Anda di halaman 1dari 4

MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT – 27

Jln. Mayjen HM Ryacudu no.12, 7 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu 1, Palembang, Sumatera Selatan

Mata Kuliah : Manajemen Penanggulangan Bencana


Hari / Tanggal : Sabtu, 28 Januari 2022
Nama Lengkap : Ika Widia Astuti
NIM : 21210025
Program Studi : S2 Kesehatan Masyarakat
Semester : III / AKK
Dosen Pengampu : Dr. Iche Liberty, SKM, M.Kes

JAWABAN :
1. Enam fase untuk meningkatkan kualitas system perbaikan saat menghadapi wabah
diperkotaan yaitu :
a. Fase Identifikasi
Fase pertama dari peristiwa wabah di definisikan sebagai Fase Identifikasi. Semakin dini
fase ini ditemukan semakin cepat dan efisien fase selanjutnya. Dengan mengidentifikasi
agen penyebab penyakit maka dapat meningkatkan penelitian dan dukungan untuk
menemukan pengobatan yang sesuai dan menerapkan Tindakan pengendalian ( Hansen
et al, 2018). Fokusnya lebih pada memperoleh pengetahuan tentang penyakit itu sendiri,
gejalanya, resiko Kesehatan masyarakatdan informasi terkait yang dapat mendukung
sector medis dan ilmiah. Contohnya Dalam kasus polio pada fase ini dicari tahu penyebab
terjadinya wabah polio itu sendiri, mencari tahu Riwayat keluhan, Riwayat pola hidup,
Riwayat imunisasi.
b. Fase Respons dan Penahanan
Fase respon dan penahanan ini penting untuk membantu pengembangan pedoman dan
perencanaan, ini harus dianggap sebagai tahap pencegahan, melalui mana penahanan
dapat dicapai . Ini juga dianggap sebagai fase pengambilan keputusan, serta periode
Ketika kesiapan kita ditingkatkan sesuai dengan intensitas situasi.
c. Fase Transmisi
Fase ketiga dari peristiwa wabah di definisakn sebagai Fase Transmisi, meskipun
beberapa karakteristik utama fase ini serupa atau mungkin tampak tumpeng tindih
dengan fase sebelumnya, fase ini harus dianggap sebagai fase tersendiri selama
perkembangan wabah. Fase ini sering dianggap sebagai tahap “penyebaran” dan
berpusat pada penularan dan virulensi penyakit.
d. Fase Transisi
Dalam fase Transisi ini serig dianggap sebagai fase mantap menuju tanda-tanda awal
bencana atau perbaikan. Dalam kebanyakan kasus fase transisi hanya diperpanjang
untuk menguji dan menerapkan Langkah-langkah penguatan yang lebih baik jika
diperlukan dan mencapai hasil akhir dari pengedalian dan pemulihan.
e. Fase Pemulihan
Pada fase ini serangkaian strategi intervensi wabah dikembangkan dan di
implementasikan menuju pengendalian dan pemulihan wabah yang diakui bersifat
konteks dan tidak universal.
f. Fase Pasca Pemulihan
Fase pasca pemulihan hanya boleh terjadi dalam kondisi mencapai pemulihan wabah
penuh. Dalam proses yang sehat pasca pemulihan membutuhkan waktu lebih lama untuk
memastikan semua unit dan dominan Kembali ke operasi biasanya. Fase ini harus
menunjukkan tanda-tanda stabilitas yang jelas.

2. DORSCON atau yang dikenal dengan Disease Outbreak Response System


Condition (DORSCON) adalah suatu level status kewaspadaan untuk menggolongkan
tingkat penularan penyakit yang tengah mewabah dengan simbol warna tertentu. Salah satu
Negara yang menggunakan metode ini adalah Negara Singapura.
Untuk level status ini terdiri dari 4 warna dengan makna yang berbeda-beda, antarta lain :
a. Hijau
Warna hijau digunakan untuk menandai wabah penyakit yang tergolong ringan. Pada
level ini, penyakit yang muncul terbilang jarang terjadi dan tidak mudah menular dari satu
orang ke orang lain. Contoh penyakit dengan status kewaspadaan berwarna hijau
adalah MERS dan H7N9. Penyakit yang berada di level ini menimbulkan dampak yang
ringan terhadap rutinitas sehari-hari. Untuk mengatasi kondisi ini, pemerintah akan
memberikan himbauan perjalanan agar masyarakat tetap merasa aman dan tidak
mudah tertular wabah penyakit tersebut.
b. Kuning
Warna kuning digunakan untuk menandai wabah penyakit yang jarang, mudah sekali
untuk menular dari satu orang ke orang lain, namun penyakit ini terjadi di luar Singapura.
Atau, penyakit tersebut memang sudah menyebar di Singapura, namun masih tergolong
ringan, contohnya influenza musiman. Wabah penyakit yang berada di golongan ini bisa
memberikan dampak pada kehidupan sehari-hari. Contohnya, pasien dewasa jarang
masuk kerja dan pasien anak-anak tidak masuk sekolah. Jika status kewaspadaan
berada pada level ini, pemerintah menganjurkan masyarakat untuk tetap berada di
rumah jika sedang sakit, menjaga kebersihan diri sendiri, dan berkonsultasi ke dokter
terdekat.
c. Orange
Warna oranye digunakan untuk menandai wabah penyakit yang jarang, tapi menular
dengan mudah dari satu orang ke orang lain. Namun, penyakit ini tidak menyebar
langsung di Singapura dan hanya sebagian warga negara Singapura yang tertular
penyakit ini. Contoh penyakit ini adalah SARS yang terjadi di Singapura. Penyakit yang
termasuk dalam golongan warna ini akan menimbulkan dampak yang cukup berat
terhadap aktivitas sehari-hari. Contohnya, pasien akan di karantina atau diisolasi,
pemerintah akan melakukan skrining terhadap suhu udara, dan pembatasan kunjungan
di rumah sakit. Pada level ini, pemerintah menganjurkan masyarakat untuk tetap berada
di rumah jika sedang sakit, menjaga kebersihan diri sendiri, berkonsultasi ke dokter
terdekat, dan melakukan upaya pengendalian penyakit tersebut
d. Merah
Warna merah digunakan untuk menandai wabah penyakit yang sangat berbahaya.
Wabah penyakit yang termasuk ke dalam level ini terbilang jarang, tapi menyebar luas
di Singapura dan negara-negara lainnya. Penyakit yang termasuk ke dalam level ini
memberikan dampak yang buruk terhadap rutinitas sehari-hari. Contohnya, sekolah
ditutup, pekerja tidak diizinkan untuk datang ke kantor dan dianjurkan untuk bekerja dari
rumah, serta jumlah kematian meningkat secara signifikan. Pada level ini, pemerintah
mengimbau agar masyarakat tetap berada di rumah bila sedang sakit, menjaga
kebersihan diri sendiri, berkonsultasi ke dokter terdekat. Pemerintah juga akan
melakukan upaya pengendalian penyakit dan melarang warga berada di area umum
untuk meminimalkan risiko penularan.
Status DORSCON ini sangat penting, terutama bagi negara-negara sekitar. Melalui
status kewaspadaan ini, negara lain bisa melakukan antisipasi agar tidak tertular suatu
penyakit. Sebagai contoh, Indonesia telah mengeluarkan travel warning bagi warganya
agar tidak bepergian ke Singapura hingga kondisi di Singapura membaik.

3. Karantina kesehatan yang sangat ketat memiliki beberapa dampak yang baik karena dapat
menekan penyebaran kasus. Namun di sisi lain juga memiliki dampak buruk, salah satunya
berdampak kepada kesehatan psikis seseorang yang bisa menurunkan imunitas seseorang.
Selain itu karantina ini juga memiliki dampak negatif yang besar pada individu, komunitas,
dan masyarakat karena menghentikan hampir semua kegiatan sosial dan ekonomi. Langkah-
langkah seperti ini dapat berdampak lebih besar pada kelompok-kelompok yang kurang
beruntung, termasuk orang-orang yang berada dalam kemiskinan, migran, pengungsi, dan
pengungsi dalam negeri, yang umumnya tinggal di tempat yang terlalu padat dan kekurangan
sumber daya, serta menggantungkan nafkahnya pada pekerjaan kasar sehari-hari. Herd
Imunity yang terbaik adalah setelah kita isolasi karantina yang ketat perlu langkah langkah
kembali untuk hidup bersama dan bertemu dengan yang lain. Sehingga yang sudah memiliki
kekebalan atau pernah terinfeksi covid akan membuat yang belum terkena juga akan ikut
terkena covid namun dalam batas gejala penyakit yang wajar. Sehingga herd imunity dapat
terbentuk dalam satu komunitas kecil, kemudian ke komunitas besar hingga ke seluruh kota.
Hal ini dapat dipercepat dengan pemberian Vaksin covid 19 membentuk imunitas alami dari
perorangan tanpa terkena penyakit ini.

4. Budaya Hidup Masyarakat tentunya merupakan suatu tantangan bagi perkotaan dalam
negara yang sedang menghadapi suatu wabah, sebagai contoh misalnya wabah Kolera dan
polio yang berhubungan erat dengan kesehatan dan tingkat higienis dari seseorang dan
sekitar tempat dia tinggal. Di suatu negara yang telah menerapkan 6 aspek untuk
menghadapi wabah, maka apabila masyarakatnya tetap tidak berbudaya hidup bersih dan
cenderung untuk kotor, maka akan sulit melewati masa atau fase transmisi ke transisi dan
ke pemulihan, karena polio akan terus menyebar melalui oral dan feces yang terkontaminasi
akibat dari budaya hidup tidak bersih. Peran pemerintah tentunya sangat penting untuk
menyadarkan perorangan atau komunitas yang ada dengan turun dan terjun langsung ke
masyarakat untuk menyadarkan mereka kalau wabah ini tidak akan reda apabila kita tidak
berbudaya hidup bersih.

5. Kota sebagai hubungan dari berbagai wilayah yang diwakilinya memiliki pengaruh besar bagi
kehidupan manusia yang tinggal di dalamnya. Kota saat ini sedang diuji secara ekstrim
dengan pandemi COVID-19. Bersamaan dengan krisis kesehatan, krisis sosial, dan krisis
ekonomi, COVID-19 menunjukkan seberapa baik kota direncanakan dan dikelola. COVID-19
adalah tantangan besar bagi kota-kota di seluruh negara dunia, kaya maupun miskin.
Langkah-langkah yang diambil untuk mengendalikan penyebaran virus ini memiliki implikasi
besar. Hal ini dikarenakan terkait dengan kesiapan mereka untuk krisis semacam itu,
terutama memperhatikan keadaan kesehatan masyarakat dan sistem pemberian layanan
mereka untuk mencapai kelompok rentan. Dampaknya menunjukkan sejauh mana masing-
masing kota dapat berfungsi sebagai pelayan bagi penghuninya. Berbagai Langkah
diupayakan pemerintah kota di seluruh dunia, salah satu upaya yang cukup banyak
diterapkan adalah integrasi teknologi dalam kerangka kota pintar (Smart City).
Perihal Teknologi dan Smart City. Salah satu contoh paling menonjol tentang bagaimana
teknologi dan data digunakan untuk memberdayakan warga dapat kita pelajari di Seoul.
Filosofi yang diterapkan adalah ‘warga kota adalah walikota’. Filosofi ini bermaksud untuk
membekali warga dengan akses real-time yang sama dan terbuka tidak kurang tidak lebih
selayaknya informasi yang didapatkan walikota. Seoul telah melangkah lebih jauh dari
kebanyakan kota dalam membuat informasi tentang wabah COVID-19.
Dasbor data diperbarui beberapa kali setiap hari dan memungkinkan warga untuk
mengakses informasi anonim terbaru tentang usia, jenis kelamin, dan tanggal pasien yang
positif. Termasuk informasi dimana dan kapan mereka mengunjungi suatu
tempat. Bahkan hingga mengakses informasi serinci restoran apa yang dikunjungi dan
nomor kursi bioskop berapa yang digunakan.
Tujuan dari berbagai program ini adalah untuk memberikan warga kota dengan informasi
yang diperlukan untuk mengambil tindakan pencegahan, memonitor diri sendiri dan
melaporkan jika mereka mulai menunjukkan gejala setelah mengunjungi salah satu “titik
infeksi”. Pun, berbagai informasi itu selalu update termasuk lokasi mana saja yang telah
didisinfeksi pemerintah sehingga masyarakat tahu secara pasti mana mana saja lokasi yang
aman dikunjungi.
Upaya di Indonesia:
Menurut Hadiwiono (2020), penerapan smart city di Indonesia masih sering mengalami
kendala. Gerakan Menuju 100 Smart City yang dicanangkan pemerintah seringkali
terhambat dari segi infrastruktur penunjang yang belum memadai, kesiapan pemerintah
setempat, hingga masyarakat yang belum siap menerima dan memanfaatkan teknologi
secara baik. Terlepas dari kendala itu semua, terdapat juga kabar baik dari pemerintah pusat
dan berbagai daerah di Indonesia yang telah mampu memanfaatkan teknologi di tengah
situasi pandemi ini. Keberadaan teknologi basis data terpadu sangatlah vital jika kita
berbicara perihal COVID-19. Pemerintah telah menyiapkan aplikasi Bersatu Lawan Covid-19
dan laman covid19.go.id untuk membantu melacak sebaran penularan Covid-19. Sistem ini
mengintegrasikan data-data yang diinput dari berbagai pihak seperti laboratorium,
puskesmas, rumah sakit, dan dinas kesehatan dengan bantuan TNI-Polri, BPBD, BIN, dan
Jajaran Komunikasi dan informasi daerah. Informasi yang ada tidak hanya sebatas sebaran
virus COVID-19, melainkan data pasien terkonfimasi sembuh, meninggal, jumlah yang
dirawat tiap-tiap provisi bahkan jenis kelamin, serta daftar penyakit penyerta dari penderita
COVID-19.

Anda mungkin juga menyukai