Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH AUDIT SEKTOR PUBLIK

“Prosedur Audit dan Pengembangan Program Audit”

Dosen Pengampu : Dr. M. Rasuli, SE., M.Si., Ak., CA

Audit Sektor Publik Kelas B

Disusun Oleh :

Ledia Zurni Arfendi

1602114369

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya, sehingga saya berhasil
menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“Prosedur Audit dan Pengembangan Program Audit.”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Audit Sektor Publik.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Pekanbaru, 28 September 2019

Penyusun

2
Statement of Authorship

Saya/ kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa RMK/


makalah/ tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/ kami sendiri. Tidak ada
pekerjaan orang lain yang saya/ kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/ belum pernah disajikan/ digunakan sebagai bahan untuk
makalah/ tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/ kami menyatakan dengan jelas
bahwa saya/ kami menggunakannya.

Saya/ kami memahami bahwa tugas yang saya/ kami kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Mata Kuliah : Audit Sektor Publik

Judul RMK/ Makalah/Tugas : Prosedur audit dan pengembangan program


audit

Tanggal : 28 September 2019

Dosen : Dr. M. Rasuli, SE., M.Si., Ak., CA

Nama : Ledia Zurni Arfendi

NIM : 1602114369

Tanda tangan:

3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………2

Statement of Authorship…………………………………………………………….3

BAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang ...........................................................................................5

1.2. Rumusan Masalah……………………..………………………………….5

1.3. Tujuan Makalah ……………………..…………………………………...6

BAB II Pembahasan

2.1. Prosedur Audit Sektor Publik …………………………………................7

2.2. Pengembangan Program Audit………………………………………….14

BAB III Penutup

3.1 Penutup…………………………………………………………………..20

3.2 Saran……………………………………………………………………..20

Daftar Pustaka

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Audit terhadap sektor publik menjadi fokus perhatian karena dinilai instansi
pemerintah tidak terbuka terhadap masyarakat mengenai kondisi keuangan
sebenarnya dan instansi sektor publik rawan akan penyalahgunaan dana sehingga
dibutuhkan aturan yang ketat dan audit yang independen terhadap pemeriksaan
laporan keuangan instansi pemerintahan.

Audit terhadap sektor publik sangat penting dilakukan hal ini merupakan
bentuk tanggung jawab sektor publik (pemerintah pusat dan daerah) untuk
mempertanggungjawabkan dana yang telah digunakan oleh instansi sehingga dapat
diketahui pemanfaatan dana tersebut dilaksanakan sesuai prosedur dan standar atau
tidak. Sehingga diperlukan adanya prosedur audit dan juga pengembangan program
audit. Dimana, prosedur audit sektor publik adalah metode dan teknik yang
dipergunakan untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti audit. Sedangkan di dalam
pengembangan program audit, setiap program kerja audit biasanya mengandung 4 hal
pokok , yaitu: informasi pendahuluan, pernyataan tujuan audit, instruksi khusus, dan
yang terakhir adalah langkah-langkah kerja yang memuat tentang pengarahan khusus
pelaksanaan tugas audit, sesuai dengan tahap auditnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diperoleh


adalah:

1. Bagaimana prosedur audit sektor publik?


2. Bagaimana pengembangan program audit sektor publik?

5
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui prosedur audit sektor publik.


2. Untuk mengetahui pengembangan program audit sektor publik.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Prosedur Audit Sektor Publik

Prosedur audit sektor publik adalah metode dan teknik yang dipergunakan
untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti audit. Prosedur dapat diklasifikasikan
menjadi tiga bagian:

1. prosedur untuk memperoleh pemahaman lingkungan pengendalain interan.


2. pengujian pengendalaian merupakan pengujian yang ditujukan terhadap
rencana dan pelaksanaan suatu kebijakan untuk mencegah dan menemukan
salah saji material dalam suatu lapoaran keuanagn.
3. pengujian substantif merupakan pengujian rinci dan prosedur analitis yang
dilakuakn untuk menemukan salah saji material dalam saldo rekening,
golongan transaksi dan unsur pengungkapan laporan keuangan.

A. Siklus penyusunan program audit keuangan


Di dalam melakukan audit keungan atas organisasi sektor publik, prosedur
audit yang harus ditempuh adalah:
1. perekaman atau pencatatan sistem akuntansi. langkah pertama dalam
prosedur audit adalah mencatatkan dan membuktikan sistem yang
digunakan untuk merekam atau mencatat transaksi.
2. review dan evaluasi pendahuluan
3. pengujian kepatuhan (compliance test). pengujian kepatuhan, didesain
untuk memastikan bahwa pengendalian interan yang digunakan atau
diandalakan oleh auditor dalam prakteknya dapat berjalan dengan baik.
4. mencocokan laporan keuangan sebagai dasar pokok perekam transaksi.
pada akhir tahun atau akhir priode, pengecekan sangatlah penting
dilakukan, agar rekening-rekening yang ada dalam laporan keuangan
sesuai dengan dasar perekam transaksi yang ada.

7
5. pengujian substantif. pengujian ini untuk memperkuat atau membenarkan
transaksi dan saldo yang mendasari transaksi.
6. analisis menyeluruh
7. pengujian terperinci
8. memastikan kesesuaian kode rekening organisasi
9. memastikan kesuaian dengan standar akuntansi
10. menguji kebenaran dan kejujuran
11. pengujian analitis
12. audit pristiwa setelah tanggal neraca
13. pengujian lapaoran manajemen
14. surat representasi
15. review partner atau auditor atas kerja audit yang telah diselesaikan.

B. Siklus penyusunan program audit kinerja


Pada tahap perencanaan, seluruh perencanaan audit dipahami oleh auditor, tim
audit dan organisasi. dalam perencanaan tersebut disampaikan keseluruh operasi
dalam program audit dan auditor dalam pengukuran kinerja dan pengembanagan
temuan dasar untuk dibandingkan dengan kinerja atas kriteria yang ditetapkan.
perencanaan audit mencakup beberapa hal berikut.
a) sasaran audit, luas dan metedologi
b) kriteria pengukuran kinerja
c) koordinasi dengan auditor lain jika dibutuhkan
d) pengetahuan dan kterampilan staf audit
e) kepatuhan dengan hukum dan peraturan
f) pengukuran pengendalian interan.
Satu cara pemahaman entitas pengemabangan dengan survei pendahuluan.
auditor mulai memeriksa sistem pengendalian interan. tahap ini sejenis dengan review
pengendalian interen pada audit keuangan. Manajemen pengendalain adalah bagaian
entitas dapat menjamin bahwa sasaran dapat tercapai atau entitas beroperasi secara
ekonomis, efesien dan patuh pada hukum dan peraturan. dalam audit kinerja,

8
kebutuhan review pengendalian interen dan memfokuskan pada review berbagai
veriasi sasaran. Dalam program audit, sebagai contoh, hanya kebijkan, prosedur,
pelaksanaan dan pengendalian memiliki tujuan dan sasaran khusus. pekerjaan audit
seharusnya menghasilkan catatan analisis yang menunjukan kelemahan sistem
pengendalian interan dan membauat rekomendasi atas koreksi, dan catatan
pencatatan, review dasar sistem pengendalain internal, pengertian sifat dan waktu
pekerjaan audit.
Perencanaan audit hendaknya menjabarkan program audit. Program audit
mencakup hal-hal berikut:
a) pendahuluan dan latar belakang informasi mencakup pihak berwenang dalam
entitas yang audit, sejarah dan saran, lokasi penting, informasi lain yang
dibutuhkan untuk menyusun program audit.
b) tujuan audit
c) luas pekejaan audit
d) metode audit yang digunakan seharusnya digambarkan secara jelas. untuk
audit kinerja, langkah yang dianjurkan, prosedur, dan perencanaan sampling
seharusnya juga tercakup.
e) penjelasan pola khusus yang digunakan organisasi yang audit
f) beberapa intruksi khusus yang digunakan organisasi yang diaudit
g) format umum laporan audit

Seperti yang diungkapkan government finance officer association (GFOA)


menjelaskan bahwa komponen audit kinerja adalah:
1) inditifikasi lingkungan manajemen
2) perencanaan dan penetapan tujuan
3) struktur organisasi
4) kebijikan dan pelaksanaan
5) sistem dan prosedur
6) pengendalain dan metode pengendalian
7) sumber daya manusia dan fisik

9
8) pelaksanaan penetapan karyawan
9) analisis fiskal
10) investigasi masalah khusus.

C. Indentifikasi lingkungan manajemen


Dalam penyelesaian pendekatan ini, auditor seharusnya mengumpulkan
hukum yang berhubungan dan pernyataan kebijakan, dokumen peneliti terdahulu dan
catatan, memproleh audit sebelumnya dan studi lain di departemen. Auditor harus
memproleh gambaran informasi dasar menyakut organisasi sektor publik dengan
sistem informasi. Auditor harus memperoleh kebijakan administrasi dan personel dan
prosedur mengidentifikasi dan mendapatkan prosedur operasi.

D. Pengujian perencanaan dan sasaran


Auditor harus menentukan sasaran formal yang ditetapkan dan sasaran ini
harus jelas, realitis, logis, dan menyediakan gambaran organisasi. auditor harus
menentukan bahwa sasaran dapat diukur hasilnya. sebagai contoh sasaran objektif
seharusnya ditetapkan untuk mengantisipasi hasil, sasaran keluaran mengambarkan
jasa organisasi yang disediakan, dan efesiensi sasaran yang seharusnya menunjukan
rasio masukan dan keluaran. Auditor juga harus memutuskan, jika alokasi sumber
daya kepada organisasi cukup memadai untuk mencapai tujuan.

E. Pengujian organisasi dan struktur organiasai


Hal penting bagi auditor untuk memahami bagaimana sumber daya
dialokasikan terhadap berbagai elemen diorganisasi. Analisis ini dapat berguna untuk
menentukan atau mengkalkulasikan biaya tiap unit jasa, beberapa perubahan dalam
pengukuran ini akan menunjukan perubahan ukuran organisasi yang mungkin tidak
dapat dilihat distruktur organisasi. masalah lain dalam tahap organisasi ini adalah
supvervisi, alokasi sumber daya yang terbatas, personel yang tidak cukup, an
ketidakjelasan bagian pertanggungjawaban.

10
F. Pengujian kebijakan dan pelaksanaan
Aditor harus memulai pekerjaan dibagaian ini dengan mengumpulkan
sumber kebijakan formal atas organisasi. hukum, ikatan, petunjuk administratif, dan
pernyataan perkembanagan kebijakan formal berisi kebijakan pernyataan formal. Hal
ini lebih sulit untuk mengakumulasikan pelaksanaan informal, akibat keterlibatan
dalam pelaksanaan kegiatan setiap hari. Wawancara dan observasi dapat digunakan
dalam menjelaskan informasi tersebut. sejak kebijakan formal mungkin dilaksanakan
dientitas jika pelaksana tidak mengerti presepsi ini, wawancara ini akan dapat
menemukan masalah dibagaian ini.

G. Pengujian sistem dan prosedur


Langkah pertama dalam prosedur ini adalah mengembangkan sistem dalam
bagan alir yang representif. Bagan alir ini sebgaian dikembangkan lewat diskusi
dengan manajemen dan observasi aktivitas sebenarnya, dalam rangka menemukan
berbagai varian presepsi manajemen menegenai kenyataan yang terjadi. Pola tersebut
harus dibandingkan dengan keperluan aktivitas untuk menetapkan alasan pelaksanaan
aktivitas. Sebagai tambahan, aktivitas tersebut harus dilihat kepatuhanya dengan
peraturan.

H. Pengujian pengendalian dan methode pengendalain


Pengujian standar ditentukan dan diuji untuk memberi landasan. tujuan
standar adalah membantu manajemen dalam pengendalain biaya, standar personel
dan prosedural harus dilaksanakan. aturan personel seperti evaluasi, kinerja, gaji,
keuntungan, klasifikasi posisi, pelatihan seharusnya, dievaluasi untuk menentukan
tanggung jawab dan otoritas organisasi. auditor harus menetapkannya melalui
wawancara dan opservasi atas pelaksanaan.

I. Pengujian SDM dan lingkungan fisik

11
Auditor seharusnya mengevaluasi efektifitas penggunaan pegawai yang
terampil. Hal ini disebabkan lingkungan pekerjaan yang berpengaruh terhadap
efesensi pegawai, baik lingkungan fisik dan kondisi kerja seharusnya juga dievaluasi
untuk mengetahui kemungkinan dampak negatif atas efesensi pegawai.
Kondisi fisik kerja juga perlu dievaluasi dan analisis lokasi individual dan
hubungan dan frekensi pekerja. Audiror me-review tiap individu, dan membauat
rekomendasi untuk meminimalkan jarak dan efektifitas waktu dan ruang. Pada tahap
ini auditor juga memperhatikan pengelolaan peralatan, penerangan dan ventilasi.

J. Pengujian pelaksanaan penetapan karyawan


Penetapan karyawan disebuah organiasai untuk mencapai sasaran adalah
dasar fungsi manajemn. karena hal ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
entitas, hal ini adalah penting untuk mengevaluasi beberapa bagian dari penempatan
karyawan.

K. Analisis fiskal
Analisis fiskal pada audit kinerja bertujuan untuk menganalisi informasi
keuangan sebagai indikasi efesensi suatu organiasai sektor publik. Pemanfaatan
informasi keuangan organisasi, validitasnya diukur dengan audit keuangan tradisional
untuk memfrifikasikan jejak audit, pengendalain internal dan akurasi metode
pencatatan.

L. Investigasi masalah khusus


Penilain auditor dibangun untuk mengidentifikasi dan mengkoreksi varian
dari keluaran. Proses tersebut meliputi:
1) definisi masalah dan identifikasi sistem
2) kondisi sebenarnya yang dari identifikasi sistem yang diobservasi
3) kondisi sebenarnya yang diharpkan dari sistem dibandingkan standar
4) alasan dari hipotesis yang beragam
5) kesimpulan berdasarkan kenyataan.

12
M. Siklus penerbitan surat tugas auditor sektor publik
Berikut ini dikemukakan siklus penerbitan surat tugas auditor sektor publik:
1) kepala bidan xxx memberi tahu kebagian yang akan diaudit paling lambat
empat belas hari kerja sebelum audit dilaksanakan.
2) setelah klien menyatakan kesesiannya untuk diaudit, maka kepala bidang xxx
mengajukan surat perintah kerja tim auditor kekepala xxx untuk ditanda
tangani.
3) kepala xxx harus memberikan surat perintah kerja kepada tim auditor paling
lambat tujuh hari sebelum pelaksanaan audit mutu internal dimulai.
4) tim auditor harus menyerahkan jadwal audit beserta daftar periksa audit
kepada kepala bidang xxx paling lambat dua hari sebelum pelaksanaan audit.
5) tim auditor melaksanakan audit sesuai dengan jadwal dan lingkup yang telah
ditetapkan.
6) setelah pelaksanaan audit selesai, tim auditor mengadakan pertemuan untuk
membahas hasil temuan
7) tim auditor melaporkan dan mendiskusi temuan-temuannya dengan kepala
bidang yang diaudit untuk menetapkan usulan tindakan perbaikan yang akan
diambil sebagai tindak lanjut dari temuan audit.
8) tim audit membaut laporan temuan dan program tindak lanujut audit interal
untuk ditanda tangani oleh kedua belah pihak
9) tim auditor menyerahkan temuan serta program tindak lanjut kekepala xxx
dengan tembusan kekepala bidang xxx
10) tim auditor melakukan verifikasi kepda pihak klien setelah jangka waktu yang
disepakati
11) tim auditor menyerahkan laporan verfikasi tentang pelaksanaan tindak lanjut
audit internal kepada kepala xxx dengan tembusan kepada kepala bidang xxx.
12) kepala sub bidang xxx harus membuat laporan menyeluruh kegiatan audit
mutu internal setiap 3 bulan sekali dalam bentuk “audit status log”

13
13) kepala bidang xxx harus mendistribusikan audit status log kepada kepala xxx,
para kepala bidang dan kepala sub bagian TU.

2.2 Pengembangan Program Audit

Setiap program kerja audit biasanya mengandung 4 hal pokok , yaitu:

1. Informasi Pendahuluan
 Informasi latar belakang mengenai program/aktivitas yang diaudit
yang berguna bagi para auditor dalam memahami dan melaksanakan
program kerja auditnya. Bagian ini harus disajikan seringkas mungkin.
 Komentar berbagai pihak yang berkompeten berkaitan dengan tujuan
audit , termasuk komentar auditor sendiri.
2. Pernyataan tujuan audit, menyajikan tentang:
 Tujuan yang ingin dicapai berkaitan dengan permasalahan yang
dihadapi dan perbaikan yang diharapkan dapat tercapai.
 Cara pendekatan audit yang dipilih
 Pola pelaporan yang dikehendaki
3. Instruksi-instruksi khusus
4. Langkah-langkah kerja
Langkah-langkah kerja memuat tentang pengarahan-pengarahan khusus
pelaksanaan tugas audit, sesuai dengan tahap auditnya, yaitu:
a) Audit pendahuluan meliputi:
a) Pembicaraan pendahuluan dengan objek yang diaudit
b) Pengumpulan informasi umum, penelaahan peraturan, evaluasi
prosedur kerja, dan sistem operasional.
c) Tes pendahuluan atas informasi yang diperoleh guna identifikasi
tujuan audit sementara.
d) Pembuatan ikhtisar hasil audit pendahuluan
b) Review dan pengujian pengendalian manajemen.

14
(a) Pengujian pengendalian manajemen
(b) Pembuatan ikhtisar hasil temuan pengujian pengendalian
manajemen.
c) Audit Lanjutan
(a) Pengembangan temuan hasil pengujian pengendalian manajemen.
(b) Penyajian hasil audit lanjutan (daftar temuan)
(c) Pembahasan temuan dengan penanggung jawab audit
(d) Pembahasan hasil audit lanjutan dengan objek audit
(e) Penyusunan rekomendasi

Mengembangkan Program Audit Untuk Pengujian Substantif


a. Penggunaan Teknologi Informasi Untuk Mendukung Pengujian Substantif.
Pada saat klien menggunakan teknologi informasi untuk aplikasi akuntansi
yang signifikan, auditor mempunyai kesempatan untuk menggunakan paket
perangkat lunak audit untuk membuat audit lebih efektif dan lebih efisien.

b. Hubungan antara asersi, tujuan audit khusus, dan pengujian substantive.


Adalah biasa untuk mengembangkan sejumlah tujuan audit khusus untuk
setiap akun berdasarkan lima kategori dalam asersi laporan keuangan. Dalam
perancangan pengujian substantif, auditor harus menentukan bahwa pengujian
yang sesua tela diidentifikasi untuk mencapai tujuan audit khusus yang ada
salam setiap asersi. Jika hal tersebut dilakukan untuk setiap akun, tujuan
menyeluruhnya akan terpenuhi. Dalam beberapa kasus, suatu pengujian
didaftar lebih dari sekali karena bukti dari pengujian tersebut berhubungan
dengan lebih dari satu tujuan audit khusus atau asersi.

c. Program Audit Ilustratif Untuk Pengujian Substantif.


Keputusan auditor mengenai pada rancangan pengujian substantif diperlukan
untuk pendokumentasian pada kertas kerja dalam bentuk program audit
tertulis. Program audit merupakan daftar prosedur audit yang akan dilakukan.

15
Prosedur tersebut umumnya tidak didaftar dengan asersi atau tujuan audit
spesifik untuk menghindari daftar ganda prosedur yang akan diterapkan pada
lebih dari satu asersi atau tujuan.
Selain untuk daftar prosedur audit, setiap program audit harus mempunyai
kolom untuk (1) referensi silang kertas kerja lainnya yang berisi bukti yang
diperoleh dari setiap prosedur,(2) titik awal auditor yang melakukan setiap
prosedur, dan (3) tampilan tanggal pada prosedur yang telah diselesaikan.
Dalam praktik, auditor mempunyai sudut pandang yang berbeda tentang
luasnya rincian yang ditunjukkan dalam program audit. Sebagai ontoh, rincian
tertentu dari rancangan sampel, termasuk didalamnya ukuran sampel, untuk
berbagai pengujian dapat ditunjukkan pada program audit itu sendiri dalam
kertas kerja pendukung yang dapat dilakukan referensi silang dengan program
audit. Dalam bebrapa kasus, program audit harus cukup rinci memberikan
- Garis besar pekerjaan yang akan dilakukan
- Dasar koordinasi, supervisi, dan pengendalian audit
- Catatan pekerjaan yang dilakukan

d. Kerangka Kerja Umum Pengembangan Program Audit Untuk Pengujian


Substantif.
Pemahaman mengani signifikansi kelompok transaksi dan pemicu ekonomi
yang mendasari kelompok transaksi tersebut, memberikan konteks paling
penting untuk melakukan dan mengevaluasi pengujian substantif. Sebagai
contoh, pengetahuan tentang proses perakitan komputer, perputaran
persediaan dalam pabrik, harga pokok suku cadang, dan pengembangan
teknologi yang bersaing, memberikan sebuah konteks untuk menguji kuantitas
persediaan yang dapat direalisasi. Akhirnya, auditor menggunakan
pemahaman tentang bisnis dan industri tersebut untuk mengevaluasi
kewajaran bukti yang mendukung asersi manajemen dalam laporan keuangan.
Karena pengujian substantif berikutnya sering dilakukan pada catatan-catatan
buku pembantu, skedul pendukung, atau sampel-sampel yang ditarik darinya,

16
maka merupakan hal yang logis untuk memulai dengan memastikan bahwa
catatan pendukung dikerjakan sesuai dengan buku besar. Ketika diterapkan,
adalah logis untuk menetapkan kesesuaian saldo awal dengan jumlah yang di
audit dalam kertas kerja tahun-tahun sebelumnya, sehingga pengujian yang
dilakukan dalam audit saat ini dapat difokuskan pada pengaruh transaksi yang
terjadi dalam periode berjalan dan saldo akhir. Dua contoh tambahan
mengenai langkah-langkah tersebut di bidang audit lain adalah sebagai
berikut: (1) verifikasi jumlah total dan penentuan kesesuaian akun pengendali
buku besar piutang usaha dan buku pembantu piutang usaha serta (2)
pemverifikasian total dan pnentuan kesesuaian akun buku besar investasi
portofolio dengan daftar kertas kerja atau spreadsheet rinci dari investasi yang
berkaitan.
Spesifikasi prosedur analitis dipertimbangkan berikutnya karena ketersediaan
prosedur yang efektif dapat mengurangi atau menghilangkan kebutuhan
pengujian rincian yang lebih mahal. Pengujian rincian atas transaksi biasanya
dilakukan berikutnya karena dalam beberapa kasus hal tersebut akan lebih
murah untuk dilakukan daripada pengujian rincian atas saldo. Auditor
kemudian harus melakukan pengujian rincian atas saldo untuk memperoleh
bukti secara langsung tentang kewajaran penyiapan saldo yang dilaporkan
dalam laporan keuangan. Pada akhirnya, program ini harus menspesifikasikan
persyaratan khusus yang sebelumnya tidak ada dan prosedur untuk
menentukan bahwa penyajian dan pengungkapan yang ada dalam asersi
tersebut dikupas oleh program yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

e. Program Audit Dalam Perikatan Awal.


Dalam perikatan awal, spesifikasi rinci dari pengujian substantif dalam
program audit umumnya tidak sempurna hingga penulis memperoleh
pemahaman tentang bisnis dan industri di mana perusahaan beroperasi, studi
dan evaluasi pengendalian intern telah sempurna, dan tingkat resiko deteksi
yang dapat diterima telah ditentukan untuk setiap asersi sebagaimana

17
dijelaskan sebelumnya. Dua hal yang memerlukan pertimbangan khusus
dalam merancang program audit untuk audit awal adalah (1) menentukan
ketepatan saldo-saldo akun pada periode awal audit, dan (2) memastikan
prinsip akuntansi yang digunakan dalam periode awal sebelumnya sebagai
dasar untuk menentukan konsistensi penerapan prinsip semacam itu dalam
periode berjalan.

f. Program Audit Dalam Perikatan Berulang


Dalam perikatan berulang, auditor mempunyai akses ke program audit yang
digunakan dalam periode sebelumnya dan kertas keja yang berkaitan dengan
program tersebut. Dalam kasusu ini, strategi audit pendahuluan auditor sering
didasarkan pada asumsi awal bahwa tingkat risiko dan program audit untuk
pengujian substantive yang digunakan dalam periode sebelumnya akan sesuai
dalam periode berjalan. Dengan demikian, program audit untuk perikatan saat
ini sering dipersiapkan sebelum auditor menyelesaikan penelitian dan
evaluasinya terhadap struktur pengendalian intern. Jika informasi yang
diperoleh dalam periode berjalan menunjukkan asumsi awal tingkat risiko dan
program yang dibuat tidak sepenuhnya sesuai, akan dilakukan modifikasi
program.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Prosedur audit sektor publik adalah metode dan teknik yang dipergunakan
untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti audit. Prosedur dapat diklasifikasikan
menjadi tiga bagian:

1. prosedur untuk memperoleh pemahaman lingkungan pengendalain interan.


2. pengujian pengendalaian merupakan pengujian yang ditujukan terhadap
rencana dan pelaksanaan suatu kebijakan untuk mencegah dan menemukan
salah saji material dalam suatu lapoaran keuanagn.
3. pengujian substantif merupakan pengujian rinci dan prosedur analitis yang
dilakuakn untuk menemukan salah saji material dalam saldo rekening,
golongan transaksi dan unsur pengungkapan laporan keuangan.
Setiap program kerja audit biasanya mengandung 4 hal pokok , yaitu:

1. Informasi Pendahuluan
 Informasi latar belakang mengenai program/aktivitas yang diaudit
yang berguna bagi para auditor dalam memahami dan melaksanakan
program kerja auditnya. Bagian ini harus disajikan seringkas mungkin.
 Komentar berbagai pihak yang berkompeten berkaitan dengan tujuan
audit , termasuk komentar auditor sendiri.
2. Pernyataan tujuan audit, menyajikan tentang:
 Tujuan yang ingin dicapai berkaitan dengan permasalahan yang
dihadapi dan perbaikan yang diharapkan dapat tercapai.
 Cara pendekatan audit yang dipilih
 Pola pelaporan yang dikehendaki
3. Instruksi-instruksi khusus
4. Langkah-langkah kerja

19
Langkah-langkah kerja memuat tentang pengarahan-pengarahan khusus
pelaksanaan tugas audit, sesuai dengan tahap auditnya, yaitu:
a. Audit pendahuluan meliputi:
a) Pembicaraan pendahuluan dengan objek yang diaudit
b) Pengumpulan informasi umum, penelaahan peraturan, evaluasi
prosedur kerja, dan sistem operasional.
c) Tes pendahuluan atas informasi yang diperoleh guna identifikasi
tujuan audit sementara.
d) Pembuatan ikhtisar hasil audit pendahuluan
b. Review dan pengujian pengendalian manajemen.
a) Pengujian pengendalian manajemen
b) Pembuatan ikhtisar hasil temuan pengujian pengendalian manajemen.
c. Audit Lanjutan
a) Pengembangan temuan hasil pengujian pengendalian manajemen.
b) Penyajian hasil audit lanjutan (daftar temuan)
c) Pembahasan temuan dengan penanggung jawab audit
d) Pembahasan hasil audit lanjutan dengan objek audit
e) Penyusunan rekomendasi

3.2 Saran

Di dalam saran ini saya berharap agar para pembaca bisa menggali ilmu
pengetahuan sedalam-dalamnya. Karena dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki
akan menjadikan kita sebagai orang yang mempunyai derajat tinggi di mata Allah
SWT.

20
DAFTAR PUSTAKA

 Putri.2017.https://www.coursehero.com/file/26197814/MAKALAH-
PROSEDUR-AUDIT-SEKTOR-PUBLIK/?justUnlocked=1#/quiz (diakses
28 September 2019).
 Rizky.2016.https://www.scribd.com/doc/307195937/Prosedur-Audit-Dan-
Pengembangan-Program-Audit(diakses 28 September 2019).

21

Anda mungkin juga menyukai