Anda di halaman 1dari 4

SRAGEN - Banyak peluang untuk mendapatkan keuntungan.

Salah satunya dengan


budidaya jamur tiram. Jamur Tiram putih (Pleuratus florida) merupakan salah satu jenis
jamur yang saat ini menjadi alternatif pilihan sebagai makanan sehat yang layak
dikonsumsi. Disamping rasanya yang lezat - bahkan mirip dengan daging ayam - juga
memiliki kandungan gizi yang cukup bermanfaat, sehingga saat ini sudah menjadi
pilihan bagi masyarakat sebagai makanan yang layak dikonsumsi. Hal tersebut
menjadikan permintaan pasar akan jamur tiram semakin meningkat, bukan hanya dari
dalam negeri tetapi juga permintaan dari luar negeri yang masih sangat besar
peluangnya.

Hanya bermodalkan sekitar tujuh jutaan, seorang dapat memperoleh keuntungan


bersih hingga delapan jutaan dalam waktu 6 bulan. Berarti ini pendapatan bersih per
bulannya sekitar satu juta lebih. Bukankah ini peluang yang menggiurkan?.

Tavip (42), salah satu warga dukuh Karangasem desa Banaran kec. Sambungmacan,
Kabupaten Sragen, sudah sekitar 4 tahun lalu mengembangkanbudidaya jamur tiram
putih ini. Ia menceritakan tentang bagaimana mudahnya membudidayakan jamur tiram
putih ini. Berikut ini tips-tips untuk membudidayakan jamur tiram putih untuk
mendapatkan jamur yang besar dan putih bersih.

Tidak susah untuk mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan. Yang pertama adalah
serbuk kayu. Kayu yang diperlukan adalah : tidak yang mengandung minyak atau bahan
kimia, tidak bergetah, kering dan tidak busuk. Bahan yang kedua yakni bekatul yang
baru dan tidak berbau apek. Bekatul ini berfungsi sebagai bahan nutrisi dan sumber
karbohidrat. Bahan selanjutnya adalah kapur kawur, yang berfungsi untuk menjaga
keasaman media dan sumber mineral. Sedang bahan yang keempat adalah Gips, yang
digunakan untuk memperkokoh media tanam dalam polibag sehingga tidak mudah
hancur atau rusak disamping sebagai sumber mineral. Dan yang tak kalah pentingnya
adalah pupuk TSP, digunakan untuk mempercepat pertumbuhan miselium dan tumbuh
buah jamur.
Selain bahan utama diatas, bahan-bahan penunjang lainnya yakni kantong plastik
ukuran 20 x 35 cm, paralon, kapas alat pemadat bisa botol atau pengepres dan
aluminium foil.

Setelah bahan – bahan tersebut tersedia, serbuk kayu diayak dan dicampur dengan
bahan-bahan lain, yakni bekatul, kapur kawur, gips, dan pupuk TSP. Beri campuran air
secukupnya sampai merata agar tidak terlalu kering dan namun jangan terlalu becek.
Masukkan campuran tersebut kedalam kantong palstik, kemudian ditekan dengan botol
atau alat pengepres, lalu diberi ring / cincin paralon kemudian tutup dengan kapas.
Lapisi dengan aluminium foil atau plastik ikat atau karet. Sterilkan bag log ke dalam
autoklap dengan suhu 120 derajad Celcius selama 15 menit atau ke dalam drum yang
panasi dalam suhu 90 – 110 Celcius selama 4 – 8 jam. Dinginkan baag log pada suhu
kamar selama 24 jam.

Langkah selanjutnya adalah ”Inokulasi”. Yakni penularan atau penanaman bibit ke


media tanam bibit yang digunakan bukan hasil biakan murni bias F3 atau F4. Langkah
ini perlu kehati-hatian sedikit dan kecermatan. Siapkan alat seperti pinset, api spiritus
dan alkohol 70%. Siapkan pula bibit F3 atau F4. Sebelum melakukan, tangan harus
bersih sebaiknya dibasuh dengan alkohol. Pakaian juga harus bersih, kalau perlu
kenakan pakaian laboratorium. Bila sudah siap, buka bag log dari tutupnya. Ambil pinset
celupkan ke dalam alkohol lewatkan diatas api spiritus. Dinginkan beberapa detik. Ambil
bibit, masukkan lewat cincin atau paralon, goyangkan agar bibit merata dipermukaan
kemudian tutup kembali dengan kapas.

Setelah bag log diisi bibit, inkubasikan dalam ruang khusus dengan suhu antara 22 –
26 derajad celcius sampai miselium tampak berwarna putih dengan kelembaban 90 –
100 derajat celcius.

Jangan lupa, setelah semua langkah diatas, perlu pemeliharaan yang cermat namun
cukup mudah. Lakukan penyiraman 2 sampai 3 kali sehari setelah bag log di masukkan
ke rumah jamur. Setelah dilakukan penyobekan bag log dengan cutter secara menyilang
di bagian depan sebanyak 3 tempat dan di bagian belakang 2 tempat tergantung selera,
maka jamur akan tumbuh dari lubang sobekan tersebut.

Di musim hujan penyiraman cukup dilakukan 1 atau 2 kali saja dalam satu hari.
Gunakan sprayer sehing siramannyaa bisa merata. Jaga suhu ruangan antara 20 – 22
celcius dengan kelembaban 95 – 100%. Sebaiknya juga gunakan higrometer dan
termometer untuk mengetahui kelembaban dan suhu ruangan (bisa dibeli di apotek atau
toko bahan kimia).

Umur bag log sekitar 4 – 6 bulan dengan jumlah bag log 3000 buah akan didapatkan
1.920 kg jamur tiram putih. Jumlah ini sudh dikurangi rata-rata tingkat kegagalan.
Sehingga rata-rata setiap bag log menghasilkan 0,64 kg.Harga jamur tiram putih saat ini
ditingkat petani per kilonya sekitar Rp. 7.000,-. Sehingga dengan modal Rp. 7.211.00
akan mendapatkan keuntungan sekitar Rp. 8.141.500,-

Dalam satu bulan bapak beranak 2 ini, bisa memproduksi 5.000 sampai 7.000 log
bibit. Selain dibudidayakan sendiri, Tavip juga menjual bibit yang ia buat. Bibitnya
sangat khas berbeda dengan buatan yang lain. Ia menjual per log bibit seharga Rp.
1.600,-. Selain dari daerah Sragen sendiri, bibit yang ia hasilkan banyak dibeli petani
pengembang jamur tiram dari daerah Purwodadi, Madiun, Blora dan Surabaya.

Meski masih termasuk skala usaha home industri, ia sudah mampu mempekerjakan
4 orang tenaga kerja. Tiap hari para pekerja harus menyemprotkan air ke media bakal
bibit tersebut, karena menjaga kelembaban ruangan adalah hal sangat penting.

Sementara menurut Triatmono, Kepala UPTD BIPP Dinas Pertanian Sragen prospek
budidaya jamur tiram putih di wilayah Kabupaten Sragen masih sangat bagus, bukan
usaha musiman. Meski cuaca di Kabupaten Sragen cenderung agak panas, tetapi dengan
perlakuan khusus pembudidayaan jamur tiram di Sragen lebih baik dari daerah lain.
“Jamur yang di budidayakan di Kabupaten Sragen bentuknya lebih besar di bandingkan
dengan daerah sekitarnya, kami mempunyai kiat-kiat khusus dalam memperlakukan
budidaya jamur tiram ini “ kata Triatmono.
Kenapa jamur Tiram di Sragen bentuknya lebih besar, menurut Triatmojo kuncinya
pada pembuatan bibit yang diperlakukan dengan kiat-kiat khusus. Triatmojo
menambahkan, pangsa pasar jamur tiram masih sangat bagus , “ Kami malah kewalahan
memenuhi permintaan jamur tiram ini. Untuk itu kami terus berupaya mengembangkan
budidaya jamur tiram ini di Kabupaten Sragen, dengan cara memberikan penyululuhan
kepada petani jamur tiram” tutur Triatmono.

Dari segi kesehatan menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, jamur
tiram ini layak untuk di konsumsi. Mengandung 9 asam amino yang tidak bisa disintesis
dalam tubuh. Jamur ini juga mengandung Polysacharida yang tinggi, sehingga cocok
untuk bahan pembuatan cream, bedak atau salep untuk perawatan wajah. Bahkan
berdasarkan percobaan pada 121 pasien berjerawat kronis, dengan terapi memberikan
jamur tiram setiap hari selama 21 hari, hasilnya 73,5 % kondisinya membaik dan 18,2 %
sembuh total. Jamur ini juga sangat bagus di konsumsi karena memiliki kandungan
protein 2 x lipat lebih baik dari protein asparagus, kubis dan kentang serta 4 x lipat dari
kandungan protein pada wortel dan tomat. Jamur tiram putih juga baik untuk mencegah
penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi dan diabetes mellitus karena 72%
kandungan dari lemak pada jamur adalah asam lemak tak jenuh. (Hart - Humas)

http://www.sragen.go.id/berita/berita.php?id=6601

Anda mungkin juga menyukai