Anda di halaman 1dari 7

REAKSI EKSOTERM DAN ENDOTERM

NAMA KELOMPOK :

 FRANSISKA MARIA CHRISTIANI KOO (10)


 KADEK DWI SEPTIANINGTYAS (11)
 NI MADE ARI MELIANA SATIVA SANDI (18)
 UM NURHAYATI (25)
 NI KOMANG AYU SRI YULIARTININGSIH (26)
 NI NYOMAN SANTI HARMINI (28)

SMA NEGERI 2 AMLAPURA


TAHUN PELAJARAN 2016/2017
REAKSI EKSOTERM DAN ENDOTERM

I. TUJUAN : Mempelajari reaksi eksoterm dan endoterm.


II. LANDASAN TEORI
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang membebaskan kalor. Contoh dari reaksi eksoterm
yaitu membakar minyak tanah di kompor minyak dan nyala api unggun.
Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor. Contoh dari reaksi endoterm adalah
similasi dan fotosintesis.
Pada reaksi eksoterm, kalor mengalir dari system ke lingkungan sehingga entalpi system
akan berkurang, artinya entalpi produk (Hp) lebih kecil dari pada entalpi pereaktan (HR).
Oleh karena itu perubahan entalpinya bertanda negatif.
Reaksi Eksoterm : HP-HR < 0
Pada reaksi endoterm, system menyerap energy. Oleh karena itu, entalpi system akan
bertambah, artinya entalpi produk (HP) lebih besar dari pada entalpi pereaksi (HR).
Akibatnya, perubahan entalpinya bertanda positif.
Reaksi Endoterm : Hp-HR > 0
Perubahan entalpi pada reaksi eksoterm dan endotermdapat dinyatakan dengan diagram
tingkat energy seperti berikut ini :
Contoh Reaksi Eksoterm : A + B -----> C + D

∆H = Hprosuk - HReaktan < 0 atau ∆H = H2 - H1 < 0


Contoh Reaksi Endoterm : P + Q  R + S
∆H = Hprosuk - HReaktan > 0 atau ∆H = H2 - H1 > 0

III. ALAT DAN BAHAN :


ALAT BAHAN
Tabung reaksi HCl
Gelas beker 100 ml Logam Mg
Termometer Ba(OH)2.8H2O
Spatula NH4Cl
Tutup gabus Kertas Lakmus
Pemanasan bunsen/spiritus Serbuk Belerang
Penjepit tabung Serbuk Besi
CuCO3
Aquades
IV. CARA KERJA

1. Tabung reaksi diisi dengan 3 ml larutan HCl 1M dan diukur suhunya dengan
termometer. 4 cm kepingan logam Mg dimasukkan ke dalam larutan HCl.
Suhunya diperiksa, Ph larutan diuji dengan kertas lakmus merah dan dicatat.
2. Kristal Ba(OH)2.8H2O dimasukkan sebanyak 2 spatula ke dalam tabung reaksi.
dan Kristal NH4Cl ditambahkan sebanyak 2 spatula, campuran diaduk dan
kemudian ditutup dengan gabus. Tabung reaksi dipegang dan dirasakan
sedangkan suhunya diukur, tabung dibuka dan dicium bau gas yang timbul.
Kemudian dicatat.
3. Serbuk belerang dicampurkan sebanyak 3 spatula dengan serbuk besi sebanyak 1
spatula dan campuran dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Tabung tersebut
dipanasakan sampai campuran berpijar. Pemanasan dihentikan dan diamati apa
yang terjadi dan dicatat.
4. 3 spatula tembaga (II) carbonat CuCO3 dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.Tabung dipanaskan sampai mulai terjadi perubahan. Pemanasan dihentikan
dan diamati apa yang terjadi dan dicatat.
5. Gelas kimia yang berukuran 100 ml diisi dengan 25 ml air, kemudian suhu air
mula- mula diukur dan sebongkah CaO dimasukka ke dalam air, suhunya diukur
dan dicatat.
V. HASIL PENGAMATAN
NO Kegiatan Pengamatan
1. a. Suhu larutan HCl 300
b. Suhu campuran HCl dengan Mg 380
c. pH larutan campuran Asam
2. a. Percampuran Ba(OH)2.8H2O Saat tabung dipegang terasa dingin
b. Bau gas Bau yang tercium adalah bau yang tidak sedap
3. a. Pemanasan campuran Fe dan S Terjadi reaksi
b. Ketika pemanasan dihentikan Reaksi masih berlangsung, saat campuran
mulai berpijar reaksi berhenti berlangsung
4. a. Pemanasan CuCO3 Terdapat uap dan asap
b. Ketika pemanasan dihentikan Tidak terjadi reaksi apapun
5. a. Suhu air 300
b. Suhu campuran 310

VI. PEMBAHASAN
 Percobaan 1 : Pada saat potongan pita magnesium di masukkan kea lam larutan asam
klorida (HCl) terjadi kenaikan suhu yang mulanya bersuhu 300 menjadi 380. Dari data
tersebut, diketahui bahwa percobaan 1 merupakan rekasi eksoterm.
 Percobaan 2 : Pada saat Kristal barium hidroksida yang ditambahkan dengan Kristal
amonium klorida dan ditutup dengan gabus sehingga udara tidak dapat masuk dan keluar,
kemudian pada saat tabung dipegang terasa dingin dan setelah gabus dibuka dan dikipas-
kipas tercium bau yang tidak sedap. Dari data tersebut percobaan 2 ini merupakan reaksi
endoterm.
 Percobaan 3 : Pada saat pembakaran, terjadi perubahan warna pada serbuk besi. Yaitu
warna serbuk besi menjadi berpijar. Dari data tersebut, percobaan 3 merupakan reaksi
eksoterm.
 Percobaan 4 : Pada saat pembakaran, terjadi perubahan warna pada bubuk tembaga (II)
karbonat yang awalnya berwarna biru kemudian berwarna hitam. (Reaksi Endoterm)
 Percobaan 5 : Pada percobaan ini, terjadi kenaikan suhu yang mulanya bersuhu 300
menjadi 310. Dari hal ini, maka diketahui bahwa percobaan ke 5 merupakan reaksi
eksoterm.

VII. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian reaksi dapat berlangsung
pada suhu rendah, sementara reaksi lain hanya dapat berlangsung pada suhu yang tinggi. Reaksi
yang memerlukan pemanasan belum tentu adalah reaksi endoterm. Reaksi antara serbuk besi
dengan serbuk belerang merupakan contoh reaksi eksoterm yang hanya dapat berlangsung pada
suhu yang tinggi. Meskipun memerlukan pemanasan, reaksi secara keseluruhan membebaskan
energy. Reaksi eksoterm seperti itu memerlukan panas untuk mencapai kondisi yang
memungkinkan reaksi dapat berlangsung, maka pemanasan tidak diperlukan lagi. Sebaliknya,
reaksi endoterm yang berlangsung pada suhu tinggi terus menerus memerlukan pemanasan. Jika
pemanasan dihentikan, maka reaksi akan terhenti. Reaksi peruraian CuCO3 (tembaga (II)
karbonat) merupakan contoh reaksi endoterm yang berlangsung pada suhu tinggi. Jadi reaksi
kimia yang melepaskan atau mengeluarkan kalor disebut reaksi eksoterm, sedangkan reaksi
kimia yang menyerap kalor disebut reaksi endoterm.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

http://shyraalthafunisa.blogspot.co.id/2012/05/laporan-praktik-eksoterm-dan-endoterm.html

Anda mungkin juga menyukai