Anda di halaman 1dari 8

Osilasi adalah variasi periodik - umumnya terhadap waktu - dari suatu hasil pengukuran,

contohnya pada ayunan bandul. Istilah vibrasi sering digunakan sebagai sinonim osilasi,
walaupun sebenarnya vibrasi merujuk pada jenis spesifik osilasi, yaitu osilasi mekanis. Osilasi
tidak hanya terjadi pada suatu sistem fisik, tapi bisa juga pada sistem biologi dan bahkan dalam
masyarakat. Osilasi terbagi menjadi 2 yaitu osilasi harmonis sederhana dan osilasi harmonis
kompleks. Dalam osilasi harmonis sederhana terdapat gerak harmonis sederhana.

GERAK OSILASI Osilasi adalah variasi periodik - umumnya terhadap waktu - dari suatu hasil
pengukuran, contohnya pada ayunan bandul. Istilah vibrasi sering digunakan sebagai sinonim
osilasi, walaupun sebenarnya vibrasi merujuk pada jenis spesifik osilasi, yaitu osilasi mekanis.
Osilasi tidak hanya terjadi pada suatu sistem fisik, tapi bisa juga pada sistem biologi dan bahkan
dalam masyarakat. Osilasi terbagi menjadi 2 yaitu osilasi harmonis sederhana dan osilasi
harmonis kompleks. Dalam osilasi harmonis sederhana terdapat gerak harmonis sederhana.

· GERAK HARMONIK Gerak Harmonik terdiri atas : 1. Gerak Harmonik Sederhana (GHS) 2.
Gerak Harmonik Teredam

1. Gerak Harmonik Sederhana.

A. Pendahuluan Gerak Harmonik Sederhana (GHS) adalah gerak periodik dengan lintasan yang
ditempuh selalu sama (tetap). Gerak Harmonik Sederhana mempunyai persamaan gerak dalam
bentuk sinusoidal dan digunakan untuk menganalisis suatu gerak periodik tertentu. Gerak
periodik adalah gerak berulang atau berosilasi melalui titik setimbang dalam interval waktu
tetap. Gerak Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu : Ø Gerak Harmonik
Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam silinder gas, gerak osilasi air raksa / air
dalam pipa U, gerak horizontal / vertikal dari pegas, dan sebagainya. Ø Gerak Harmonik
Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak bandul/ bandul fisis, osilasi ayunan torsi, dan
sebagainya.

B. Kinematika Gerak Harmonik Sederhana (GHS) a) Simpangan (Pergeseran)

(1)

dimana x = simpangan

Am = amplitudo
= frekuensi angular
= sudut fasa awal
Gambar 1. Grafik Gerak Harmonik Sederhana (GHS)

b) Kecepatan GHS adalah turunan dan simpangan GHS

(2)

c) Percepatan GHS adalah turunan kedua dari simpangan atau turunan kecepatan GHS

d) Pada GHS, frekuensi dan periode tidak tergantung pada amplitudo C. Dinamika dan Energi
GHS a) Dinamika GHS adalah menganalisis GHS dari gaya penyebabnya misal pegas pengaruh
gaya Hooke, bandul pengaruh gaya berat, dan sebagainya. Hukum Newton dapat diaplikasi
untuk mengetahui persamaan gerak dari GHS. b) Energi pada GHS terdiri atas energi kinetik,
energi potensial, dan energi total. c) Energi Potensial

(3)

d) Energi Kinetik

(4)
(5)

e) Energi Mekanik adalah Em = Ek + Ep, yaitu

Beberapa Contoh Gerak Harmonik o Gerak harmonik pada bandul Sebuah bandul adalah massa
(m) yang digantungkan pada salah satu ujung tali dengan panjang l dan membuat simpangan
dengan sudut kecil . Gaya yang menyebabkan bandul ke posisi kesetimbangan dinamakan gaya
pemulih yaitu dan panjang busur adalah Kesetimbangan gayanya adalah

(6)
(7)

maka persamaan GHS untuk bandul adalah

(8)

sehingga frekuensi angular dan periode dapat ditentukan, yaitu


(9)

Bila amplitudo getaran tidak kecil namun tidak harmonik sederhana sehingga periode mengalami
ketergantungan pada amplitudo dan dinyatakan dalam amplitudo sudut yaitu :

(10)

o) Gerak harmonik pada pegas Sistem pegas adalah sebuah pegas dengan konstanta pegas (k)
dan diberi massa pada ujungnya dan diberi simpangan sehingga membentuk gerak harmonik.
Gaya yang berpengaruh pada sistem pegas adalah gaya Hooke, yaitu

(11)

Maka sistem gerak harmonik pada pegas adalah

(12)

maka frekuensi angular dan periodenya adalah

(13)

LATIHAN

1. Sebuah trafo digunakan untuk menaikkan tegangan AC dari 12 V menjaDI 120 V. Hitunglah:
a. kuat arus primer jika kuat arus sekunder 0,6 A,
b. jumlah lilitan sekunder, jika jumlah lilitan primer 300.

2. Sebuah transformator dihubungkan


dengan PLN pada tegangan 100 V menyebabkan kuat arus pada kumparan primer 10 A. Jika
perbandingan jumlah lilitan primer dan sekunder 1 : 25, hitunglah:
a. tegangan pada kumparan sekunder,
b. kuat arus pada kumparan sekunder. 3.
Efisiensi Transformator
Di bagian sebelumnya kamu sudah mempelajari transformator atau trafo yang ideal. Namun,
pada kenyataannya trafo tidak pernah ideal. Jika trafo digunakan, selalu timbul energi kalor.
Dengan demikian, energi listrik yang masuk pada kumparan primer selalu lebih besar daripada
energi yang keluar pada kumparan sekunder. Akibatnya, daya primer lebih besar daripada daya
sekunder. Berkurangnya daya dan energi listrik pada sebuah trafo ditentukan oleh besarnya
efisiensi trafo. Perbandingan antara daya sekunder dengan daya primer atau hasil bagi antara
energi sekunder dengan energi primer yang dinyatakan dengan persen disebut efisiensi trafo.
Efisiensi trafo dinyatakan dengan η . Besar efisiensi trafo dapat dirumuskan sebagai berikut.

LATIHAN

1. Sebuah trafo arus primer dan sekundernya masing-masing 0,8 A dan 0,5 A. Jika jumlah
lilitan primer dan sekunder masing-masing 1000 dan 800, berapakah efisiensi trafo?
2. Efisiensi sebuah trafo 60%. Jika energi listrik yang dikeluarkan 300 J, berapakah energi listrik

yang masuk trafo? SOAL


LATIHAN

1. Tegangan primer dan sekunder sebuah trafo masing-masing 10 V dan 200 V. Jika jumlah
lilitan sekunder 6.000, berapakah jumlah lilitan primer?
2. Sebuah trafo step down digunakan untuk mengubah tegangan AC dari 220 V menjadi 20 V.
Berapakah:
a. perbandingan jumlah lilitan primer dan sekunder;
b. jumlah lilitan sekunder, jika jumlah lilitan primer 100?
3. Manakah yang lebih bagus kualitasnya trafo A efisiensinya 85% dan trafo B yang efisiensinya
90%? Mengapa? Coba jelaskan.

4. Penggunaan Transformator
Banyak peralatan listrik di rumah yang menggunakan transformator step down. Trafo tersebut
berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik PLN yang besarnya 220 V menjadi tegangan lebih
rendah sesuai dengan kebutuhan. Sebelum masuk rangkaian elektronik pada alat, tegangan 220 V
dari PLN dihubungkan dengan trafo step down terlebih dahulu untuk diturunkan. Misalnya
kebutuhan peralatan listrik 25 V. Jika alat itu langsung dihubungkan dengan PLN, alat itu akan
rusak atau terbakar. Namun, apabila alat itu dipasang trafo step down yang mampu mengubah
tegangan 220 V menjadi 25 V, alat itu akan terhindar dari kerusakan. Ada beberapa alat yang
menggunakan transformator antara lain catu daya, adaptor, dan transmisi daya listrik jarak jauh.

a. Power supply (catu daya)


Catu daya merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan tegangan AC yang rendah. Catu
daya menggunakan trafo step down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan 220 V menjadi
beberapa tegangan AC yang besarnya antara 2 V sampai 12 V

b. Adaptor (penyearah arus)


Adaptor terdiri atas trafo step down dan rangkaian penyearah arus listrik yang berupa diode.

Adaptor merupakan catu daya yang ditambah denga n penyearah arus.


Fungsi penyearah arus adalah mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC.

c. Transmisi daya listrik jarak jauh


Pembangkit listrik biasanya dibangun jauh dari permukiman penduduk. Proses pengiriman daya
listrik kepada pelanggan listrik (konsumen) yang jaraknya jauh disebut transmisi daya listrik
jarak jauh. Untuk menyalurkan energi listrik ke konsumen yang jauh, tegangan yang dihasilkan
generator pembangkit listrik perlu dinaikkan mencapai ratusan ribu volt. Untuk itu, diperlukan
trafo step up. Tegangan tinggi ditransmisikan melalui kabel jaringan listrik yang panjang menuju
konsumen. Sebelum masuk ke rumah-rumah penduduk tegangan diturunkan menggunakan trafo
step down hingga menghasilkan 220 V. Transmisi daya listrik jarak jauh dapat dilakukan dengan
menggunakan tegangan besar dan arus yang kecil. Dengan cara itu akan diperoleh beberapa
keuntungan, yaitu energi yang hilang dalam perjalanan dapat dikurangi dan kawat penghantar
yang diperlukan dapat lebih kecil serta harganya lebih murah.

SOAL LATIHAN

1. Apakah perbedaan antara catu daya dengan adaptor?


2. Mengapa transmisi daya listrik jarak jauh menggunakan trafo?

RANGKUMAN

1. Menurut Faraday, adanya perubahan medan magnet pada suatu kumparan dapat menimbulkan
gaya gerak listrik.
2. Besar GGL induksi bergantung pada tiga faktor, yaitu
a. kecepatan perubahan jumlah garis-garis gaya magnet,
b. jumlah lilitan,
c. kuat medan magnet.
3. Arah arus induksi dalam kumparan selalu sedemikian rupa sehingga menghasilkan medan
magnet yang menentang sebab-sebab yang menimbulkannya.
4. Induksi elektromagnetik diterapkan pada: generator, dinamo, dan trafo.
5. Fungsi generator atau dinamo adalah untuk mengubah energi kinetik menjadi energi listrik.
6. Fungsi transformator atau trafo adalah menaikkan atau menurunkan tegangan AC. Untuk
menaikkan tegangan listrik digunakan trafo step-up, sedangkan untuk menurunkan tegangan
listrik digunakan trafo step-down.

7. Pada transformator ideal berlaku rumus 8. Untuk transformator yang tidak

ideal berlaku rumus efisiensi 9. Transformator


digunakan pada catu daya, adaptor, dan instalasi transmisi daya listrik jarak jauh
10. Transmisi daya listrik jarak jauh dapat dilakukan dengan menggunakan tegangan yang besar
dan arus yang kecil. Dengan cara ini akan diperoleh beberapa keuntungan, yaitu energi yang
hilang dalam perjalanan dapat dikurangi dan kawat penghantar yang diperlukan dapat lebih kecil
serta harganya lebih murah.

Anda mungkin juga menyukai