Anda di halaman 1dari 8

CORPUS ALINEUM PADA ANJING

Gambar 1 Anjing Tsunami

Signalement
Nama : Tsunami
Jenis Hewan : Anjing
Ras : Mallinois
Warna : Coklat
Jenis kelamin : Betina
Umur : >1 Tahun
Berat badan : 24 kg
Tanda Khusus : tidak ada

Anamnese
Tertelannya Endotracheal Tube secara tidak sengaja pada saat akan di operasi OH di
klinik veteriner

Status Present
Keadaan umum : Lemas
Perawatan : Baik
Habitus/ tingkah laku : Jinak
Gizi : Baik
Pertumbuhan badan : Baik
Sikap berdiri : Bertumpu pada ketiga kaki
Suhu tubuh : 37,7 0C
Pulsus : 168 x/menit
Nafas : 40 x/menit

Tabel 1 Hasil Pemeriksaan Fisik Hewan (Physical Examination)


Organ Indikator Pengamatan Hasil
Kulit dan rambut
Inspeksi Keadaan kulit Tidak ada kelainan
Keadaan rambut Bersih
Palpasi Permukaan kulit Tidak ada kelainan
Turgor kulit Baik (kembali <3 detik)
Kerontokan rambut Ada
Selaput lendir
Palpasi Konjungtiva Rose, licin, tidak ada kelainan
Mukosa mulut Rose, licin, tidak ada kelainan
Mukosa vagina Rose, licin, tidak ada kelainan
Mata dan orbita
Palpasi (kiri) Palpebrae Terbuka sempurna
Cilia Keluar sempurna
Konjungtiva Rose, basah, licin
Membrana nictitan Tersembunyi
Sclera Putih
Kornea Bening
Iris Kuning
Limbus Datar
Pupil Berdilatasi, tidak ada kelainan
Reflex pupil Ada
Vasa injection Tidak ada
Palpasi (kanan) Palpebre Terbuka sempurna
Cilia Keluar sempurna
Konjungtiva Rose, basah, tidak ada kerusakan
Membrana nictitan Tersembunyi
Sclera Putih
Kornea Bening
Iris Kuning
Limbus Datar
Pupil Berdilatasi, tidak ada kelainan
Reflex pupil Ada
Vasa injection Tidak ada
Telinga
Inspeksi Posisi Turun ke bawah
Bau Khas serumen
Reflex panggilan Ada
Palpasi Permukaan daun telinga Bersih, tidak ada kelainan
Krepitasi Tidak ada
Limfonodus
poplitea
Palpasi Ukuran Tidak ada perubahan
Konsistensi Kenyal
Lobulasi Jelas
Pertautan Tidak ada
Panas Sama dengan suhu tubuh
Kesimetrisan Simetris
Limfonodus lain Tidak ada kelainan
Sistem respirasi
Inspeksi Bentuk rongga thorax Simetris
Tipe pernafasan Costal
Ritme Teratur
Intensitas Tidak ada kelainan
Frekuensi 40 x/menit
Palpasi Trakhea Tidak ada reaksi batuk/sakit
Penekanan rongga thorax Tidak ada rasa sakit
Palpasi intercostalal Tidak ada reaksi batuk
Perkusi Lapangan paru-paru Tidak ada perluasan/penyempitan
Gema perkusi Nyaring
Auscultasi Suara pernafasan Tidak ada kelainan
Suara ikutan Tidak ada
Sistem sirkulasi
Inspeksi Ictus cordis Tidak terlihat
Perkusi Lapangan jatung Tidak ada kelainan
Auscultasi Frekusensi 168 x/menit
Intensitas Kuat
Ritme Teratur
Suara sistolik dan Terdengar jelas
diastolik
Suara ekstra sistolik Tidak ada
Lapangan jantung Tidak ada kelainan
Sistem digesti
Inspeksi Luka bibir Tidak ada
Mukosa mulut Pink
Gigi geligi Tidak ada kerusakan/karang gigi
Lidah Rose, Tidak ada kerusakan
Besar rongga perut Tidak ada kelainan
Bentuk rongga perut Tidak ada perubahan
Kebersihan sekitar anus Bersih
Kebersihan perineal Bersih
Esofagus Kosong, tidak ada kelainan
Palpasi Epigastrium Tidak ada respon sakit
Mesogastrium Tidak ada respon sakit
Hipogastrium Tidak ada respon sakit
Isi usus halus Teraba, tidak ada kelainan
Isi usus besar Tidak ada kelainan
Pembesaran Kolon Tidak ada
Refleks sphincter ani Ada
Auscultasi Peristaltik usus Tidak terdengar

Sistem
urogenitalia
(Betina)
Inspeksi Mukosa Vagina Bersih, tidak ada kelainan
Palpasi Kelenjar Mamae
-Besar Tidak ada kelainan
-Letak Tidak ada kelainan
-Bentuk Tidak ada kelainan
-Kesimetrisan Simetris, tidak ada kelainan
Ginjal Tidak ada kelainan
Vesika urinaria Terisi oleh urin, tidak ada
kelainan
Muskuloskeletal
Inspeksi Pertulangan kepala Kompak simetris
Posisi kepala Tegak, diatas tulang punggung
Perototan leher Simetris, tidak ada kelainan
Perototan kaki depan Tidak ada kelainan
Perototan kaki belakang Tidak ada kelainan
Spasmus otot Tidak ada
Tremor Tidak ada
Sudut persendian Tidak ada kelainan
Cara bergerak-berjalan Koordinatif
Cara bergerak-berlari Koordinatif

Palpasi Struktur pertulangan kaki Tidak ada kelainan


kiri depan
Struktur pertulangan kaki Tidak ada kelainan
kanan depan
Struktur pertulangan kaki Tidak ada kelainan
kiri belakang
Struktur pertulangan kaki Tidak ada kelainan
kanan belakang
Konsistensi pertulangan Tidak ada kelainan
Reaksi saat palpasi -
Letak rasa sakit -

Pemeriksaan lanjutan : Pemeriksaan rotgen


Diagnosa : Terdapat corpus alineum pada perut anjing
Prognosa : Fausta
Treatment :Operasi gastrotomi untuk pengangkatan corpus
alineum (ETT)
Tabel 2 Rekam Medik Pasien Tsunami
Tanggal Keadaan Umum Terapi
3 September 2012 Post Operasi Biosalamin 1ml
Pengecekan jahitan (Jahitan Hematopan 1 ml
kering, 1 jahitan lepas) Enbatic topikal
hewan lemas, tidak nafsu Ampicillin 1 tablet
makan (2xsehari)
Minyak ikan 2 kapsul
4 September 2012 Pengecekan jahitan dan terapi Enbatic topical
lanjutan Minyak ikan 2 kapsul
Hewan mulai aktif, nafsu
makan sedikit meningkat
5 September 2012 Pengecekan jahitan dan terapi Enbatic topical
lanjutan Minyak ikan 2 kapsul
Nafsu makan mulai
meningkat
6 September 2012 Pengecekan jahitan dan terapi Enbatic topical
lanjutan Minyak ikan 2 kapsul
Nafsu makan baik
7 September 2012 Buka jahitan dan terapi Enbatic topical
lanjutan Minyak ikan 2 kapsul
Nafsu makan baik

PEMBAHASAN

Gastrotomi adalah operasi membuka gastrium atau dinding lambung yang dilakukan
untuk mengambil benda asing, inspeksi mukosa gastrium terhadap kemungkinan ulcer,
neoplasma atau hipertropi dan untuk mengambil spesimen biopsi. Sebelum prosedur
pembedahan harus dilakukan pemeriksaan lengkap traktus gastrointestinalis, baik
pemeriksaan fisik maupun radiologi, selain itu juga harus dilakukan evaluasi keseimbangan
fluid dan elektrolit yang harus dikoreksi sebelum operasi. Indikasi yang paling umum untuk
gastrotomi pada anjing dan kucing adalah penghapusan benda asing (Harari 2004).
Gastrotomi juga telah digunakan untuk mengeksplorasi lumen lambung dan untuk
dekompresi serta mengevakuasi udara dan isi dalam lambung sebelum reposisi pada anjing
yang mengalami dilatasi lambung.

Hari pertama post operasi, hewan masih terlihat lemas dan tidak mau makan. Terapi
yang diberikan berupa Biosalamin® 1ml secara intramuskular, Hematopan® 1 ml secara
intramuskular, Enbatic® topikal, Ampicillin 1 tablet diberikan sebanyak 2 kali sehari, dan
minyak ikan 2 kapsul. Biosalamin ® adalah suatu bentuk obat yang dapat memperbaiki atau
merangsang metabolism tubuh. Obat ini memiliki kandungan zat aktif adenosine
triphosphoric acid (atp), magnesium aspartate, potassium aspartate, sodium selenite, dan
vitamin B12. Obat ini dapat diberikan secara intramuskular maupun secara intravena dengan
dosis pemberian 2-5 ml. Hematopan® diberikan untuk pengobatan terhadap anemia karena
kekurangan zat besi yang diakibatkan oleh parasit maupun oleh penyakit infeksi gizi tidak
seimbang. Obat ini juga membantu pertumbuhan dan menambah berat badan, juga
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Obat ini memiliki kandungan zat aktif
natrium kakodilat, amonium sitrat, metionin, histidin, triptopan, dan vitamin B12. Obat ini
dapat diberikan secara intramuscular, subkutan, maupun secara intravena dengan dosis
pemberian 1 ml per 5 kg berat badan. Enbatic ® merupakan antibiotik serbuk yang
mengandung zat aktif Zn bacitracin dan neomycin sulfat. Cara kerja obat ini, yaitu bacitracin-
neomycin bekerja secara sinergis, dimana dapat untuk pengobatan dan mencegah infeksi
lokal pada kulit dan mukosa, luka bakar, luka karena operasi, juga untuk infeksi oleh kuman
gram positif dan gram negatif. Ampicillin termasuk dalam agen bakterisidal yang mempunyai
spektrum aktivitas luas pada bakteri gram negatif dan positif. Bakteri-bakteri yang rentan
terhadap Ampicillin antara lain : Streptococcus, Staphylococcus, Cornyebacterium,
Clostridium, Fusiformis spp., E. coli, Klebsiella, Shigella, Salmonella, Proteus, Brucella dan
Pasteurella. Obat ini dapat diberikan dengan dosis untuk anjing 10-20 mg/kg IM tiap 6-8 jam
(Plumb, 1999).
Setiap hari hewan diamati keadaan umum dan perubahan kondisinya. Hewan makin
aktif bergerak dan sudah mulai nafsu makan setelah beberapa hari pasca operasi. Pengobatan
harian yang diberikan berupa Enbatic® tipokal dan minyak ikan saja. Keuntungan dari
pemberian minyak ikan adalah untuk mengobati alergi pada kulit anjing dan kondisi
autoimun, khususnya bagi kulit anjing yang kekurangan omega 3 dan membuat kulit dan bulu
anjing lebih baik.
Dalam pelaksanaan operasi gastrotomi untuk mengatasi kasus benda asing dan
mengambil benda asing tersebut dari dalam lambung dapat dilakukan dengan berbagai
macam teknik yang berbeda. Perbedaan teknik pembedahan ini meliputi perbedaan teknik
membuka rongga abdomen (laparotomi), perbedaan tempat insisi pada organ gastrium dan
yang terakhir adalah perbedaan teknik jahitan yang digunakan untuk menutup insisi pada
gastrium.
Menurut Archibald (1974) dalam Yudhie (2010), bentuk irisan untuk membuka
rongga abdomen ada beberapa macam irisan yang dapat dilakukan, antara lain median
insision, paramedian insision, perrektus insision, pararektus insision, tranversus insision.
Median insision adalah irisan yang dilakukan tepat pada linea alba, sedangkan paramedian
insision adalah irisan yang dibuat 0,5-1,0 cm pada bagian lateral dan parallel dengan midline.
Perrektus insision adalah irisan yang dibuat pada muskulus rektus abdomen yang terletak
pada bagian lateral midline sedangkan pararektus insision adalah irisan yang dibuat pada
bagian lateral muskulus rektus abdomen pada bagian kranial atau kaudal umbilicus.
Transversal insision adalah irisan yang dilakukan melintang serabut otot terutama adalah
muskulus rektus abdominis, irisan dapat dibuat unilateral atau bilateral. Menurut
Shuttleworth dan Smythe (1960) dalam Yudhie (2010), irisan pada dinding abdomen yang
akan mempermudah manipulasi pengambilan benda asing adalah irisan parakostae. Irisan
pada daerah ini dilakukan kira-kira 0,5 inci dari archus costae terakhir dan 1,0 inci disebelah
kiri daerah midline, dengan irisan dibuat sepanjang 3 sampai 4 inci . Sedangkan menurut
Meyer dan Lacroix (1975) dalam Yudhie (2010), irisan dinding abdomen yang paling baik
dilakukan untuk mengeluarkan lambung atau untuk mengambil benda asing dari dalam
lambung adalah insisi pada daerah cranial midline, karena akan dapat menghindari
pendarahan dan kerusakan jaringan.
Selain perbedaan teknik insisi dinding lambung, perbedaan metode juga ada dalam
insisi dinding gastrium untuk mengeluarkan benda asing dari dalam lambung tersebut.
Menurut Archibald (1974) dalam Yudhie (2010), teknik insisi membuka lambung yaitu insisi
dilakukan pada permukaan visceral (daerah kurvatura mayor) atau insisi pada permukaan
parietal (daerah kurvatura minor). Irisan pada kurvatura minor akan lebih sulit dilakukan
karena tertutup oleh bursa omentum, sedangkan pada kurvatura mayor irisan dapat dilakukan
dengan lebih mudah dan jarang terjadi kecelakaan operasi. Menurut Fossum (2002) dalam
Yudhie (2010), insisi pada gastrium dilakukan pada daerah yang sedikit pembuluh darahnya
pada ventral gastrium, antara kurvatura minor dan kurvatura mayor.
Perbedaan teknik penanganan yang lain adalah pada cara penutupan luka operasi pada
dinding lambung. Menurut Archibald (1974) dalam Yudhie (2010), dinding lambung ditutup
dengan dua model jahitan yaitu dengan model jahitan connel menerus dan dengan jahitan
lambert. Menurut Fossum (2002) dalam Yudhie (2010), dinding lambung ditutup dengan dua
lapis jahitan inverting, pertama dengan menggunakan model cushing atau sederhana menerus
yang terdiri dari lapisan serosa, muskularis dan submukosa, kemudian diikuti dengan jahitan
lambert atau cushing hanya pada lapisan serosa dan muskularisnya saja, dengan
menggunakan benang yang diserap 2-0 atau 3-0 seperti polydioxanone dan polyglyconate.
Komplikasi pasca operasi gastrotomi jarang terjadi. Peritonitis sekunder terhadap
kontaminasi intraoperatif dan nekrosis jaringan merupakan komplikasi yang paling parah
tetapi jarang terjadi jika teknik bedah dilakukan dengan tepat.

KESIMPULAN

Anjing Tsunami yang secara tidak sengaja menelan Endotracheal Tube secara telah
mendapat penanganan yang baik yang dilakukan di klinik pemeliharaan veteriner Direktorat
Polisi Satwa hingga kondisi anjing tersebut membaik.

SARAN

Pemasangan Endotracheal Tube pada pasien, sebaiknya dilakukan agar lebih berhati-
hati untuk menghindari kejadian berulang tertelannya alat tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Harari J. 2004. Small Animal Surgery Secrets. Hanley & Belfus Inc: USA.

Plumb DC. 1999. Veterinary Drug Handbook 3rd Edition. Blackwell Publishing: USA

Yudhie. 2010. Fisiologi dan gastrotomi pada anjing. [terhubung berkala].


http://yudhiestar.blogspot.com/2010/01/fisiologi-dan-gastrotomi-pada-anjing.html [10
September 2012]

Anda mungkin juga menyukai