Anda di halaman 1dari 8

Gulbuddin dan Larasati | Penatalksanaan Komprehensif Arthritis Gout dan Osteoarthritis pada Buruh Usia Lanjut

Penatalaksanaan Komprehensif Arthritis Gout dan Osteoarthritis


pada Buruh Usia Lanjut

Gulbuddin Hikmatyar, TA Larasati


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Abstrak
Sensus penduduk Indonesia tahun 2010, jumlah lansia sebanyak 18,1 juta dan diperkirakan akan terus meningkat,
sedangkan berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, pada lansia prevalensi penyakit sendi (24,7%) berada
diurutan ketiga penyakit tidak menular setelah stroke (57,9%) dan hipertensi (36,8%), yang meningkat seiring
bertambahnya umur. Salah satu penyakit sendi adalah arthritis gout, merupakan gangguan metabolik asam urat menumpuk
dalam jaringan tubuh. Pada gout terdapat defosit kristal asam urat di dalam persendian. Pencetus nyeri sendi lainnya
osteoarthritis, merupakan penyakit sendi degeneratif ditandai dengan kerusakan tulang rawan sendi, meningkatnya
ketebalan serta sklerosis lempeng tulang. Hipertensi merupakan penyakit yang banyak ditemukan pada masyarakat saat ini
akibat peningkatan tekanan darah. Umumnya penyakit hipertensi tidak terdeteksi karena rendahnya kesadaran masyarakat
untuk memeriksaan kesehatannya. Metode yang digunakan adalah case report. Data primer diperoleh melalui anamnesis
dan pemeriksaan fisik. Pasien memiliki derajat fungsional 2 dengan arthritis gout, osteoarthritis dan prehipertensi dengan
faktor resiko internal yaitu usia, pengetahuan kurang mengenai penyakit, perokok aktif, aktivitas fisik banyak, pola berobat
kuratif, tidak pernah berolahraga. Faktor resiko eksternal pasien yaitu kurangnya pengawasan terhadap pola makan,
kepribadian pasien tertutup, dan ekonomi keluarga kurang. Edukasi dilakukan pada pasien dan keluarganya tentang
penyakit dan pencegahan agar tidak menimbulkan komplikasi, dilakukan evaluasi dan terdapat perubahan dari perilaku
kesehatan, pola makan, dan aktifitas fisiknya. Penatalaksanaan pada pasien dilakukan secara holistik, patient center, dan
family approach. Pada proses perubahan perilaku, Tn. S sudah mencapai tahap trial. Peran keluarga penting dengan cara
mendukung serta terlibat dalam perawatan dan pengobatan pasien.

Kata Kunci: arthritis gout, hipertensi, osteoarthtritis, perilaku kesehatan

Comprehensive Management of Arthritis Gout and Osteoarthritis


in Old Age Workers
Abstract
Census of Indonesian in 2010, the number of elderly is 18.1 million and expected continue to increase, while based on
Riskesdas 2013, in elderly prevalence of joint disease (24,7%) is in third of non-communicable diseases after stroke (57,9% )
and hypertension (36.8%). One of the joint diseases is gout arthritis, a metabolic disorder of gout accumulating in tissues. In
gout there is deficit of uric acid crystals in joints. The other joint pain is osteoarthritis, a degenerative joint disease
characterized by joint cartilage damage, increased thickness and sclerosis of bone plates. Hypertension is a disease that is
found in many people because increased blood pressure. Generally, hypertension disease is not detected because low
public awareness. The method is Case Report. Primary data were obtained by anamnesis and physical examination. Patient
have 2 functional degrees with gout arthritis, osteoarthritis and prehypertension with internal risk factors are age, lack of
knowledge about the disease, active smokers, numerous physical activity, curative medication patterns, lack exercising.
External risk factors for patients are lack of supervision of diet, closed patient personality, and poor economy. Education is
done to patient and his family about disease and prevention of complications, after the evaluation, there are change of
health behavior, diet and physical activity. Management in patients is done holistically, patient center, and family approach.
In the process of behavior change, patient has reached the stage of trial. The family role is important by supporting and
engaging in patient care and treatment.

Keywords: gout arthritis, health behavior , hypertension, osteoarthtritis

Korespondensi: Gulbuddin Hikmatyar, S.Ked., alamat Koto Kaciak, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera
Barat, HP 082176128815, e-mail hikmatyarg@gmail.com

Pendahuluan penyakit kronis yang disebabkan oleh


Proses penuaan ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk
perubahan fisiologis yang terjadi pada beradaptasi dengan stres lingkungan serta
beberapa organ dan sistem. Perubahan yang kelemahan pada lansia. Tujuh golongan
terjadi menyebabkan penurunan fungsi tubuh penyakit yang banyak dilaporkan terjadi pada
untuk melakukan aktivitas. Seiring dengan lansia adalah arthritis, hipertensi, gangguan
peningkatan persentase lansia terjadi juga pendengaran, kelainan jantung, sinusitis
peningkatan jumlah dan tingkat kejadian

J Medula Unila|Volume 7|Nomor 3|Juni 2017 |22


Gulbuddin dan Larasati | Penatalksanaan Komprehensif Arthritis Gout dan Osteoarthritis pada Buruh Usia Lanjut

kronik, penurunan visus, dan gangguan pada dunia sebanyak 151 juta jiwa. Di kawasan Asia
tulang. Tenggara kejadian OA mencapai 24 juta jiwa
Pada sensus penduduk Indonesia tahun dan untuk wilayah Indonesia sekitar 100% laki-
2010, jumlah lansia tercatat sebanyak 18,1 juta laki dan perempuan di Indonesia dengan usia
penduduk lansia dan diperkirakan akan diatas 75 tahun mempunyai gejala-gejala OA.
meningkat 10 tahun mendatang sebesar 60%. Osteoartitis merupakan penyakit sendi
Sedangkan berdasarkan hasil Riskesdas 2013 degeneratif, di mana keseluruhan struktur dari
kepada lansia didapatkan hasil prevalensi sendi mengalami perubahan patologis.
penyakit sendi berada di urutan ketiga Ditandai dengan kerusakan tulang rawan
penyakit tidak menular setelah stroke (57,9%) (kartilago) hyalin sendi, meningkatnya
dan hipertensi (36,8%), dan untuk prevalensi ketebalan serta sklerosis dari lempeng tulang,
penyakit sendi yaitu 24,7% yang berdasarkan pertumbuhan osteofit pada tepian sendi,
diagnosis meningkat seiring dengan meregangnya kapsula sendi, timbulnya
bertambahnya umur.3 peradangan, dan melemahnya otot–otot yang
Salah satu penyakit sendi adalah arthritis menghubungkan sendi. Hal tersebut disertai
gout, arthritis gout merupakan gangguan dengan peningkatan ketebalan dan sklerosis
metabolik karena asam urat (uric acid) dari subchondral yang bisa disebabkan oleh
menumpuk dalam jaringan tubuh, yang pertumbuhan osteofit pada tepian sendi,
kemudian dibuang melalui urin. Pada kondisi peregangan kapsul artikular, sinovitis ringan
gout, terdapat timbunan atau deposit kristal pada persendian, dan lemahnya otot-otot yang
asam urat didalam persendian. Selain itu asam menghubungkan persendian. Osteoartritis
urat merupakan hasil metabolisme normal dari primer seringkali terjadi tanpa diketahui
pencernaan protein (terutama dari daging, penyebabnya yang dikenali sebagai idiopatik
hati, ginjal, dan beberapa jenis sayuran seperti sedangkan osteoartritis sekunder dapat terjadi
kacang dan buncis) atau dari penguraian akibat trauma pada sendi, infeksi,
senyawa purin yang seharusnya akan dibuang perkembangan, kelainan neurologi, dan
melalui ginjal, feses, atau keringan. Gout dapat metabolik. 5
bersifat primer, sekunder, maupun idiopatik. Hipertensi merupakan penyakit yang
Gout primer merupakan akibat langsung banyak ditemukan pada masyarakat pada saat
pembentukan asam urat tubuh yang ini. Hipertensi adalah penyakit yang terjadi
berlebihan atau akibat penurunan ekskresi akibat peningkatan tekanan darah. Tekanan
asam urat. Gout sekunder disebabkan karena darah ditentukan oleh dua faktor utama yaitu
pembentukan asam urat yang berlebihan atau curah jantung dan resistensi perifer. Curah
ekskresi asam urat yang berkurang akibat jantung adalah hasil kali denyut jantung dan isi
proses penyakit lain atau pemakaian obat- sekuncup. Besar isi sekuncup ditentukan oleh
obatan tertentu sedangkan gout idiopatik kekuatan kontraksi miokard dan alir balik vena.
adalah hiperurisemia yang tidak jelas penyebab Resistensi perifer merupakan gabungan
primer, kelainan genetik, tidak ada kelainan resistensi pada pembuluh darah (arteri dan
fisiologis atau anatomi yang jelas. Komplikasi arteriol) dan viskositas darah. Umumnya
pada gout berhubungan dengan hiperurisemia penyakit hipertensi tidak terdeteksi karena
kronis. Pada arthritis gout kronis dapat terjadi rendahnya kesadaran masyarakat untuk
kerusakan sendi, bahkan dapat menyebabkan memeriksaan kesehatannya.6
deformitas. Gout juga dapat menimbulkan Tujuan pendekatan dokter keluarga
nefrolithiasis yang diakibatkan oleh nefropati terhadap tatalaksana dari pasien adalah untuk
urat sehingga dapat timbul gagal ginjal kronis.4 mengobati penyakit yang diderita oleh pasien
Faktor pencetus nyeri sendi yang lain secara holistik dan berkesinambungan
adalah osteoarthritis (OA) karena nyeri sendi sehingga diharapkan dapat meningkatkan
merupakan keluhan utama yang muncul pada kesembuhan dan kualitas hidup pasien.
penderita OA. Osteoarthritis merupakan salah
satu jenis penyakit rematik yang paling banyak Kasus
ditemukan pada golongan usia lanjut di Tn. S, 74 tahun, tidak bekerja, datang
lndonesia, berkisar 50-60%. Data dari World sendiri ke Puskesmas Karang Anyar dengan
Health Organization (WHO) tahun 2011 keluhan nyeri dibagian lutut kaki kiri dan jari-
menunjukkan jumlah penderita OA di seluruh jari kaki kiri yang dirasa sekitar 10 bulan yang

J Medula Unila|Volume 7|Nomor 3|Juni 2017 |23


Gulbuddin dan Larasati | Penatalksanaan Komprehensif Arthritis Gout dan Osteoarthritis pada Buruh Usia Lanjut

lalu dan makin memberat sekitar 3 minggu untuk berobat dan tidak pernah mengontrol
sebelum ke Puskesmas. Nyeri sendi dirasakan penyakit yang diderita.
hilang timbul dan menghilang dengan Pada pemeriksaan fisik penampilan
sendirinya. Biasanya nyeri akan dirasakan cukup bersih dan kurang terawat, berat badan
bertambah pada pagi hari dan setelah 50 kg, tinggi badan 151 cm, IMT 19,6 (normal),
beraktivitas berat. Keluhan nyeri sendi yang terlihat sakit ringan. Tekanan darah 140/80
dirasakan pasien sangat mengganggu mmHg, nadi 80 x/menit, frekuensi napas 17
aktivitasnya karena susah berjalan. Pasien x/menit, suhu tubuh 36,0 oC. Pemeriksaan
sudah pernah didiagnosa dengan penyakit yang status lokalis regio genu sinistra didapatkan
sama dan telah melakukan pengobatan tetapi nyeri tekan (+), edema (+) dan regio digiti I
pasien tidak melanjutkan pengobatannya dan dan II pedis sinistra didapatkan nyeri tekan (+),
hanya sekali berobat. Riwayat hipertensi dan warna kemerahan dan bengkak, tidak teraba
penyakit kencing manis tidak pernah dimiliki panas. Pemeriksaan ROM fleksi genu: <40o,
oleh pasien. ekstensi genu: 180o . Pemeriksaan Penunjang
Pasien merupakan seorang perokok aktif berupa laboratorium GDS 119 mg/dl, Asam
sejak usia remaja. Jumlah rokok perhari kurang Urat 9,7 mg/dl.
dari 2 bungkus rokok. Pasien tidak pernah Rumah pasien berada dua ratus meter
melakukan olahraga. Pasien kurang mengatur dari bibir jalan raya dengan luas 6x10 m2.
pola makan seperti makan tidak tepat waktu Dinding anyaman bambu, lantai tanah keras,
sehingga kadang hanya makan 1 kali sehari. dengan jendela di setiap ruangan yang dapat
Sebelum merasakan keluhan di atas, pasien dibuka dan ada pula jendela yang tidak dapat
masih sering mengkonsumsi melinjo, kopi, dibuka sehingga membuat sirkulasi udara
kacang-kacangan, sayur hijau seperti daun kurang dan dapat meningkatkan resiko
singkong, dan jeroan (tinggi purin) tetapi sudah penyakit pernapasan. Terdapat dua buah
sekitar 5 bulan ini pasien tidak kamar tidur, ruang keluarga dan ruang tamu
mengkonsumsinya lagi. Pasien mengatakan menjadi satu, serta satu kamar mandi yang
bahwa jarang minum dan minum tidak terlalu terletak dibelakang. Terdapat dapur sekaligus
banyak, sehari sekitar 2 Liter namun kadang tempat makan keluarga. Terdapat satu ruang
bisa lebih. memasak yang bergabung dengan kandang
Pasien mengeluhkan sulit tidur karena ayam dan gudang penyimpanan kayu bakar
banyak pikiran untuk mencukupi kebutuhan sehingga menimbulkan kesan kurang tertata
dan memikirkan anak-anaknya yang bekerja dan pengap. Sumber air berasal dari sumur,
sebagai buruh dengan penghasilan pas-pasan. terdapat septic tank untuk pembuangan
Pasien dulu bekerja sebagai buruh bangunan limbah dengan kedalaman 1,5 m dalam hal ini
dan sudah 5 tahun tidak pernah bekerja lagi menggambarkan sanitasi rumah cukup baik.
dikarenakan pasien merasa sudah tua dan Pada pasien didiagnosis masalah klinis
tidak sanggup untuk bekerja lagi. Keadaan sebagai arthritis gout, osteoarthritis, dan
ekonomi pasien menengah kebawah. prehipertensi berdasarkan gejala yang dialami
Tn. S tinggal bersama istrinya bernama serta pemeriksaan fisik yang dilakukan. Faktor
Ny. M dan satu orang anaknya yang berjenis resiko pasien dari aspek internal yaitu usia
kelamin laki-laki. Istri Tn. S merupakan seorang lanjut, pengetahuan yang kurang mengenai
ibu rumah satu anaknya yang tinggal penyakit yang diderita, pasien merupakan
dengannya masih menganggur. Hubungan seorang perokok aktif, riwayat aktivitas fisik
pasien dengan anak-anak dan istrinya terjalin yang banyak, dan pasien tidak pernah
baik. Tn. S memiliki kepribadian tertutup berolahraga sedangkan faktor resiko eksternal
sehingga sering mimikirkan sendiri masalah antara lain kurangnya pengawasan keluarga
yang dia hadapi. Tn. S merupakan anak terhadap pola makan pasien, kondisi rumah
pertama dari 4 bersaudara. Ayah dan ibu Tn. S yang kurang ideal (sangat sempit, lantai tanah,
sudah meninggal dan pasien tidak mengetahui dinding anyaman bambu ventilasi dan
penyakit apa yang diderita ibu dan bapaknya pencahayaan kurang), keadaan psikososial
selama ibu dan bapaknya hidup. Pola yang tertutup, serta keadaan ekonomi keluarga
pengobatan pasien dan keluarga apabila yang kurang. Derajat fungsional pasien adalah
mengalami keluhan penyakit pasien baru pergi derajat 2 yaitu mampu melakukan perawatan

J Medula Unila|Volume 7|Nomor 3|Juni 2017 |24


Gulbuddin dan Larasati | Penatalksanaan Komprehensif Arthritis Gout dan Osteoarthritis pada Buruh Usia Lanjut

diri namun terbatas dalam mengerjakan anamnesis tentang keluarga dan perihal
aktifitas berat. penyakit yang telah diderita. Berdasarkan hasil
Intervensi yang diberikan pada pasien ini kunjungan tersebut, diketahui bahwa dari segi
adalah edukasi dan konseling mengenai perilaku kesehatan pasien masih
penyakitnya, pencegahan agar penyakit tidak mengutamakan kuratif daripada preventif dan
muncul kembali, pengobatan yang harus memiliki pengetahuan yang kurang tentang
dijalani oleh pasien dan cara-cara memperbaiki penyakit-penyakit yang ia derita. Pasien jarang
keadaan pasien. Pencegahan kekambuhan berolahraga dan memiliki pola makan yang
pada pasien dilakukan dengan tidak teratur. Penghasilan yang ada dirasakan
penatalaksanaan nonfarmakoterapi berupa masih kurang. Pasien tidak mengetahui riwayat
edukasi pasien mengenai artritis gout, penyakit dalam keluarganya karena kurangnya
osteoarthritis, dan prehipertensi berupa pengetahuan mengenai pentingnya kesehatan
penyebab, komplikasi, dan rencana keluarga. Pola makan pasien masih sering
tatalaksananya. Pasien juga diberikan edukasi mengonsumsi makanan seperti jeroan dan
mengenai makanan apa saja yang sayur-sayur hijau seperti daun singkong, dan
diperbolehkan, dibatasi, dan dihindari oleh sayuran kacang lainnya. Keadaan rumah kurang
pasien gout yaitu makanan yang mempunyai ideal, sangat sempit, dinding dari anyaman
purin tinggi dan menghindari makanan pemicu bambu, lantai tanah, kurang rapi, ventilasi
hipertensi seperti asin, dan kolesterol tinggi. yang sangat kurang, dan pencahayaan yang
Untuk memperbaiki keadaan pasien kurang menyebabkan keadaan rumah menjadi
pasien diedukasi dan motivasi pasien untuk pengap. Sistem pelayanan kesehatan
minum obat dan kontrol teratur untuk terjangkau dari lokasi tetapi dari segi biaya
memeriksa tekanan darah dan kadar asam pasien berobat menggunakan Kartu Indonesia
urat, anjuran untuk berolah raga ringan seperti Sehat (KIS). Pasien jarang mengontrol
jalan atau senam ringan dan menghindari penyakitnya ke Puskesmas dengan alasan tidak
jogging atau lari, melakukan peregangan otot- ada yang mengantarkan dan menenmani serta
otot sebelum memulai olahraga, pasien ini jaraknya yang menurut pasien jauh. Sehari-
disarankan juga untuk senam lantai 3 kali harinya pasien tidak lagi bekerja dan hanya
seminggu dimana pasien mengambil posisi kadang bekerja sambilan.
terlentang sambil meregangkan lututnya Pada pasien ini terdapat 6 kriteria dari
dengan cara mengangkat kaki dan secara 12 kriteria klinis untuk penegakan diagnosis
perlahan menekuk dan meluruskan lututnya, gout, yaitu lebih dari satu kali serangan,
pada keluarga diberi pengertian tentang inflamasi maksimal dalam 1 hari, artritis
pentingnya memberi dukungan pada pasien, monoartikuler, kemerahan pada sendi, terjadi
mengawasi pengobatan seperti diet pasien dan peningkatan kadar asam urat (9,7 mg/dl), dan
kapan harus kontrol kembali. Edukasi juga pembengkakan sendi yang asimetris, sesuai
dilakukan kepada anggota keluarga mengenai dengan pedoman untuk penegakan diagnosis
faktor risiko yang ada dan pentingnya arthritis gout akut yaitu dengan menggunakan
melakukan deteksi dini antara lain kriteria dari American College of Rheumatology
pemeriksaan kadar asam urat dan tekanan (ACR) tahun 1977 ditemukannya kristal urat di
darah. Penatalaksanaan farmakoterapi yang cairan sendi, atau adanya tofus yang berisi
diberikan pada pasien adalah Allopurinol 1x100 kristal urat, atau terdapat 6 dari 12 kriteria
mg, Piroxicam 2x10 mg, Vitamin B Complex 1x1 klinis, laboratoris dan radiologis, yang terdiri
tab, Captopril 1x25 mg. dari adanya lebih dari satu kali serangan
arthritis akut, inflamasi maksimal terjadi dalam
Pembahasan waktu satu hari, arthritis monoartikuler,
Masalah kesehatan yang dibahas pada kemerahan pada sendi, bengkak dan nyeri
kasus ini adalah seorang laki-laki berumur 74 pada Metatarsophalangeal-1 (MTP-1) yang
tahun dengan artritis gout, osteoarthritis, dan merupakan sendi yang sering terkena, artritis
prehipertensi yang tidak terkontrol sejak 10 unilateral yang melibatkan MTP-1, artritis
bulan yang lalu. Kunjungan pertama kali yang unilateral yang melibatkan sendi tarsal
dilakukan adalah pendekatan dan perkenalan kecurigaan adanya tofus, terjadi peningkatan
terhadap pasien serta menerangkan maksud kadar asam urat dalam darah (lebih dari 7,5
dan tujuan kedatangan, diikuti dengan mg/dl), pembengkakan sendi yang asimetris,

J Medula Unila|Volume 7|Nomor 3|Juni 2017 |25


Gulbuddin dan Larasati | Penatalksanaan Komprehensif Arthritis Gout dan Osteoarthritis pada Buruh Usia Lanjut

kista subkortikal tanpa erosi, kultur tekanan darah normal yaitu <120/80 mmHg,
mikroorganisme negative pada cairan sendi.6 prehipertensi yaitu tekanan sistolik 120-139
Keluhan lainnya ada pasien didapatkan mmHg dan diastolik 80-89 mmHg, hipertensi
adanya kaku dan nyeri pada pagi hari yang grade I tekanan sistolik 140-159 mmHg dan
menghilang setelah beberapa jam dan diastolik 90-99 mmHg, hipertensi grade II
ditemukan adanya edema tungkai dan nyeri tekanan sistolik >160 mmHg dan diastolik >100
tekan. Keluhan ini sesuai dengan gejala yang mmHg.7,8
sering muncul pada osteoarthritis berupa nyeri Satu minggu setelah kunjungan pertama,
sendi yang diperburuk oleh aktivitas dan gejala maka dilanjutkan dengan kunjungan kedua
mereda setelah istirahat. Nyeri sendi dari OA untuk melakukan intervensi terhadap pasien
berhubungan dengan aktivitas sendi tersebut. dengan menggunakan media leaflet Artritis
Nyeri dapat terjadi selama atau setelah gout dan osteoarthritis. Intervensi ini dilakukan
aktivitas dan kemudian secara bertahap hilang. dengan tujuan untuk merubah perilaku
Pada tahap awal penyakit, nyeri episodik sering kesehatan mengenai pentingnya pengobatan
dipicu setelah satu atau dua hari penggunaan dan kontrol mengenai penyakit pasien
yang terlalu aktif dari sendi yang sakit, meskipun untuk merubah hal tersebut
misalnya orang dengan OA lutut yang bukanlah hal yang dapat dilihat hasilnya dalam
melakukan olahraga lari jarak jauh dan kurun waktu yang singkat. Ketika intervensi
beberapa hari kemudian timbul rasa nyeri pada mengenai perilaku kesehatan pasien dilakukan,
sendi. Seiring proses berjalannya penyakit, rasa keluarga juga turut serta mendampingi dan
nyeri menjadi terus menerus dan bahkan mendengarkan apa yang disampaikan pada
mengganggu di malam hari. Gejala kaku sendi pasien.9
pada pagi hari cukup umum dijumpai, Edukasi yang diberikan agar terhindar
durasinya berkaitan dengan keparahan dari penyakit gout, salah satu caranya adalah
penyakit. Pada pemeriksaan muskuloskeletal menjaga kadar asam urat dalam darah dengan
mungkin ditemukan edema, deformitas, diet purin. Edukasi mengenai diet rendah purin
krepitasi, dan terbatasnya pergerakan sendi. penting dilakukan karena pengetahuan yang
Nyeri tekan pada umumnya ditemukan di kurang akan memperburuk gout. Diet normal
sekitar persendian. 6 biasanya mengandung 600-1.000 mg purin per
Pemeriksaan tekanan darah awal pasien hari. Namun bagi penderita gout, asupan purin
didapatkan hasil 140/80 mmHg dan pada harus dibatasi sekitar 100-150 mg purin per
pemeriksaan selanjutnya didapatkan hasil hari. Sebagian besar bahan pangan terutama
130/90 mmHg sehingga dapat didiagnosa sumber protein mengandung purin, namun
sebagai prehipertensi. Diagnosis hipertensi pengontrolan asupan purin dapat dilakukan
ditegakkan berdasarkan manifestasi klinis dan dengan memilih bahan pangan yang rendah
pemeriksaan fisik. Akan tetapi tidak semua kandungan purinnya. Penderita gout harus
hipertensi menujukkan gejala bahkan ada yang menjalani diet rendah protein karena protein
tanpa gejala. Adapun gejala hipertensi antara dapat meningkatkan asam urat, terutama
lain sakit/nyeri kepala, gelisah, jantung protein hewani. Sumber protein yang
berdebar-debar, pusing, leher kaku, dianjurkan adalah sumber protein nabati dan
penglihatan kabur, dan rasa sakit di dada. protein yang berasal dari susu, keju, dan telur.
Sedangkan gejala tidak spesifik antara lain Sangat disarankan untuk membatasi konsumsi
tidak nyaman kepala, mudah lelah, dan lemak karena dapat menghambat ekskresi
impotensi. Diagnosis tidak boleh ditegakkan asam urat melalui urin. Batasi makanan yang
hanya dalam sekali pemeriksaan terutama digoreng, penggunaan margarin, mentega, dan
pada kasus baru dan tanpa faktor risiko. santan. Ambang batas lemak yang boleh
Pengukuran pertama harus dikonfirmasi pada dikonsumsi adalah 15% dari total kalori/hari
sedikitnya dua pengukuran ulang dalam waktu dan disarankan untuk banyak minum air putih,
satu sampai dua minggu tergantung dari minimal 2.5 liter/hari. Konsumsi cairan yang
tingginya tekanan darah tersebut. Diagnosis banyak dapat membantu mengeluarkan asam
hipertensi ditegakan bila dari pengukuran urat melalui urin, sedangkan alkohol, tape, dan
berulang-ulang tersebut diperoleh nilai rata- brem harus dijauhi karena bahan pangan
rata TDD ≥90 mmHg dan atau TDS ≥140 mmHg mengandung alkohol dapat meningkatkan
dengan klasifikasi sebagai berikut, untuk asam laktat plasma yang dapat menghambat

J Medula Unila|Volume 7|Nomor 3|Juni 2017 |26


Gulbuddin dan Larasati | Penatalksanaan Komprehensif Arthritis Gout dan Osteoarthritis pada Buruh Usia Lanjut

pengeluaran asam urat dari dalam tubuh paracetamol dosis tinggi. Sebagian pasien yang
melalui urin.6,10 diobati dengan OAINS mengalami efek yang
Pasien diedukasi dan dianjurkan signifikan, sedangkan sebagian lain mengalami
melakukan latihan fisik berupa latihan fisik sedikit perbaikan. Obat anti inflamasi non
ringan seperti berjalan santai, senam prolanis steroid peroral sering menimbulkan efek
dan sebagainya secara teratur. Risiko samping, yang paling banyak adalah efek
terjadinya gout lebih besar terjadi pada orang toksisitas pada saluran cerna, termasuk
yang tidak memiliki aktifitas fisik dan dispepsia, mual, kembung, perdarahan
kardiorespiratori fitnes dibandingkan dengan gastrointestinal, dan tukak gastrointestinal.8
orang yang aktif secara fisik dan Selain dengan pengobatan
kardiorespiratori. Untuk mencegah kekakuan farmakoterapi, pengobatan pada gout, juga
dan nyeri sendi, dapat dilakukan latihan fisik dapat dilakukan secara nonfarmakoterapi.
ringan berupa latihan gerak sendi seperti Kompres dengan menggunakan es dapat
senam, bersepeda atau berenang dan tidak dilakukan untuk menenangkan persendian
dianjurkan untuk melakukan aktifitas berat yang sedang meradang. Pada beberapa kasus
seperti lari ataupun mengangkat benda yang gout akut yang terasa sangat nyeri,
berat yang menyebabkan beban yang besar mengistirahatkan persendian sangat
pada persendian kaki pasien.11 dianjurkan. Tongkat atau stik juga dapat
Menurut American College digunakan membantu pasien untuk berjalan.
Rheumatology (2012) serangan akut dapat Gout akut yang berulang dapat menyebabkan
diterapi secara farmakoterapi. Untuk kasus kerusakan pada sendi dan mengubah fungsi
ringan hingga menengah (dengan nilai visual serta gerakan persendian. Sehingga penting
analogue scale ≤6 dari skala 0-10) bagi pasien untuk tetap melakukan latihan
direkomendasikan terapi tunggal dengan gerakan Range of motion (ROM) gerakan
menggunakan anti-inflamasi nonsteroid pemanasan (stretching), dan latihan kekuatan
(OAINS), kortikosteroid sistemik atau colchine untuk menjaga fungsi maksimal dari
oral. Bila nyeri dirasakan sangat berat (skor 7- persendian. Latihan biasanya dilakukan setelah
10), dapat digunakan terapi kombinasi dari fase akut terlewati, latihan yang dilakukan saat
obat diatas. Obat penurun asam urat tetap sendi masih meradang biasanya menyebabkan
diberikan dalam keadaan akut. Penurun asam nyeri yang amat sangat. Kebiasaan tidak
urat yang dapat diberikan adalah Allopurinol pernah berolahraga dan obesitas juga
dengan dosis awal tidak melebihi 100 mg/hari. meningkatkan risiko terjadinya gout. Sehingga,
Dosis selanjutnya dititrasi atau disesuaikan latihan kardiovaskular juga dianjurkan untuk
setiap 2-5 minggu untuk mencapai target yang mengurangi faktor risiko terjadinya gout.
diinginkan. Penggunaan Allopurinol sebagai Latihan kardiovaskular yang dapat dilakukan
terapi dari arthritis gout bisa menurunkan seperti berenang lebih mudah dilakukan dan
resiko terjadinya penyakit kardiovaskular pada tidak menyebabkan nyeri yang amat sangat
penderita gout, penyakit ini mengurangi resiko pada persendian, latihan kardiovaskular ini
terutama penyakit jantung koroner, penyakit dapat dilakukan setelah fase akut gout
gagal jantung, dan penyakit gagal ginjal kronik terlewati.13,14
yang disertai dengan peningkatan kadar asam Penatalaksanaan hipertensi bertujuan
urat dalam darah.11,12 menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan
Pengobatan osteoarthritis hampir sama mortalitas serta morbiditas yang berkaitan.
dengan gout yaitu menggunakan OAINS. Target terapi adalah mencapai dan
Paracetamol merupakan analgesik yang dapat mempertahankan tekanan sistolik di bawah
dipilih dalam terapi OA. Untuk sebagian pasien, 140 mmHg dan tekanan diastolik di bawah 90
efek obat ini sudah adekuat dalam mmHg atau tekanan sistolik di bawah 130
menghilangkan nyeri sehingga penggunaan mmHg dan tekanan diastolik di bawah 80
OAINS yang memiliki efek lebih toksik terhadap mmHg pada individu dengan risiko tinggi serta
tubuh dapat dihindari. OAINS merupakan obat mengontrol faktor risiko melalui modifikasi
paling populer untuk mengobati osteoarthritis. gaya hidup dan obat anti hipertensi jika
Obat ini dapat diberikan secara topikal atau modifikasi gaya hidup kurang berhasil.
oral. Dalam uji klinis, OAINS oral menghasilkan Modifikasi gaya hidup cukup efektif dan dapat
efek analgesik 30% lebih besar daripada menurunkan risiko penyakit kardiovaskular

J Medula Unila|Volume 7|Nomor 3|Juni 2017 |27


Gulbuddin dan Larasati | Penatalksanaan Komprehensif Arthritis Gout dan Osteoarthritis pada Buruh Usia Lanjut

dengan biaya relatif murah. Tata laksana ini pasien dirasakan sudah berkurang dan pasien
tetap dianjurkan meski disertai obat anti sudah bisa berjalan tanpa merasakan nyeri
hipertensi karena dapat menentukan jumlah pada kakinya. Setelah dilakukan intervensi
dan dosis obat untuk mencapai target secara didapatkan kadar asam urat yaitu 6,8 mg/dl.
optimal. Penatalaksanaan prehipertensi Kadar asam urat ini menurun dibandingkan
dengan cara nonfarmakoterapi yang dianjurkan dengan awal pasien datang ke puskesmas yaitu
adalah penurunan berat badan dengan 9,7 mg/dl dan sudah mencapai target yaitu <7
menjaga berat badan ideal dengan IMT 18-22, mg/dl. Hal ini dapat terjadi karena pasien
Diet tinggi serat dan rendah lemak tetapi harus sudah mulai mengkonsumsi obat Allopurinol
menghidari diet sayuran hijau yang dianjurkan selama 2 minggu dan sudah mengurangi
pada pengelolaan diet gout, membatasi intake makanan tinggi purin.14
garam (natrium) dengan jumlah maksimal Penyakit yang diderita pasien ini
hanya 1 sendok teh asupan garam perharinya. merupakan penyakit kronis. Penyakit kronis
Aktifitas fisik yang teratur dengan menghindari seperti artritis gout, osteoarthritis dan
olahraga berat, membatasi konsumsi rokok prehipertensi memiliki perjalanan penyakit
dan alkohol juga sangat dianjurkan. yang cukup lama dan umumnya
Kunjungan ketiga dilakukan satu minggu penyembuhannya tidak dapat dilakukan.
setelah kunjungan kedua, dari hasil anamnesis Penyakit tersebut hanya bisa dikontrol untuk
lanjut didapatkan bahwa nyeri yang dirasakan menjaga agar tidak terjadi komplikasi. Untuk
pasien sudah berkurang. Pasien sudah bisa itu pasien diharuskan untuk rutin mengunjungi
berjalan dengan cukup baik dan melakukan sarana kesehatan untuk mengontrol
aktivitasnya seperti biasa. Keluarga, terutama penyakitnya.
istri dan anak pasien juga lebih memperhatikan Pasien memiliki kartu KIS untuk berobat
pola makan dan makanan yang dikonsumsi tetapi pasien beralasan belum bisa berobat ke
oleh pasien. Pasien sudah mulai mencoba puskesmas. Pasien sebelumnya memiliki
untuk membiasakan diri dengan makan 3 kali kebiasaan berobat atau kontrol saat hanya
sehari. Pasien juga sudah mulai mengurangi merasakan adanya keluhan saja. Tetapi setelah
makanan dengan kandungan purin yang tinggi. dilakukan edukasi dan intervensi, pasien sudah
Keluarga dan pasien mengatakan bahwa mulai mau untuk datang kontrol secara teratur.
mereka sudah mulai mengurangi makanan Hal ini juga didukung penuh oleh keluarga
seperti sayur, kacang-kacangan. Pasien juga pasien.13
sudah mencoba mengurangi konsumsi Menurut Bloom, Ada beberapa langkah
makanan dengan kadar garam tinggi seperti atau proses sebelum orang mengadopsi
misalnya kecap asin dan ikan asin, sarden, dan perilaku baru. Pertama adalah kesadaran
mie instan. Selain itu, pasien juga mulai (awareness), dimana orang tersebut menyadari
mengurangi makanan dengan tinggi lemak stimulus tersebut. Kemudian dia mulai tertarik
seperti misalnya gorengan. Pasien dan keluarga (interest). Selanjutnya, orang tersebut akan
juga mengatakan bahwa mereka sudah mulai menimbang-nimbang baik atau tidaknya
mengolah makanan yang dikonsumsi dengan stimulus tersebut (evaluation). Setelah itu, dia
cara merebus, seperti misalnya sup. Olahraga akan mencoba melakukan apa yang
rutin setiap pagi masih sulit dilakukan oleh dikehendaki oleh stimulus (trial). Pada tahap
pasien. Rumah masih terlihat kurang rapi, akhir adalah adoption, berperilaku baru sesuai
tetapi jendela dan pintu sudah mulai dibuka dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya.
setiap hari sehingga pencahayaan dan ventilasi Pada proses perubahan perilaku, Ny. P sudah
lebih baik dibanding sebelumnya. Tekanan mencapai tahap trial yaitu pasien sudah
darah pasien 130/90 mmHg dan kadar asam mencoba meminum obat secara teratur,
urat pasien 6,8 mg/dl. Hasil ini menunjukkan menjaga pola makan dan diet yang sesuai.9,10
adanya perbaikan keadaan pasien yang dapat Melihat tingkat kepatuhan pasien cukup
dilihat dari penurunan pada asam urat pasien. baik dan hasil pemeriksaan tekanan darah yang
Tujuan penatalaksanaan pasien yang mendekati stabil maka prognosis pada pasien
mengalami arthritis gout adalah pengendalian ini dalam hal quo ad vitam: dubia ad bonam
rasa sakit, memperbaiki fungsi sendi yang dilihat dari kesehatan dan tanda-tanda
terserang dan menghambat penyakit supaya vitalnya yang sudah mulai baik; quo ad
tidak menjadi lebih parah. Saat ini nyeri pada functionam: dubia ad bonam karena pasien

J Medula Unila|Volume 7|Nomor 3|Juni 2017 |28


Gulbuddin dan Larasati | Penatalksanaan Komprehensif Arthritis Gout dan Osteoarthritis pada Buruh Usia Lanjut

masih bisa beraktivitas sehari-hari secara 4. Juandy. Gout dan diet [internet]. Jakarta:
mandiri; dan quo ad sanationam: dubia ad Departemen Kesehatan’ 2017 [diakses
bonam karena pasien masih bisa melakukan tanggal 20 Januari 2017]. Tersedia dari:
fungsi sosial dan dihormati oleh tetangga http://www.depkes.go.id/index.php?optio
sekitar rumah. n=articles&task=viewarticle&artid=184&Ite
mid=3
Kesimpulan 5. Wortmann RL. Gout and hyperuricemia.
Tatalaksana pada laki-laki usia 74 tahun Dalam: Kelley`s Textbook of Rheumatlogy.
didiagnosis artritis gout, osteoarthritis, dan Edisi ke-8. Philadeplhia: Saunders; 2001.
prehipertensi pada kasus ini sudah sesuai 6. Fauci, Anthony S. Osteoarthritis. Dalam:
dengan beberapa teori dan telaah kritis dari Hauser K, Longo B, Jameson F, editors.
penelitian terkini. Telah dilakukan Harrison’s Principles Of Internal Medicine.
penatalaksanaan pada pasien secara holistik, Edisi ke-18. USA: McGraw-Hill Companies:
patient center, family approach dengan 2012.
sebagian pengobatan hipertensi dan artritis 7. Poor G, Mituszova M. History, classification
gout akut sudah sesuai secara literatur and epidemiology of crystal-related
berdasarkan Evidance Based Medicine. Pada artropathies. Rheumatology. Edisi ke-2.
proses perubahan perilaku, Tn. S sudah Edinburgh: Elsevier; 2000.
mencapai tahap trial. Proses perubahan 8. Kemenkes RI. Panduan praktik klinis bagi
perilaku pada Tn.S untuk mengontrol tekanan dokter di fasilitas pelayanan kesehatan
darah dan kadar asam uratnya terlihat setelah primer. Jakarta: Kemenkes RI; 2013.
pasien diberikan intervensi dan akhirnya 9. JNC 8. The eighth joint national committee
mencoba mengubah gaya hidupnya dengan on prevention detection evaluation and
mengurangi makanan mengandung tinggi treatment of high blood pressure. Geneva:
purin, garam dan makanan berlemak, serta WHO; 2013.
pasien juga mulai rajin untuk kontrol. Peran 10. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan
keluarga amat penting ketika anggota keluarga ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2007.
ada yang menderita artritis gout dan 11. Joewono S, Haryy I, Handono K, Rawan B,
osteoarthritis dengan cara mendukung serta Riardi P. Chapter 279: Osteoartritis. Dalam:
terlibat dalam perawatan dan pengobatan Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
pasien. Simadribata KM, Setiati S. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi ke-4. FKUI: 2006.
Daftar Pustaka Hlm. 1195-202.
1. Efendi F, Makhfudli. Keperawatan 12. American College of Rheumatology
kesehatan komunitas: teori dan praktik Subcommittee on Osteoarthritis
dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Guidelines. Arthritis rheum. Geneva: WHO;
Medika; 2009. 2000.
2. Stanley, M. Buku ajar keperawatan 13. Victor C, Jorng-Tzong, Wan-Shan, Ya-Fang
gerontik (Gerontological nursing: A health Hong, Tzu-Hao . Allopurinol therapy in gout
promotion or protection approach). patients does not associate with beneficial
Jakarta: EGC; 2007. cardiovascular outcomes: a population-
3. Badan Pusat Statistik Indonesia [internet]. based matched-cohort study. Plus one.
Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia; 2014;9(6):e99102.
2015 [diakses tanggal 20 januari 2017]. 14. Goodman CC, Fuller KS. Pathology:
Tersedia dari: https://www.bps.go.id/ implications for the physical therapist. Edisi
ke-3. Saint Louis: Saunders; 2009.

J Medula Unila|Volume 7|Nomor 3|Juni 2017 |29

Anda mungkin juga menyukai