Anda di halaman 1dari 4

Kontribusi Psikologi Pendidikan dalam pembelajaran bermanfaat untuk mengembangkan

pesera didik, mengetahui potensi belajar siswa, cara belajar para siswa, dan penyesuaian siswa
dengan lingkungannya. Untuk lebih jauhnya penulis akan memaparkan hal-hal tesebut antara
lain sebagai berikut :

1. Membantu Mengembangkan Peserta Didik

Psikologi Pendidikan berkontribusi dalam membantu Guru mengembangkan peserta didik


menjadi orang yang kreatif, produktif, inovatif dan dilandasi nilai-nilai rohaniah, jasmaniah,
inovatif sosial dan emosional. Anak dalam pandangan Islam memiliki potensi yang disebut
fitrah. Fitrah inilah yang harus dikembangkan sebaik-baiknya dalam keluarga, sekolah
madrasah dan masyarakat. Guru dapat menanamkan nilai-nilai tersebut diatas sebagai landasan
utama dalam pembelajaran.

Nilai rohaniah adalah menyangkut pada nilai keagamaan, rasa cinta terhadap bangsa dan tanah
air, dan sesama manusia. Nilai rohaniah ini sangat penting dikembangkan dalam pembelajaran
agar peserta didik memiliki akhlak mulia, cinta Allah, cinta sesama dan lingkungan. Nilai
jasmaniah mengarah pada kesehatan badan. Seperti pepatah mengatakan bahwa didalam tubuh
yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Apabila orang sehat, maka segala tugas bisa dilakukan
dengan baik. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa Psikologi Pendidikan haruslah bermanfaat
bagi sisi rohani dan jasmani manusia agar terjadi keseimbangan, dapat diartikan sehat lahir
batin.

Psikologi Pendidikan berkontribusi pula dalam memupuk nilai sosial pada anak. Sikap sosial
perlu dipupuk dalam proses pembelajaran sebagai implementasi manusia sebagai makhluk
sosial yang tidak terlepas dari orang lain. Seorang pendidik hendaknya menanamkan sifat sosial
seperti jangan mementingkan diri sendiri, bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain
serta membantu orang yang membutuhkan. Ini penting dalam proses pembelajaran guna
menjadikan peserta didik aktif dan mampu menjaga toleransi dalam proses belajar mengajar
didalam kelas.

Nilai yang harus dipupuk dalam proses pembelajaran adalah nilai adat istiadat dimasyarakat.
Psikologi berkontribusi agar anak selalu memelihara identitas dirinya sehingga suatu suku
tidak punah. Jika ini dapat diimplementasikan maka adat itu selalu dipelihara kemudia tidak
punah ditelan oleh masa.

Nilai yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran adalah emosional. Ini akan menentukan
sikap seseorang dalam bergaul. Psikologi berkontribusi untuk mengarahkan kemana anak
tersebut dalam menyalurkan emosinya. Apakah akan kearah yang positif atau negatif.
Memang, penulis menyadari bahwa emosi sangat ditentukan oleh aktifitas keluarga di rumah.
Orang tua memiliki peranan penting dalam pembentukan emosi peserta didik di sekolah.
Apabila salah satu anggota keluarga sering marah, maka secara psikologis anak tersebut akan
menjadi pemarah, begitupun sebaliknya.

Untuk mengembangkan peserta didik, penulis menyimpulkan hal yang pertama dilakukan akan
menanamkan nilai – nilai tersebut diatas sebagai dasar dalam proses pembelajaran yang efektif
dan efisien. Pada akhirnya kontribusi psikologi akan maksimal dalam penerapannya dan
manfaatnya akan dirasakan oleh kita semua.

2. Mengetahui Potensi Belajar Siswa


Setiap individu dilahirkan dengan membawa potensi yang berbeda-beda, tidak ada yang sama
antara siwa satu dengan siswa yang lainnya. Oleh karena itu, seorang guru harus memahami
keberagaman antara siswa satu dengan siswa yang lainnya, mulai dari perbedaan tingkat
pertumbuhannya, tugas perkembangannya sampai pada masing-masing potensi yang dimiliki
oleh anak. Dengan pemahaman guru yang baik terhadap siswanya, maka bisa menciptakan
hasil pembelajaran yang efektif dan efisien serta mampu menciptakan suasana pembelajaran
yang kondusif.

Psikologi bermanfaat dalam menggali potensi – potensi belajar pada siswa, seperti telah
disinggung diatas bahwa setiap individu memiliki kemampuan dan tingkat intelegensi yang
berbeda – beda. Psikologi Pendidikan berkontribusi membantu guru dalam membedakan
potensi belajar para siswa dimulai dari tingkat intelegensi, perkembangan intelektual, Emosi
dan perkembangannya serta motivasi atau dorongan.

 Pertama guru harus memahami intelegensi peserta didik berbeda-beda. Adapun faktor
yang mempengaruhi intelegensi seperti faktor fisik karena kelahiran, atau bahkan
karena psikis, sosial, lingkungan, budaya dan lingkungan alam. Akan tetapi jika dilihat
dari faktor di sekolah adalah guru dan lingkungan sekolah yang membentuk intelegensi
siswa.Guru harus memahami bahwa siswa yang memiliki intelegensi tinggi tentu akan
cepat dalam belajar, sebaliknya siswa yang intelegensi rendah akan lamban dalam
proses belajar mengajar. Tugas seorang guru harus mampu meningkatkan intelegensi
tersebut dengan berbagai latihan, stimulasi atau aktifitas lainya yang dapat meransang
intelegensi para siswa. Ini tergantung pada guru, apakah guru itu rajin atau malas.
 Kedua selain memahami intelegensi, psikologi berkontribusi dalam membantu guru
dalam memahami perkembangan intelektual peserta didik. Ada tiga faktor yang
mempengaruhi perbedaan tersbut yakni Pertama nutrisi atau makanan empat sehat lima
sempurna. Makanan yang memiliki gizi yang baik akan mempercepat pertumbuhan
otak dan tubuh. Kedua stimulasi yakni pemberian pendidikan yang baik kepada anak
oleh orang tua sejak bayi. Ketiga sarana prasarana yang menunjang pada proses
pembelajaran peserta didik.
 Selain dari faktor intelektual, perbedaan selanjutnya adalah dorongan atau motivasi
peserta didik yang berbeda – beda. memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan
dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan
belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan
mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator
belajar siswanya.

Yang mempengaruhi motivasi peserta didik adalah Pertama, kebutuhan biologis seperti makan,
minum, kebutuhan udara segar bahkan kebutuhan seksual. Kedua kebutuhan psikologis seperti
mempertahankan diri, menyerang, melawan alam, rasa aman, kebutuhan religius atau agama
dan kebutuhan belajar. Ketiga kebutuhan sosial meliputi kasih sayang, berkelompok, harga diri
dan kebuthan untuk di kenal. Guru hendaknya mengetahui perbedaan potensi peserta didi
khusunya dalam motivasi untuk belajar. Jika tiga kebutuhan tadi telah terealisasi dengan baik,
maka peserta didik akan mampu memotivasi dirinya agar mampu berprestasi.

BACA JUGA ARTIKEL INI:

5 Langkah Penerapan Model Pembelajaran Interaktif

14 Okt 2017
Cara Membentuk Sikap Keberagamaan Peserta Didik

15 Sep 2017

Artikulasi Pendidikan Agama sebagai Ekstra Logika

6 Sep 2017

Dari beberapa penjelasan diatas penulis menyampulkan bahwa Psikologi Pendidikan


berkontribusi dalam membantu guru untuk mengetahui perbedaan yang terdapat pada peserta
didik. Sehingga pada akhirnya guru akan mampu memposisikan diri dengan benar dalam
memperlakukan peserta didik.

3. Mengetahui Cara Belajar Anak

Sebagai sorang pendidik dalam memilih strategi dan metode pembelajaran harus menyesuaikan
dengan tugas perkembangan dan karakteristik masing-masing peserta didiknya. Hal ini bisa
didapatkan oleh seorang guru dengan mempelajari psikologi terutama tugas-tugas
perkembangan manusia. Jika metode dan model pendidikan sudah bisa disesuaikan dengan
kondisi peserta didik, maka proses pembelajaran bisa berjalan dengan maksimal.

Metode pembelajaran didasarkan pada karakteristik perkembangan siswa. Psikologi


pendidikan dapat membantu pendidik dalam menentukan strategi atau metode pembelajaran
yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu,
jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami peserta didik.

Kita mengenal adanya sejumlah teori dalam pembelajaran, seperti : teori classical
conditioning, connectionism, operant conditioning, gestalt, teori daya, teori kognitif dan teori-
teori pembelajaran lainnya. Terlepas dari kontroversi yang menyertai kelemahan dari masing
masing teori tersebut, pada kenyataannya teori-teori tersebut telah memberikan sumbangan
yang signifikan dalam proses pembelajaran., Selain teori pembelajaran, kita juga mengenal
banyak metode belajar mengajar seperti ceramah, Demontrasi, Diskusi, Pemecahan masalah,
metode drama, metode karya wisata, metode tugas, metode proyek, metode responsi dan sistem
modul.

Kemampuan guru dalam menciptakan iklim dan kondisi pembelajaran yang kondusif mampu
membantu proses pembelajaran berjalan secara efektif. Seorang pendidik harus mengetahui
prinsip-prinsip yang tepat dalam proses belajar mengajar, pendekatan yang berbeda
menyesuaikan karakteristik siswa dalam mengajar untuk menghasilkan proses belajar
mengajar yang lebih baik. Disinilah peran psikologi pendidikan yang mampu mengajarkan
bagaimana seorang pendidik mampu memahami kondisi psikologis dan menciptakan suasana
pembelajaran yang kondusif, sehingga proses pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan secara
efektif.

4. Penyesuaian Sosial

Kontribusi Psikologi Pendidikan dalam proses pembelajaran adalah penyesuaian sosial baik
dengan lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Implikasi dari pengembangan aspek
ini adalah kepribadian yang mantap, mandiri dan bertanggungjawab. Untuk mengembangkan
kepribadian, anak harus bisa menyesuaikan diri dilingkungan sosial yaitu rumah (keluarga),
sekolah dan masyarakat secarakuat.

Pendidikan didalam keluarga sangat penting, sebab pendidikan dalam keluarga adalah yang
utama. Dapat dikatakan bahwa anak menjadi besar dalam segala situasi didalam keluarga.
Sejak bayi hingga menjadi manusia yang dewasa anak di belajar didalam keluarga, mulai dari
berjalan, berbicara, makan, mengenal ayah ibu, mengenal perilaku manusia, tertawa, sedih dan
beraneka ragam lainnya. Psikologi memiliki kontribusi untuk membantu anak dalam
beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.

Lingkungan sekolah merupakan tempat mengembangkan kemampuan berfikir, agar menjadi


penerus dalam penguasaan ilmu dan teknologi. Psikologi Pendidikan berkontribusi membantu
para peserta didik disekolah untuk mengembangkan emosi, agar tersalurkan lebih positif
melalu berbagai jenis kegiatan misalnya seni, olahraga, pekerjaan tangan, teater dan potensi –
potensi yang lainnya. Dengan menyalurkan kreatifitas yang mereka miliki, makan emosi akan
stabil, pada akhirnya akan mampu mengatasi hal – hal negatif dilingkunggan pendidikan.
Sudah banyak terjadi kasus yang diakibatkan oleh emosi para siswa yang tidak stabil misalnya
perkelahian, perebutan pasangan, tawuran, minuman beralkohol sampai pelaku aborsi. Peranan
guru dalam membangun emosi yang positif dalam proses pembelajaran sangatlah penting.
Guru hendaknya memiliki sikap responsif, antisiatif, koersif dan melakukan tindakan lainya
untuk mengantisifasi hal – hal yang tidak diharapkan.

Selain itu, guru melalui pendekatan psikologinya harus memberikan bimbingan konseling
kepada peserta didik. Kita mengetahui bahwa kehadiran Guru Bimbingan dan Konseling bukan
hanya mengatasi masalah dan mendampingi anak dalam kegiatan belajar mengajar,
sesungguhnya guru BK membantu anak dalam mengambil keputusan dalam karir, minat dan
bakatnya. Disamping itu, Guru BK pun memberikan arahan kepada siswa terkait dengan
adanya perbedaan setiap individu. Pada akhirnya akan terjadi konsep diri yang positif didalam
kepribadian para siswa di sekolah. BK di sekolah bertindak pula sebagai pengampu layanan
bimbingan, salah satunya untuk memotivasi siswa, memberikan layanan informasi,
memberikan bimbingan yang bermanfaat dan melakukan bimbingan dalam belajar.

Berdasarkan kajian-kajian teori diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Psikologi


Pendidikan memiliki kontribusi terhadap kegiatan pembelajaran meliputi :

 1. Membantu mengembangkan peserta didik meliputi rohaniah, Jasmaniah, sosial dan


emosional.
 2. Menggali potensi belajar yang melipuiti potensi intelegensi, intelektual dan
motivasi didalam peserta didik
 3. Cara belajar
 4. Penyesuaian sosial baik dilingkungan keluarga, sekolah, masyarakat

Anda mungkin juga menyukai