Anda di halaman 1dari 8

GAMBARAN SOSIODEMOGRAFI POPULASI

Penyampaian Informasi dan edukasi yang optimal harus diberikan dengan


metode dan media yang sesuai. Pemililihan metode dan media komunikasi harus
disesuaikan dengan karakteristik penerima informasi. Oleh karena itu hendaknya
dikaji gambaran sosiodemografi populasi daerah.

A. Gambaran Sosiodemografi Kabupaten Buleleng


1. Gambaran Geografi Buleleng
RSUD Kabupaten Buleleng terletak di Kota Singaraja di Belahan Utara
Pulau Bali, dimana wilayah Kabupaten Buleleng mempunyai Luas,
136.588 hektar atau 24,25 % dari luas Propinsi Bali. Wilayah Kabupaten
Buleleng terdiri dari 9 kecamatan dengan 129 desa, 19 kelurahan, 525
dusun dan 55 lingkungan, dengan batas wilayah sebagai berikut:
o Sebelah Utara Kabupaten Buleleng Laut Jawa/Bali;
o Sebelah Selatan Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung dan Bangli;
o Sebelah Barat Kabupaten Jembrana;
o Sebelah Timur Kabupaten Karangasem.
Kabupaten Buleleng terletak di belahan utara pulau Bali memanjang dari
barat ke timur dan mempunyai pantai sepanjang 144 Km secara Geografis
terletak pada posisi 8°03’ 40” - 8°23’00” lintang selatan dan 114°25’ 55” –
115°27’ 28” bujur timur. Peta wilayah Kabupaten Buleleng dapat dilihat
dibawah ini.

Peta 1. Peta Wilayah Kabupaten Buleleng

1
2. Gambaran Kelompok Umur
Tabel 1. Penduduk Kabupaten Buleleng Menurut Kelompok Umur Tahun
2017
No Kelompok Umur Tahun 2017 Persentase
1 0-4 51.000 7,80%
2 5-9 56.000 8,57%
3 10-14 60.600 9,27%
4 15-19 53.500 8,19%
5 20-24 45.800 7,01%
6 25-29 44.500 6,81%
7 30-34 42.600 6,52%
8 35-39 42.200 6,46%
9 40-44 47.400 7,25%
10 45-49 51.300 7,85%
11 50-54 47.700 7,30%
12 55-59 34.400 5,26%
13 60-64 25.900 3,96%
14 65-69 19.900 3,04%
15 70-74 14.700 2,25%
16 75 + 16.100 2,46%
Jumlah 653.600 100,00%
Sumber : BPS, Proyeksi Penduduk

Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan kelompok usia produktif


adalah mereka yang berada dalam rentang usia 15 sampai dengan 64
tahun. Jumlah penduduk Buleleng tahun 2017 berdasarkan hasil
Proyeksi penduduk adalah sebanyak 435.300 jiwa atau sekitar 66,60%
dari total penduduk. Komunikasi dan edukasipasien dan keluarga
menggunakan format yang praktis dan mudah dipahami. Dan materi
komunikasi dan edukasi pasien dan keluarga diberikan dalam bahasa
yang dimengerti.

3. Gambaran Agama
Berikut adalah informasi jumlah penduduk provinsi Bali dilihat dari
agama yang dianut oleh penduduk berdasarkan data sensus penduduk
2010
Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama/Keyakinan di Kabupaten
Buleleng
Jumlah
No Kota/Kabupaten Persentase
Penduduk
1 Islam 57.467 9,24%
2 Kristen 3.132 0,50%
3 Katolik 916 0,15%
4 Hindu 557.532 89,60%
5 Budha 3.127 0,50%
6 KHC 97 0,02%
Jumlah 622.271 100,00%
Sumber : Sensus Penduduk Tahun 2010
Mayoritas penduduk Buleleng beragama Hindu dengan persentase
89,60% diikuti oleh agama Islam yaitu 9,24%. Strategi dan materi edukasi

2
yang diinformasikan agar tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang
dianut oleh masyarakat.

4. Tingkat Pendidikan
Jumlah Penduduk Buleleng berdasarkan Pendidikan Tahun 2016
D3/Sarjan S1, 2.61% S2, 0.14% S3, 0.02%
a Muda, D1/D2
0.86% , Tidak/Belum
1.02% Tamat sekolah, 25.15%
SLTA,
18.03%

Tamat SLTP, Belum tamat


12.31% SD, 6.58%
Tamat SD,
33.27%

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten


Buleleng

Grafik 1. Distribusi Penduduk Kabupaten Buleleng Berdasarkan


Tingkat Pendidikan
Jumlah penduduk Kabupaten Buleleng berdasarkan pendidikan di tahun
2016 masih didominasi oleh penduduk dengan tingkat pendidikan akhir
sekolah dasar sebanyak 270.155 orang dengan persentase 33,27%.
Peringkat kedua tidak/belum sekolah sebanyak 204.214 orang dengan
persentase 25,15%, dan peringkat ketiga adalah tamatan SLTA sebanyak
146.426 atau sebesar 18,03%.
Tingkat pendidikan masyarakat SMA keatas relatif tinggi yaitu sekitar
34,99%. Materi edukasi yang digunakan bisa melalui media cetak,
elektronik, dan mengingat perkembangan teknologi yang semakin pesat,
media komunikasi yang mungkin diterapkan adalah melalui website dan
media sosial. Metode tersebut bisa menjangkau berbagai kalangan
masyarakat dengan cepat dan mudah.
Sebanyak 25,15% penduduk tidak/belum sekolah, materi edukasi yang
diberikan harus dengan bahasa yang mudah dimengeri, dan dibarengi
dengan simulasi ataupun peragaan.

5. Buta Huruf
Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas di Kabupaten Buleleng
menurut kepandaian baca tulis tahun 2013

3
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Kepandaian Baca Tulis Tahun 2013
No Status Laki-laki Perempuan Rata-rata
1 Dapat membaca 94,02% 84,38% 89,20%
dan menulis
2 Tidak dapat 5,98% 15,62% 10,80%
membaca dan
menulis (buta
huruf)
Sumber: Badan Pusat Statistik Buleleng

Sebanyak 10,80% penduduk Buleleng masih buta huruf, strategi yang


digunakan tidak hanya melalui media cetak tapi juga dibarengi dengan
metode dceramah secara verbal, maupun dengan simulasi/peragaan.
Metode edukasi secara verbal di dalam rumah sakit dilakukan dengan
menginformasikan materi edukasi melalui audio central yang bisa
didengar di hampir seluruh kawasan rumah sakit. Sedangkan informasi di
luar lingkungan di rumah sakit dilaksanakan dengan berkerjasama
dengan media elektronik seperti radio. Media edukasi dan komunikasi
tidak hanya dalam bentuk tulisan, tapi juga dalam bentuk / gambar/
video/ demontrasi/ praktikum yang praktis dan mudah dipahami.

6. Etnis dan Bahasa yang Digunakan


Etnis atau Kelompok etnik atau juga suku bangsa merupakan golongan
manusia yang kelompoknya mengidentifikasikan dirinya dengan
sesamanya, umumnya dengan dasar garis keturunan yang dianggap
sama. Identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain dan ciri dari
kelompok itu sendiri contohnya kesamaan budaya, agama, bahasa,
prilaku, serta ciri dari biologis. Etnis ataupun suku yang ada di
Kabupaten Buleleng sangat beragam yaitu

 Suku Bali,
 Suku Jawa,
 Suku Madura,
 Suku Batak, dan sebagainya.

Suku yang mendominasi adalah Suku Bali. Selain Bahasa Indonesia,


penduduk Buleleng juga mempergunakan Bahasa Bali sebagai bahasa
sehari-hari. Informasi yang diberikan selain diberikan dalam Bahasa
Indonesia, juga diberikan dalam Bahasa Bali. Metode yang digunakan
adalah melalui penyampaian secara verbal melalui audio central di rumah
sakit, ataupun bekerjasama dengan media elektronik seperti radio.

7. Hambatan dalam komunikasi


Beberapa hambatan dalam berkomunikasi antara lain:
1) Hambatan Fisik

4
Merupakan jenis hambatan berupa fisik, misalnya cacat pendengaran
(tuna rungu), tuna netra, tuna wicara atau pasien sudah lanjut usia
(lansia). Selain hambatan intern, gangguan fisik dari luar individu
antara lain gangguan alat komunikasi, dan sebagainya.
2) Hambatan Semantik
Hambatan semantik adalah hambatan mengenai bahasa, baik bahasa
yang digunakan oleh komunikator, maupun komunikan.
3) Hambatan Fisikologis
Hambatan psikologis merupakan hambatan-hambatan karena adanya
unsur-unsur dari kegiatan psikis manusia.
4) Hambatan dari Proses Komunikasi
 Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan
disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini
dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
 Hambatan dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas
sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang
dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau
bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
 Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam
penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio
dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
 Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam
menafsirkan sandi oleh si penerima
 Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian
pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka
tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.

Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam komunikasi, terlebih


dahulu dilakukan assesmen/pengkajian terhadap kemauan dan
kemampuan belajar pasien. Apabila pasien tidak memungkinkan untuk
menerima informasi, edukasi juga diberikan kepada keluarga. Metode dan
media yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan
keluarga sehingga hambatan yang dimiliki pasien dan keluarga tidak
menjadi halangan dalam memberikan edukasi.

B. Gambaran Demografi Pasien RSUD Kabupaten Buleleng


Berikut adalah gambaran demografi pasien yang dirawat di RSUD Kabupaten
Buleleng Tahun 2017.
a. Gambaran Kelompok Umur
Jumlah pasien rawat jalan berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:

5
Tabel 4. Jumlah Pasien Rawat Jalan RSUD Kab. Buleleng Berdasarkan
Kelompok Umur Tahun 2017
No Kelompok Umur Jumlah Pasien Persentase
1 0-6 Hari 531 0,29%
2 7-28 hari 114 0.06%
3 28 hari- 1 tahun 693 0,38%
4 1-4 tahun 3.405 1,86%
5 5-14 tahun 8.606 4,69%
6 15-24 tahun 14.983 8,17%
7 25-44 tahun 38.172 20,82%
8 45-64 tahun 79.238 43,22%
9 >65 tahun 37.602 20,51%
Total 183.344
Sumber: SIM RSUD Kabupaten Buleleng

Sedangkan pasien rawat inap berdasarkan kelompok umur dapat dilihat


pada tabel di bawah ini:
Tabel 5. Jumlah Pasien Rawat Inap RSUD Kab. Buleleng Berdasarkan
Kelompok Umur Tahun 2017
No Kelompok Umur Jumlah Pasien Persentase
1 0-6 Hari 2.569 13,75%
2 7-28 hari 72 0,39%
3 28 hari- 1 tahun 351 1,88%
4 1-4 tahun 1.047 5,61%
5 5-14 tahun 1.092 5,85%
6 15-24 tahun 2.021 10,82%
7 25-44 tahun 4.278 22,91%
8 45-64 tahun 4.206 22,52%
9 >65 tahun 3.041 16,28%
Total 18.677

b. Tingkat Pendidikan
Distribusi pasien berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada grafik
di bawah ini:

UNIVERSITAS, AKADEMI,
TDK 11.02% 6.20%
SEKOLAH/B.S,
4.86% SD,
16.92%

SMP, 12.25%
SMU,
48.75%

Sumber: SIM RSUD Kabupaten Buleleng


Grafik 2. Distribusi pasien RSUD kabupaten Buleleng berdasarkan Tingkat
Pendidikan Tahun 2017

6
Tahun 2017, jumlah pasien terbanyak adalah dengan pendidikan SMU
yaitu sekitar 48,75%, diikuti oleh tamatan SD sebanyak 16,92%. Jumlah
terkecil adalah dari kelompok tidak ataupun belum sekolah.
c. Gambaran Demografi berdasarkan Asal
Distribusi pasien berdasarkan asal tempat tinggal dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Luar
Sawan, 10.79% Kabupaten,
2.36%

Banjar, 8.25%
Buleleng,
33.92%
Tejakula,
5.72%

Sukasada,
Busungbiu,
10.07% 4.02%
Gerokgak,
6.33%
Seririt, 10.00% Kubutambahan
, 8.53%

Sumber: SIM RSUD Kabupaten Buleleng


Grafik 3. Distribusi Pasien RSUD Kab. Buleleng Berdasarkan Asal Temnpat
Tinggal Pada Tahun 2017
Tahun 2017, Jumlah pasien terbanyak berasal dari Kecamatan Buleleng
yaitu sebesar 33,92%, diikuti oleh Kecamatan Sawan yaitu sebanyak
10,79%.

d. Gambaran Pasien Berdasarkan Tipe Pembayaran


Distribusi pasien berdasarkan tipe pembayaran dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Asuransi lainnya,
363 , 0%

Umum,
32,413 , 18%

JKN, 147,072
, 82%

Umum JKN Asuransi lainnya

Sumber: SIM RSUD Kabupaten Buleleng


Grafik 4. Distribusi Pasien RSUD Kab. Buleleng Berdasarkan
Tipe Pembayaran
Tahun 2017, sebanyak 82% pasien yang menggunakan layanan kesehatan
di RSUD kabupaten Buleleng berasal dari peserta Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN), 8% merupakan pasien umum yang membayar secara

7
mandiri pelayanan kesehatan yang diterima. Sedangkan hanya 0,20% yang
merupakan peserta asuransi lainnya.

C. Penutup
Informasi mengenai karakteristik populasi hendaknya digunakan sebagai
dasar dalam penentuan metode dan media dalam memberikan informasi dan
edukasi. Dengan metode dan media komunikasi yang sesuai diharapkan dapat
mengoptimalkan komunikasi yang efektif.

Ketua PKRS

(I Ketut Budiantara, S.Kom,. M.A.P)


NIP. 19800903 200604 1 009

Anda mungkin juga menyukai