Anda di halaman 1dari 4

RESUME NASIONALISME

Oleh :
Dini Febriani, AMKG
NOSIS. 2019090731290

PESERTA PENDIDIKAN DAN PEALTIHAN DASAR CPNS KOTA BANJAR


GELOMBANG VII TAHUN 2019

PUSAT PENDIDIKAN ADMINISTRASI


LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
BANDUNG
2019
BAB I

LATAR BELAKANG

Makna nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran nasional yang


mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau
mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya maupun
lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. Sedangkan Nasionalisme dalam arti sempit
adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa yang satu dengan bangsa
yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinism.

Menurut H. Hadi, setiap orang tentu memiliki rasa kebangsaan dan memiliki wawasan
kebangsaan dalam perasaan atau pikiran, paling tidak di dalam hati nuraninya. Nasionalisme
sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan tidak sekedar wawasan saja tetapi
kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara.
Pegawai ASN akan berpikir tidak lagi sektoral dangan mental blocknya, tetapi akan senantiasa
mementingkan kepentingan yang lebih besar yakni bangsa dan negara.

Sebagai pelayan publik, setiap pegawai ASN senantiasa bersikap adil dan tidak
diskriminasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Mereka harus bersikap
profesional dan berintegritas dalam memberikan pelayanan. Tidak boleh mengejar keuntungan
pribadi atau instansinya belaka, tetapi pelayanan harus diberikan dengan maksud
memperdayakan masyarakat, menciptakan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Untuk itu
integritas menjadi penting bagi setiap pegawai ASN. Senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai
kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel, dan memuaskan publik. Adapun
fungsinya sebagai perekat dan pemersatu bangsa dan negara, setiap pegawai ASN harus
memiliki jiwa nasionalisme yang kuat, memiliki kesadaran sebagai penjaga kedaulatan negara,
menjadi pemersatu bangsa mengupayakan situasi damai di seluruh wilayah Indonesia, dan
menjaga keutuhan NKRI.
Setiap pegawai ASN wajib memiliki jiwa nasionalisme Pancasila yang kuat dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya. Jiwa nasionalisme Pancasila ini harus menjadi dasar dan mengilhami setiap gerak langkah dan
semangat bekerja untuk bangsa dan negara. Untuk itu setiap Pegawai Negeri Sipil sebagai bagian dari ASN
harus menantiasa taat menjalankan nilai-nilai Pancasila dan mengaktualisasikannya dengan semangat
nasionalisme yang kuat menjalankan tugasnya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan
perekat dan pemersatu bangsa.

BAB II
Pancasila dapat dikatakan sebagai dasar negara, pandangan hidup, ideologi negara, ligatur
(pemersatu) dalam perikehidupan kebangsaan dan kenegaraan, dan sumber dari segala sumber
hukum. Manusia yang bertaqwa kepada Tuhan YME, berkemanusiaan yang adil dan beradab,
mampu mengembangkan persatuan, penuh kebijaksanaan serta berkeadilan sosial.
SEBAGAI JATI DIRI BANGSA HASIL YANG DICAPAI (OUTPUT) WUJUD NYATA DALAM PERILAKU
SEHARI-HARI (OUTCOME) - Bisa membedakan baik dan buruk - Bisa membedakan halal dan
haram - Bisa membedakan yang hak dan yang batil • Jujur dan mempunyai integritas • Hormat
pada hak orang lain • Hormat pada aturan & hukum masyarakat • Punya etika, sebagai prinsip
dasar dalam kehidupan sehari-hari • Tidak korupsi dan tingkah laku koruptif lainnya • Sabar •
Jiwa besar • Berprasangka baik.
BAB IV
ASN SEBAGAI PEREKAT DAN PEMERSATU BANGSA

Dalam UU No 5 tahun 2014 pasal 66 ayat 1-2 terkait sumpah dan janji ketika diangkat menjadi PNS,
disana dinyatakan bahwa PNS akan senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945,
negara dan pemerintah. PNS juga senantiasa menjunjung tinggi martabat PNS serta senantiasa
mengutamakan kepenting an Negara dari pada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan”.
Artinya dalam menjalankan tugas dan fungsinya, seorang PNS juga wajib untuk menjunjung tinggi
persatuan agar keutuhan bangsa dapat terjaga. PNS dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah air
Indonesia, dan mengedepankan kepentingan nasional ditengah tengah persaingan dan pergaulan global.
Pentingnya peran PNS sebagai salah satu pemersatu bangsa, secara implisit disebutkan dalam UU No 5
tahun 2014 terkait asas, prinsip, nilai dasar dan kode etik dan kode perilaku, dimana dalam pasal 2 ayat
1 disebutkan bahwa asas-asas dalam penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN ada 13, salah satu
diantaranya asas persatuan dan kesatuan. Hal ini berarti, seorang PNS atau ASN dalam menjalankan
tugas-tugasnya senantiasa mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Kepentingan kelompok, individu, golongan harus disingkirkan demi kepentingan yang lebih besar yaitu
kepentingan bangsa dan Negara diatas segalanya. PNS dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus
berpegang pada prinsip adil dan netral. Netral dalam artian Bab VI ~ ASN Sebagai Perekat dan
Pemersatu Bangsa tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada. Sedangkan adil,
berarti PNS dalam melaksanakan tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif dan harus obyektif, jujur,
transparan. Dengan bersikap netral dan adil dalam melaksanakan tugasanya, PNS akan mampu
menciptakan kondisi yang aman, damai, dan tentram dilingkung an kerjanya dan di masyarakatnya.

Anda mungkin juga menyukai