Anda di halaman 1dari 2

Halaman 383 – 385

Abstract
Teori sosial dan teori hukum memiliki keterkaitan yang erat. Ilmu sosiologi kontemporer di
Amerika sedang mengupayakan pegembangan teori hukum pada masa itu. Permasalahan
yang sedang berusaha dijawab oleh teori hukum hampir serupa dengan permasalahan yang
sedang dikaji secara sosiologi. Artikel ini membahas teori hukum kontemporer untuk
memperkenalkan para sosiolog kepada pentingnya rasionalitas; kepada critical theory;
kepada pentingnya gender, ras, dan kelas sosial dalam memahami lembaga – lembaga
sosial; kepada paham interpretive, kepada relasi antara struktur dan badan; serta kepada
bangkitnya pragmatisme.

Introduction
Suatu artikel dalam Annual Review pada umumnya diawali dengan pernyataan mengenai
urgensi kritik terhadap suatu bidang studi tertentu, dalam hal ini sosiologi. Teori hukum
(yurisprudensi) merupakan bidang studi yang kurang dikenal oleh para sosiolog, bahkan oleh
sosiolog hukum. Oleh karena itu, mengapa perlu ditulis artikel mengenai bidang studi yang
tidak memegang peranan penting dalam peta intelektual sosiologi?

Salah satu jawabannya adalah karena sosiologi merupakan cabang ilmu yang berkembang
dari yurisprudensi dan telah terkait dengan yurisprudensi sepanjang abad 19. Para ahli teori
sosial dari Eropa banyak yang mempelajari ilmu hukum karena pada saat itu sosiologi bukan
merupakan suatu bidang studi yang berdiri sendiri. Seorang sejarawan, James Whitman,
menyatakan bahwa merupakan suatu fakta yang menarik bahwa ketika ilmu sosial mulai
berkembang (/muncul), perkembangannya tidak terjadi pada kalangan theologist atau
kalangan filsuf, namun pada kalangan ahli hukum. Memahami perkembangan sosiologi
membutuhkan pemahaman mengenai yurisprudensi.

Adapun jawaban lain yaitu kemungkinan bahwa teori hukum berpotensi untuk memberikan
sumbangan penting terhadap ilmu sosiologi kontemporer karena ahli teori hukum dan ahli
teori sosial memiliki kepentingan dan tujuan yang sama pada masa itu. Objek atau fokus
utama dari teori hukum adalah peraturan hukum (hukum positif), yaitu seperangkat konsep
dan tingkatan hukum yang dipelajari oleh para mahasiswa hukum, hak – hak konstitusional,
pengesahan peraturan perundangan, pengaturan administratif, dan preseden – preseden.
Sedangkan ilmu sosiologi fokus kepada berbagai bentuk dan hasil dari kebudayaan, seperti
perwujudan budaya, sikap masyarakat, tulisan, dan gambar. Cara berpikir ahli teori hukum
mengenai peraturan hukum mendorong ketertarikan tersendiri bagi para ahli sosiologi
untuk menyumbangkan pemikiran dari segi budaya.

Namun ada hal yang lebih mendalam mengenai relasi antara teori hukum dan teori sosial.
Kedua hal tersebut berupaya untuk menyatukan teori dengan praktek sosial, antara struktur
dan badan (lembaga), antara normatif dan deskriptif, antara kesederhanaan dalam
pengaturan formal dan pendeskripsian atau penjelasan fenomena secara spesifik. Ahli teori
sosial abad 19 mengubah hukum untuk melihat bagaimana mengorganisasi (mengatur)
masyarakat, dan pada abad ke 20, mereka mungkin akan merujuk pada hukum untuk
memahami kompleksitas dunia sosial.

Penulis mengajukan suatu catatan kepada sosiolog untuk membaca lebih lanjut mengenai
yurisprudensi. Ahli teori hukum sering menemukan bahwa sosiolog membutuhkan beberapa
jawaban berbeda terhadap satu pertanyaan yang sama.

Yang mengatakan, saya harus memberikan catatan peringatan kepada sosiolog tentang
melakukan bacaan luas dalam yurisprudensi. Ahli teori hukum sering menemukan bahwa
pertanyaan yang sama yang diajukan sosiolog perlu jenis jawaban yang berbeda. Ahli teori
hukum cenderung bolak-balik antara argumen deskriptif dan normatif lebih lancar daripada
kebanyakan teori sosial (meskipun teori sosial feminis adalah satu pengecualian penting
untuk ini). Banyak ahli teori hukum juga menerima fitur kontingensi tertentu dari sistem
hukum yang lebih pasti daripada yang bisa dibayangkan oleh para sosiolog, kadang-kadang
menyampaikan kesan bahwa pengadilan adalah satu-satunya institusi di alam semesta atau
bahwa aturan prosedur sipil Amerika (misalnya) yang sama pasti bagai benteng dan tidak
biasa seperti gravitasi. Namun demikian, seperti yang ingin saya tunjukkan dalam makalah
ini, ahli teori sosial mungkin menemukan bahwa teori hukum cukup relevan untuk
menjawab pertanyaan mendesak dalam sosiologi kontemporer.

YURISPRUDENCE DAN SOCIOLOGY: SEJARAH SINGKAT


Marx, Durkheim, dan Weber memiliki ikatan yang kuat dan mendalam dengan hukum;
Marx dan Weber menerima pendidikan universitas mereka dalam bidang hukum, dan
Weber menghabiskan tujuh tahun dengan mempraktikkannya. Durkheim menulis tentang
hukum sepanjang karirnya. Dia percaya bahwa hukum adalah contoh terbaik dari fakta
sosial dan bahwa evolusi masyarakat dapat dilacak melalui penjabaran relatif hukum
perdata dan pidana (Durkheim 1964, Lukes & Scull 1983, Hunt 1978, Grace & Wilknson
1978). Marx berpikir bahwa bagian yang paling penting didefinisikan melalui hubungan dari
kepemilikan yang sah secara hukum dan bahwa hukum dapat dipahami sebagai formasi
ideologis (Cain & Hunt 1978, Collins 1984). Bagi Weber, zaman modern dicirikan terutama
oleh kemenangan otoritas hukum-rasional di mana lembaga-lembaga sosial semakin
ditaklukkan oleh norma-norma yang dimodelkan pada prosedur hukum formal (Weber
1978, Kronman 1983, Tronto 1984)

Anda mungkin juga menyukai