NAMA KELOMPOK :
1. Tabung reaksi diisi dengan 3 ml larutan HCl 1M dan diukur suhunya dengan
termometer. 4 cm kepingan logam Mg dimasukkan ke dalam larutan HCl.
Suhunya diperiksa, Ph larutan diuji dengan kertas lakmus merah dan dicatat.
2. Kristal Ba(OH)2.8H2O dimasukkan sebanyak 2 spatula ke dalam tabung reaksi.
dan Kristal NH4Cl ditambahkan sebanyak 2 spatula, campuran diaduk dan
kemudian ditutup dengan gabus. Tabung reaksi dipegang dan dirasakan
sedangkan suhunya diukur, tabung dibuka dan dicium bau gas yang timbul.
Kemudian dicatat.
3. Serbuk belerang dicampurkan sebanyak 3 spatula dengan serbuk besi sebanyak 1
spatula dan campuran dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Tabung tersebut
dipanasakan sampai campuran berpijar. Pemanasan dihentikan dan diamati apa
yang terjadi dan dicatat.
4. 3 spatula tembaga (II) carbonat CuCO3 dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.Tabung dipanaskan sampai mulai terjadi perubahan. Pemanasan dihentikan
dan diamati apa yang terjadi dan dicatat.
5. Gelas kimia yang berukuran 100 ml diisi dengan 25 ml air, kemudian suhu air
mula- mula diukur dan sebongkah CaO dimasukka ke dalam air, suhunya diukur
dan dicatat.
V. HASIL PENGAMATAN
NO Kegiatan Pengamatan
1. a. Suhu larutan HCl 300
b. Suhu campuran HCl dengan Mg 380
c. pH larutan campuran Asam
2. a. Percampuran Ba(OH)2.8H2O Saat tabung dipegang terasa dingin
b. Bau gas Bau yang tercium adalah bau yang tidak sedap
3. a. Pemanasan campuran Fe dan S Terjadi reaksi
b. Ketika pemanasan dihentikan Reaksi masih berlangsung, saat campuran
mulai berpijar reaksi berhenti berlangsung
4. a. Pemanasan CuCO3 Terdapat uap dan asap
b. Ketika pemanasan dihentikan Tidak terjadi reaksi apapun
5. a. Suhu air 300
b. Suhu campuran 310
VI. PEMBAHASAN
Percobaan 1 : Pada saat potongan pita magnesium di masukkan kea lam larutan asam
klorida (HCl) terjadi kenaikan suhu yang mulanya bersuhu 300 menjadi 380. Dari data
tersebut, diketahui bahwa percobaan 1 merupakan rekasi eksoterm.
Percobaan 2 : Pada saat Kristal barium hidroksida yang ditambahkan dengan Kristal
amonium klorida dan ditutup dengan gabus sehingga udara tidak dapat masuk dan keluar,
kemudian pada saat tabung dipegang terasa dingin dan setelah gabus dibuka dan dikipas-
kipas tercium bau yang tidak sedap. Dari data tersebut percobaan 2 ini merupakan reaksi
endoterm.
Percobaan 3 : Pada saat pembakaran, terjadi perubahan warna pada serbuk besi. Yaitu
warna serbuk besi menjadi berpijar. Dari data tersebut, percobaan 3 merupakan reaksi
eksoterm.
Percobaan 4 : Pada saat pembakaran, terjadi perubahan warna pada bubuk tembaga (II)
karbonat yang awalnya berwarna biru kemudian berwarna hitam. (Reaksi Endoterm)
Percobaan 5 : Pada percobaan ini, terjadi kenaikan suhu yang mulanya bersuhu 300
menjadi 310. Dari hal ini, maka diketahui bahwa percobaan ke 5 merupakan reaksi
eksoterm.
VII. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian reaksi dapat berlangsung
pada suhu rendah, sementara reaksi lain hanya dapat berlangsung pada suhu yang tinggi. Reaksi
yang memerlukan pemanasan belum tentu adalah reaksi endoterm. Reaksi antara serbuk besi
dengan serbuk belerang merupakan contoh reaksi eksoterm yang hanya dapat berlangsung pada
suhu yang tinggi. Meskipun memerlukan pemanasan, reaksi secara keseluruhan membebaskan
energy. Reaksi eksoterm seperti itu memerlukan panas untuk mencapai kondisi yang
memungkinkan reaksi dapat berlangsung, maka pemanasan tidak diperlukan lagi. Sebaliknya,
reaksi endoterm yang berlangsung pada suhu tinggi terus menerus memerlukan pemanasan. Jika
pemanasan dihentikan, maka reaksi akan terhenti. Reaksi peruraian CuCO3 (tembaga (II)
karbonat) merupakan contoh reaksi endoterm yang berlangsung pada suhu tinggi. Jadi reaksi
kimia yang melepaskan atau mengeluarkan kalor disebut reaksi eksoterm, sedangkan reaksi
kimia yang menyerap kalor disebut reaksi endoterm.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
http://shyraalthafunisa.blogspot.co.id/2012/05/laporan-praktik-eksoterm-dan-endoterm.html