Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PENDAHULUAN (PRE-LAB)

I. PERCOBAAN I – PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR :Distilasi dan Titik Didih

1. V isoamil asetat = 10 mL v etil benzoate = 15 mL


Ρ isoamil asetat= 0.88 g/mL ρ etil benzoate = 1.09 g/mL
Mr isoamil asetat = 130,2 g/mol Mr etil benzoate = 136.2 g/mol

mol isoamil asetat


% mol isoami asetat = x 100
mol isoamil asetat +mol etilbenzoat

a. Massa isoamil asetat =vxρ


= 10 mL x 0.88 g/mL
= 8.8 gram

massaisoamil asetat 8.8 gram


Mol isoamil asetat = = = 0.0675 mol
Mr isoamil asetat 130.2 gram/mol

b. Massa etil benzoate = v x ρ


= 15 mL x 1.09 g/mL
= 16.35 gram
massa etilbenzoat 16.35 gram
Mol etil benzoate = = = 0.120 mol
Mr etil benzoat 136.20 gram/mol

Maka, % mol adalah


0.0675 mol
% mol isoamil asetat = x 100% = 0.36%
0.120 mol+0.0675 mol

0.120 mol
% mol etil benzoat = x 100% = 0.64%
0.120 mol+0.0675 mol

Berdasarkan grafik titik didih awal campuran adalah 165 0C


Komposisi fasa uap isoamil asetat 65% dan metal benzoate 35%
2. Destilasi Uap
Destilasi campuran air dengan
senyawa yang tidak larut
dalam air, dengan cara
mengalirkan uap air ke dalam
campuran sehingga bagian
yang dapat menguap berubah
menjadi uap pada temperatur
yang lebih rendah dari pada
dengan pemanasan langsung.
Untuk destilasi uap, labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan dihubungkan
dengan labu pembangkit uap

Destilasi ini digunakan untuk zat yang tak tahan suhu tinggi atau bias
rusak pada pemansan yang tinggi. Sehingga dengan menurunan
tekanan maka titik didih juga akan menurun, maka destilasi yang
tadinya harus dilakukan pada suhu tinggi tetap dapat dilakukan pada
suhu rendah dengan menurunkan tekanan.

3.

Zat Titik Didih Campuran % w/w


Air-etanol 95.5%
78.1
Etanol-etil asetat 71.8
69.2%
Air-Asam format 107.3 77.5%
Methanol-metil asetat
53.8 81.3%
Air-Asam nitrat 120.5 68%
II. PERCOBAAN II – PEMISAHAN & PEMURNIAN ZAT PADAT : Rekristalisasi & Titik Leleh
1. - Tidak bereaksi dengan zat padat yang akan direkristalisasi
- Zat padatnya harus punya kelarutan terbatas atau relative tidak larut dalam pelarut
- Zat padat punya kelarutan tinggi dalam suhu didih pelarut
- Titik didih pelarut tidak lebih dari titik leleh zat padat yang direkristalisasi
- Zat pengotor yang tidak diinginkan harus larut dalam pelarut pada suhu kamar atau tidak
larut dalam pelarut panas

2. - Zat padat ditambahkan pelarut panas


- Disaring
- Zat terlarut didinginkan
- Disaring dan diisap
- Terpisahnya pelarut dan Kristal

3. a. Adanya perbedaan kelarutan zat-zat padat dalam pelarut tertentu baik murni atau campuran
b. Suatu zat padat akan lebih larut dalam pelarut panas.
4. Metanol-air, Etanol-air, Asam asetat-air, Aseton-air, Eter-aseton.

Titik Lebur Titik Didih S ifat


Metanol 64.7 °C Cairan tidak berwarna
–97 °C
Etanol −114,3 °C Cairan tidak berwarna
78,4 °C
Asam asetat 16.5 °C 118.1 °C Cairan tak berwarna atau kristal
Aseton Cairan tidak berwarna
−94,9 °C 56,53 °C
Eter (Dietil eter) -116,3 °C 34,4 °C
III. PERCOBAAN 3 – PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK : Ekstraksi
1. Ekstraksi yang digunakan dalam pemisahan asam benzoate dalam toluene yang diekstrak ke
fasa air adalah ekstraksi cair-cair. Cara ini dilakukan karena toluene dan benzoat adalah dua
zat cair yang saling bercampur. Dalam ekstraksi cair-cair, pelarut organic harus mempunyai
titik didih lebih rendah dibandingkan senyawa terekstraksi. Dalam hal ini, Toluena memiliki
Titik didih : 110.6 0 C sedangkan benzoate memiliki titik didih : 249 0 C
2. Diagram alir

3.

IV. PERCOBAAN 4 – KROMATOGRAFI KOLOM & KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS :


Pemisahan Senyawa Nitrofenol dan Pemisahan Zat Pewarna Makanan

1. Reaksi pembentukan 2-nitrofenol dan 4-nitrofenol

2.

3.
4. Karena pada cincin aromatik yang memiliki gugus hidroksil lebih polar dibandingkan cincin
aromatik yang tidak memiliki gugus hidroksil.

5. Struktur pewarna lain yang diperbolehkan FDA


V. PERCOBAAN 5 -- KEISOMERAN GEOMETRI : Pengubahan Asam Maleat menjadi Asam
Fumarat

1. cis 1,2-dikloroetana memiliki struktur yang dapat bertindih dengan trans-nya.


Karena struktur dikloroetana yang memiliki struktur diastereomer. Yaitu atom karbon
yang mengikat atom yang sama namun tidak memiliki dalam bentuk cerminannya.
Hal yang menghalangi perubahan leluasa dari satu bentuk ke bentuk yang lain adalah
adanya ikatan rangkap. Jika molekul dalam bentuk ikatan tunggal maka molekul dapat
bergerak bebas membentuk cis atau trans.
2. Syarat terpenting agar alkena dapat berubah menjadi cis atau trans adalah molekul
tersebut harus dalam keadaan ikatan tunggal.

(1) 1-kloropropena
Cl -- C = C -- C
(2) 2-Kloropropena

3.

merupakan struktur anhidrida maleat

Anhidrida maleat sangat baik sebagai dienofil dalam reaksi Diels-Alder karena
strukturnya yang berupa siklik.
VI. PERCOBAAN 6 -- STEREOKIMIA : Sintesis Asam Meso-2,3-Diromosuksinat dan Asam
Rasemat-2,3-Dibromosuksinat
1. Mekanisme reaksi pembentukan asam meso-2,3-dibromosuksinat dari asam fumarat dan
asam rasemat-2,3-dibromosuksinat dari asam maleat.

Br2

2.

3. Sufat kedua senyawa tidak optis aktif karena strukturnya meso, merupakan molekul akiral
yang mempunyai pusat kiral & simetri begitu juga dengan rasemat yang memiliki sifat kiral
yang sama.
4. Reaksi brominasi cis-2-butena dan trans butena
5. Reaksi stereoselektif :
Reaksi stereospesif
6. Contohnya adalah senyawa Limonene pada jeruk dan lemon. Senyawa ini merupakan
senyawa yang dapat menghasilkan aroma tertentu pada jeruk dan lemon. Namun, senyawa
ini tidaklah sama, Limonene pada jeruk memiliki struktur yang menghadap ke kertas
sedangkan Limonene pada lemon menghadap ke belakang kertas. Perbedaan ini hanyalah
terdapat pada struktur, tetapi dapat mempengaruhi perbedaan yang cukup besar, serta
fungsi yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai