Anda di halaman 1dari 19

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KUNJUNGAN K4 PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS


DANUREJAN I KOTA YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:
Linda Yulyani
1610104261

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KUNJUNGAN K4 PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS
DANUREJAN I KOTA YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar


Sarjana Sains Terapan
pada Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh:
Linda Yulyani
1610104261

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KUNJUNGAN K4 PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS
DANUREJAN I KOTA YOGYAKARTA

Linda Yulyani, Menik Sri Daryanti

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan
kunjungan K4 pada ibu hamil di Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta. Penelitian ini merupakan
penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam peneliyian ini
diambil menggunakan teknik aksidental sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu
sebanyak 30 orang ibu hamil TM III. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna
antara umur (p-value = 0,000 < α = 0,05) dan paritas ibu (p-value = 0,001 < α = 0,05) dengan
kunjungan K4, namun tidak ada hubungan antara pendidikan (p-value = 0,155 > α=0,05) dan
pekerjaan (p-value = 0,210 > α = 0,05) dengan kunjungan K4. Ibu hamil diharapkan secara rutin
memeriksakan kehamilannya hingga terpenuhi standar kunjungan minimal 4 kali (K4).
Kata Kunci: Faktor yang berhubungan, Kehamilan, Kunjungan K4

ABSTRACT
The study objective is to investigate the factors associated with four ANC visits (K4) on pregnant
women at Danurejan I Primary Health Centre Of Yogyakarta. The study was an analytic
observational in design and used cross sectional approach. The sample used was taken by
accidental sampling technique with the inclusion and exclusion criteria as many as 30 TM III
pregnant women. Statistical analysis shows no correlation between age (p-value = 0.000 <α =
0.05) and maternal parity (p-value = 0.001< α= 0.05) and K4 visit. There is no relationship
between education (p- value = 0.155> α = 0.05) and employment (p-value = 0.210> α = 0.05)
and K4 visit. Pregnant women are expected to routinely check their condition at least 4 times of the
standard visit (K4) during pregnancy
Keywords: Four ANC Visits, Related Factors, Pregnancy

1
2

PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara

Kematian maternal (maternal mortality) yang termasuk dalam negara bekembang.

dalam suatu negara atau daerah adalah suatu Indonesia kini bahkan termasuk sebagai satu

ukuran yang digunakan untuk menilai baik- dari 10 negara penyumbang AKI terbesar di

buruknya keadaan pelayanan kebidanan dunia, dimana 10 negara ini menyumbang

(maternity care). Indikator yang umum sekitar 59% dari seluruh kematian ibu di dunia

digunakan dalam kematian ibu adalah Angka (WHO, 2015). AKI di Indonesia berdasarkan

Kematian Ibu (Maternal Mortality Ratio) yaitu hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia

jumlah kematian ibu dalam 100.000 kelahiran (SDKI) tahun 2012 dan Sensus Penduduk (SP)

hidup (Wiknjosastro, 2009). Angka Kematian tahun 2010, tercatat mencapai 359 per 100 ribu

Ibu (AKI) juga merupakan salah satu indikator kelahiran hidup. AKI ternyata menyimpang

yang peka terhadap kualitas dan aksesibilitas dari tren yang diharapkan terjadi. Tren AKI

fasilitas pelayanan kesehatan pada suatu sejak Tahun 1992 sampai 2007 cendrung turun,

wilayah (Kemenkes, 2015). tapi tahun 2012 malah meningkat (Mauliadi,

World Health Organization (WHO) 2013).

menyebutkan pada tahun 2015 di seluruh dunia Penyebab kematian ibu telah kita ketahui

diperkirakan kematian ibu sebesar 303.000 bersama dari dulu hingga sekarang cenderung

jiwa atau sekitar 216/100.000 kelahiran hidup tidak mengalami pergeseran. Penyebab

(KH). Mortalitas dan morbiditas pada wanita langsung kematian ibu adalah perdarahan

hamil dan bersalin merupakan masalah besar di (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%).

negara berkembang, karena kematian maternal Penyebab tidak langsung kematian Ibu antara

tersebut terjadi terutama di negara berkembang lain Kurang Energi Kronis/KEK pada

sebesar 99 % (Manuba, 2010). kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan

(40%) (Depkes, 2011).


3

Setiap saat kehamilan dapat berkembang belum berhasil bahkan masih jauh untuk

menjadi masalah atau mengalami mencapai target AKI yang diharapkan yaitu

penyulit/komplikasi. Akan tetapi, komplikasi sebesar 102/100.000 KH. Pada akhir tahun

kehamilan dan persalinan dapat dicegah dengan 2015, melalui sidang umum Perserikatan

pemeriksaan kehamilan (antenatal care) secara Bangsa-Bangsa (PBB), lahir sebuah

teratur. Antenatal care adalah suatu program kesepakatan pembangunan baru yang dikenal

terencana yang dilakukan oleh tenaga dengan nama SDG’s (Sustainable Development

kesehatan berupa observasi, edukasi, dan Goals) (Hoelman dkk, 2015).

penanganan medis pada ibu hamil untuk Indikator K4 adalah indikator yang

memperoleh kehamilan serta persalinan yang digunakan untuk menilai kualitas pelayanan

aman (Depkes, 2011). kesehatan ibu hamil (ANC). Indikator K4

Berbagai upaya sebenarnya juga telah adalah indikator untuk melihat frekuensi yang

dilaksanankan untuk menurunkan AKI, merujuk pada periode trimester saat melakukan

termasuk diantaranya program safe motherhood pemeriksaan kehamilan (Depkes, 2011). Hal ini

yang telah dilaksanakan di Indonesia mulai dijelaskan juga dalam peraturan Menteri

tahun 1997. Kemudian untuk mencapai tujuan Kesehatan Republik Indonesia No.

komitmen global yang tertuang dalam MDG’s 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang standar

(Millenium Development Goals) dan Rencana pelayanan minimal bidang kesehatan di

Strategis (Renstra) pembangunan jangka kabupaten/kota, bahwa salah satu tolak ukur

panjang pada tahun 2015, dibentuk sebuah pelayanan kesehatan adalah cakupan kunjungan

kebijakan yang kita kenal dengan sebutan K4 sebesar 95%.

Making Pregnancy Safer (MPS) (Kemenkes, Secara nasional, indikator kinerja

2015). Akan tetapi hingga berakhirnya era cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4

MDG’s di tahun 2015, Indonesia ternyata pada tahun 2014 belum mencapai target
4

Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Dihubungkan dengan masalah pemeriksaan

Kesehatan di tahun yang sama, yakni sebesar kehamilan, maka muncul fenomena dimana

86,7% dari target sebesar 95% (Kemenkes, semakin dewasa usia ibu baik pengalaman

2015). Cakupan K4 di Provinsi DIY pada tahun pribadi karena melahirkan sebelumnya maupun

2015 yaitu 92,68% mengalami sedikit pengetahuan berdasarkan pengalaman orang

penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar lain menyebabkan ibu merasa lebih siap dengan

92,81 %. kehamilannya, oleh karena itu kebanyakan ibu

Cakupan K4 di Provinsi DIY dari tahun merasa tidak perlu secara priodik melakukan

ke tahun cendrung stabil, akan tetapi masih pemeriksaan kehamilan, yang menyebabkan

belum bisa mencapi target sebesar 95%. Oleh tidak tercapainya kunjungan minimal 4 kali

karena itu perlu upaya peningkatan pelayanan (K4).

kesehatan utamanya untuk ibu hamil di DIY Data yang diperoleh dari Profil

dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan, Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta

yaitu pelayanan antenatal yang lengkap dan tahun 2016, menunjukkan cakupan K1 Kota

sesuai standar. Diharapkan dengan kualitas Yogyakarta pada tahun 2015 adalah sebesar

ANC yang baik akan dapat mendeteksi secara 100% sedangkan cakupan K4 sebesar 91,78 %.

dini adanya kelainan yang terjadi pada masa Hal ini menunjukkan adanya disparitas antara

kehamilan, dan mencegah terjadinya cakupan K1 dan K4 yang masih tinggi yaitu

komplikasi. (Profil Kesehatan Dinkes Provinsi sebesar 8,21%. Puskesmas Danurejan I

DIY, 2016). menempati urutan terendah ke tiga dalam hal

Menurut Kartono dalam Cahyani cakupan K4 dengan angka 84 % pada tahun

(2012), semakin matang usia seseorang maka 2015 setelah sebelumnya menempati urutan

emosinya cendrung stabil karena telah terendah pertama dengan cakupan K4 68%

mempunyai pengalam yang cukup. pada tahun 2014. Walaupun mengalami


5

peningkatan, disparitas antara cakupan K1 dan melakukan pengukuran atau pengamatan pada

K4 di puskesmas Danurejan I masih cukup saat yang bersamaan (sekali waktu) (Hidayat,

tinggi yaitu sebesar 26 %. 2014), yaitu identifikasi antara karakteristik ibu

Dari studi pendahuluan yang dilakukan dengan kunjungan K4 dilakukan dalam waktu

oleh peneliti pada bulan Desember 2016 di yang sama.

Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta Populasi pada penelitian ini adalah

diperoleh data cakupan K4 pada tahun 2014 semua ibu hamil yang berada di wilayah kerja

yaitu 67,78 % (61 ibu hamil dari sasaran Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta.

sebesar 90), pada tahun 2015 cakupan K4 Sampel yang digunakan diambil berdasarkan

berjumlah 84,34% (70 ibu hamil dari sasaran teknik aksidental sampling dengan kriteria

sebesar 83), Sementara data cakupan K4 hingga inklusi dan eksklusi, yaitu sebanyak 30 orang

bulan oktober 2016 yaitu sebanyak 80,88% (55 ibu hamil TM III. Alat yang digunakan untuk

ibu hamil dengan sasaran sebesar 68). Hasil mengumpulkan data pada penelitian ini adalah

dari studi pendahuluan ini melatarbelakangi dengan menggunakan buku KIA dan check list,

peneliti melakukan penelitian tentang faktor- baik untuk variabel bebas maupun variabel

faktor yang berhubungan dengan kunjungan K4 terikat, dengan skala data yang digunakan

pada ibu hamil. adalah skala data nominal.

METODE PENELITIAN Pengumpulan data dalam penelitian ini

Penelitian ini merupakan penelitian dilakukan oleh peneliti secara langsung dengan

observasional analitik dengan pendekatan cross metode observasi, yaitu dengan mengadakan

sectional, yaitu penelitian yang bertujuan untuk pengamatan secara langsung untuk mencari

menjelaskan hubungan antar variabel dengan hal-hal yang akan diteliti dengan melihat pada

pengujian hipotesa. Pendekatan cross sectional buku KIA ibu (Hidayat, 2014).

merupakan rancangan penelitian dengan


6

HASIL DAN PEMBAHASAN sebagian besar responden termasuk dalam

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan kategori paritas rendah yaitu sebanyak 19 orang
Karakteristik dan Kunjungan K4 pada
Ibu Hamil di Puskesmas Danurejan I (63,3%), Berdasarkan tingkat pendidikan dapat
Kota Yogyakarta Tahun 2017
No Karakteristik N % disimpulkan bahwa mayoritas responden masih
1 Umur
1 = tidak beresiko 23 76,7 berada dalam kategori tingkat pendidikan yang
(20-35 tahun)
2 = beresiko rendah, yaitu sebanyak 24 orang (80,0%),
(<20 atau 7 23,3
>35 tahun) dengan tingkat pendidikan terakhir SMA, SMP
2 Paritas
1 = rendah (≤2) 19 63,3 atau bahkan SD. Sementara itu, berdasarkan
2 = tinggi (≥3) 11 36,7
3 Pendidikan status pekerjaan responden menunjukkan
1 = tinggi (≥D3) 6 20,0
2 = rendah 24 80,0 distribusi frekuensi yang hampir merata,
(SD-SMA)
4 Pekerjaan dimana sebanyak 18 (60,0%) responden dengan
1 = Tidak Bekerja 18 60,0
2 = Bekerja 12 40,0 status tidak bekerja atau menjadi ibu rumah
5 Kunjungan K4
1 = Sesuai Standar 22 73,3 tangga, dan sebanyak 12 (40,0%) responden
2 = Tidak Sesuai Standar 8 26,7
lainnya dengan status bekerja.
Sumber : Data Primer 2017
Tabel 2 Hubungan Umur dengan
Data pada tabel 1. di atas menunjukkan Kunjungan K4 pada Ibu Hamil di
Puskesmas Danurejan I Kota
bahwa mayoritas Responden ibu hamil TM III, Yogyakarta Tahun 2017
Kunjungan K4
yaitu 22 dari 30 responden (73,3%) sudah Tidak
N Sesuai Total
Umur Sesuai PV
melakukan kunjungan K4 sesuai dengan o tandar
Standar
N % N % N %
standar. Hasil penelitian ini menunjukkan
1 Tidak 21 70,0 2 6,7 23 76,7
sebagian besar responden yaitu sebanyak 23 beresiko
0,000
2 Be resiko 1 3,3 6 20,0 7 23,3
orang (76,7%) berada pada kategori umur yang Total 22 73,3 8 26,7 30 100
Sumber : Data Primer 2017
tidak beresiko (20-35 tahun) saat kehamilan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Hal yang sama terlihat dari variabel paritas
sebagian besar ibu hamil di puskesmas
responden, yang juga menunjukkan bahwa
7

Danurejan I adalah berumur 20-35 tahun (tidak kematian maternal lebih tinggi pada ibu yang

beresiko), dengan persentase yang jauh lebih hamil dengan usia beresiko.

tinggi (76,7%) dibandingkan dengan ibu hamil Pada usia 20-35 ibu hamil akan

dalam kriteria umur beresiko (<20 atau >35 cenderung lebih teratur memeriksakan

tahun) (23,3%). Suatu hal yang cukup baik kehamilannya karena masih merasa bahwa

karena mayoritas ibu hamil berada dalam pemeriksaan kehamilan sangat penting,

kategori umur yang aman untuk hamil, namun sedangkan usia < 20 tahun cenderung belum

angka 23,3% juga bukanlah persentase yang terlalu mengerti tentang pentingnya melakukan

sedikit, karena umur tersebut sangat kunjungan antenatal secara teratur sedangkan

berpengaruh terhadap kehamilan. Umur usia > 35 tahun cenderung acuh pada

beresiko sangat berpengaruh terhadap kunjungan antenatal karena merasa telah

kehamilan dan persalinan, besar kemungkinan memiliki pengalaman yang baik padahal

kehamilan dan persalinan akan mengalami seharusnya kedua kelompok usia ini rutin

penyulit ataupun komplikasi. memeriksakan kehamilan ke petugas kesehatan

Menurut Padila (2014), umur sangat karena berisiko tinggi terhadap kehamilan dan

menentukan status kesehatan ibu, ibu dikatakan persalinan (Gabriellyn,2013).

berisiko tinggi apabila ibu hamil berusia di Hasil uji statistik yang dituangkan dalam

bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Umur di tabel 4.2 menunjukkan bahwa ada hubungan

bawah 20 tahun dikhawatirkan mempunyai yang bermakna antara umur ibu dengan

risiko komplikasi yang erat kaitannya dengan kunjungan K4, dengan p-value = 0,000 (< α

kesehatan reproduksi wanita, diatas 35 tahun = 0,05). Hal ini sesuai dengan penelitian yang

mempunyai risiko tinggi karena adanya dilakukan oleh Crhistiani dan Nirmasari

kemunduran fungsi alat reproduksi, dan kasus (2014), yang menyatakan bahwa ada hubungan

antara umur ibu hamil terhadap kepatuhan


8

ANC di Puskesmas Suruh Kabupaten Tabel 3. Hubungan Paritas dengan


Kunjungan K4 pada Ibu Hamil di
Semarang. Puskesmas Danurejan I Kota
Yogyakarta Tahun 2017
Berdasarkan hasil penelitian diatas Kunjungan K4
Tidak
peneliti berpendapat bahwa ibu hamil yang N Sesuai Total
Paritas Sesuai PV
o tandar
Standar
masuk dalam kategori umur 20-35 tahun (tidak N % N % N %
1 Rendah 18 60,0 1 3,3 19 73,3
beresiko) lebih banyak dalam memanfaatkan

kunjungan K4. Ibu yang tergolong usia 20-35 2 Tinggi 4 13,3 7 23,3 11 36,7 0,000
Total 22 73,3 8 26,7 30 100
tahun memiliki kesiapan yang baik untuk

hamil, dimana selama proses kehamilan Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

diperlukan kematangan fisik, emosi maupun ibu hamil di puskesmas Danurejan I dengan

psikologi dari ibu hamil itu sendiri. Proses paritas rendah (≤ 2 anak) memilki persentase

kehamilan perlu didukung oleh kesabaran, yang lebih besar (63,3%) dari pada ibu hamil

pemahaman dan juga keterampilan ibu dalam dengan paritas tinggi (≥3 anak).

menjaga kehamilannya tetap berlangsung baik Paritas merupakan salah satu faktor

dan normal demi keselamatan dirinya dan juga predisposisi yang mempengaruhi perilaku ibu

janin yang dikandung. Berbeda dengan ibu untuk memanfaakan pelayanan kesehatan

yang hamil di usia <20 tahun, yang masih dalam hal ini kunjungan antenatal care (K4)

belum begitu matang secara fisik, emosi, (Notoatmodjo, 2010).

maupun psikologi. Begitupun ibu hamil dengan Pengalaman akan kehamilan sebelumnya

usia >35 tahun yang sebenarnya sudah berpengaruh terhadap motivasi ibu dalam

memiliki kematangan emosi maupun psikologi melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan.

yang baik, namun karena pengalamannya yang Ibu hamil primigravida merasa lebih

dirasa cukup sering kali membuat ibu hamil membutuhkan informasi mengenai

tersebut lalai dalam melakukan pemeriksaan. kehamilannya dikarenakan mereka merasa


9

belum berpengalaman pada saat kehamilan K4, dengan p-value = 0,001 (< α = 0,05). Hasil

terjadi. Mereka lebih banyak merasa khawatir penelitian yang sama juga dilakukan oleh Sari

dibandingkan dengan kehamilan multigravida dan Indriani (2014), yang mengatakan bahwa

sehingga ibu hamil primigravida akan lebih ada hubungan antara paritas atau jumlah anak

banyak memanfaatkan pelayanan antenatal dengan cakupan K4.

dibandingkan dengan multigravida. Ibu Penelitian yang dilakukan oleh Pell, C. et

multigravida merasa memiliki pengetahuan dan al (2013) juga mengungkapkan bahwa paritas

pengalaman lebih banyak dari pada memiliki pengaruh yang kompleks terhadap

primigravida, padahal setiap kehamilan itu inisiatif untuk melakukan kunjungan ANC,

berbeda sehingga keadaan dan kondisi juga misalnya karena ketidaktahuan tentang tanda

akan berbeda-beda (Sari dkk, 2015). dan gejala kehamilan maka primigravida akan

Namun pada kenyataannya pengalaman memilki usaha yang lebih untuk mencari

terhadap kehamilan dan persalinan yang pernah tempat pemeriksaan dan melakukan ANC lebih

dialami ibu tidaklah cukup dan bukan dini.

merupakan hal yang dapat menjamin kehamilan Berdasarkan hasil penelitian diatas

ibu saat ini berjalan dengan normal. Kehamilan peneliti berpendapat bahwa paritas tinggi

dan persalinan yang terjadi pada ibu dengan (beresiko) yang melekat pada ibu hamil

paritas tinggi berbanding lurus dengan resiko membuat ibu hamil lalai dalam memeriksakan

yang mengancam kesejahteraan baik ibu kehamilan dan melakukan kunjungan

maupun janin (Prawirahardjo, 2010 dan Padila, pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar

2014). (K4), hal ini bisa jadi dikarenakan kepercayaan

Hasil uji statistik dalam tabel 3. diri ibu terhadap pengalman sebelumnya yang

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang dirasakan sudah cukup. Berbeda dengan ibu

bermakna antara paritas ibu dengan kunjungan hamil dengan paritas rendah, ibu cendrung
10

masih belum memiliki pengalaman dan masih Perubahan perilaku yang diberikan melalui

diliputi rasa ingin tahu yang besar terhadap penyuluhan lebih mudah diterima pada

kondisi kesehatan janinnya, oleh karena itu ibu kelompok orang yang berpendidikan tinggi

hamil akan rutin memeriksakan kehamilannya dibandingakan yang berpendidikan rendah.

setiap bulan dan memenuhi standar minimal Dalam tabel 4. hasil penelitian juga

pemeriksaan kehamilan (K4). menunjukkan bahwa ibu hamil yang memiliki

Tabel 4. Hubungan Pendidikan dengan kategori pendidikan tinggi seluruhnya (20%)


Kunjungan K4 pada Ibu Hamil di
Puskesmas Danurejan I Kota sudah melakukan kunjungan K4 sesuai standar.
Yogyakarta Tahun 2017
Kunjungan K4 Hal ini sesuai dengan konsep yang
Tidak
N Pendi Sesuai Total dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010) serta
Sesuai PV
o dikan tandar
Standar
N % N % N % Cholifah dan Putri (2015), tentang tingkat
1 Tinggi 6 20,0 0 0 6 20,0
pendidikan yang mempengaruhi ibu hamil
0,000
2 Rendah 16 53,3 8 26,7 24 80,0 dalam melakukan pemeriksaan antenatal care.
Total 22 73,3 8 26,7 30 100
Namun, diatara ibu hamil dengan kategori

Mayoritas responden dalam penelitian pendidikan rendah juga telah melakukan

memiliki tingkat pendidikan yang rendah, yaitu kunjungan K4 sesuai standar dengan persentasi

SMA ke bawah (80%). Peresentase ini jauh yang cukup besar yaitu 53,3 %.

lebih besar jika dibandingkan dengan Tingkat pendidikan menengah setara

responden yang memilki pendidikan terakhir SMA yang telah dijalani reponden membentuk

hingga ke perguruan tinggi (20 %). perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Hal

Menurut Notoatmodjo (2010), tingkat ini dikarenakan didalam pendidikan terdapat

pendidikan formal mempengaruhi perbedaan proses pengembangan pengetahuan, wawasan,

pengetahuan dan keputusan. Pendidikan kompetensi yang mempengaruhi terbentuknya

menentukan pola pikir dan wawasan seseorang. pola pikir seseorang (Ridayanti dkk, 2012).
11

Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan merupakan faktor penting yang

hasi p-value = 0,155 ( > α = 0,05), yang berarti melatarbelakangi dan memotivasi ibu hamil

bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dalam melakukan pemeriksaan kehamilan

ibu dengan kunjungan K4. Hasil penelitian ini secara teratur. Walaupun demikian, tidak

tidak sejalan dengan konsep yang berarti bahwa ibu hamil dengan status

dikemukankan oleh Padila (2014), yang pendidikan rendah melakukan pemeriksaan

megatakan bahwa Peran ibu yang kehamilan (K4) tidak sesuai standar. Seperti

berpendidikan rendah lebih bersifat pasrah, halnya teori Lawrence Green dalam

menyerah pada keadaan tanpa ada dorongan Notoatmodjo (2010), banyak faktor lain yang

untuk memperbaiki nasibnya. Mereka pasrah juga ikut mendorong ibu hamil untuk

mengabaikan berbagai tanda dan gejala yang melakukan pemeriksaan kehamilan secara

penting dan dapat menyebabkan keadaan teratur, diantaranya umur ibu, paritas, dan juga

berbahaya, karena hal demikian dianggap biasa. adanya dukungan dari keluarga.

Hasil penelitian ini didukung oleh Tabel 5. Hubungan Pekerjaan Ibu dengan
Kunjungan K4 pada Ibu Hamil di
penelitian yang dilakukan oleh Sarminah Puskesmas Danurejan I Kota
Yogyakarta
(2012), yang mengatakan bahwa tidak ada Kunjungan K4
Tidak
hubungan yang bermakna antara pendidikan N Pendi Sesuai Total
Sesuai PV
o dikan tandar
Standar
dengan kelengkapan kunjungan antenatal. Hal N % N % N %
1 Tidak 15 50,0 3 10,0 18 60,0
yang sama juga diungkapkan oleh Sari dan
bekerja
Indriani (2014), bahwa tidak ada hubungan 2 bekerja 7 23,3 5 16,7 12 40,0 0,000
Total 22 73,3 8 26,7 30 100
yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu

dengan kunjungan K4. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa

Peneliti berpendapat bahwa pendidikan ibu hamil di Puskesmas Danurejan I lebih

tinggi yang dimiliki oleh ibu memang banyak yang tidak bekerja atau sebagai ibu
12

rumah tangga (60%). Namun tidak sedikit juga kunjungan K4 sesuai standar sebanyak 15

ibu yang tetap bekerja selama kehamilan (50,0%), lebih banyak dari pada ibu ibu hamil

(40%). Frekuensi antara kedua kategori ini yang bekerja, yaitu sebanyak 7 ibu hamil (23,3

menunjukkan distribusi yang tidak jauh %). Hal ini sejalan dengan teori Rocha (2012)

berbeda. yang mengemukakan bahwa semakin sibuk

Pekerjaan ibu yang dimaksudkan adalah seorang ibu hamil dengan pekerjaannya maka

apabila ibu beraktifitas ke luar rumah maupun kesempatan untuk mendapatkan pelayanan

di dalam rumah kecuali pekerjaan rutin rumah antenatal semakin kecil, sehingga peluang

tangga, untuk mendapatkan uang dan untuk memeriksakan kehamilannya akan

menambah pendapatan keluarga. Ibu yang cenderung menurun.

bekerja akan memiliki sedikit waktu untuk Hasil uji statistik yang disajikan dalam

memeriksakan kehamilannya dan lebih banyak tabel 5. menunjukkan bahwa tidak terdapat

menghabiskan waktu untuk bekerja. Sedangkan hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu

ibu yang tidak bekerja, akan memiliki banyak dengan kunjungan K4 pada kehamilan, dengan

waktu untuk memeriksakan kehamilan nilai p value = 0,210 ( > α = 0,05). Hasil

(Notoatmodjo, 2010). Pekerjaan mempengaruhi penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian

responden dalam hal ketersediaan waktu luang yang dilakukan oleh Gabriela dkk (2014), yang

responden untuk mendatangi tempat pelayanan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan

kesehatan sehubungan dengan pemeriksaan antara pekerjaan ibu dengan kelengkapan

kehamilan. Ibu rumah tangga cenderung kunjungan antenatal care (K4).

memiliki lebih banyak waktu luang daripada Dari hasil penelitian ini, peneliti

ibu yang bekerja (Marulyta, 2013). berpendapat bahwa sebagai salah satu faktor

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa predisposisi yang mempermudah perilaku

jumlah ibu hamil yang tidak bekerja melakukan kesehatan, status pekerjaan ibu hamil memang
13

berpengaruh terhadap kesempatan ibu untuk Saran

melakukan kunjungan dan pemeriksaan 1. Bagi Ibu Hamil

kehamilan. Akan tetapi tidak selamanya ibu Diharapkan ibu hamil dapat secara rutin

hamil yang bekerja kehilangan kesempatan memeriksakan kehamilannya hingga paling

untuk melakukan pemeriksaan kehamilan tidak terpenuhi standar kunjungan

secara teratur, berbagai faktor lain pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali

diungakapkan oleh Notoatmodjo (2010), seperti (K4), agar kondisi ibu dan janin dalam

umur, paritas, dukungan keluarga dan jarak kandungan dapat dipantau sehingga

tempat pelayanan juga turut menjadi faktor kehamilan dan persalinan dapat berjalan

yang memungkinkan ibu untuk melakukan aman dan normal.

pemeriksaan kehamilan (K4) sesuai dengan 2. Bagi Puskesmas Danurejan I Kota

standar. Yogyakarta

SIMPULAN DAN SARAN Agar dapat terus meningkatkan upaya

Simpulan promotif kepada ibu hamil, baik ibu hamil

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat yang memilki faktor resiko, ibu hamil yang

disimpulkan bahwa terdapat hubungangan yang bekerja, maupun ibu hamil normal tanpa

bermakan antara umur (p-value = 0,000) dan faktor-faktor resiko. Melakukan upaya

parits (p-value = 0,001) ibu dengan kunjungan promotif seperti pendidikan kesehatan dan

K4. Namun, Tidak ada hubungan yang berbagai upaya lainnya agar cakupan K4

bermakna antara tingkat pendidikan (p-value = dapat terus meningkat dan mencapai target

0,155) dan pekerjaan (p-value = 0,210) ibu yang diharapkan.

dengan kunjungan K4. 3. Bagi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta

Diharapkan untuk dapat terus

meningkatkan upaya promosi kesehatan


14

terutama mengenai kunjungan ANC semakin banyak informasi yang diperoleh

terpadu dengan minimal kunjungan 4 kali tentang faktor-faktor yang berhubungan

selama masa kehamilan, guna mencapai dengan kunjungan K4 pada ibu hamil.

indikator cakupan pelayanan K1 dan K4 di 5. Bagi Mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah

kota Yogyakarta. Berbagai kebijakan Yogyakarta

pemerataan informasi tenntang kunjungan Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat

ANC mungkin dapat terus ditingkatkan menjadi pemicu semangat bagi mahasiswa

baik bagi kalangan ibu dengan tingkat kebidanan khususnya untuk terus

pendidikan tinggi maupun yang meningkatkan pengetahuan tentang

berpendidikan menengah kebawah, berbagai problem kesehatan ibu dan anak,

begitupun dengan ibu yang bekerja maupun sehinngga dapat berpartisipasi aktif dalam

tidak bekerja. upaya meningkatakan derajat kesehatan ibu

4. Bagi Peneliti Selanjutnya selama kehamilan, dengan memeberikan

Perlu dilakukan penelitian lebih mendalam berbagai informasi dan edukasi serta

lagi tentang faktor-faktor yang promosi kesehatan lainnya kepada wanita

mempengaruhi kunjungan K4 pada ibu khususnya ibu hamil.

hamil. Peneliti lain disarankan untuk DAFTAR PUSTAKA

melakukan penelitian dengan menambah Cahyani, A. dkk.2012.Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Rendahnya Kunjungan
variabel, termasuk variabel yang berasal Ke-empat (K4) Ibu Hamil di
Puskesmas Jetis I Bantul tahun 2012,
dari faktor pemungkin dan faktor penguat Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu”
Vol.06, No. 01 Januari 2015, Available
terhadap kunjungan K4 pada ibu hamil. online : http://ejournal.stikes-
yogyakarta.ac.id diakses pada 15
Selain itu peneliti selanjutnya diharapkan November 2016.
Cholifah dan Putri N.A. 2015.Faktor-Faktor
dapat melakukan penelitian dengan yang Berpengaruh Terhadap
Pencapaian K4 di Desa Sumberejo
menggunakan skala data yang berbeda, agar Wonoayu Sidoarjo, Jurnal Midwiferia
Vol.1, No.2 Oktober 2015, Available
15

online : http://ojs.umsida.ac.id diakses Manuaba, IAC. Dkk, 2010.Ilmu Kebidanan,


pada 07 maret 2017. Penyakit kandungan dan Keluarga
Depkes, 2011.Pedoman Pemantauan Wilayah Berencana Untuk Pendidikan Bidan,
Setempat Kesehatan Ibu dan Anak Jakarta, EGC.
(PWS-KIA). Direktorat Jenderal Bina Mauliadi, A.2013.Fenomina Tingginya Angka
Kesehatan Masyarakat, Jakarta, Kematian Ibu (AKI atau MMR)
Direktorat Kesehatan Keluarga. Berdasarkan SDKI 2012 : Available
Dinkes DIY.2016.Profil Kesehatan Daerah online : http://www.infodokterku.com
Istimewa Yogyakarta Tahun 2015, diakses tanggal 20 November 2016.
Yogyakarta, Dinas Kesehatan Provinsi Marullyta, A. dan Pujirahardjo WJ.,
DIY. 2013.Keputusan Pembelian K4 Oleh
Gabriela A.L. dkk.2014.Hubungan antara Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
Pengetahuan, Status Pendidikan, dan Puskesmas Tembok Dukuh. Jurnal
Status Pekerjaan Ibu dengan Administrasi Kesehatan Indonesia
Kunjungan Antenatal Care di Vol.1 No.2 tahun 2013, Available
Puskesmas Teling Atas Kecamatan online,
Wanea Kota Manado, Publikasi http://download.portalgaruda.org
Ilmiah, Fakultas Kesehatan diakses pada 26 November 2016.
Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Notoatmodjo, S.2010.Metode Penelitian
Manado, Available online : Kesehatan, Jakartaa, Rineka Cipta.
http://fkm.unsrat.ac.id diakses pada 01 . 2010. Ilmu Prilaku Kesehatan,
Januari 2017. Jakarta, Rineka Cipta.
Gabriellyn, S.P.2013.Faktor yang Padila. 2014. Keperawatan Maternitas.
Berhubungan dengan Keteraturan Yogyakarta : Nuha Medika.
Kunjungan Antenatal di Wilayah Kerja Prawirohardjo, S.2010.Ilmi Kebidanan.Jakarta:
Puskesmas Kapala Pitu Kabupaten YBPSP.
Toraja Utara, Publikasi Ilmiah, Ridayanti N.K.A dkk.2012.Hubungan Tingkat
Bagian Epidemiologi Fakultas Pendidikan Ibu Hamil dengan
Kesehatan Masyarakat Universitas Kejadian Anemia Pada Kehamilannya
Hasanuddin, Available online : Di Puskesmas Baguntapan I Bantul,
http://repository.unhas.ac.id diakses Publikasi Ilmiah, Universitas Respati
pada 20 Maret 2017. Yogyakarta, Available Online :
Hidayat, A.2014.Metode Penelitian Kebidanan http://journal.respati.ac.id diakses pada
dan Teknik Analisis Data (Contoh 18 April 2017.
Aplikasi Studi Kasus), Jakarta, Rocha, M.M.2012.Faktor-Faktor yang
Salemba Medika. Berhubungan dengan Keteraturan
Hoelman M.B dkk.2015.Panduan SDGs Untuk Kunjungan Antenatal di Wilayah Kerja
Pemerintah (Kota dan Kabupaten) dan Puskesmas Sudiang Raya Makasar
Pemangku Kepentingan Daerah, Tahun 2012, Skripsi, Fakultas
Jakarta, Senior Program Officer Kesehatan Masyarakat Universitas
SDGs-INFID, Available Online : Hasanuddin, Available online :
http://infid.org diakses pada 20 http://repository.unhas.ac.id diakses
Januari 2017. pada 01 Januari 2017.
Kemenkes RI.2015.Profil Kesehatan Indonesia Sari, L.W.F dan Indriani.2014.Identifikasi
Tahun 2014, Jakarta, Kemenkes RI. Kelengkapan Kunjungan Antenatal
.2015.Rencana Strategis Kementerian Care (ANC) Pada Ibu Hamil Trimester
Kesehatan Tahun 2015-2019, Jakarta, III dan FAktor-faktor yang
Kemenkes RI. Mempengaruhinya di Puskesmas
16

Mergangsan Yogyakarta Tahun 2014, Available online : http://lib.ui.ac.id


Publikasi Ilmiah, Stikes ‘Aisyiyah diakses pada 20 Januari 2017.
Yogyakarta, Available online : WHO.2015. Trends in maternal mortality:
http://opac.unisayogya.ac.id diakses 1990 to 2015: estimates by WHO,
pada 06 Desember 2016. UNICEF, UNFPA, World Bank Group
Sari, G.N. dkk.2015.Faktor Pendidikan, and the United Nations Population
Pengetahuan, Paritas, Dukungan Division. Available online :
Keluarga dan Penghasilan Keluarga http://www.who.int diakses pada 04
yang Berhubungan dengan Desember 2016.
Pemanfaatan Pelayanan Antenatal,
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan
Vol.2, No.2 Maret 2015, Available
online :
http://ejurnal.poltekkesjakarta3.ac.id
diakses pada 06 Desember 2016.
Sarminah.2012.Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kunjungan
Antenatal Care di Provinsi Papua
Tahun 2012,Skripsi, Fakultas
Kesehatan Universitas Indonesia,

Anda mungkin juga menyukai