PEMBERIAN OBAT
Alergi terhadap obat, kemampuna klien untuk menlan obat, adanya muntah dan diare yang
dapat mengganggu absorbsi obat, efek samping obat, interaksi obat,kebutuha pembelajaran
mengenai obat yang diberikan.
Persiapan alat
Baki berisi obat-obat atau kereta dorong obat (bergantung pada sarana yang ada)
Kartu atua buku rencana pengobatan
Mangkuk sekali pakai untuk tempat obat
Pemotong obat (jika diperlukan)
Martil dan lupang penggerus (jika diperlukan)
Gelas pengukur (jika diperlukan )
Gelas dan air minum
Sedotan
Sendok
Pipet
Spuit sesui ukuran mulut anak-anak
Prosedur pelaksanaan
Tuangakn tablet atau kapsul dengan takaran sesuai kebutuhan ke dalam mangkuk sekali pakai
tanpa mententuh obat.
Gunakan alat pemotong tablet (jika perlu) untuk membagi obat sesui dengna dosis yang
diperlukan. Buang bagian tablet yang tidak digunakna atau sesui dengna kebijakan institusi
masing-masing.
Jika klien mengalami kesulitan untuk menelan, gurus obat menjadi bubuk dengan
menggunakna martil dan lumping penggerus. Setelah itu, campurkan dengna meggunakan air
atau makanan .
Cek dengan bagian farmasi sebelum menggerus obat. Beberapa obat tidak boleh digerus
karena mempengaruhi daya kerjanya.
Obat dalam bentuk cair
Putar/bolek-balik obat agar tercampur rata sebelum dituangkan. Buang obat jika telah berubah
warna atau menjadi lebih keruh.
Buka penutup botol dan letakkan menghadp ke atas.
Menghindari kontaminasi pada tutup botol bagian dalam.
Pegang botol obat sehingga sisi labelnya akan berada pada telapak tangan anda kemudian
tungkan obat jauh dari label.mencegah label menjadi rusak akibat tumpahn cairan obat
sehingga label tidak dapat dibaca dengan tepat.
Tuangkan obat dengan takaran sesai dengan takaran sesui kebutuhan ke dalam mangkuk obat
berskala.
Sebelum menutup botol, usap bagian bibir botol dengan kertas tisu.
Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali akibat cairan obat yang mongering pada tutup
botol.
Jika jumlah obat yang diberikan hanya sedikit (kurang dari 5 ml ), gunakan spuit steril tanpa
jarum untuk mengambilnya dari botol.
6. Berikan obat pada waktu dan dengna cara yang benar:
Identifikasi klien dengna tepat.
Jelaskan tujuan dan daya kerja obat dengan dengan bahasa yang dapat dipahami oleh klien.
Atur pada posisi duduk. Jika tidak memungkinkan , atur posisi lateral.
Posisi ini membantu mempermudah untuk menelan dan mencegah aspirasi.
Kaji tanda-tanda vital jika diperlukan (pada obat-obat tertentu):
- Ukur nadi sebelum pemberian digitalis, ukur tensi sebelum pemberian obat penurun tensi, ukur
frekuensi pernapasan sebelum pemberina narkotik.
- Jika hasilnya di atas atau di bawah normal, laporkan kepada dokter yang bersangkutan.
Beri klien air yang cukup untuk menelan obat jika sulit menelan, anjurkan klien meletakkan
obat di lidah bagian belakan kemudian anjurkan minum.
Stimulasi lidah bagian belakang akan menimbulkan reflex menelan.
Jika rasa obat tidak enak, minta klien untuk mengisap beberapa butir es batu sebelum minum
obat atau beikan obat dengan dicampur jus apel, pisang, atau air gula.
Jika klien mengatakan obat yang ada berikan berbeda dengan obat yang dibeikan pada hari-
hari sebelumnya, obat jangan anda berikan terlebih dahulu sebelum anda mengecek ulang pada
buku catatan obat\.
Tetap bersama klien sampai obat ditelan habis.
7. Catat obat yang telah diberikan, meliputi nama dan dosis obat, setiap keluhan , dan tanda
tangan anda. Jika obat tidak dapat masuk atau dimuntahkan, catat secara jelas alasannya dan
tindakan perawatan yang sudah dilakukan sesui ketentuan institusi.
8. Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar.
9. Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada klien (biasanya 30 menit setelah pemberian obat).
Pemberian obat kepada bayi dan anak-anak
pilih sarana yang tepat untuk mengukur dan memberikan obat pada bayi dan anak-anak.
(mangkuk plastic sekali pakai, pipet tetes, sendok, spuit plastic tanpa jarum, atau spuit
tuberkulin).
Cairkan obat oral dengan sedikit air.
Agar mudah ditelan. Jika menggunakan air yang banyak, anak mungkin akan menolak untuk
meminum seluruh obat yang dibeikan dan meminum hanya sebagian.
Gerus obat yang berbentuk padat/tablet dan campurkan dengna zat lain yang dapat mengubah
rasa pahit, misalnya madu, pemanis buatan.
Posisikan bayi setengah duduk dan berikan obat pelan-pelan
Mencegah aspirasi.
Jika menggunakan spuit, letakkan spuit sepanjang sisi lidah bayi.
Posisi ini mencegah gagging (reflex muntah) dan mengeluarkan kembali obat yang diberikan.
Dapatkan informasi yang bermanfaat dari orang tua anak mengenai bagiamana memberiakn
obat yang paling baik pada anak yang bersangkutan.
Jika anak tidak kooperatif selama pemberian obat, lakukan langkah-langkah berikut.
- Letakan anak di atas pangkuan anda dengna tangan kanan di belakang tubuh anda.
- Pegang erat tangan kiri anak dengan tangan kiri anda.
- Amankan kepala anak dengan lengan kiri dan tubuh anda.
Setelah obat diminum, ikuti dengna memberikan minum air atau minuman lain yang dapat
menghilangkan rasa obat yang tersisa.
Lakukan higinene oral setelah anak-anak minum obat disertai pemanis
Pemanis yang tersisa di mulut dapat menyebabkan anak berisiko tinggi mengalami karies
dentis.
MEMBERIKAN OBAT SECARA SUBLINGUAL
Pengertian
Pemberian obat dengan cara meletakkannya dibawah lidah sampai diabsorbsi ke dalam
pembuluh darah.
Tujuan
Memperoleh efek local dan sistemik.
Memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan secara oral.
Menghidari kerusakan obat oleh hepar.
Prosedur pelaksanaan
Secara umum persiapan dan langkah-langkah sama dengan pemberian obat secara oral. Hal
yang perlu diperhatikan adalah klien perlu diberi penjelasan untuk meletakkna obat dibawah
lidah, obat tidak boleh ditelahn, dan biarkan berada di bawah lidah sampai habis di absorbs
seluruhnya.
Catatan
Obata yang biasa diberikan dengan cara sublingual adalah nitrogliserin, suatu obat yasodilator
yang digunakan pada penyakit jantung angina pectoris.
PEMBERIAN OBAT SECARA BUKAL
Pengertian
Pemberian obat dengan cara meletakkannya di antara gusi dengna membrane mukosa pipi.
Tujuan
Memperoleh efek local dan sistemik.
Memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan secara oral
Menghindari kerusakan obat oleh hepar.
Prosedru pelaksanaan
Secara umum sama dengna pemberian obat dengan cara oral. Akan tetapi, klien perlu diberi
penjelasan bahwa obat harus diletakkan di antara gusi dan selaput mukosa pipi sampai seluruh
obat habis diabsorbsi.
PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL
Pengertian
Pemberian obat melalui jaringan atau pembuluh darah dengna menggunakan spuit.
Tujuan
Mendapatkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengna cara yang lin.
Memperoleh reaksi setempat (tes alergi).
Membantu menegakkan diagnosis (penyuntikan zat kontras).
Memberikan zat imunologi.
MENYIAPKAN OBAT DARI AMPUL
Persiapan alat
Catatan pemberian obat atau kartu obat
Ampul obat sesui resep
Sepuit dan jarum yang sesui
Jarum steril ekstra (jika prlu)
Kapas alcohol
Kasa steril
Baki obat
Gergaji ampul (jika perlu)
Label obat
Bak spuit
Bengkok
Prosedut pelaksanaan
1. Cuci tangan.
2. Siapakan alat-alat
3. Periksa label obat dengan catatan pembeian obat sesui dengna prinsip “lima benar”
4. Lakukna penghitungan dosis sesui debutuhan.
5. Pegang ampul dan turunkan cairan di atas leher ampul dengan cara menjentikkan jari tangan
pada leher ampul beberapa kalli atau dengan cara memutar ampul dengan searah jarum jam.
Dengan cara ini seluruh obat pada ampul akan turun pada bagian bawah dari ampul.
6. Letakkan kasa steril di antara ibu jari tangan anda dengan ampul kemudian patahkan leher
ampul kea rah menjauhi anda dan orang di sekitar.
Kasa steril akan melindungi diri anda dari pecahan kaca ampul dan menjaga bagian dalam
ampul tetap steril.
7. Atau usapkan kapas alcohol di sekitar leher ampul kemudian patahkan leher ampul kea rah
menjauhi anda dan orang di sekitar anda. Jika ampul sulit dipatahkan dengan cara biasa,
gunakan gergaji ampul.
8. Buang leher ampul pada rempat khusus.
9. Buka penutup jarum spuit kemudian masukkan jarum ke dalam ampul tepat di bagian tengah
ampul.
Mencegah jarum menentuh bagian tepi dari botol ampul, mengurangi risiko jarum
terkontaminai.
10. Aspirasi sejumlah cairan dari ampul sesui dengna dosis yang dibutuhkan.
11. keluarkan jarum dari ampul, tutup kembali jarum spuit dengan teknik yang bener.
12. Jika terdapat gelembung udara pada spuit:
Pegang spuit secara vertikal dengan jarum menghadap ke atas.
Tarik plunger ke bawah dan jentikkan spuit dengan jari.
Dorong punger perlahan ke atas untuk mengeluarkan udara tetapi jaga agar tidak
mengeluarkan larutan.
13. Periksa kembali jumlah larutan yang ada pada spuit, bandingkan dengan volume yang
dibutuhkan.
14. Bandingkan lebel obat dengan catatan pemberian obat.
15. Jika perlu, ganti jarum spuit yang baru jika obat dapat mengiritasi kulit.
16. Beri label spuit dengan label obat yang sesuai.
17. Tempatkan spuit (dalam bak spuit), kapas alcohol, dan kartu obat di atas baki.
18. Buang atau simpan kembali peralatan yang tidak diperlukan
19. Cuci tangan.
MENYIAPKAN OBAT DARI VIAL
Persiapan alat
1. Cuci tangan
2. Siapkan perlatan
3. Periksa label vial dengan catatan obat atau kartu obat sesui prinsip “lima benar”
4. Hitung dosis yang diperlukan. Rotasikan cairan yang ada dalam vial dengan menggunakan
tangan agar tercampur sempurna.
Tidak boleh mengocok larutan dalam vial karena dapat menyebabkan larutan menjadi
berbuih.
5. Buka segel pada bagian tutup obat tanpa menyentuh bagian karetnya.
6. Usap bagian karet tersebtu dengan kapas alcohol.
7. Buka tutup jarum.
8. Masukkan udara kedalam spuit sesuai dengan jumlah obat yang dibutuhkan.
9. Dengan hati-hati, masukkan jarum secara tegak lurus tepat di tengahh-tengah karet dari vial.
10. Injeksikan udara kedalam vial, jaga agar ujung jarum spuit berada di atas permukaan cairan
obat.
Udara yang dimasukan ke dalam vial akan mempermudah penarikan cairan keluar karena
tekanan negative tidak akan terjadi di dalam vial.
Ujung jarum dijaga di atas pemukaan obat untuk mengindari terjadinya gelembung udara
pada obat saat udara dimasukan ke dalam vial .
11. Aspirasi sejumlah obat yang diperlukan sesui dosis dengan menggunakan salah satu metode di
basah ini.
Pegang vial menghadap ke atas, gerakkan ujung jarum ke bawah hingga berada pada bagian
bawah cairan obat. Kemudian tarik plunger hingga spuit terisi cairan obat sesui dengan cosis
yang dibutuhkan. Hindari pengisapan tetes terakhir dari vial.
Dengan meletakkan vial tegak menghadap ke atas pada saat mengaspirasi obat dan
menyisakan sedikit cairan obat, partikel-partikel kecil atau benda asing tidak akan iktu masuk
kedalam spuit.
Pegang vial menghadap ke bawah (terbalik), pastikan ujung jarum berada dibawah cairan obat
dan secara bertahap aspirasi cairan obat sesui dengan dosis yang dibutuhkan
Mempertahankan ujung jarum berada di bawah cairan obat dan mencegah udara masuk ke
dalam spuit.
12. Pegang spuit dan vial setinggi mata.
Memastikan jumlah obat sesui dengan kebutuhan. jika terdapat udara pada bagian atas spuit,
keluarkan udara yang ada dalam spuit tersebut kedalam vial.
13. Pada saat volume obat dalam spuit sudah tepat, maka cabut jarum dari vial dan tutup jarum
dengan penutup jarum.
14. Jikamasih terdapat gelembung udara pada spuit:
Pegang spuit secara vertikal dengan jarum menghadap ke atas.
Tarik plunger kebawah dan jentikkan spuit dengan jari.
Dorong plunger perlahan ke atas untuk mengeluarkan udara, tetapi jaga agar tidak
mengeluarkan larutan.
15. Periksa kembali jumlah larutan yang ada pada spuit, bandingkan dengan volume yang
dibutuhkan.
16. Bandingkan label obat dengan catatan pemberian obat.
17. Ganti jarum spuit yang baru.
18. Beri label spuit dengan label obat yang sesuai.
19. Tempat spuit (dalam bak spuit), kapas alcohol, dan kartu obat di atas baki.
20. Buang atau simpan kembali peraltatan yang tidak diperlukna.
21. Cudi tangan.
MACAM-MACAM PEMBERIAN OBAT SECARA PERENTERAL
Injeksi intradermal
Pengertian
Injeksi intradermal adalah pemberian obat dengan cara memasukan obat ke dalam jaringan
dermis di bawah epidermis kulit dengan menggunakan spit.
Tujuan
Masukan sejumlah toksin atau obat yang disimpan di bawah kulit untuk diabsorbsi.
Metode untuk tes diagnose terhadap alergi atau adanya penyakit-penyakit tertentu.
Tempat injeksi
Lengan bawah bagian dalam.
Dada bagian atas
Punggung di bawah scapula
Persiapan alat
Buku catatan pemberi obat atau kartu obat
Kapas alcohol
sarung tangan sekali pakai bersih
Obat yang sesui spuit 1 ml dengan ukuran 25,26,atau 27, panjang jarum 1/4-5/8 inci
Pulpen/spidol
Bak spuit
Baki obat
Bengkok
Prosedur pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Siapkan obat sesui dengan prinsip “lima benar”
3. Identifikasi klien
4. Beritahu klien dan jelaskan prosedur yag akan diberikan
5. Aturk klien pada posisi yang benar
6. Pilih areal penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan, atau rasa gatal.
Menghindari gangguan absorbs obat atau cedera dan nyeri yang berlebihan.
7. Pake sarung tangan.
8. Bersihkan areal penusukan dengan menggunakan kapas alcohol, dengan gerakan sirkular dari
arah dalam ke luar dengan diameter sekitar 5 cm. tunggu sampai kering.
Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung mikro organisme.
9. Pegang kapas alcohol dengan jari-jari tengah pada tangan nondominal.
10. Muka tutup jarum.
11. Tempatkan ibu jari tangan nondominan sekitar 2,5 cm dibawah areal penusukan kemudian tarik
kulit.
12. Dengan ujung jarum mengahadap ke atas dan menggunakan tangan dominan, masukan jarum
tepat dibawah kulit dengan sudut 15o.
13. Masukkan obat perlahan-perlahan, perhatikan adanya jendalan (jendalan harus terbentuk).
14. Cabut jarum dengan sudut yang sama ketika jarum dimasukkan.
15. Usap pelan-pelan area penyuntikan dengan kapas alcohol[jangan melakukan masase pada area
penusukan]
16. Buat lingkaran dengan diameter 2,5 cm di sekiter jendalan dengan menggunakan
polpen.intruksikan klien untuk tidak menggosok area tersebut.
17. Observasi kulit untuk nmengetahwi adanya kemerahan atau bengkak.untuk tes alergi, observasi
adanya reaksi sistemik[misalnya,sulit sulit bernapas ,berkringat dingin,pingsan,mual dan
muntah].
18. Kembalikan posisi klien.
19. buang peralatan yang sudah tidak diperlukan
20. buka sarung tangan
21. cuci tangan.
22. Dokumentasikan tindakkan yang telah dilakukan .
23. Kaji kembaliklien dan tempat injeksi setelah 5 menit,15menit,dan selanjutnya secara periodik.
Injeksi Subkutaneus
Pengertian
Injeksi subkutaneus adalah pemberian obat dengan cara memasukan
Obat kedalem jaringan subkutan di bawah kulit dengan menggunakan
Sepuit.
Tujuan
Memasukkan sejumlah toksin atau obat pada jaringan subkutan di bawah kulit utuk diabsorbsi.
Tempat injeksi
Lengan atas bagian luar
Paha anterior
Daerah abdomen
Are scapula pada punggung atas
Daerah ventrogluteal dan dorsogluteal bagian atas
Ket:
a. Areal tubuh yang bias digunakan untuk injeksi
b. Melakukan ijeksi subkutan pada lengan atas
c. Memasukan jarum kedalam jaringan dengan sudut 45o atau 90o
Persiapan alat
Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
Kapsul alcohol
Sarung tangan sekali pakai(bersih )
Obat yang sesui
Spuit 2ml dengan ukuran 25, panjang jarum 5/8-1/2 inci
Bak spuit
Baki obat
Plester
Kasa steril (jika perlu)
Bengkok
Prosedur pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Siapkan obat sesui dengan prinsip “lima benar”.
3. Identifikasi klien.
4. Beri tahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan.
5. Atur klien pada posisi yang nyaman.
6. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan, atau rasa gatal sesuai (areal
penusukan yang utama adalah area pada lengan bagian atas dan paha anterior).
7. Pakai sarung tangan.
8. Bersihkan areal penusukan dengan penggunakan kapas alcohol, dengan gerakan sirkular dari
arah dalam keluar dengan diameter sekitar 5 cm. tunggu sampai kering.
Menghindari gangguan absobrsi obat atau cedera dan nyeri yang berlebihan.
9. Pegang kapas alcohol dengan jari-jari tengah pada tangan nondominan.
10. Buka tutup jarum.
11. Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari tangan nondominan.
12. Dengan unjung jarum mnghadap ke atas dan menggunakan tangan dominan, masukkan jarum
dengan sudut 45o atau dengan sudut 90o (untuk orang gemuk)
Orang yang gemuk mempunyai jaringan subkutan yang lebih tebal.
13. Lapaskan tarikan tangan nondominan.
14. Tarik plunger dan observasi adanya darah pada spuit.
15. Jika tidak ada darah, masukkan obat perlahan-lahan.
16. Jika ada darah:
Tarik kembali jarum dari kulit.
Tekan tempat penusukan selama 2 menit.
Observasi adnya hematoma atau memar.
Jika perlu, berikan plester.
Siapkan obat yang baru, mulai dengan langkah no.1, pilih area penusukan yang baru.
17. Cabut jarum dengan sudut yang sama ketika jarum dimasukkan, sambil melakuan penekanan
dengna menggunakan kapas alcohol pada are penusukan .
18. Jika terdapat pendarahan, tekan area tersebut dengan menggunakan kasa steril sampai
perdarahnnya berhenti.
Injeksi subkutan biasanya jarang menyebakan terjainya perdarahan.
19. Kembalikan posisi klien.
20. Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan ketempatnya masing-masing
21. Buka sarung tangan.
22. Cuci tangan.
23. Dokumentasikan tindakan.
Injeksi intramuscular
Pengertian
Injeksi intramuscular adalah pemberian oobat dengan cara memasukan obat ke dalam jaringan
otot dengan menggunakan spuit.
Tujuan
Memaskukkan sejumlah obat pada jaringan otot untuk diabsorbsi.
Tempat injeksi
Area ventrogluteal
Area dorsogluteal
Area vastustus lateralis
Area deltralis
Area deltoid
Area rektus femoris
Ket :
a. Sudut padang lateral dari pantat yag menunjukkan tiga fluteus ayng dapat digunakan untuk
injeksi intramuscular.
b. Area ventrofluteal untuk injeksi intramuscular.
c. Area vastus lateralis dari pahafemoris dari paha kanan atas untuk injeksi intramuscular
d. Area otot rektus femoris dari paha kanan atas untuk injeksi intramuscular
e. Area dorsogluteal untuk injeksi intramuscular.
Persiapan alat
1. Cuci tangan
2. Siapkan obat sesui dengan prinsip “lima benar”
3. Identifikasi klien
4. Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan dilakukan
5. Atur klien pada posisi yang nyaman dan sesui dengan ke butuhan.
6. Pilih atea penusukan yang bebas dari tanda lesi, kekakuan, peradangan, atau rasa gatal sesui
dengan Gambar 12.12.
Menghindari gangguan obsorbsi obat atau cedera dan nyeri yang berlebihan .
7. Pakai saraung tangan.
8. Bersihkan area penusukan dengna menggunakn kapas alcohol, dengan gerakan sikular dari
arah dalam keluar dengan diameter sekitar5 cm. tunggu samapai kering.
Merode ini dilakuakn untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung mikroorganisme.
9. Pegang kapas alkoho dengan jari-jari tangan pada tangan nondominan.
10. Buka tutup jarum.
11. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area penusuka dengna tangan nondominan.
Membuat kulit menjadi lebih kencang dan memudahkan penusukan.
12. Dengan cepat masukkan jarum dengan sudut 90o dengan tangan dominan, masukkan sampai
pada jaringan oto. Gunakan metode Z-track.
Gerakan yang cepat dapat membantu mengurangi rasa nyeri pada saat jarum dimasukkan .
13. Lakukan aspirasi dengan tangan nondominan menahan barel dari spuit dan tangan dominan
menarik plunger.
14. Observasi adanya darah pada spuit.
15. Jika tidak ada darah, masukkan obat perlahan-lahan
16. Jika terdapat darah:
Tarik kembali jarum dari kulit.
Tekan tempat penusukan selama 2 menit.
Observasi adanya hematoma atau memar.
Jika perlu berikan plester.
Siapakan obat yagn baru, mulai dengan langkah no.1, pilih area penusukan yang baru.
17. Cabut jarum perlahan-lahan dengan sudut yang sama ketika menggunakn kapas alcohol ada
area penusukan.
Mengurangi resiko cedera pada jaringan.
18. Jaringan mamasae area injeksi.
Masase area ubhejsu dapat menyebabkan terjadinya iritasi pada jaringan.
19. Jika terdapat pendarahan, tekan area tersebut dengan menggunakan kasa steril sampai
pendarahan berhenti.
20. Kembalikan posisi klien
21. Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan sesui dengna tempatnya masing-masing.
22. Buka sarung tangan.
23. Cuci tangan.
24. Dokumentasi tindakan.
Injeksi Intravena
Pengertian
Injesi intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh
darah vena dengan menggunakan spuit.
Tujuan
Memperoleh reaksi obat yang lebih cepat dibandingkan dengan injesi parenteral aygn lain.
Menghindari kerusakan jaringan.
Memasukkan obat dalam vomume yang lebih besar.
Tempat injeksi
1. Cuci tangan
2. Siapkan obat sesui dengan prinsip “lima benar”
3. Identifikasi klien.
4. Beri tahu klien dan jelaskan prosedut yang akan dilakukan
5. Atur klien pada posisi yang nyaman dan sesui dengan kebutuhan.
6. Pasang perlak pengalas.
7. Bebaskan lengan kllien dari baju atau kemeja.
8. Letakkan pembendung 15 cm di atas area penusukan.
9. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda lesi, kekakuan, peradangan, atau rasa gatal sesui
denan bambar 12, 13
Menghindari gangguan absorbs obat atau cedera dan nyeri yang berlebihan.
10. Pakai sarung tangan.
11. Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alcohol, dengan gerakan sirkular dari
arah dalam ke luar dengan diameter sekitar 5 cm. tunggu sampai kering.
Metode ini dilakuan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung mikroorganisme.