesempatan itu, kami juga kenalkan
kepada dokter tentang HPA dan obat-obatnya.

Saat control ke dokter, dokter sangat senang sekali melihat perkembangan kondisi luka amputasi
Hilma yang semakin membaik . Alhamdulillah karena minum gamat fit setiap hari, luka amputasi
Hilma cepat kering dan sembuh. Masa penyembuhan Hilma terhitung mulai cek out dari rumah
sakit mulai tanggal 15 juli 2009 sampai dengan tanggal 27 oktober 2009 sudah tertutup 100%.

Kami sangat bahagia sekali dan bersyukur kepada Allah telah mengenal dan mengkonsumsi
produk-produk HPA yang terbukti halal dan berkhasiat nyata dalam pengobatan kami sekeluarga.
Kami juga berterimakasih kepada pihak pengelola tempat wisata tersebut yang telah bertanggung
jawab dari awal pengobatan Hilma sampai Hilma dinyatakan sembuh oleh dokter.

Anda mungkin juga menyukai