Anda di halaman 1dari 8

PERBEDAAN EFEKTIVITAS HATHA YOGA DAN TAI CHI TERHADAP FEV1 DAN

FVC PADA PENDERITA PPOK

LATAR BELAKANG
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) atau Chronic Obstruktive Pulmonary Disease
(COPD) merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian yang besar di seluruh
dunia.(Decramer M et al. 2016) Pada tahun 2002, PPOK merupakan penyebab kematian
kelima. Diperkirakan pada tahun 2030, PPOK akan menjadi penyebab kematian nomer 3 di
seluruh dunia.(WHO 2015).

Dampak dari PPOK adalah gangguan pada kualitas hidup dan status kesehatan seseorang, yang
akan semakin memburuk dengan seringnya kejadian eksaserbasi. WHO.(WHO 2015),
(Decramer M et al. 2016).

Pengkajian PPOK bertujuan selain untuk menegakkan diagnosis adalah untuk menentukan
derajat keparahan, akibatnya pada pada status kesehatan pasien dan resiko terjadi kejadian
eksaserbasi, perawatan di rumah sakit dan kematian, untuk menetukan
penatalaksanaannya.(WHO 2015), (Decramer M et al. 2016).

Spirometri adalah suatu tes sederhana untuk mengukur jumlah udara yang dihembuskan oleh
seseorang dan jumlah waktu yang diperlukan untuk melakukannya. Pengukuran spirometri
diperlukan untuk menegakkan diagnosis PPOK, menilai derajat keparahan dan juga
progresivtas penyakit. (Decramer M et al. 2016). FVC (Forced Vital Capacity), FEV1 (Forced
Expired Volume in one second) dan FEV1/FVC adalah komponen spirometri yang digunakan
untuk kepentingan tersebut. (WHO 2015), (Decramer M et al. 2016).

Penatalaksanaan PPOK meliputi penatalaksanaan medikamentosa dan non medikamentosa.


Penatalaksanaan medikamentosa yaitu dengan penggunaan obat-obatan bronkodilator seperti
short acting beta agonists, long acting beta agonists, short acting anticholinergics, long acting
anticholinergics, methylxanthines, dan kortikosteroid. Obat-obat lain dapat ditambahkan
sesuai gejala seperti mukolitik dan antibiotik pada tanda-tanda infeksi.(WHO 2015),
(Decramer M et al. 2016).

1
Penatalaksanaan non medikamentosa yaitu terutama dengan mengurangi faktor resiko dan
program rehabilitasi. Pasien PPOK pada semua tingkat mendapat keuntungan dengan program
latihan secara rutin, yaitu dengan adanya peningkatan toleransi latihan dan perbaikan gejala
sesak napas dan kelelahan. Waktu minimal untuk program rehabilitasi yang efektif adalah 6
minggu namun pasien akan mendapatkan status kesehatan yang tetap baik melebihi kondisi
sebelumnya jika program rehabilitasi dilanjutkan terus-menerus di rumah.(WHO 2015),
(Decramer M et al. 2016).

Program rehabilitasi meliputi meliputi tiga komponen utama yaitu latihan fisik, psikososial,
dan latihan pernapasan. (PDPI 2003). Hatha Yoga dan Tai Chi merupakan bentuk latihan
pernafasan. Penelitian sebelumnya telah membuktikan adanya manfaat latihan Hatha Yoga
maupun Tai Chi pada pasien dengan PPOK. Penelitian ini ingin menganalisis lebih lanjut
mengenai efektivitas hatha yoga dibandingkan dengan Tai Chi terhadap kapasitas fungsional
paru-paru pada pasien PPOK yang dinilai dengan spirometri.(Raub JA 2002), (Yan JH et al.
2013)

METODE
Penelitian ini dilaksanakan pada Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Semarang mulai
bulan Mei hingga September 2016 dengan menggunakan 24 sampel. Penelitian ini merupakan
penelitian randomized controlled pre and post experimental. Duapuluh empat sampel
terdiagnosis PPOK sebelumnya yang telah terpilih secara consecutive sampling dibagi menjadi
2 kelompok, yaitu kelompok Hatha Yoga ( HY ) 12 sampel dan kelompok Taichi (TA) 12
sampel.

Setiap kelompok sebelum mendapat perlakuan dilakukan pengukuran spirometri untuk


mengukur FEV1, FVC dan FEV1/FVC dengan menggunakan standar baku pemeriksaan
spirometri oleh peneliti. Kemudian masing – masing kelompok mendapat perlakuan Hatha
Yoga dan Taichi selama 4 minggu dengan frekuensi 2 kali dalam 1 minggu. Pengukuran
spirometri dengan komponen yang sama kembali dilakukan terhadap setiap kelompok setelah
menyelesaikan latihan secara penuh selama 4 minggu. Hasil pengukuran spirometri kemudian
dibandingkan sebelum dan sesudah perlakuan, dan juga dibandingkan antara kedua kelompok.

2
Pemeriksaan spirometri mengukur FEV1 dan FVC
Subyek berdiri/ duduk, kemudian melakukan manuver setelah keadaan steady state.
Pemeriksaan dilakukan sampai didapat 3 hasil yang dapat diterima dan 2 diantaranya
reproduksibel. Hasil yang dapat diterima yaitu permulaan baik/ mulus, pemeriksaan sampai
selesai, waktu ekspirasi minimal 3 detik, grafik flow-volume mempunyai puncak.
Reproduksibel yaitu apabila dari 3 manuver yang dapat diterima, nilai terbesar perbedaan
kurang dari 5% atau kurang dari 100 ml untuk nilai FVC dan FEV1. Maksimal dilakukan 8
pengulangan. Bila gagal diulang keesokan harinya.

Latihan Hatha Yoga


Gerakan latihan terdiri dari Latihan Pernafasan yaitu sukhasana ( duduk dengan nyaman ) atau
tidur terlentang dengan rileks (shavasana). Latihan pernafasan dapat berupa Abdominal
Breathing/ Pernafasan Perut, Clavicular Breathing, Natural Breathing, Thoracic Breathing/
Pernafasan Dada, Nadi Shodhana Pranayama ( menutup hidung ). Setelah latihan pernafasan
dilanjutkan latihan inti Asana yang terdiri dari standing asana dan sun salutation, yang diakhiri
dengan relaksasi (Shavasana, Advasana, Makarasana, Matsya Kridasana). Latihan Hatha Yoga
dipimpin oleh seorang pelatih bersertifikat.

Latihan Taichi
Latihan Tai Chi terdiri dari 5 menit pertama pemanasan dengan latihan Tai Chi Chuan (gerakan 1), 20
menit latihan inti dengan latihan Tai Chi Chuan (gerakan 2-9) dan 5 menit terakhir pendinginan dengan
latihan Tai Chi Chuan (gerakan 10). Latihan Taichi dipimpin oleh pelatih Taichi bersertifikat.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Subjek penelitian adalah penderita PPOK yang merupakan pasien BKPM Semarang dan
memenuhi kriteria penelitian. Penelitian dilakukan di BKPM mulai 23 September sampai 31
Oktober 2016. Pada kedua kelompok baik Hatha Yoga atau Tai Chi diberikan latihan seminggu
dua kali selama empat minggu. Jumlah seluruh subjek penelitian sebanyak 16 orang dengan
pembagian kelompok secara randomisasi sederhana, kelompok yang mengikuti latihan Hatha
Yoga berjumlah delapan orang, selanjutnya disebut kelompok I dan kelompok yang mengikuti
latihan Tai Chi berjumlah delapan orang, selanjutnya disebut kelompok II. Tiga orang dari
kelompok I dan dua orang dari kelompok II drop out karena tidak datang tiga kali latihan
berturut-turut karena sakit dan ketidak sesuaian antara jadwal latihan dengan jam kerja. Sampai
akhir penelitian, data yang dianalisis secara keseluruhan adalah 11 orang, kelompok I

3
berjumlah lima orang dan kelompok II berjumlah enam orang. Karakteristik subjek penelitian
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian

Variabel Kelompok I Kelompok II Nilai p


Hatha Yoga Tai Chi
(n=5) (n=6)
Umur (tahun) 63,40 ± 2,30 60,33 ± 5,99 0,33a
IMT (kg/m2) 20,61 ± 5,03 22,10 ± 4,58 0,62b
Riwayat merokok ya=20%, ya=33,3%, 0,62b
tidak=80% tidak=66,7%
FEV1 0,86 ± 0,34 0,82 ± 0,40 0,86b
FVC 1,64 ± 0,41 1,78 ± 0,76 0,71b
FEV1/FVC 0,51 ± 0,13 0,47 ± 0,18 0,86a
a
Mann-Whitney
b
Independent Sample T Test
IMT = Indeks Massa Tubuh

Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan karakteristik antara kedua kelompok.

Tabel 2. Perbedaan FEV1 sebelum, setelah dan selisih perubahannya menurut kelompok
penelitian
Rerata±SD
FEV1 Kelompok I Kelompok II pa
Hatha Yoga (n=5) Tai Chi (n=6)
 Pre 0,86 ± 0,34 0,82 ± 0,40 0,86
 Post 0,95 ± 0,56 1,10 ± 0,25 0,58
pb 0,68 0,02
 Delta (post-pre) 0,09 ± 0,47 0,28 ± 0,19 0,40
a
Independent Sample T Test
b
Paired-Samples T Test

Pada tabel 2 terlihat bahwa FEV1 pada kedua kelompok setelah latihan baik Hatha Yoga
maupun Tai Chi mengalami peningkatan dengan peningkatan bermakna pada kelompok Tai
Chi.

4
Tabel 3. Perbedaan FVC sebelum, setelah dan selisih perubahannya menurut kelompok
penelitian
Rerata±SD
FVC Kelompok I Kelompok II pa
Hatha Yoga (n=5) Tai Chi (n=6)
 Pre 1,64 ± 0,41 1,78 ± 0,76 0,71
 Post 1,71 ± 0,37 2,06 ± 0,60 0,29
pb 0,05 0,10
 Delta (post-pre) 0,08 ± 0,06 0,28 ± 0,33 0,20
a
Independent Sample T Test
b
Paired-Samples T Test

Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa FVC pada kedua kelompok setelah latihan baik Hatha Yoga
maupun Tai Chi mengalami peningkatan namun tidak bermakna.

Tabel 4. Perbedaan FEV1/FVC sebelum, setelah dan selisih perubahannya menurut kelompok
penelitian
Rerata±SD
FEV1/FVC Kelompok I Kelompok II pa
Hatha Yoga (n=5) Tai Chi (n=6)
 Pre 0,51 ± 0,13 0,47 ± 0,18 0,86 a
 Post 0,54 ± 0,31 0,56 ± 0,15 0,91 b
pb 0,67 c 0,11 d
 Delta (post-pre) 0,03 ± 0,29 0,09 ± 0,12 0,66 b
a
Mann-Whitney
b
Independent Sample T Test
c
Wilcoxon Signed Rank Test
d
Paired-Samples T Test
Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa peningkatan perubahan FEV1/FVC pada kedua kelompok
tidak bermakna demikian juga perbedaan antara kedua kelompok.

Penelitian oleh Gao Dongqing dan Aileen W.K. Chan menyatakan bahwa didapatkan perbaikan
bermakna pada fungsi paru-paru setelah melakukan latihan Tai Chi selama tiga bulan.
Penelitian Sodhi C menyatakan bahwa pada pasien asma yang diberikan latihan yoga selama
delapan minggu mengalami perbaikan yang bermakna pada fungsi paru-paru. Penelitian
Mandanmohan menyatakan bahwa latihan yoga selama enam bulan dapat meningkatkan fungsi
paru-paru.

Ketiga parameter fungsional paru FEV1, FVC dan FEV1/FVC pada kedua kelompok (tabel 2,
3 dan 4) mengalami peningkatan dari sebelum dan sesudah mendapat perlakuan. Hanya FEV1
dari kelompok II yang secara statistik mengalami peningkatan bermakna. Hal ini mungkin

5
terjadi karena waktu latihan yang kurang lama, diandingkan dengan penelitian-penelitian
sebelumnya.

Pada PPOK terjadi kelemahan otot pernafasan, kontribusi yang tidak efisien terhadap sesak
nafas dan penurunan kapasitas latihan. Peningkatan FEV1/FVC pada latihan Hatha Yoga dan
Tai Chi terjadi karena pada kedua latihan tersebut terdapat unsur latihan otot-otot pernafasan
yang bekerja secara selektif terhadap otot-otot inspirasi untuk melawan tahanan sehingga
meningkatkan kekuatan, ketahanan dan efisiensi. Pola pernafasan yang lambat pada kedua
latihan tersebut dapat meningkatkan mekanik dinding dada, memungkinkan ekspirasi yang
lengkap dan menurunkan terperangkapnya udara. Latihan pernafasan bertujuan agar pasien
bernafas lebih efisien, menggantikan pola pernafasan dangkal cepat yang dapat memperburuk
pertukaran gas. (Yeh GY, et al. 2014)

Semua parameter fungsional paru yang diukur tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok
I dan II. Meskipun demikian, terlihat bahwa peningkatan parameter fungsional pada kelompok
II lebih baik. Kedua latihan tersebut mempunyai prinsip latihan yang sama yaitu menekankan
peregangan, kerja nafas dan chi, yang disebut prana dalam yoga. Keduanya berusaha untuk
mengintegrasikan tubuh, energi halus dan pikiran serta dapat membantu menenangkan pikiran
dan mengatasi stres.
Perbedaan gerakan keduanya terlihat bahwa Taichi merupakan suatu gerakan yang mengalir
halus yang rileks untuk mendapatkan peregangan, sedangkan gerakan – gerakan dalam Hatha
yoga lebih bersifat peregangan untuk mendapatkan relaksasi. Gerakan – gerakan peregangan
pada Hatha Yoga dapat menyebabkan kesulitan pada lansia, sehingga tujuan latihan menjadi
tidak tercapai.

KESIMPULAN

Latihan Hatha Yoga atau Tai Chi dapat dijadikan sebagai salah satu progam latihan pilihan
pada pasien PPOK yang aman, murah dan dapat dilakukan dimana saja. Efektivitas keduanya
sama baik secara statistik, hanya saja terlihat bahwa peningkatan Taichi lebih baik. Pendekatan
kedua latihan tersebut secara signifikan lebih halus daripada metode latihan Western biasa dan
olahraga. Untuk mendapatkan efek latihan yang bermakna sebaiknya waktu latihan
diperpanjang minimal delapan minggu. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah
subjek yang lebih besar dan waktu penelitian yang lebih lama.

6
DAFTAR PUSTAKA

Chan AW, Lee A, Suen LK, Tam WW. 2011. Tai Chi Qigong improves lung functions and
activity tolerance in COPD clients: a single blind, randomized controlled trial.
Complementary Therapies in Medicine 19(1): 3-11.

Decramer M, et al. 2016. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease Pocket Guide
to COPD Diagnosis, Management and Prevention, Updated 2016. Global Initiative for
Chronic Obstructive Lung Disease, Inc.

Dongqing G. 2013. Effect of 3-month Tai Chi Exercise on Heart and Lung Capability of Elder
People. International Conference on Educational Research and Sports Education (ERSE).
Atlantis Press.

Gard T, Brach N, Hölzel BK, Noggle JJ, Conboy LA, Lazar SW. 2012. Effects of a yoga-based
intervention for young adults on quality of life and perceived stress: The potential
mediating roles of mindfulness and self-compassion. The Journal of Positive Psychology
7(3):165-175.

Global Burden of Disease: Indonesia. 2010. Institute for Health Metrics and Evaluation. USA.
www.healthmetricsandevaluation.org

Mandanmohan, Jatiya L, Udupa K, Bhavanani AB. 2003. Effect of yoga training on handgrip,
respiratory pressures and pulmonary function. Indian J Physiol Pharmacol 47(4):387-
392.

Madiyono B, Moeslichan S, Sastrosmoro S, Budiman I, Purwanto S. 2008. Perkiraan besar


sampel. In: Sastroasmoro S, editor. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. 4thed.
Jakarta: Sagung Seto. p. 348-359.

Mannino DM, Buist AS. 2007. Global Burden of COPD: Risk Factors, Prevalence, and Future
Trends. Lancet 370: 765-773.

Media Centre Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). 2015. World Health
Organization. Diunduh dari: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs315/en/

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).
Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia.

Raub JA. 2002. Psychophysiologic Effects of Hatha Yoga on Musculoskeletal and


Cardiopulmonary Function: a literature review. J Altern Complement Med 8(6):797-
812.

Ross A, Thomas S. 2013. The health benefit of yoga and exercise: a review of comparison
studies. The Jounal of Alternative and Complementary Medicine. 16(1):3-12.

Sodhi C, Singh S, Dandona PK. 2009. A study of the effect of yoga training on pulmonary
functions in patients with bronchial asthma. Indian J Physiol Pharmacol 53(2):169-174.

7
Taylor-Piliae RE. 2003. Tai Chi as an Adjunct to Cardiac Rehabilitation Exercise Training:
Review Article. Journal of Cardiopulmonary Rehabilitation 23:90-96.

Weller S. 2001. Yoga terapi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada


Yan JH, Guo YZ, Yao HM, Pan Lei. 2013. Effects of Tai Chi in Patients with Chronics
Obstructive Pulmonary Disease : Preliminary Evidence. PloS ONE 8(4):e61806.

Yeh GY, Roberts DH, Wayne PM, Davis RB, Quilty MT, Phillips RS. 2010. Tai Chi Exercise
for Patients With Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Respiratory Care 55 (11):
1475-1482.

Yeh GY, Wayne PM, Litrownik D, Roberts DH, Davis RB, Moy ML. Tai chi mind-body
exercise in patients with COPD: study protocol for a randomized controlled trial. Trials
2014; 15 (337): 1-13.

Anda mungkin juga menyukai