Pernyataan tesis :
Allah telah menggolongkan manusia menjadi beberapa golongan, yaitu golongan
yang pertama adalah golongan orang-orang yang bertakwa hanya kepada-Nya dan
golongan yang kedua adalah orang-orang yang mengkufurkan-Nya (ayat 73),
manusia wajib berterimakasih atas pemberian tersebut dengan beribadah dan
bertakwa kepada Allah guna mencapai tujuan akhir dari perjalanan manusia, yaitu
surga yang dimana kelak kita akan kekal di dalamnya (ayat 74).
Penjelasan tesis :
Untuk menjelaskan tesis di atas, perlu di uraikan secara beruntun dua hal, yaitu
bentuk-bentuk golongan manusia yang bertkwa kepada Allah, dan bentuk-bentuk
balasan yang akan di berikan Allah.
1
melanggar dengan menjauhi segala larangan-Nya serta takut terjerumus dalam
perbuatan dosa.
Taqwa terulang dalam Al-Qur’an sebanyak 259 kali dengan segala
derivasinya mengandung makna yang cukup beragam, di antaranya: memelihara,
menghindari, menjauhi, menutupi, dan menyembunyikan.
Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang menguraikan dan mengkabarkan tentang
ketaqwaan, diantaranya sebagai berikut :
Dalam Surah Al Hujurat Ayat 13 mengatakan “Hai manusia, Sesungguhnya
Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha Mengenal”.
Kemudian di dalam Surah Ali Imran Ayat 120 juga di katakan ”jika kamu
memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat
bencana, mereka bergembira karenanya. jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya
tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu.
Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.”
Dan di dalam Surah Ali Imran Ayat 134. “(yaitu) orang-orang yang
menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang
yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan”
Sedangkan didalam hadist, takwa juga di jelaskan oleh Nabi Muhammad
SAW., beliau bersabda:
“Takwa itu terletak di sini”, sambil beliau SAW menunjuk ke dada/hati beliau tiga
kali. Rasulullah SAW dalam doa beliau, “Ya Allah, anugerahkanlah kepada jiwaku
ketakwaannya, dan sucikanlah jiwaku (dengan ketakwaan itu), Engkau-lah Sebaik-
baik Yang Mensucikannya, (dan) Engkau-lah Yang Menjaga serta Melindunginya.”
Dalam berkehidupan sehari-hari kerapkali kita mendengar kta takwa, entah itu
ketika khutbah hari jum’at, pengajian bersama dan lain-lain, namun pada
kenyataanna sedikit sekali orang-orang yang mampu mengamalkan secuil kata
tersebut, hal itu di pengaruhi oleh nafsu materialistic atau nafsu pada kehidupan
dunia yang semakin hari semakin memuncak, maka karena hal demikian banyak
sekali manusia yang tergelincir kepada jalan yang salah yang kelak akan
mencelakakannya. Lantas bagaiman nasib orang-orang yang terlanjur tergelincir
pada jalan-jalan yang salah? Allah telah berfirman dalam surah az-zumar ayat 53:
"Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang” dari ayat tersebut sudah jelas bawasanya rahmat dan ampunan Allah itu
tak terbatas, maka dari hal itu marilah senantiasa kita bertakwa kepada Allah serta
2
terus menupayakan diri kita sendiri agar tidak di perbudak oleh nafsu duniawi yang
hanya bersifat sementra.
Gologan yang kedua adalah golongan orang-orang yang mengkufurkan Allah,
Kufur secara bahasa berarti menutupi. Sedangkan menurut syara’ kufur adalah tidak
beriman kepada Allah dan Rasulnya, baik dengan mendustakannya atau tidak
mendustakannya. Sedangkan menurut pembagiannya kufur terbagi menjadi, dua
yaitu kufur besardan kufur kecil. Kufur besar adalah kufur yang dapat mengeluaran
seseorang dari agama islam, kufur besar ada lima macam yang pertama kufur karena
mendustakan, Allah telah berfiran “Dan siapakah yang lebih aniaya daripada
orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah atau mendustakan
kebenaran tatkala yang hak itu datang kepadanya ? Bukankah dalam Neraka
Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir ?” [Al-Ankabut/29:68]. kufur
yang ke dua adalah kufur Karena Enggan dan Sombong, Padahal
Membenarkan,Allah firman dalam surat al-baqarah ayat 24 “Dan (ingatlah) ketika
Kami berfirman kepada para Malaikat, ‘Tunduklah kamu kepada Adam’. Lalu
mereka tunduk kecuali iblis, ia enggan dan congkak dan adalah ia termasuk orang-
orang kafir” kufur yang ke tiga adalah kufur karena ragu, Allah berfirman “Dan ia
memasuki kebunnya, sedang ia aniaya terhadap dirinya sendiri ; ia berkata, “Aku
kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya, dan aku tidak mengira Hari
Kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku dikembalikan kepada Rabbku,
niscaya akan kudapati tempat kembali yang baik” Temannya (yang mukmin) berkata
kepadanya, ‘Apakah engkau kafir kepada (Rabb) yang menciptakan kamu dari
tanah, kemudian dari setetes air mani, kemudian Dia menjadikan kamu seorang
laki-laki ? Tapi aku (percaya bahwa) Dialah Allah Rabbku dan aku tidak
menyekutukanNya dengan sesuatu pun” [Al-Kahfi/18 : 35-38]. Kufur yang ke empat
adalah kufur karena berpaling, seperti yang di sebutkan dalam Alquran“Dan orang-
orang itu berpaling dari peringatan yang disampaikan kepada mereka” [Al-
Ahqaf/46 : 3]. Dan yang terakhir adalah kufur niqaf seperti yang di sebutkan dalam
Alquran “Yang demikian itu adalah karena mereka beriman (secara) lahirnya lalu
kafir (secara batinnya), kemudian hati mereka dikunci mati, karena itu mereka tidak
dapat mengerti” [Al-Munafiqun : 3].
Sedangkan kufur kecil adalah kufur yang tidak menjadikan pelakunya keluar
dari agama Islam, dan ia adalah kufur amali. Kufur amali ialah dosa-dosa yang
disebutkan di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai dosa-dosa kufur, tetapi tidak
mencapai derajat kufur besar. Seperti kufur nikmat, sebagaimana yang disebutkan
dalam firmanNya “Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkari
dan kebanyakan mereka adalah orang-orang kafir” [An-Nahl : 83]. Demikian adalah
pembagian kufur yang seringkali tidak di sadari oleh manusia dan bahkan di abaikan begitu
saja hingga membawanya pada jalan yang salah.
Rujukan
M. Quraish Sihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Keserasian Al-Qur’an, Volume 10
(Jakarta: Lentera Hati, 2009).
4
5